The Result When I Time Leaped Chapter 35 Bahasa Indonesia


Ketakutan Hiiragi-chan

Sudut Pandang Hiiragi Haruka
[Selamat pagi, Seiji-kun ♪]
Hal pertama yang harus dilakukan usai bangun pagi ialah mengirim pesan selamat pagi pada Seiji-kun. Sembari mempersiapkan diri untuk bekerja dan menunggu balasan, pesan balasan pun datang.
[Yeah.]
Hmm. Itu saja? Nampaknya kurang bersemangat dari biasanya ... Seharusnya kan membalas selamat pagi juga , atau aku akan melakukan yang terbaik hari ini , atau mungkin bahkan aku mencintaimu ?? Rasanya agak sedih, jadi aku mengirim [Ayo lakukan yang terbaik di sekolah, oke!], Tapi tidak ada balasan sama sekali.
Muuuu ... Mungkinkah ini, masa di saat Ia sudah merasa bosan denganku ... !? Karena sudah berpacaran, dan ketika sensasi jantungmu berdetak lebih cepat sudah menghilang, status pasanganmu mulai berantakan. Mungkinkah sudah memasuki masa seperti itu!?
"Mungkin, Seiji-kun, sudah tidak tertarik lagi padaku ...?"
Ma-Mana mungkin…. Baru sebulan lebih kami berpacaran ...
Aku menggelengkan kepala.
Seiji-kun adalah siswa SMA yang sensitif. Dibandingkan dengan guru yang harus melakukan pekerjaan yang sama setiap hari, pasti ada banyak hal menarik lainnya yang harus ia lakukan. Seiji-kun, orangnya sangat baik dan keren, jadi Ia mungkin sangat populer ... Mungkin. Jika aku berusaha keras, anak cewek SMA tidak mungkin bisa menarik perhatian Seiji-kun. Aku harus bisa mempertahankannya.
"Hiiragi, akan melakukan yang terbaik!"
Meski aku bilang begitu, tapi apa yang harus aku lakukan ...? Di sampul depan majalah kencan yang terletak di atas meja, terdapat kata-kata "Mengubah Kesan" tertulis di atasnya.
"Baiklah. Sudah diputuskan! ”
Rambutku yang biasanya dikuncir, khusus hari ini, aku sampirkan ke sisi pundak kiriku. Ya ya, tak disangka ternyata bagus juga! Aku terlihat lebih dewasa dari biasanya. (TN : Hair Style of the Death :v wkwkwkwk)
"Seiji-kun, aku penasaran apa yang akan Ia katakan nanti…... Gufufu."
Kau terlihat lebih dewasa hari ini, Haruka-san. Aku menyukaimu! Aku cinta kau! Apakah Ia akan mengatakan sesuatu seperti itu?
"Gufu ... Gufufufufufufufu."
Aku masuk ke mobil dan mulai pergi ke sekolah.

uuuu

Di ruang guru, aku mempersiapkan barang-barang untuk pelajaran di kelas, dan sembari melakukan hal yang lain, aku menunggu pertemuan.
Seiji-kun, apa Ia akan datang?
Setiap guru wali kelas sudah pergi ke kelas masing-masing, dan setelah periode homeroom berakhir mereka pun kembali.
Seiji-kun, apa Ia akan datang?
Jam pelajaran pertama pun berakhir, dan sekarang istirahat 10 menit.
Apa Ia akan datang? Seiji-kun. Ia masih belum datang juga?
Masih belum ada tanda-tanda Ia akan memasuki ruang guru. Aneh sekali. Padahal hari ini, Ia berangkat sekolah ...
"Ah! Sensei, tumben sekali hari ini rambut anda ngga dikuncir! ”
"Benar! Anda juga terlihat imut dengan gaya rambut begitu! ”
Gadis-gadis kelas tiga menyadari perubahan gaya rambutku dan memujiku.
"Ahaha, terima kasih."
Hiiragi dengan rambut tergerainya,  Bagus!! Aku sudah mengkonfirmasinya !! Gufufu. Itu sebabnya Seiji-kun, kamu harus cepat ... Apa Ia akan datang? Apa Ia akan datang? Sowa sowa ...
...
Ia tidak datang sama sekali!!! Mouuuuu, aku marah. Jika itu masalahnya, aku akan pergi dan menemuinya. Zun zun, dengan suara langkah kakiku yang berdering, aku menuju ke lantai 2, ke tempat kelas B, tempat di mana Seiji-kun berada.
"Sei .. Sanada-kun, apa Ia ada di sini ...?"
Diam-diam aku mengintip melalui kaca pintu. Lalu, aku membuka pintunya, tapi, sama sekali  tidak ada siswa di dalamnya.
“Ah, Sensei. Apa Anda memiliki urusan dengan Kelas B? Kelas A dan Kelas B sudah ganti jam ke jam pelajaran olahraga, ”
Seorang siswa yang kebetulan lewat mengatakan itu padaku.
“Ah, begitu ya. Terima kasih ….. Sayang sekali ... ”
Aku menurunkan bahuku dengan kecewa. Seiji-kun! Hiiragi-sensei, tidak selalu punya waktu luang tahu!
“Di mana mereka melakukan jam olahraganya? Apa di lapangan?"
"Bukannya mereka di gedung olahraga?"
"Oke terima kasih!"
Jika sudah begini, meski sedikit keras kepala, aku akan memaksanya untuk bilang. Bahwa, Haruka-san sepertinya sedikit berbeda dari biasanya.
"Fuuu"
Aku bernapas lega melalui hidungku, dan berlari menuju gedung olahraga. Lonceng berbunyi, dan jam pelajaran pun dimulai. Dengan sedikit membuka pintu besi gedung olahraga yang berat, aku mengintip ke dalam. Ah, itu dia. Seiji-kun memiliki ekspresi mengantuk di wajahnya dan lumayan imut. Siswa lain menyadari keberadaanku, dan melambaikan tangan mereka sambil memanggilku, jadi aku melambaikan tangan sebagai balasan.
Namun, orang yang sedang aku cari, Seiji-kun, malah tidak melihat ke arah diriku sama sekali.
"Yeah, ohon, gohon! Ooohon !! " (TN: Hiiragi-chan lagi pura-pura batuk :v)
Setelah aku membuka pintu sedikit lebih lebar supaya lebih mudah untuk melihat wajahku, Seiji-kun akhirnya menyadarinya.
"..."
Ba-Bagaimana? Bagaimana pendapatmu dengan diriku yang versi upgrade ini!? Pui, tanpa reaksi apa pun, Ia langsung membuang muka. Ap-Apa-apaan itu ...! Haruka-san kesayanganmu datang jauh-jauh ke sini, tahu!! Aku mau memamerkan gaya baruku pada Seiji-kun. Ap-apa ini gagal ... !?
"Kenapa Ia cuek begitu ... rasanya sedikit menyedihkan ..."
Gogogo, dengan efek suara aneh, ada sebuah bayangan yang menutupi wajahku.
"... Hiiragi-sensei."
"... Y-Ya?"
Mendongak dengan suara kecil, guru olahraga, Komada-sensei, memandangku dengan badannya yang tinggi. Seiji-kun pernah bilang kalau kau sembarangan memanggilnya sebagai clean-up hitter*, ia akan menjadi gila. Namun aku tidak begitu mengerti apa maksudnya. (TN: Ngga nemu terjemahan yg pas, jadi saya biarin aja)
... Di-Dia sangat menakutkan ...
"Apa anda sedang mengawasi pelajaran ini?"
"... Ti-tidak ... Daripada mengawasi ... Aku ingin tahu apa Anda akan membiarkan saya untuk melihat-lihat ... sesuatu seperti itu ..."
Keringat dingin terus bercucuran…… ...
Eh. Apa mungkin Ia marah padaku !? Apa dia marah kalau aku ingin melihat para siswa meski aku ini guru sejarah dunia !? Di belakangnya, Seiji-kun membuat ekspresi yang seolang ingin  mengatakan "Jangan katakan apa-apa lagi."
Se-Seiji-kun ... apa kamu bisa mengatakan sesuatu untuk membantku ... to-tolong ...
"Sekarang adalah jam pelajaran olahraga."
"Y-ya"
"Meski anda bilang kalau anda sedang tidak mengajar, tolong jangan keluyuran sembarangan."
"Ma-Maaf."
Aku membuatnya marah ... tentu saja Ia akan bersikap begitu... Sebagai seorang guru, aku dimarahi oleh Senpai-ku.
Fuguuuuu ...
“Jika anda punya waktu luang, kenapa tidak mengawasi pelajaran sejarah dunia di kelas lain, dan melihat bagaimana mereka memahami pelajaran.”
Dia cukup kaku ... Sebagai orang yang bekerja, aku dimarahi ...
"Sa-Saya tidak benar-benar luang ..."
"Lalu mengapa anda datang jauh-jauh ke sini?"
Ekspresi Komada-sensei seolah memiliki maksud, "Enak ya bisa punya waktu luang,".
Ugugugugu. Ini sangat menyebalkan ... Tapi berbicara tentang beban kerja kita, cleanup hitter ini mungkin punya lima kali lipat lebih berat ketimbang milikku, jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu ...
"Aku hanya kebetulan lewat ..."
"Hiiragi-sensei, apa ini mungkin tentang pelajaran selanjutnya?"
Tatata, Seiji-kun datang dengan berlari. Seiji-kunnnnnnnnnnn. Aku sudah hampir menangiisssssssssssssss.
“... Apa maksudmu tentang pelajaran selanjutnya? Apa itu?"
Seiji-kun langsung berbalik.
Apa? Apa yang Ia bicarakan? Seiji-kun, yang sudah mendapatkan ketenangannya kembali mulai menjelaskan kepada Komada-sensei.
“Sensei, aku bertugas hari ini. Selama pelajaran sejarah dunia, kita akan menonton DVD, jadi ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk itu. "
... Tapi ‘kan kita takkan menonton DVD hari ini? Terkadang, kita memang menonton sesuatu dari Penem— Miste — Dunia! (TN: Semacam badan Geografi Nasional di Jepang, makanya sedikit di sensor.)
Garis pandang cleanup hitter ini langsung beralih ke arahku.
“U-umm, itu benar. Ha-Hanya sedikit, beneran hanya sedikit, kami perlu waktu bicara. ”
"Begitu ... Mulai sekarang, tolong lakukan hal seperti itu saat istirahat."
Komada-sensei langsung pergi menjauh.
Seiji-kun keluar dari gedung olahrag dan dengan cepat menarik tanganku.
“Sei — Sanada-kun, hari ini bukan hari DVD, loh? Selain itu, Kamu tidak bertugas hari ini. "
"Itu hanya dibuat-buat. Jika aku tidak segera membantu, Sensei, kau terlihat seperti akan menangis kapan saja. ”
Setelah melihat-lihat ke sekeliling sebentar, Seiji-kun membawaku ke ruang ganti.
"Kesampingkan hal itu dulu, bukannya kamu tidak perlu bersikap begitu….sampai-sampai tidak menunjukkan reaksi sama sekali ... Jika kamu terus bersikap cuek, aku merasa khawatir."
"Ah, jika aku bereaksi, mungkin akan ketahuan kalau kamu datang untuk menemuiku, ‘kan?"
Uu. alasan yang tepat juga ...
"Ta-Tapi ... pagi ini, pesan yang kamu kirim tidak terlalu bersemangat ... aku penasaran apakah kamu sudah bosan denganku, dan menjadi khawatir ..."
“Pagi ini aku sangat sibuk, dan ada banyak hal yang aku pikirkan, tapi aku pasti merenungkannya. Tapi, yang pasti bukan karena aku sudah bosan atau semacamnya. ”
Ahh, syukurlah. Itu sangat melegakan. Kurasa aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. I-itu benar. Sowa sowa, aku menyentuh rambutku yang aku tidak aku kuncir hari ini.
"Seiji-kun, apa ada yang ingin kamu katakan padaku?"
"Eh? Ah ... Kenapa kau bisa tahu kalau aku tidak bertugas hari ini? "
"Fufun. Seiji-kun, aku tahu jadwal pergantian tugas kelasmu seperti punggung tanganku sendiri! Sebaliknya, bukan itu maksudku! Da-Dan juga ... terima kasih sudah membantuku tadi di sana. "
"Ya. Sama-sama. Kalau begitu, aku harus segera kembali. "
Tanpa ada kesempatan untuk memanggil dan menghentikannya, Seiji-kun meninggalkan ruang ganti.
Kemudian, Ia dengan cepat berbalik.
“Rambutmu yang tergerai seperti itu sangat cocok untukmu, Sensei. Itu membuatmu terlihat lebih dewasa. ”
Dia kemudian melambaikan tangannya, dan kembali ke dalam gedung olahraga.
"Mo-Mou ... Ji-Jika Ia tau, bilang dari dulu dong ... mouu ... aku mencintainya ..."
Saat makan siang tiba, aku akan memanjakannya. Nampaknya ketakutanku hanya sia-sia belaka, dan aku bisa memastikan sekali lagi betapa aku mencintai Seiji-kun.





close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama