The Result when I Time Leaped Chapter 55 Bahasa Indonesia


Keterampilan Memasak

Sudut Pandang Hiiragi Haruka
Akhir pekan ini, Seiji-kun memutuskan untuk memasak makan malam untukku. Karena selama ini hanya aku yang memasak makanan dan bekal untuknya.
Saat Ia bergerak dengan tenang dengan masakannya, aku bisa tahu kalau keahliannya cukup bagus. Pada akhirnya, Ia menyajikan salad, sup, dan pasta. Sepertinya kombinasi yang biasa disajikan sebagai paket makan siang kafe. Aku cukup senang, tapi pada saat yang sama, tidak bahagia.
Aku mengambil beberapa pasta dengan garpu dan mencobanya.
“Bagaimana? Aku merasa percaya pada masakanku ini.”
Le-Lezat sekali ...! Sesaat, kupikir aku benar-benar sedang berada di kafe.
“Ya. Rasanya enak.”
Seiji-kun tersenyum lega dan kemudian ikut memakannya.
Aku tidak punya keluhan mengenai keterampilan memasaknya, tapi kalau boleh jujur sih, aku tidak suka kalau Seiji-kun pandai memasak ... Supnya juga, bukan sesuatu yang bisa dibeli di toko, melainkan sesuatu yang dibuatnya dari awal.
Mumumu ...
Biasanya sih, aku akan bilang kalau masakanku jauh lebih baik, tapi Seiji-kun punya keterampilan yang cukup untuk disebut memiliki level normal.
Laki-laki yang pandai memasak itu populer—
Itulah yang akan aku pikirkan. Punya seseorang yang dapat membuatkan makanan untukmu adalah sesuatu yang cukup bagus, dan pada saat yang sama, rasanya agak sulit untuk melepaskannya. Aku sangat khawatir kalau Seiji-kun memikat wanita lain karena kemampuannya ini.
“Seiji-kun, masakan yang enak ini, dari mana kamu mempelajarinya? Dari ibumu?”
“Umm ... itu ...”
Ia tertegun, seolah-olah sulit mengatakan sesuatu.
Aku tidak bisa membayangkan ibu Seiji-kun membuat hidangan mencolok seperti ini. Bekal yang biasa Ia makan di ruangan klub ekonomi rumah selalu terasa seperti buatan sendiri.
“Ibuku, belakangan ini sangat menyukai masakan Italia ... jadi ...”
Pikiin, insting wanitaku langsung aktif.
Bukan, itu salah. Jelas-jelas bukan ibunya.
Lalu siapa? Sana-chan sangat buruk dalam memasak ... Jika itu masalahnya, itu berarti wanita lain ——— !? cuma itu satu-satunya penjelasan untuk hidangan mencolok seperti ini.
“Seiji-kun, apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?”
“Ueeh !? Ke-Kenapa !? Kenapa kau berpikir begitu ... “
Kepanikannya cukup mencurigakan ...
“Entah bagaimana instingku bilang begitu.”
“Supnya juga cukup enak, kan?”
“Ah, ya. Sangat enak! ”
“Syukurlah.”
Senyum lega yang ditunjukkan Seiji-kun adalah senyuman yang sangat kusukai ... saladnya juga enak. Sampai pada tingkat di mana itu membuatku ingin bilang kalau aku sebenarnya ingin makan sayur !!
Sejujurnya, aku tidak terlalu mengenal Seiji-kun. Aku percaya kalau aku takkan kalah dengan siapa pun dalam informasi tentang Seiji-kun setelah ia menjadi murid kelas dua SMA, tapi jika ini tentang tahun lalu atau tentang masa SMPnya, aku belum banyak mendengar. Tak diragukan lagi, Ia sudah menguasai keterampilan memasak ini sebelum dia mulai berpacaran denganku.
“Kamu membuat makanan ini dalam rangka mengucapkan terima kasih padaku, ‘kan?”
“Eh? Ahh, ya.”
“Apa kamu sering memasak di rumah?”
“Ibuku selalu ada di rumah, jadi jika aku menggunakan bahan-bahan yang ada di kulkas, dia pasti langsung memarahiku. Dia akan memarahiku dengan mengatakan kalau dia akan menggunakan daging itu atau sayuran itu besok, dan pernyataan semacam itu. "
“Ah. Aku mengerti. Itu karena sebagian besar bahan-bahan di dalam kulkas mungkin sudah direncanakan. Jika mendadak digunakan, menu untuk seminggu akan berakhir sedikit berantakan. "
“Sepertinya begitu. Dia mengatakan hal yang sama kepadaku.”
Ia tidak memasak di rumah, namun Ia sangat ahli ...?
Ah, aku mengerti!
“Mantan pacar!? Iya, ‘kan !? Kamu berpacaran dengan Onee-san yang cantik, modis, dan sedikit lebih tua!? ”
“Haaah!? Apa yang sedang kau bicarakan? Malah sebaliknya, bukannya situasi sekarang lebih mirip apa yang kau bilang tadi?”
Betul. Tidak ada bukti kalau aku pacar pertama Seiji-kun.
“Aku tidak punya mantan pacar. Haruka-san adalah pacar pertamaku. ”
Dia segera menyangkal hipotesaku.
Hmmm? Malah sebaliknya, bukannya situasi sekarang lebih mirip apa yang aku bilang...?
“Onee-san yang cantik, modis, dan sedikit lebih tua?”
Ucapku, sambil menunjuk diriku sendiri.
“It-Itu benar ..."
Ah. Ia tersipu malu. Lucunya …….... Ketika Ia menunjukkan sisi ini, hal tersebut membuatku sadar kalau Ia adalah cowok yang lebih muda dariku dan itu benar-benar membuat hatiku berdegup kencang. Biasanya, dia tidak gampang bingung atau ragu saat menyelesaikan semuanya dengan sempurna.
“Aku minta maaf karena cemburu pada mantan pacar yang tidak pernah ada.”
“Tidak, tidak apa-apa.”
Dia tidak diajari oleh mantan pacar, dia juga tidak diajari oleh ibunya. Lalu, siapa, dan kapan ...?
“Seiji-kun, apakah kamu suka kafe?”
“Kafe? Tidak, aku tidak terlalu menyukainya. Tapi, Aku memang suka kopi.”
Mumumu……
Jadi, bukan karena dia meniru makan siang dari kafe di suatu tempat.
“Maksudku, kafe itu seperti, 'Minum teh di tempat yang modis, rasanya imut banget! Aku sendiri cukup modis, bukan? ' Itu adalah tipe cewek yang pergi ke sana, ‘kan? ”
“Uwah, pandangan yang cukup bias !!”
“Apa aku salah? Kebanyakan cewek suka tempat semacam itu. Perabotan, interior, dan pernak-perniknya sering kali sangat bagus, dan tempatnya sendiri hadir dengan suasana yang bagus. "
“Fuun. Kenapa tiba-tiba bicara tentang kafe? ”
“Aku pikir kalau bukan dalam situasi kencan, rasanya sedikit sulit untuk pergi ke tempat seperti itu, kan? Jadi, aku pikir mungkin kamu menyukainya. Makanan yang kamu buat terasa seperti makanan yang sering disajikan di kafe. ”
Ia tidak suka kafe ... Ia juga tidak meniru masakan di suatu tempat ... Lalu, dari mana Ia mendapatkan keterampilan memasaknya. Apakah Ia diam-diam berlatih di dapur—?
“Apa kamu baru kepikiran untuk berterima kasih padaku?”
“Aku tidak bisa bilang kalau hal ini adaah rencana mendadak, tapi kau selalu mengurusku, dan bahkan membuatku bekal makan siang. Itu sebabnya aku pikir aku harus membalas kebaikanmu.”
Aduh, gimana nih? Saat aku berpikir kalau Ia mungkin tidak pandai memasak, dan berlatih memasak demi diriku, hal itu membuat perasaan cintaku pada Seiji-kun semakin besar...
Mou, kali ini aku akan membiarkannya. Seiji-kun merasa bersyukur atas semua yang aku lakukan untuknya setiap hari, dan masakannya juga terasa enak.
“Apa kau benar-benar ingin tahu tentang masakanku, sangat penasaran?”
"Eh? Yeah…"
Padahal Ia berusaha menyembunyikannya. Kok mendadak berubah pikiran?
Seiji-kun menatap ke arahku dengan ekspresi serius.
“Sebenarnya, Aku ini sudah berumur 27 tahun, dan aku tiba di jaman ini melalui lompatan waktu."
“... Ahahah, apa-apaan itu? Tak peduli bagaimana aku melihatnya, penampilanmu bukan seperti orang yang berumur 27 tahun. ”
“Jadi, aku tahu cara memasak karena aku ingat waktu kuliah dulu, saat aku bekerja part-time di sebuah restoran Italia—"
“Apa? Pakai settingan anak kuliahan segala. Ahahaha.”
“Saat kuliah, aku tinggal sendirian, jadi aku punya banyak kesempatan untuk memasak. Jadi sekarang-"
“Mahasiswa, tinggal sendiri. Kedengarannya realistis banget!”
Karena tertawa terbahak-bahak, Air mata terasa seperti keluar dari sudut mataku, jadi aku mengusapnya dengan salah satu jariku.
“Haaaaaaah, itu aneh.”
“……… Rasanya aneh, ‘kan?”
Itulah senyum yang aku sukai.
Lalu, aku bertanya sesuatu padanya.
“Ummm ... Tai-mu-rii-pu, apa itu? Apa maksudnya itu?”
Gakun, Seiji-kun menjuntaikan kepalanya dengan kecewa.
“Be-Begitu ya ... Kurasa kamu biasanya tidak tahu. Kata-kata seperti itu ...”
Dan kemudian, Ia menjelaskan kepadaku apa itu lompatan waktu, dan akhirnya aku mengerti.
Jadi, saat kami membawa piring-piring kotor ke wastafel, aku mencoba bertanya lagi.
“Lalu, jika lompatan waktu itu beneran asli, itu berarti Seiji-kun yang di sini sekarang berusia 27 tahun?"
“Aaah, settingan yang tadi ya? Bisa dibilang begitu. ”
Dengan air keran yang mengalir, aku mencuci piring dengan spons, dan kemudian menyerahkannya kepada Seiji-kun untuk dibilas.
“Haruka-san ....... Jika itu masalahnya, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku pikir aku tidak akan melakukan apa-apa? Seiji-kun adalah Seiji-kun, ‘kan? Jika di dalam dirimu adalah orang lain, kurasa aku harus memikirkannya. ”
“Begitu ya.”
Ujar Seiji-kun sambil tersenyum.
Setelah itu, kami bermesraan sedikit lebih lama dari biasanya.


close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama