The Result when I Time Leaped Chapter 61


Kolam Renang Bagian 3

Setelah menenangkan joni kecilku, entah bagaimana aku berhasil keluar dari kolam.
“Kenapa kamu harus menyentuh dada Sana !?"
“Iiaaaaa, itu tak bisa dihindari. Tak usah marah-marah begitu.”
Kelihatannya mereka sedang berdebat, tapi Sana dan Natsumi-chan sama-sama akrab.
“Hmm ... punya Haru-chan secara signifikan sih lebih besar ….. Kurasa Dorobo-kun benar-benar menyukai payudara besar.”
Hei, jangan menganalisis yang aneh-aneh!! Saat membahas apa yang aku sukai tentang Hiiragi-chan, itu tidak penting, oke? Payudaranya yang besar sudah menjadi fakta. Kulit yang halus, putih, mulus atau bahkan seberapa cantik kakinya, semua itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Bukan karena itu alasan aku jatuh cinta padanya.
... Tetap saja ... Fakta bahwa Oppainya yang besar, atau dia berwajah cantik, membuaku senang tentang hal itu sebagai kekasihnya adalah benar adanya.
“Kali ini, Dorobo-kun, ingin meluncur bersamaku?”
“Ka-Kamu ini...”
“Natsumi sendiri tak keberatan, loh, Sana-chan?"
“Na-Natsu ... Natsumi-chan tidak punya hubungan dengan Nii-san, ‘kan?”
Ya, Sana, aku mengerti, aku sangat mengerti itu. Terkadang  ada penolakan untuk memanggil seseorang yang kau temui untuk pertama kalinya dengan nama depan mereka. Bahkan jika orang lain itu baik-baik saja dengan itu.
“Lalu, Sensei pergi bareng Sana-chan?”
“Eh, Sana harus ... bersama Nii-san ... Aaaaaah—"
Hiiragi-chan membawa paksa Sana ke puncak seluncuran.
“Haru-chan juga cukup dekat dengan Sana-chan.”
Celetuk Natsumi-chan sambil tertawa, dan ketika kami akan memutuskan siapa yang akan duduk di depan atau di belakang, dia menatapku.
“Terus? Gimana rasanya payudara Haru-chan?”
“Buuu !? Gimana rasanya ... "
Natsumi-chan tertawa sambil melihat reaksiku.
Gadis ini, dia menjahiliku.
Jeritan yang menyenangkan bisa terdengar ketika dua orang mulai meluncur ke bawah seluncuran. Hiiragi-chan sepertinya sedang bersenang-senang, tapi untuk beberapa alasan, Sana tampak agak tertekan.
“Sana seharusnya tidak memilih untuk duduk di depan ... Sana teringat betapa inferior dirinya ...”
Tampaknya bagi Sana, sama seperti diriku bersama Hiiragi-chan sebelumnya, Oppainya benar-benar menempel di punggungnya.
Kemudian, setelah istirahat sejenak, kami akhirnya pergi ke kolam dengan ombak buatan. Baru pertama kalinya aku ke sini, tapi ini benar-benar terlihat seperti lautan asli, dengan ombak yang akan mendorongmu.
Hiiragi-chan, dilengkapi dengan ban pelampung yang disewa, menikmatinya semaksimal mungkin.
“Ayo pergi, Sei- ... Sanada-kun.”
“Ya baiklah.”
Sambil menarik lengannya, aku menuju ke belakang bersama Hiiragi-chan.
“Tu-Tunggu ... Sa-Sana mau ikutan juga ...”
“Tidak apa-apa. Biarkan saja mereka. Daripada itu, aku ingin bermain dengan Sana-chan.”
Oooh, dukungan dari adik perempuan yang bertingkah seperti kakak perempuan. Filter Natsumi-chan diaktifkan.
"Jika Na ... Nacchan bilang begitu. Bukan karena Sana ingin bermain denganmu ... apa boleh buat, oke ... "
Atau itulah yang dia katakan, tapi Sana tampak sangat senang dengan ucapan Natsumi-chan saat dia mengikutinya.
“Aku harus berterima kasih kepada Natsumi nanti.”
“Ya, kau benar.”
Aku sedang bermain-main bersama Hiiragi-chan yang mengambang dengan ban pelampung ketika ada pengumuman datang dari gadis yang memegang toa.
“... Akan ada ombak besar yang datang ...”
... Entah kenapa suara ini pernah kudengar sebelumnya ... tunggu, bukannya itu Kanata. Apa yang sedang dia lakukan? Dia mengenakan topi dari fasilitas ini, dan bahkan mengenakan kaos ... Ah, dia  datang ke kolam renang bukan sebagai pengunjung, tapi untuk pekerjaan part-time.
Sambil melirik selembar kertas di tangannya yang tampak seperti lembar contekan, dia bekerja dengan mengumumkan kepada pengunjung di dalam kolam ombak buatan.
“... Ombak yang datang akan sedikit keras. Sedikit lebih keras dari Laut Jepang. ”
Kenapa dia bisa bersemangat sekali?
“... Ombaknya juga melebihi 1 meter, itu sebabnya anda diberitahu sebelumnya. Dan juga, para pasangan harus sejauh mungkin dari satu sama lain. Setidaknya, itulah perasaan pribadiku. "
Jadi kalimat terakhir adalah keinginanmu sendiri!!?
“Baiklah kalau begitu, semuanya ... selamat bersenang-senang ... Ny-nyan ...”
Uwah. Kalimat itu benar-benar dipaksakan!
“Apa yang harus kita lakukan, Seiji-kun? Tak kusangka ada Ii-san di sini. ”
“Tidak apa-apa, selama kita tahu keberadaan Kanata, kita bisa memastikan untuk menyembunyikanmu, Haruka-san.”
Aku mulai mendorong ban pelampung Hiiragi-chan, sambil fokus bersembunyi dari Kanata.
“Seiji-kun, Seiji-kun!”
“Sekarang apa lagi? Aku sedikit sibuk sekarang— ”
“Ombaknya…..”
Heh? Pada saat aku baru menyadarinya, sudah terlambat. Ombak besar langsung menerjang kami.
“Ugyah!?”
“Funyan!?”
Zabaaaaaan, aku terseret tergulung-gulung oleh air. Melihat sesuatu yang tampak seperti kupu-kupu, aku langsung meraihnya tanpa berpikir.
... dan yang kupegang adalah atasan bikini putih.
Hah, bukannya ini punya Hiiragi-chan?
Setelah berusaha keras keluar ke permuakaan air dan melihat sekeliling, ban pelampung itu hilang.
“Fupu, apu, hoppu” 
Hiiragi-chan yang agak jauh melambaikan tangannya kelabakan.
Dia tenggelam !? Padahal kau bisa berdiri di kolam ini !?
“Tidak apa-apa Haruka-san, tenanglah!”
Ketika aku mendekatinya, aku menyadari kalau Hiiragi-chan tidak mengenakan apapun di bagian atas tubuhnya.
Lalu mungkin, bikini putih yang ada di tanganku ini ... Ah. Baru saja, aku melihat oppai yang telanjang sesaat ... jadi ini beneran punya Hiiragi-chan !?
Ketika ban pelampung itu mengapung menjauh, mungkin salah satu senarnya ada yang nyangkut. Tetap saja, pertama-tama aku harus menyelamatkannya dari tenggelam dulu !? Tapi tunggu, jika aku membawanya keluar dari kolam, Oppai seksi Hiiragi-chan akan terekspos di depan umum ...!
—Harus menyelamatkan keduanya!
Aku harus menyelamatkan Hiiragi-chan dan oppainya!
Aku memeluk Hiiragi-chan, yang sedang kelabakan dan menggap-menggap di air. Lalu, aku mengangkat wajahnya sedikit keluar dari air.
“Haruka-san, coba lihat aku.”
“Au,hobu, apu ... aku mencintaimu.”
Tolong jangan nyatakan perasaanmu saat sedang tenggelam. Memeluknya sih tak masalah, tapi sensasi oppainya yang telanjang membuatku sadar dan fokus pada keberadaan mereka.
Tubuhku yang egois ini!
Apa yang harus aku lakukan?
Bagaimana caranya agar dia memakai bikini !?
“Tidak, belum, sampai aku menikahi Seiji-kun ... aku tidak boleh mati ...!”
“Astaga…. kau bisa bernafas dengan normal, ‘kan? Atur nafasmu baik-baik, suuu haaa, suuu haaa —— Auun !? ”
Karena dia berjuang sangat keras, sesuatu, entah itu lutut atau kaki Hiiragi-chan, melakukan tendangan kritis pada selangkanganku.
Gooon, suara keras terdengar di kepalaku.
“Guuu ...”
“Hu-Huh? Aku bisa bernafas? ”
Hiiragi-chan membuat ekspresi melongo. Di sisi lain, joni kecilku yang tadinya sangat bersemanga secara bertahap menjadi tenang. Si Joni memberiku acungan jempol, perlahan-lahan menghilang dari pikiranku. Untuk beberapa alasan, bayanganku pada si Joni kecil itu adalah lelaki tua yang jantan.
“Se-Sensei ... Jika kau sudah tenang sekarang, cepat pakai ini …... jika tidak cepat, situasi saat ini bisa berubah menjadi sedikit masalah ...”

Dengan mata berkaca-kaca karena menahan rasa sakit, aku menyerahkan bikini padanya.
“Hyan!?”
Hiiragi-chan langsung memeluk tubuhnya sendiri.
“En-Entah bagaimana, ini ada di tanganku ...”
“Untung saja orang yang mengambilnya adalah Seiji-kun ... Dan, haa? Kenapa kamu memegang begitu banyak? "
“Banyak?”
Setelah melihat lebih dekat, ditanganku ada beberapa bikini ketika mereka berkibar di air. Warnanya seperti pita ikan mas [1].
Ini punya siapa lagiiiiiiiiii !?
In-ini gawat…! Kalau dilihat dari sudut pandang orang lain, aku nanti disangka  mencoba melakukan sesuatu yang nakal ...! Sebenarnya, berapa banyak bikini yang lepas akibat ombak tadi, sih? Rasanya hampir seperti tindakan jahat yang dilakukan oleh anak SD yang mesum!
“Seiji-kun ...”
“Tunggu, ini salah paham! Jangan menatapku dengan mata itu!”
“Iblis yang mengintai di kolam ... Top Snatcher.”
“Jangan beri aku julukan aneh!”
Setelah menjelaskan ini dan itu, entah bagaimana aku bisa membuat Hiiragi-chan mengerti. Karena jika aku mengembalikannya akan mengundang banyak kesalahpahaman, Hiiragi-chan, setelah benar-benar memasang kembali bikininya, menaiki ban pelampung dengan kakinya menepak air untuk mencari korban.
Hiiragi-chan ... dia terlihat imut seperti gadis kecil ...
"Na-Na-Na-Nacchan ... atasan Sana, apa kau tahu kemana perginya ...?"
"Sana-chan, ada apa? Apa bikimu diambil? "
“Uuuuu ...”
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa, payudara Sana-chan hampir seperti tidak ada, jadi bahkan tanpa atasan bikini, enggak ada yang menyadarinya.”
“Sana punya oppai,kok! Jangan membuatnya seolah-olah mereka tidak ada! ”
Dengan mata berkaca-kaca, dan wajah yang memerah, Sana tampak bermasalah.
Ternyata, Sana juga korban dari terorisme mesum yang tidak pandang bulu.
“Yah, milikku juga hilang sih."
Kau harus lebih panik!
Hiiragi-chan, dilengkapi dengan ban pelampung, bergerak cukup gesit di atas air. Karena dia bisa mengembalikannya ke pemiliknya, itu tidak menjadi masalah besar.
Kemudian, setelah menyembuhkan kelelahan kami di area spa, kami pun pulang.
“Banyak hal terjadi, tapi rasanya benar-benar menyenangkan ♪”
Dalam perjalanan pulang, pernyataan Hiiragi-chan mewakili apa yang semua orang ingin katakan.
Rasanya memang menyenangkan, tapi pada akhirnya, satu-satunya kesan yang membekas dalam diriku adalah sensasi oppai Hiiragi-chan.



Catatan TL:

1. Pita ikan mas adalah layang-layang berwarna-warni berbentuk ikan koi, yang diterbangkan untuk merayakan Hari Anak. Mereka terlihat seperti ini:



close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama