Most Popular Girl Next to Me Chapter 46 Bahasa Indonesia


Chapter – 46


"Echizen-chan, Setsu-kun sudah pergi dari tadi."
Aku berjongkok dengan seragam kerja part-time saat aku mendengar Owner memanggilku dari luar ruang ganti. Setelah sekitar 10 detik, aku perlahan keluar dari ruang ganti.
“Apa itu baik-baik saja? Tidak mengatakan apa pun. "
"..."
"Meski kau bilang bahwa kau ingin dia tetap bekerja di sini."
Owner mengatakan itu seolah-olah menyalahkanku akan sesuatu.
"... Aku tak apa-apa."
"..."
Aku menjawab seperti itu, tapi Owner tampaknya tidak yakin sama sekali. Sebaliknya, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu. Kemudian, dia tiba-tiba membawa cermin tangan ke arahku.
"Jika kau mengatakannya dengan wajah seperti itu, itu tidak terlalu meyakinkan."
"!!!!"
Sosokku yang terpantul di cermin tangan tampak sangat lemah. Itu adalah wajah yang terlihat seperti air mata bisa keluar kapan saja.
"Aku memiliki banyak pengalaman yang berbeda dalam percintaan, tetapi jika aku tidak membantu, akhirnya aku akan menyesali itu, pikirku."
Owner mengatakan itu padaku dengan baik. Aku tidak pernah memberitahunya, tapi sepertinya dia menyadari bahwa aku menyukai Setsu-kun. Yah, kurasa siapapun akan cepat menyadarinya secara normal.
"Ayo, kejarlah Setsu-kun."
"... Tidak perlu."
"... Hah ~"
Melihat diriku menunduk ke bawah seperti ini, Owner membuat desahan yang berlebihan.
“Itulah yang kau bilang, Echizen-chan, lalu kenapa kau memutuskan untuk datang bekerja hari ini? Bukankah itu supaya kau bisa memberi tahu sesuatu pada Setsu-kun? ”
Nada Owner terdengar sedikit marah. Itulah yang dikatakan Owner, tapi dari awal aku tak pernah berniat mengakui perasaanku .. Aku datang bekerja hari ini karena aku akan menyerah.
"Jika seorang teman dalam game adalah seseorang yang aku tahu dalam kehidupan nyata"
Jika Setsu-kun berada dalam situasi itu, apa yang akan terjadi? Aku akhirnya jatuh cinta pada masalah sederhana semacam itu. Jadi, aku ingin menyangkal perasaanku terhadap Setsu-kun.
"Bukannya aku datang untuk menyukaimu" , itulah yang ingin kukatakan.
Tapi pada akhirnya, kata-kata itu tak pernah terucap dan menjadi, "Kukira aku benar-benar datang untuk menyukaimu."
Jika akhirnya aku mengatakan hal seperti itu, aku akan mengharapkan sesuatu. Itu sebabnya aku terus bersembunyi di dalam ruang ganti. Jika aku melihat Setsu-kun sekali lagi, emosiku akan berakhir meledak dan aku mengakui perasaanku padanya.
"Tidak, bukan seperti itu."
Aku membalas Owner dengan nada tajam, aku sekali lagi kembali ke ruang ganti. Lalu, aku dengan cepat berganti dan meninggalkan ruangan.
'' Aku akan pulang sekarang. Terima kasih atas kerja keras Anda. "
"... Terima kasih atas kerja kerasmu."
Owner tampaknya sedikit marah saat aku pergi ke suatu tempat. Kemungkinan besar, itu adalah bagian dari kebaikan Owner karena dia tidak ingin aku menyesalinya. Namun, aku merasa menyesal padanya karena aku tidak bisa menerima sarannya.
Lagipula, Aku akan sangat menyesali ini. Karena aku tak pernah menyampaikan perasaanku... Aku takkan menyampaikan perasaanku kepada orang yang sangat aku sukai.
Aku mungkin akan menyesali ini selamanya. Aku bisa mengakui padanya pada saat itu. Tapi aku tidak melakukannya. Itu karena selama Setsu-kun bahagia, aku tak bermasalah dengan itu.
Aku tidak ingin dia menderita karena pengakuanku. Itu benar-benar menyakitkan ketika Kawachi-kun mengaku padaku. Memiliki seseorang menyukai diriku adalah sesuatu yang membuatku senang, tetapi mengetahui bahwa aku akan mengkhianati perasaan itu rasanya sangat menyakitkan. Selama beberapa hari berikutnya, aku sangat menyesal bahwa aku tak bisa bersemangat dalam melakukan apapun.
Aku tidak ingin Setsu-kun menderita karena sesuatu yang aku lakukan.
Jika aku mengaku padanya, ada kemungkinan kita berpacaran, tapi kemungkinan itu bisa terjadi sangatlah kecil. Itu sebabnya aku tidak akan melakukannya. Meskipun aku sangat percaya ini, karena apa yang dikatakan Setsu-kun, aku masih terus merasa penasaran.
Jika aku mengatakan kepadanya bahwa aku adalah teman dalam game-nya, bagaimana reaksinya? Mungkin, dia akan mengencaniku karena itu. Merangkul harapan yang sangat redup itu, pada akhirnya aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Aku merasa sedikit menyesal karena itu, tapi itu sekarang sudah tidak terlalu penting.
Untuk saat ini, aku senang bahwa aku tidak mengeluarkan kata, "suka". Sejujurnya, bekerja bersama dengannya har ini dan berbicara dengannya tentang game itu sangat buruk. Aku hampir akan mengungkapkan pengakuanku kepadanya setiap saat.
Setiap kali aku melihat senyuman Setsu-kun, setiap kali aku mendengar suaranya, hanya itu yang bisa aku pikirkan. Keinginan untuk mengaku padanya semakin kuat.
Ah ~ aku bersyukur bahwa aku tidak mengakui perasaanku. Aku bersyukur bahwa aku tidak menyakiti Setsu-kun. Ini adalah apa yang aku katakan pada diriku sendiri ketika aku sedang berjalan sendirian di jalan menuju rumahku.
Lalu, tetesan besar air mata mulai mengalir dari mataku. Namun, aku tidak menyekanya. Aku sudah tahu mengapa air mata ini meluap. Aku sudah tahu perasaanku sendiri. Namun, aku tidak bisa mengarahkan mataku ke arah itu. Takkan ada jalan untuk berhenti jika aku melakukannya. Itu sebabnya aku putus asa memalingkan muka. Sampai pada hari dimana perasaan-perasaan ini lenyap, aku tidak akan pernah menarik perhatianku pada perasaan “suka” ini. Jadi, aku membuat keputusanku, tapi ...
"..."
Perasaan di dalam dadaku memberontak seperti naga yang dikurung, dan aku menjadi tidak bisa mengabaikan mereka.
... Itu sebabnya, hanya untuk saat ini. Untuk momen terakhir ini, aku diizinkan untuk meluapkan emosi-emosi ini, ‘kan? Aku tidak tahu pada siapa aku menanyakan pertanyaan itu. Lalu, aku mengatakannya.
"Aku menyukaimu, aku benar-benar mencintaimu."
Itu adalah kata-kata yang dimaksudkan untuknya dan keluar dari mulutku tanpa berpikir. Karena tidak ada orang di jalan yang gelap ini, tidak perlu merasa malu.
Setelah mengatakan itu, emosiku yang baru saja lepas kendali, mulai sedikit tenang. Meski itu hanya untuk diriku sendiri, aku berpikir bahwa begitu aku mulai, aku tidak akan bisa berhenti jika melanjutkan, tapi bukan itu masalahnya.
Di dalam hatiku, ada perasaanku terhadap Setsu-kun. Bahkan sekarang aku dapat mengatakan bahwa aku sangat menyukainya. Tapi, ada sedikit tembok yang menghalangi. Ada juga sesuatu selain diriku di balik perasaan itu. Sekarang, kemungkinan besar aku sudah menyerah apa yang kupercayai.
Aku mungkin tidak akan bisa melihat Setsu-kun lagi. Jika kita bertemu, itu mungkin akan menjadi percakapan santai. Dia atau aku tidak akan menjadi bagian utama dari kehidupan satu sama lain lagi.
Namun, aku harap. Aku berharap Setsu-kun akan bahagia.
Aku mencintaimu, selamat tinggal.
Lain kali, ayo kita bertemu sebagai teman dalam game.








close

4 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. chapter yg pling bikin terharu, good joob min

    BalasHapus
  2. 😁 😆 😄 😃 😀 😊 🙂 (😞 😔 💔)

    BalasHapus
  3. ~~~Rute Echizen Versi Fan~~~
    Chapter - 46

    "Echizen-chan , Setsu-kun sudah pergi"

    Aku sedang bersandar di loker sambil merenungkan keputusanku, Owner memanggilku dari luar ruang ganti.

    "Apa kamu tidak akan menyesalinya"
    "......"
    "Bukannya kau bilang bahwa kau ingin dia tetap di sini."

    Owner mengingatkanku dengan keinginanku, aku tau keinginanku egois.

    "Setsu-kun melakukan apapun yang dia inginkan, aku tidak berhak untuk memutuskan apa yang akan dia lakukan"
    "......"
    "......"

    Owner menutup mata dan menghela napas seakan-akan sudah memutuskan apa yang ingin dia katakan

    "Echizen-chan, kau harus mengejarnya"
    "Tidak perlu"
    "Mengapa? Kau akan menyesalinya"

    Owner tiba tiba menjadi menyebalkan, lalu aku menyadari bahwa bukan saat ini saja owner menjadi menyebalkan. Aku jadi teringat saat saat sebelum aku menyadari akan perasaanku kepada Setsu, owner selalu membuat momen agar aku dan setsu bisa menjadi dekat. "huft.. sudahlah.. semakin memikirkannya semakin menyakitkan". lagipula tidak ada yang bisa aku lakukan untuk luka yang sangat pedih ini.
    Setidaknya Setsu-kun bahagia.

    "Echizen-chan. Aku memilik pengalaman cinta yang berbeda, aku tidak bisa bilang bahwa aku mengerti tentang cinta."
    "..."
    "Tapi satu hal yang aku mengerti kalau ditinggal oleh orang yang kau cintai itu sangat menyakitkan, aku menyesal tidak menyampaikan apa yang ada di dalam hatiku, aku ingin tetap bersamanya."
    "..."


    pengen ngetik kelanjutan tapi aku sadar diri, nilai bahasa indonesia-ku di ijazah pas pasan. Baru sadar kalo belajar bahasa indonesia itu penting buat untuk mengungkapkan isi kepala kita dan itu seru,

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama