The Result when I Time Leaped Chapter 37 Bahasa Indonesia




Cinta dan Diet

Sudut Pandang Hiiragi Haruka
Kapan terakhir kali aku melakukan ini ...? Karena terakhir kali adalah liburan musim semi, itu artinya sudah dua bulan berlalu. Aku baru saja keluar dari kamar mandi, jadi mungkin kalau aku mencobanya sekarang maka tidak ada apa-apa.
Funyaaaaaaaaaaaaa !? Berat badanku naiiiiiikkkkkkkkkk!? ”
Angka yang tertulis di timbangan berubah menjadi angka yang begitu besar! Ini meningkat 5 kali lipat dari yang aku ingat!!
"Kenapa…?"
Kedua tanganku — Puni ~ n. (TN: efek suara Hiiragi-chan lagi memeriksa tubuhnya dengan cara menyubitnya)
Pahaku — Funi, funi.
Perut — Funinini.
"Fuguu ... egu ... fueeh ..."
Aku langsung berjongkok lemas karena putus asa. Berat badanku naik ...! Aku tidak bisa membuat alasan lagi...
Kapan terakhir kali aku berolahraga?
Ah. Ini gawat, aku tidak ingat sama sekali karena sudah begitu lama. Bekerja, makan, minum sedikit alkohol dan kemudian tidur —— hari berikutnya dimulai dengan bekerja lagi. Selama akhir pekan, aku bermesra-mesraan sepanjang hari dengan Seiji-kun ... Lalu, hal tersebut berulang lagi.
Sungguh kehidupan yang menyenangkan! Tapi, berat badanku jadi bertambah ...!
"Kebahagiaan dan berat badan, mereka saling berkaitan dengan cara yang aneh ♪"
Tunggu, sekarang bukan waktunya untuk membuat alasaaaaannnnnn! Aku harus keluar dari lingkaran cara hidup yang bikin gemuk ini!
"Hmm? Tapi jika itu Seiji-kun, aku pikir Ia akan mengatakan sesuatu seperti, “Jika kau sedikit chubby, Kau malah kelihatan lebih manis, Haruka-san. Aku mencintaimu ” , atau sesuatu semacam itu! Mungkin!!"
Secara pribadi, berubah menjadi gemuk adalah hal yang buruk, tapi bagi Seiji-kun, mungkin malah bisa menjadi nilai tambah.
"Niheheheh ..."
Yang artinya, plus ditambah minus hasilnya akan kembali menjadi nol. (TN: Jenius Matematika nih Hiiragi-sensei :v)

vvv

"... Sensei, apa belakangan ini berat badan anda naik?"
Hari berikutnya saat istirahat makan siang. Di dalam ruangan klub ekonomi rumah, dengan berkumpulnya empat orang yang sedang makan siang bersama, Sana-chan mengatakan kalimat kejam kepadaku.
Seiji-kun melirikku. Ayo timpali, Seiji-kun. "Jika kau sedikit lebih gemuk, Sensei bahkan lebih manis " . Cuma itu yang harus kamu katakan.
"..."
Ia malah mengabaikannya !?
Busutto, Sana-chan menusukkan jarinya ke sisi badanku tanpa ampun.
"Wah. Rasanya sangat lembut ... "
"Hentikan. A-Aku tidak bertambah gemuk ... Ini …….. Jika aku bertambah gemuk, aku tidak akan bisa memasuki rumahku. Oleh karena itu, ini hanya semacam kesalahan saja. "
Fuun, Sana-chan mendengus seraya Ii-san dari seberang meja mulai menatapku.
"... Wajah anda, terutama garis wajah di sekitar rahang anda menjadi kurang terlihat. Terus, wajah anda semakin membulat. ”
"Guuu ... ini karena kebahagiaan. Karena aku terlalu bahagia, aku menjadi sedikit lebih gemuk. ”
Iya ‘kan, Seiji-kun? Aku mengirim kode senyum ke arahnya, dan kemudian, Seiji-kun menatapku seolah-olah sudah membuat keputusan.
"Ya. Aku juga berpikir kalau mungkin bukan begitu, tetapi, aku harus mengatakannya dengan jujur. Sensei, berat badan anda semakin naik, ‘kan? ”
"Gufuu ..."
Terlalu jujur dan mengatakannya dengan wajah yang serius, hatiku seolah-olah tertancap panah sebanyak tiga kali berturut-turut ...
"Tapi, cuma sedikit gemuk seharusnya…. ..."
“Sensei, kalimat itu, anda akan mengakui sendiri kalau anda bertambah gemuk jika bilang begitu, tahu? Anda merasa malu, jadi anda berusaha menutupinya dengan penjelasanmu sendiri, ‘kan? ”
"Jangan katakan itu ..."
Saat aku menunduk ke bawah, Seiji-kun ikut berkomentar.
“Ini adalah hal yang biasa bagi orang yang sudah bekerja, tapi Anda kurang  berolahraga. Itu mungkin tidak baik. Jika anda terus begitu, anda akan berakhir memiliki tubuh yang sangat gemuk . ”
Yah, kurasa ini tidak bisa dihindari. Aku harus melakukan diet. Aku tidak pernah melanjutkan dietku yang dulu, dan jika aku berhenti, berat badanku akan naik lagi.
“Ngomong-ngomong, Ii-san, Sana-chan, apa kalian berdua melakukan sesuatu? Maksudku, diet? "
Mereka berdua memandang satu sama lain dan kemudian menggelengkan kepala.
"Sana adalah tipe orang yang tidak mudah gemuk."
"… Aku juga sama."
Mustahil ada tipe tubuh yang seperti itu, rasanya tidak adillll ...!
"Aku akan melakukannya! Kalian lihat saja nanti! ”
Di akhiri dengan gebrakan, aku langsung keluar dari ruangan klub ekonomi rumah. Meski aku bilang begitu, aku tidak punya waktu untuk melakukan diet. Bahkan jika aku ingin berlari di malam hari, aku kurang suka …... Selama akhir pekan, aku ingin menghabiskan waktuku dengan Seiji-kun ...
Ah….
Mungkin saja timbangan di rumahku yang rusak ... !?
Aku pergi ke ruang UKS, menutup tirai dan mengunci pintu.  Langsung menanggalkan pakaianku, lalu perlahan-lahan berdiri di atas timbangan...
...
Funyaaaaaaaa !? Seperti yang kuduga, berat badanku bertambah, apalagi sekarang, malah lebih berat dari kemarin !? ”
Ji-Jika terus seperti ini ……. Aku akan dibenci oleh Seiji-kun ...
"Haruka-san yang gendut, itu sedikit …... Ada batasan dengan apa yang harus kukatakan ..."
Tidaaaaaaaaaaaak!
Pertama-tama, ketimbang bepergian menggunakan mobil, aku harus menggunakan sepeda ...!
Dengan begini, setidaknya aku bisa berolahraga sedikit, dan dalam sekejap mata, berat badanku akan turun, “Haruka-san, kau sudah menjadi sangat langsing. Cantik sekali! Aku mencintaimu! ” Seiji-kun akan menatapku dengan mata yang dipenuhi kasih sayang. Mungkin!

vvvv

... Setelah menunggu selama sebulan penuh, berat badanku masih tetap sama ...
Diet, aku meremehkan dirimu...
Setelah kembali ke rumah dengan sepedaku, ada telepon dari Seiji-kun.
"Aku mau jalan-jalan jam 9 malam nanti. Apa kau mau ikut, Haruka-san?"
"Ya! Ah, tapi, apa tidak masalah? kalau kita bersama nantinya... "
"Aku akan memakai topi, dan sudah malam pula. Jadi kurasa akan baik-baik saja. "
Apa Seiji-kun juga mulai melakukan diet ...? Yah, kurasa tidak apa-apa. Setelah membuat makanan sederhana dan beberapa persiapan, Seiji-kun pun datang.
“Ini pertama kalinya kau mengunjungiku pada hari biasa. Entah kenapa rasanya  sangat menyenangkan ♪ ”
Aku mencoba memegang tangannya, dan keasyikan sendiri, tapi tanganku langsung dilepaskan.
"Haruka-san, kita mau jalan, berbeda dari berjalan-jalan biasa."
"In-Ini.......berbeda?"
“Ini bukan semacam jalan-jalan pada saat kita kencan. Tapi melainkan olahraga berjalan. Ayunkan lenganmu saat kau berjalan, dengan niat seolah-olah kau sedang berlomba. "
"Kesenangan jalan-jalan sudah menghilang !?"
Dan begitulah, di bawah instruksi Seiji-kun, jalan-jalan malam hari kami dimulai. Pada awalnya, aku berjalan dengan mengerahkan semua tenagaku, tapi setelah terbiasa, aku bisa dengan santai memulai percakapan dengan Seiji-kun.
"Seperti yang kuduga, kamu tidak suka saat aku bertambah gemuk, ‘kan?"
"Itu bukan pertanyaan yang sedang aku pikirkan sih, tapi lebih ketimbang apa yang dipikirkan orang itu sendiri, ‘kan?  Bukannya kau sendiri yang tidak suka bertambah gemuk? ”
"Ya, Aku tidak menyukainya."
"Kalau begitu, ayo bekerja lebih keras?"
"Ah, yeah."
Uuuuu ... Dia orang yang sangat disiplin sampai sekarang, tapi sungguh, Seiji-kun  yang tsundere ...
Uuuu… aku menyukainya. Aku akan diam-diam menggenggam tangannya — Au, aku ditolak sekali lagi ... rasanya sangat menyedihkan …...
"Untuk sekarang, tidak ada waktu untuk mesra-mesraan, mengerti?"
"Ya…"
Mou, aku bahkan tidak tahu siapa yang jadi gurunya sekarang.
“Tapi tetap saja, Seiji-kun juga melakukan diet. Rasanya ngga nyangka sekali. "
"Tidak, yah, itu ... Bukannya begitu ..."
Hmm? Entah kenapa, Ia sulit mengatakan alasannya.
"Daripada berusaha sendirian, jika kita melakukannya bersama-sama, bukannya kau nanti lebih termotivasi, atau setidaknya, itulah yang aku pikirkan."
Artinya…Ia melakukan semua ini demi  diriku—?
Cara mengayunkan tangan, dan cara berjalan, semuanya diberitahu oleh Seiji-kun secara rinci. Ia bahkan bukan bagian dari klub atletik. Sekarang aku memikirkan tentang hal ini, memiliki pengetahuan tentang berjalan seperti ini adalah sesuatu yang tidak wajar.
Dia mengajariku cara berjalan dengan efisien. Sepertinya Ia mencari tahu tentang itu. Seiji-kun memiliki tubuh yang ideal dan tidak perlu diet sama sekali.
Jadi intinya, Ia melakukannya demi diriku. Pada waktu malam seperti ini, meski Ia tidak perlu melakukan diet, namun Ia ikut menemaniku. Ia mungkin ingin menonton TV atau juga bermain game.
"Seiji-kun?"
"Ada apa?"
"Aku menyukaimu."
"Ya. Aku juga."
"Aku mencintaimu."
Ia akan menolak jika aku mencoba meraih tangannya, jadi aku memeluknya. Dan kebetulan kami berdua di bawah lampu jalan. Ini serasa seperti kami disorot layaknya di atas panggung drama.
"A-Ayolah — sekarang waktunya berjalan."
"Salah, sekarang waktunya untuk bermesraan!"
"Tidak, kau sa—"
"Jangan hentikan perasaan cintaku !"
"Kata-kata itu entah kenapa kedengarannya seperti lirik lagu."
Seiji-kun, yang sudah menyerah, sedikit mengalah dan memeluk balik. Tentu saja, aku juga memeluknya kembali. Lalu, kami berciuman. Sekarang adalah hari Selasa, dan lusa kemarin, kami juga saling bermesraan dan berciuman. Namun, tidak peduli berapa banyak ciuman yang aku lakukan dengan Seiji-kun, aku merasa tidak pernah cukup.
"Aku harap, aku bisa menurunkan berat badanku berdasarkan jumlah ciuman yang kita lakukan ..."
"Jika memang seperti itu, itu akan hilang dalam sekejap, ‘kan?"
"Ada benarnya juga."
Kami tertawa bersama, lalu berciuman lagi. Seolah-olah kami melupakan waktu, tempat, dan bahkan apa yang sedang kami lakukan saat ini.
Kami berdua pulang dengan berpegangan tangan. Kegiatan saling menelepon setiap malam digantikan dengan berjalan, dan hal tersebut terus berulang seperti apa yang terjadi malam ini.
vvvv
Dan hasilnya, ditambah dengan pola makan yang teratur, berat badanku kembali turun lebih cepat daripada yang aku kira. Aku melaporkan hasilnya pada Seiji-kun selama kami berjalan-jalan.
"Oh? Benarkah? Itu bagus, selamat. "
“Ini adalah kekuatan cinta, Seiji-kun! Love is Power! "
“Kenapa pakai bahasa Inggris? Jika kau bisa menjadi lebih kurus seperti itu, tidak ada yang perlu menderita. "
Ia mengatakan hal yang menyedihkan. Namun, aku masih percaya bahwa itu adalah kekuatan cinta.
"Kekuatan cinta memang tak terbatas."
“Kau mengatakan sesuatu yang memalukan, tahu. Cepat hentikan."
Seiji-kun mengucapkan itu sambil tersipu. Karena tidak dapat menahan cintaku padanya, aku langsung menggandeng tangannya. Mulai hari ini, sepertinya aku tidak perlu khawatir mengayunkan tanganku saat aku pergi.
"Seiji-kun, aku mencintaimu."
"Ya, aku juga, Sensei."
Sekali lagi, Ia memanggilku Sensei. Namun, belakangan ini, aku berpikir kalau itu adalah caranya untuk menyembunyikan rasa malunya. Dia benar-benar tumbuh menjadi seseorang yang berharga bagiku.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama