Tsuki no Sango Chapter 03 Bahasa Indonesia


Chapter 03
 (TN : ada pergantian sudut pandang, ini diambil berdasarkan sudut pandang dari si pria dari rekaman kerang)
Disleksia. Salah satu dari banyak jenis ketidakmampuan belajar.
Walau sebagian besar fungsi intelektual masih tetap utuh, gangguan tersebut menyebabkan kesulitan dalam memahami bahasa. Untuk penderita disleksia, kata-kata terlihat seperti minyak yang tumpah di atas air. Telingaku juga sama. Aku lahir dengan tidak bisa memahami keindahan suara. Aku tidak bisa menyebarkan informasi dalam suara. Duniaku terdiri dari teks dan komposisi. Dari hari aku dilahirkan sampai hari aku meninggal, aku takkan pernah bisa berbincang.
Aku merasa segan pada seseorang seperti diriku meninggalkan rekaman seperti ini, tapi tak ada cara lain. Karena, dia mampu mengambil hampir semua hal, tapi dia tidak pernah bisa memperoleh pengetahuan untuk membaca dan menulis.

uuu

Saat aku lahir, kalender Masehi telah laam menghilang.
Umat ​​manusia telah melewati jam kematiannya, dan hanya menunggu gilirannya untuk jatuh ke dalam tidur yang abadi.
Aku lahir di Kota Pelindung ke-12 yang direkonstruksi.
Itu adalah taman budaya yang relatif efektif yang mana berhasil mempertahankan populasinya sekitar 10.000 jiwa.
Di tahun itu ada satu kematian dan nol kelahiran di Kota Pelindung ke-12.
Sejarah pernah mencatat bahwa pada suatu waktu di planet ini, ada satu kematian dan tiga bayi baru lahir setiap detik. Nilai plus melebihi minusnya. Begitulah betapa kuatnya manusia sebagai spesies. Namun, kekuatan seperti itu tidak dapat ditemukan lagi hari ini.
Di sisi lain, masalah lingkungan di permukaan telah teratasi. Bukan oleh kekuatan manusia, melainkan sebagai hasil dari planet ini karena berdiri teguh untuk waktu yang lama. Sinar matahari, air, dan udara telah menjadi sangat berharga, tapi masih memenuhi bumi. Bukan berarti cita-cita kemakmuran bukan lagi sesuatu yang ingin diraih. Lagi pula, tak ada masalah dengan berkembang biak dengan cepat lagi. Tetapi ada satu alasan sederhana mengapa populasi manusia terus menurun. Dan itu karena umat manusia sebagai spesies telah kehilangan keinginannya. Bisa dibilang, Motivasinya.
Bahan bakar sangat diperlukan untuk bergerak maju di jalan evolusi, tetapi umat manusia telah menggunakan semuanya. Kami bekerja sangat keras untuk menghindari kehidupan yang kurang, untuk menyimpannya, namun tak ada yang menyadari sesuatu yang masih diperlukan untuk mendorong kekuatan dasar kehidupan kita. Bahan bakar itu bukan sesuatu yang dimiliki oleh satu individu, melainkan dikonsumsi oleh seluruh spesies. Jumlahnya juga terbatas. Seharusnya hal ini sudah sangatlah jelas. Bahkan di dunia metafisik, tak ada yang namanya tak terbatas di alam semesta ini. Kita hidup di alam semesta tertutup, dan pada akhirnya, keseimbangan akan memastikan bahwa semuanya akan kembali ke ketiadaan.
Meski begitu, ada beberapa yang berusaha untuk melanjutkan spesies.
Sebagai salah satu dari mereka, aku diberikan hak istimewa seorang warga negara.
Proyek restorasi diadakan besar-besaran, yang mana terbagi menjadi Divisi Kebangkitan dan Divisi Kelanjutan.
Divisi Kebangkitan bekerja pada pemulihan kepekaan dan budaya.
Divisi Lanjutan bertanggung jawab untuk melestarikan apa yang hilang. Tidak hanya melestarikan teknologi, tapi juga kehidupan. Bagian Kelanjutan bertanggung jawab untuk mencegah bunuh diri.
Aku dikirim ke Divisi Lanjutan. Elemen hiburan sangat diperlukan untuk melanjutkan umat manusia. Ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan budaya dasar, sebagai lawan yang hanya memimpin dengan cara otoriter.
Komunikasi dan jaringan sangat penting bagi kehidupan manusia, dan inti dari semua itu adalah "hiburan." Aku adalah orang terakhir yang dipercayakan dengan manajemen dan peningkatannya.
Pada tahun aku lahir merupakan tahun dimana para perancang bayi— anak-anak berbakat khusus yang dibuat menggunakan modifikasi genetik — tengah diuji.
Hasil dari eksperimen itu tidak ada yang berhasil. Setelah lahir, masing-masing bayi berhenti bernapas dan menuju ke tidur kekal. Biarkan saja. Beberapa ilmuwan menyalahkan ketidaksediaan kolektif manusia untuk terus hidup sebagai penyebabnya.
Eksperimen bergeser ke langkah berikutnya. Jika jantung dihentikan oleh kesadaran, maka seseorang hanya perlu menciptakan hati yang tidak dapat dihentikan oleh kehendak manusia. Manusia yang seperti robot sebenarnya tidak akan menemukan tindakan hidup yang tidak menyenangkan. Ada beberapa keberhasilan di awal, akan tetapi mereka memiliki beberapa kesalahan. Secara khusus, ada masalah dengan kelima indera dasar mereka, dan mereka cenderung kurang memiliki kepekaan emosional, tapi dari sudut pandang biologis mereka sangat mirip dengan manusia. Setidaknya itulah yang aku dengar.
Apapun itu, hasilnya adalah rasa ingin tahu yang tak pernah puas dan kemauan yang gigih. Staf bagian Lanjutan berhasil mempertahankan salah satu alasan kekuatan manusia di planet ini.
Tapi aku tidak bisa seperti mereka.
Sebagai seseorang yang tidak mengerti suara dan tidak tahu berkomunikasi, aku ingin dunia menjadi lebih sederhana.
Dikala aku sedang bekerja untuk memperluas lautan informasi yang menimpaku, aku menemukan sisa-sisa eksplorasi ruang angkasa.
Tanpa memperhitungkan ketidakmampuan untuk kembali, masih ada beberapa cara untuk mencapai bulan.
Itulah satu-satunya alasanku memutuskan untuk pergi ke sana.
Aku memperbaiki roket, membangunnya kembali, dan secara bertahap menyesuaikan diri dengan tubuhku untuk menangani penerbangan luar angkasa.
Meskipun terbuka tentang pekerjaanku kepada orang-orang di kota, karena sikap apatis mereka terhadap orang lain, mereka tidak pernah memperhatikannya. Filosofi yang berlaku adalah bahwa selama Kau memenuhi tugasmu, tidak ada yang mengganggu kehidupanmu.
Aku mengenakan pakaian luar angkasa, yang jika sudah dipakai, tidak bisa dilepaskan. Bahkan saat aku naik ke roket, aku tidak pernah ragu-ragu.
Aku sama sekali tidak takut karena tak bisa kembali ke tempat kelahiranku. Aku tidak merasa cemas bahkan setelah aku berada di luar angkasa. Tidak ada jejak kehidupan yang tersisa di kota-kota bulan, tetapi gedung-gedung masih berdiri. Standar minimal untuk bertahan hidup masih tetap terjaga. Dan jika aku meremehkan apa yang perlu aku bawa, maka hasilnya adalah kematian satu orang idiot lagi.
Setelah melesat dari Bumi setelah mengitarinya dua kali untuk mendapatkan momentum, roket perlahan meluncur ke tarikan gravitasi Bulan.
Aku memandang rendah dunia yang dulu aku tinggali.
Rasa bersalah yang kuat mulai menghampiriku.
Aku tidak membenci manusia. Aku hanya tidak ingin berurusan dengan mereka.
Aku dilahirkan ke dunia dengan harapan memenuhi harapan umat manusia, tetapi tanganku sudah penuh dengan masalahku sendiri. Semua yang aku inginkan adalah jaringan, diriku sendiri, dan ruangan kecil. Aku merasa damai di dunia tanpa suara, di mana aku hanya bisa melihat informasi. Aku bisa berdiam diri di Bulan tanpa ada yang menggangguku.
Bukan berarti aku telah membunuh seseorang.
Tetapi aku telah meninggalkan diriku sendiri, bersama dengan umat manusia.
Semuanya menjadi terlalu merepotkan, jadi aku memutuskan hubungan secara fisik untuk saling membantu.

uuuu

Dibutuhkan sedikit upaya untuk bisa mendarat di permukaan bulan.
Aku sudah memperhatikannya ketika aku melakukan pengamatan dari Bumi, tetapi sebagian besar Bulan tertutup oleh selembar es. Langit biru yang sepertinya melindungi tujuh kota yang dibangun di atas permukaan bulan. Ketika aku berencana untuk meninggalkan Bumi, menentukan metode masuk ternyata menjadi tugas yang paling merepotkan. Aku menghabiskan satu bulan penuh untuk mencoba menghitung jalur masuk di bawah payung es. Semakin aku mengerjakan perhitungan, semakin banyak lapisan es ini membingungkan diriku. Aku menjadi jengkel sampai-sampai aku ingin langsung bertanya kepada orang yang bertanggung jawab apa tujuan dari dibuatnya ini.
Tentu saja, aku tidak bisa mengeluh.
Aku turun ke permukaan bulan dan memasuki sebuah kota.
Melihat-lihat area sekitar untuk mencari tanda-tanda kehidupan, namun hasilnya, aku tidak menemukan apapun. Tujuh kota yang ada bagaikan kuburan besar.
Hanya ada lampu listrik yang berkelap-kelip di bawah monumen kelabu.
Mendongak ke atas langit, aku melihat sinar matahari menari di bawah dinding es yang tebal.
Bangunan-bangunan kosong itu bagaikan terumbu karang yang tenggelam ke dalam dasar laut biru yang gelap.
Ini lebih mirip seperti dasar lautan daripada permukaan Bulan.
Aku melirik ke tanganku, yang terbungkus baju luar angkasa.
Pakaian ini diciptakan untuk bertahan hidup di permukaan bulan, namun sekarang, tampak lebih seperti pakaian selam berlapis timah.
Aku berniat naik ke sini dari Bumi, tetapi ternyata malah tenggelam ke dasar Bulan.
Kesampingkan itu dulu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengamankan sumber daya.
Aku menggunakan Kota Lunar Kelima “Matori” sebagai markasku dan menuju ke sisi lain bulan. Penelitianku menunjukkan bahwa ada inti nuklir di sana yang menyediakan hidrogen ke tujuh kota.
Namun. Saat aku tiba di sana, sejenak, aku meragukan kewarasanku.

Di sisi lain bulan yang tidak bisa dilihat dari Bumi, terdapat hutan abu-abu.
Pepohonan di sana terbuat dari batu kapur. Lapisan es tebal menutupi langit. Dan di tengah-tengah semua itu, inti reaktor nuklir yang menyediakan molekul-molekul yang diperlukan untuk hidrogen, karbon, oksigen, dan nitrogen, berada di sana.
Mendadak, sebuah dongeng kuno terlintas di dalam pikiranku.
Apa itu dongeng karya Andersen “The Little Mermaid” di mana dia meleleh menjadi air mata pada akhir cerita?
Ada sebuah patung yang terpahat sangat mirip dengan manusia.
Patung seorang gadis yang hidup diterangi oleh cahaya biru.

Rambutnya bersinar bagaikan mentari serta kulit batu yang halus. Itu mengingatkanku pada alabaster putih tanpa cacat.
Gadis itu tak bergerak, namun matanya yang tenang dan bersinar seolah-olah sedang menatapku.
Dia terlihat cantik, dan juga bukan manusia.
Dia memiliki gaun tua yang terbuat dari beberapa bahan tidak dikenal yang diletakkan di badannya.
Ya, diletakan pada dirinya.
Karena dia pasti tidak memakainya sendiri.
Gadis itu duduk di sebuah danau yang dangkal, dengan lengannya menempel ke permukaan tanah di sisi tubuhnya. Kedua tangan gadis itu menyatu dengan tanah Bulan. Lengannya berubah hitam dari siku ke bawah, dan konstruksinya menjadi lebih tajam karena terhubung dengan tanah.
Karena hal inilah, dia tampak seperti pilar yang memanjang dari tanah. Mana mungkin dia mengenakan gaun itu sendiri. Aku menduga kalau salah satu ilmuwan yang menciptakan dirinya merasa tak enak meninggalkannya telanjang seperti itu, dan menempatkan gaun di atasnya. Teman-temannya mungkin mencela Ilmuwan tersebut karena memperlakukannya seperti manusia, dan pada titik ini aku cenderung setuju dengan teman ilmuwan itu.
Bagaimanapun, patung itu terkurung secara efektif.
Atau, bisa juga dibilang kalau itu dilindungi.
Sebuah sosok yang merupakan campuran dari kecantikan sekaligus keburukan.
Gadis itu juga tampak waspada terhadap tamu baru yang datang, sama waspadanya dengan diriku.
Kesan pertamaku adalah, tentu saja………
“Tunggu, itu tidak benar. Kenapa ada alien di permukaan bulan? ”
Aku datang jauh-jauh ke bulan supaya aku bisa sendiri!

uuuu

Tentu saja, dia adalah bentuk kehidupan di bawah payung kehidupan terestrial, bukan alien sama sekali.
Menurut catatan yang tersisa di kota-kota bulan, dia adalah sistem mekanisme input untuk mengelola planet agar lebih efisien. Rupanya mereka memperlakukan planet ini sebagai bentuk kehidupan, dan mengisolasi jiwanya menjadi tubuh berbasis silikon. Walau dibilang "jiwa", tapi mungkin maksud mereka adalah "otak". Sebuah planet memiliki bagian yang dapat disebut "tubuh" dan "hati" mereka, tetapi tidak ada organ yang disebut sebagai "otak". Para ilmuwan di Bulan telah berhasil menciptakan otak buatan dan badan komando  secara bersamaan supaya mereka dapat mengendalikan planet ini sesuka hati.
Aku merasa enggan untuk mendekati bentuk kehidupan sepert itu, tapi sumber daya yang dibutuhkan demi bertahan hidup berada di sekitarnya. Hidrogen dan listrik, semua itu perlu diambil langsung dari hutan tempat dia tinggal. Dengan demikian, mau tak mau kami selalu bertemu. Cuma ini satu-satunya tempat di Bulan di mana air bermunculan. Setiap 12 jam aku akan mengisi kembali persediaanku, dan setiap kali itu terjadi, aku akan menatap hutan di sisi gadis itu selama satu jam.
Gadis tersebut tak pernah melangkah sejengkal pun, dan sepertinya dia tidak pernah mencoba berkomunikasi denganku.
Kehidupan silikon — gadis yang terbuat dari batu, adalah bentuk kehidupan abadi yang beroperasi pada skala waktu yang berbeda dari kita. Dia bukan bentuk kehidupan yang tidak lengkap sepertiku.
Siklus pengisian nomor 112.
Ini tugas yang sederhana namun agak melelahkan.
Sepertinya, aku mulai menyukai hutan ini.
Hutan di Bumi memiliki banyak kehidupan dimana hal tersebut tak sesuai dengan seleraku. Aku merasa muak. Namun hutan ini, terlihat murni dan yang lebih penting lagi terasa sunyi. Jika ada tempat dimana aku bisa tinggal di sini, aku pasti langsung pindah tanpa pikir-pikir lagi.
Aku menancapkan tangki ke tanah dan mengambil sumber daya yang aku butuhkan. Sembari menunggu, aku akan duduk di samping gadis itu dan memberikan informasi padanya. Bukan berarti dia yang memintanya. Lagipula, dari awal kami tidak memiliki metode untuk saling berkomunikasi. Ini mirip seperti ucapan terima kasih demi memuaskan diri. Aku hanya punya informasi untuk berterima kasih padanya, jadi aku menceritakan sebuah kisah kepadanya. Itu tidak lebih dari latihan dalam kepuasan diri.
"Tetap saja …... Walau memiliki bentuk manusia, mungkin rasanya sedikit arogan untuk memaksakan budaya manusia kepadamu juga."
Aku punya banyak waktu luang sembari menunggu selesainya pengisian, jadi aku berniat mengambil pakaian gadis itu. Aku merasa bahwa meski dia memiliki bentuk seperti manusia, ada sesuatu yang salah untuk memaksakan perspektif manusia padanya. Tapi saat aku hendak mengambil gaun yang terus mengganggu pikiranku, rasa sakit yang luar biasa melanda perutku.
Itu adalah momen bersejarah. Lengan gadis tersebut, yang seharusnya tidak bisa bergerak, tiba-tiba mendorong tubuhku.

Aku mungkin terpental kira-kira sejauh tiga kilometer. Bisa-bisa aku membuat para pengemudi masal merasa malu karena bisa menempuh jarak sejauh itu dengan waktu yang singkat. Jika aku tidak tertangkap di kawah, aku pasti sudah melayang tak tentu arah di angkasa. Bentuk kehidupan non-manusia dapat dibagi menjadi dua jenis: alien dan Invader. Aku telah memutuskan bahwa dia bukan alien, tapi aku hanya bisa berdoa kalau dia bukanlah Invader.
“Aku minta maaf atas sikap kurang sopanku kemarin, tapi aku harap kau juga mempertimbangkan tindakanmu. Jika ini adalah Bumi, Kau pasti sudah mendekam di balik jeruji sekarang. Kau mungkin harus belajar sedikit tentang betapa rapuhnya manusia. ”
48 jam kemudian.
Aku membawa kendaraan baru demi berhadapan langsung dengan gadis itu.
Sejujurnya, ini aksi yang nekat, tapi aku juga ingin menghindari mempertaruhkan hidupku setiap dua belas jam. Jika bisa, aku ingin bernegosiasi dengan damai.
Aku mungkin tidak bisa berkomunikasi dengannya. Tapi setidaknya, aku bisa menyampaikan niatku. Jika penduduk Bulan menggunakannya untuk mengendalikan planet, maka dia pasti semacam fungsi input. Aku mencoba menggunakan tanganku untuk menunjukkan bahwa aku takkan mengulangi tindakanku sebelumnya, dan setelah sekitar satu jam, dia menganggukkan kepalanya dan menerima permintaan maafku.
Dan ketakutanku akan serangan akhirnya menghilang.
Aku harus bertemu gadis itu setiap dua belas jam, tapi dia bukanlah manusia, jadi aku baik-baik saja dengan itu.
“Bukan berarti  manusia takut mati karena mereka tidak ingin mati. Manusia perlu bereproduksi untuk melanjutkan keturunan, jadi apa yang sebenarnya mereka takuti ialah mati sebelum mereka bisa melakukan itu. ”
Aku melanjutkan percakapan satu sisi di hutan.
Itu sebabnya mengapa manusia menganggap tabu kematian. Hidup didasarkan pada pelestarian kehidupan. Gen-gen yang bertindak sebagai cetak biru untuk tubuh kita terbuat dari asam nukleat, atau DNA. Kode helix ganda dibuat sebagai pasangan yang lengkap. Kau mengambil untaian ini dan melampirkannya dari ujung ke ujung. Dengan cara ini, satu untai menciptakan cetak biru untuk kehidupan, dan yang lain menduplikasi itu. Bahkan jika ada yang hilang, yang lain akan mengambil alih peran itu, dan melanjutkan pekerjaan hidup. Dengan begini, dari awal kita dibangun untuk selalu memprioritaskan meninggalkan sisa dari diri kita sendiri.
“Untuk menyemaikan, untuk menciptakan anak-anak, atau dengan kata lain, untuk mewariskan gen kita sendiri, artinya terus berlanjut selamanya. Sebenarnya, bentuk kehidupan menjadi tidak berharga begitu mereka menciptakan seorang anak. Setelah duplikat superior telah dibuat, menjaga yang asli tetap hidup hanyalah pemborosan sumber daya. ”
Memilih lawan jenis yang cocok denganmu, dan mencari pasangan yang lebih cantik bukanlah fungsi jiwa, tapi lebih merupakan dorongan utama untuk menyuntikkan gen superior ke duplikatmu sendiri.
Kita semua hanyalah para pembawa gen. Kenyataan bahwa orang memiliki emosi itu semua hanyalah sistem yang efisien untuk meneruskan gen-gen tersebut. Pernah ada burung yang menggandakan lebih dari 500 juta dari dirinya. Populasi yang berjumlah sangat besar sampai tidak ada spesies lain yang bisa dibandingkan. Jika manusia seperti setiap hewan lain di alam, mereka seharusnya tidak dapat menyebar ke tingkat yang sama seperti burung yang diberikan ukuran tubuh mereka. Namun, manusia berhasil melakukan hal itu. Mereka mengonsumsi 500 juta burung itu sebagai makanan, dan pada akhirnya melampaui jumlah spesies itu. Manusia tidak memiliki emosi dan pengetahuan untuk memperkaya hidup mereka. Cita-cita itu hanya ada untuk menjadi senjata pamungkas untuk memastikan bahwa homo sapiens akan mendominasi planet ini. Mesin tanpa emosi takkan bisa mencapainya, karena mesin hanya menginginkan efisiensi. Begitu negara yang paling efisien tercapai, evolusi akan berhenti.
“Hidup harus terus berkembang. Sampai tujuan itu terpenuhi, kematian akan selalu ditakuti. Tetapi segera setelah seorang anak dibesarkan, rasa takut akan kematian yang mencengkeram mereka akan sedikit melonggar, karena mereka telah memenuhi tugas mereka. Setelah itu, mereka bebas menjalani sisa hidup mereka. Mereka dapat memutuskan sebagai individu yang akan terus membantu dalam penyebaran spesies, atau untuk bekerja demi keuntungan mereka sendiri. ”
Konon, orang-orang di Bumi tidak termasuk dalam deskripsi ini.
Jiwa kemanusiaan mereka telah mengeras. Setelah mencapai "endgame" dan menggapai masa depan, mereka tidak lagi merasa dibatasi untuk melanjutkan keturunan. Setiap orang meninggalkan pekerjaan pelestarian diri dan perbaikan diri kepada orang lain. Bagi mereka, melanjutkan keturunan bukan lagi merupakan kehendak atau kewajiban, melainkan hanya hobi.
“Meski begitu, walau itu hanya hobi, setidaknya masih ada harapan. Jika kita kehilangan itu, kita takkan lagi memiliki hak untuk menyebut diri kita sebagai makhluk hidup. ”
Gadis itu, seperti biasa, tidak begitu banyak berkedip.
Aku tidak peduli apakah dia mengerti apa yang aku katakan atau tidak. Aku sudah banyak berbicara untuk menebus sumber daya yang sudah aku gunakan, jadi aku cepat-cepat meninggalkan hutan.
Hutan Bulan terasa sepi dan murni seperti biasa. Aku berhenti melangkah dan mengagumi pemandangan yang ada, namun saat aku menengok ke belakang, aku melihat bahwa gadis itu mengangkat tangannya sedikit. Seolah-olah dia hendak menangkap serangga bersayap di depannya. Lalu kemudian aku menyadari bahwa itu adalah reaksi yang tertunda terhadap sesuatu yang terjadi pada tiga puluh menit sebelumnya, namun saat itu, aku tidak dapat memahami niatnya.

uuuu

“Kau tidak boleh menghambur-hamburkan sumber daya yang ada. Aku hanya butuh mengisi tangki ini sampai penuh. Aku mengambil sumber dayamu dengan gratis, tapi masih ada kemungkinan kalau itu bisa habis. Jika planet ini mengering, Kau akan ikut kena getahnya, bukan? ”
Siklus pengisian ulang ke-180.
Penciptaan unsur-unsur kimia telah meningkat akhir-akhir ini, jadi aku mencoba untuk memperingatkannya.
Apa yang membuatku terkejut ialah dia bereaksi dengan merubah tatapan matanya ke bawah dalam kesedihan.
Dia mengerti apa yang aku katakan.
Dan yang lebih penting, dia belajar bagaimana menyampaikan pikirannya sendiri.
Dia mungkin tidak belajar apapun dari perkataanku, tapi dengan mengamatiku, dia perlahan-lahan mengembangkan dirinya sendiri. Aku merasa tercengang saat itu, jadi aku tak sempat berpikir mengapa dia melakukan hal tersebut.
“Pertama-tama tanganmu, sekarang kakimu. Aku berpikir bahwa menjadi independen bukanlah hal yang baik untukmu. ”
Pada siklus pengisian ulang ke-240, gadis itu belajar berdiri.
Tangan dan kaki yang sebelumnya menyatu ke tanah, sekarang sudah menjadi mirip seperti manusia.
Dia hanya bisa berdiri, tapi jika terus berlanjut, mungkin segera dia akan bisa berjalan.
Itu hanyalah berita kecil bagiku. Hal yang lebih memprihatinkan bagiku adalah kerusakan pada bagian-bagian hutan yang baru aku sadari. Potongan kecil di sana-sini menjadi sesuatu yang tidak baik untuk kesejahteraan emosionalku.
Aku menyibukkan diri untuk memperbaiki pepohonan. Saat aku menengok ke belakang, gadis itu tersenyum puas. Dia sepertinya sangat menghargai itu seolah-olah aku melakukan sesuatu untuknya. Mempertahankan hutan menjadi bagian dari rutinitas harianku.
“Cobalah untuk tidak mendekatiku tanpa aba-aba. Aku tidak memiliki pakaian ruang angkasa cadangan, jadi jika ini rusak, aku pasti akan mati. Astaga, kau tersandung lagi. Jika kau ingin bergerak lebih seperti manusia, Kau mungkin harus membuat beberapa sendi lutut. "
Tidak seperti manusia, gadis tersebut tidak memiliki struktur kerangka internal. Sebaliknya, dia membungkus organ-organnya dengan tulang, jadi dia berbanding terbalik dengan kita. Yah, aku sendiri menutupi tubuhku dengan baju luar angkasa, jadi kurasa aku agak mirip seperti dia.
Aku melakukan yang terbaik untuk membantunya, tapi aku tidak membiarkan dia untuk menyentuhku. Keselamatan memang penting, tapi aku juga tidak ingin disentuh oleh jari-jarinya.
Sekarang dia bisa berjalan, pakaiannya memenuhi fungsi yang diinginkannya.
Sosoknya melangkah melalui pohon-pohon pucat, seolah-olah hendak bertanya…
Apakah aku sudah mirip seperti manusia?
Kebisingan mulai menggema diantara hutan-hutan karang yang seharusnya sunyi. Mana mungkin itu sinyal dari bumi.
Ini mungkin karena malfungsi baju luar angkasa. Aku harus memeriksanya ketika aku kembali ke kota.
Gadis itu terus-menerus bermain-main di antara pepohonan.
Aku menanggapi maksudnya itu berarti dia meminta pendapatku tentang kemampuan barunya untuk berjalan.
“Hmmm ... Jika aku harus membandingkannya, bisa dibilang tubuhmu lebih mendekati seperti karang."
Gadis itu terus menari berputar dalam balutan gaunnya seolah-olah menanggapi omong kosongku yang tidak masuk akal.

uuuu

Kira-kira aku menghabiskan waktu enam bulan bersama dengannya.
Tingkat produksi kimia telah menurun belakangan ini. Sumber daya yang ada sudah lebih dari cukup bagiku untuk hidup sendiri, tetapi mempertimbangkan dirinya, aku memutuskan untuk mematikan aliran listrik dari terminal kota. Aku sudah lama mematikan jaringan. Jika aku bisa membuat kota lebih efisien, aku bisa memulainya lagi. Jika aku mematikan semua fungsi surplus seperti makanan dan suhu panas, aku bahkan takkan membutuhkan bahan bakar bensin.

uuuu

Lebih dari separuh hutan Bulan telah berubah kembali menjadi pasir.
Hutan ini mungkin satu-satunya habitat yang cocok untuk Si Gadis.
Seiring berubahnya geografis hutan, keaktifannya juga ikut berkurang.
Maafkan aku. Aku tidak bisa menjalankan planet ini seperti dulu lagi.
Gadis itu menggerakkan mulutnya. Beberapa gelombang memancar melalui ruang hampa.
Ini bukan karena baju ruang angkasaku yang rusak, melainkan, Dia telah memperoleh pita suara.
Aku sama sekali tidak mengerti. Mengapa dia memaksakan diri sampai sejauh ini, aku bertanya pada diriku sendiri.
Aku ingin tahu lebih banyak tentang dirimu. Aku ingin menyentuhmu.
Dia memohon, matanya menengadah padaku.
Aku merekam ucapannya, tapi aku tidak dapat menguraikan suara tersebut. (TN : Sekedar mengingatkan, si MC dan si Heroine berbeda, mereka berdua sama sekali ngga bisa berkomunikasi.)
Suara gadis itu sepertinya tidak cocok dengan bahasa manapun, dan meski aku mencoba mengubah suaranya menjadi tulisan, semua yang tertera hanyalah serangkaian huruf. Bagi diriku, kata-kata yang terdengar seperti lagu negara eksotis.
“Kau terus-menerus berkembang. Aku sudah pernah memberitahumu hal ini sebelumnya. Pelestarian diri dan evolusi adalah kewajiban semua bentuk kehidupan, serta bukti keberadaan mereka. Namun, evolusimu bukan berkembang ke arah yang baik. Kenapa kau membuat tubuh yang berat seperti itu? "
Aku tak peduli dengan hal yang rumit seperti itu. Aku hanya ingin berbicara denganmu.
Dia meletakkan tangan di atas dadanya dan menatapku.
Ekspresi wajahnya tampak seolah-olah ingin mengatakan, "Tubuhku ada di sini".
Bahkan sekarang, aku tidak mengerti kondisi mentalku saat itu. Aku merasakan sakit yang dingin seolah-olah ada seseorang telah menebas punggungku, dan demam kecil, seolah-olah hatiku sedang tertekan. Perasaan yang sama ketika aku melihat ke Bumi setelah meninggalkannya. Suatu gerakan jiwa yang tak bisa dijelaskan.
Gadis itu bertindak atas apa yang biasa disebut hati.
Dia mulai mengalami apa yang namanya emosi.
Aku sudah menyadari hal ini sejak lama. Tapi selama ini aku hanya pura-pura tidak melihatnya sampai sekarang.
Bentuk kehidupan ini tidak berkembang agar sesuai dengan lingkungannya, tapi justru berkembang untuk memenuhi keinginan yang telah dia pilih.
“Begitu ya. Kau ingin mengambil bentuk manusia.”
Dia mengangguk penuh semangat. (TN : Detta, mereka berdua salah paham akan maksud satu sama lain)
Bagi kami berdua yang selama ini tidak dapat berkomunikasi, hanya pada momen ini kami mungkin bisa saling memahami satu sama lain.
Alasan kenapa dia tidak menyakitiku adalah karena dia ingin menggunakan tubuhku sebagai referensi.
Alasan kenapa dia tersenyum untukku dan rasa suka yang dia rasakan padaku, bukanlah karena cinta.
Melainkan karena dia sama sekali tidak mengenal manusia lain.
Waktu pun terus berlalu.
Tidak ada yang bisa menghentikan degradasi.
Dia mencoba untuk berubah menjadi bentuk kehidupan berbasis karbon. Apa yang menanti baginya di jalan itu tidak lain adalah pelemahan spesiesnya yang tak dapat diubah.
Sumber daya bulan juga mulai berkurang.
Saat dia semakin kehilangan fungsionalitasnya sebagai otak dan badan Bulan, permukaan bulan secara alami kembali ke dunia kematian.
Halo, Kapten Armstrong. Bulan kembali ke bentuk alaminya, ke dunia di mana manusia tidak seharusnya hidup, sama seperti ketika manusia pertama kali menginjakkan kaki di bulan.
Gadis tersebut mulai jatuh menuju kematian.
Semakin dia mirip menjadi manusia, semakin cepat pula Bulan meninggalkannya.
Semakin dia terpesona oleh umat manusia, semakin hilang pula aku semangatku.
Meski Begitu ...
Jika batu cantik seperti dirinya ingin mendapatkan kehidupan, maka aku harus memenuhi keinginannya.
Aku mulai bekerja memperbaiki roket.
Aku mengamankan sebanyak mungkin sumber daya yang tersisa.
Tujuh kota bulan akan segera menjadi bagian dari lautan debu kematian.
Aku melakukan apa yang aku bisa. Tentu saja, aku memprioritaskan kelangsungan hidupku sendiri. Jika aku mengabaikan diri setelah mengajarkannya prinsip ini, aku takkan bisa berhadapan langsung dengannya.
Dia mulai menghabiskan lebih dari delapan puluh persen waktunya untuk tidur.
Aku menggendongnya saat dia tidur. Aku melarang dia menyentuhku selama ini, tapi seperti yang aku duga, aku tak bisa menyentuhnya melalui pakaian luar angkasa aku. Itu sebabnya aku setidaknya ingat bacaan ini. Di dalam lautan tanpa berat ini, data adalah satu-satunya ingatan yang pasti.
Dia bangun ketika aku membawanya menuju ke kota. Bahkan tanpa mengatakan apapun, aku yakin kalau dia mungkin bisa mengerti apa yang sedang terjadi. Gadis itu sedikit melawan, tapi tidak memiliki kekuatan yang biasa dia miliki.

Setelah sedikit melawan, dia kembali tertidur.
Aku membaringkannya di roket satu kursi.
Hal yang biasanya memakan waktu lima menit, entah kenapa malah berubah menjadi memakan waktu beberapa jam.
Aku pastikan dia akan aman, tapi dia pasti akan membenciku nanti. Karena bagaimanapun juga, rencana ini bergantung pada kapal yang hancur di tengah udara.
Selama dia bisa memasuki atmosfer dengan aman, dia seharusnya baik-baik saja. Shelter keselamatan kemudian akan menjatuhkannya ke laut. Dia mungkin agak melemah, tapi dia masih sebagian planet. Eksterior tubuhnya akan cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Rasanya mungkin sedikit sakit, tapi aku berharap dia memaafkanku.
Waktu tinggal dua menit lagi sampai lepas landas.
Ini adalah proyek besar yang menghabiskan sekitar delapan puluh persen sumber daya Bulan yang tersisa.
Dari awal, ini semua milik Gadis itu, jadi aku tidak merasa bersalah sama sekali.
Sensorku merasakan gelombang lagi.
Aku mendengar ketukan dari dinding di dalam roket.
Melalui jendela roket, aku bisa melihat rambutnya yang acak-acakan dan kusam.
Aku tidak punya hal lain untuk dilakukan, jadi aku berbicara dengannya, seperti yang selalu aku lakukan.
"Tenang. Sekarang, kau sudah tidak membutuhkanku lagi. Jiwamu hanya ingin mencari cinta. Setelah Kau jatuh ke planet itu, Kau akan menemukan semua yang kau inginkan di sana. ”
Tidak, kamu salah! Aku tidak mencintai umat manusia. Aku hanya mencintaimu!
“Jangan khawatir. Setelah kau pergi, aku akan menjadi seperti dirimu di sini. Ketika sumber daya si sinihabis, aku takkan bisa terus hidup sebagai manusia. Sejujurnya, hal tersebutlah yang aku inginkan. Jadi aku tidak akan lagi kesepian, sama seperti dirimu sebelumnya. ”
Itu juga salah! Sebenarnya, kamu juga sedang mencari apa artinya cinta!
Aku tidak mengerti lagu.
Namun, gelombang suaranya terasa luar biasa dan sama sekali tidak membuatku tidak nyaman.
Suara dentuman pada dinding roket semakin kencang.
Aku tak bisa mendecak lidah saat merasa penasaran apakah dia benar-benar bisa melewatinya.
Di dalam pikiranku, aku tak merasa khawatir tentang rencana akan dihentikan olehnya asalkan dia tetap aman.
Cara berpikir itu biasanya tak pernah terpikirkan olehku. Sebenarnya, itu juga tidak benar. Sejak aku tiba di planet ini, aku bekerja untuk gadis itu. Tidak satu hari pun berlalu tanpa aku memikirkannya. Jadi dalam arti lain, cara hatiku bekerja sekarang adalah norma. Aku takkan pernah melupakan hari-hari yang aku habiskan bersamanya, keseharian yang aku harap tak pernah berakhir.
“Beberapa waktu yang lalu, aku berbicara kepadamu tentang definisi kehidupan. Aku mengatakan bahwa mereka yang meninggalkan kehidupan tak dianggap sebagai bentuk kehidupan. Itu benar. Jika kau ingin benar-benar hidup, maka Kau harus mempunyai seorang anak. ”
Tolong tunggu! Setidaknya, biarkan aku berbicara denganmu sekali lagi.
Keputusanku untuk menjatuhkan gadis ini ke Bumi sangatlah licik.
Ini mungkin tindakan yang bisa saja mengakhiri umat manusia.
Tapi sekali lagi, aku sudah meninggalkan umat manusia.
Itu sebabnya aku datang ke dunia ini.
Dan itu sebabnya, sampai saat ini ketika aku hampir kehilangan segalanya, aku tak pernah menyadari di mana hatiku berada.
Kenangan demi kenangan menghantam kepalaku seolah-olah hendak memberikan hukuman untukku.  Jenis manusia seperti itulah diriku.
“Aku benci manusia. Aku menyerah pada segalanya dan naik ke Bulan untuk melarikan diri. Orang sepertiku tidak punya hak untuk mencintai seseorang. ”

Aku ini lemah dan egois, seperti kebanyakan manusia yang lain.
Walau mesin seperti diriku, yang tidak memiliki fungsi untuk berempati ...
"... Tapi aku jatuh cinta padamu."
Tanpa memahami apa arti kebahagiaan,
Aku dengan egois berharap supaya kau bisa hidup damai.
Cahaya dan panas menyerang penglihatanku.
Roket itu menarik ekornya dan turun ke lautan gelap angkasa.
Sebuah kapal menuju kekosongan.
Aku menontonnya melalui kaca helmku.
Planet itu pergi.
Kau pergi.
Saat ini, lebih dari waktu lain dalam hidupku, aku merasa seperti manusia.
Jadi begitu ya. Alasan sebenarnya aku naik ke Bulan adalah belajar tentang apa artinya cinta.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama