The Result when I Time Leaped Chapter 86


Keluar Diam-Diam

Belakangan ini, aku jarang jalan bareng Hiiragi-chan kecuali menghabiskan waktu di tempatnya. Karena hubungan kami yang rahasia, jadi kami tidak bisa sering jalan keluar. Namun, aku penasaran bagaimana perasaan dia sebenarnya mengenai hal ini. Jika itu Hiiragi-chan, dia mungkin bersikeras kalau dia baik-baik saja seperti ini.
“Baru-baru ini, jumlah waktu yang kita habiskan untuk bersantai di rumah telah meningkat, ‘kan?”
“Ya, memangnya ada masalah dengan itu?”
Di seberangku, Hiiragi-chan sedang memegang cangkir tehnya, sambil menatapku dengan rasa penasaran.
“Bukan apa-apa sih... Aku cuma penasaran apa kau enggak merasa bosan.”
“Aku cukup menyukainya, tahu? Waktu santai yang kita miliki. Memang pada awalnya aku ingin pergi ke berbagai tempat dan bersenang-senang, tapi setelah terbiasa, yang begini pun terasa bagus dengan caranya sendiri. ”
Dia mengatakan hal yang cukup dewasa. Jika dia memiliki tempat yang ingin dia kunjungi, dia pasti akan menyebutkannya, jadi sepertinya dia lumayan puas.
“Minggu depan, bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat yang mewah untuk perubahan suasana?”
“Minggu depan…? Ah. Maaf. Hari itu sedikit ... “
“Ah, apa kau sudah punya rencana?”
“Ya ... yah ... hanya sedikit ...”
“Memangnya kau ada rencana apa?”
“Eeeh? Bukan apa-apa, bukan sesuatu yang penting juga kok.”
Mata Hiiragi-chan jelalatan kesana-kemari. Ini sungguh tak biasa bagi Hiiragi-chan menolak ajakanku. Biasanya dia akan segera menjawab langsung ketika aku ingin melakukan sesuatu. Sebaliknya, aku malah sedikit terkejut, karena aku tak menyangka kalau dia bakal menolak.
“Ba-Baiklah, apa boleh buat kalau kau sudah punya rencana ...”
“Ma-Maaf!”
Pada akhirnya, Hiiragi-chan menepak kedua tangannya dan meminta maaf, tapi dia tidak pernah memberitahuku tentang rencananya. Apa mungkin dia sudah merasa bosan denganku ...? Sudah setengah tahun sejak kami mulai pacaran. Bukannya ini sering terjadi di antara orang pacaran? Akhir dari fase bulan madu !? Dia sudah terlalu lama berada di sekitarku dan sekarang dia merasa bosan denganku ...?
Karena Hiiragi-chan adalah Hiiragi-chan, jika rencananya tidak sebesar itu, aku yakin seharusnya dia tak keberatan untuk memberitahuku ... Hmmm? Dia tidak ingin mengatakannya, jadi apa mungkin saat dia bilang kalau itu bukan masalah besar hanyalah alasannya saja?
Bahkan saat aku bertanya sekali lagi, dia hanya berkata, “Ini cuma sesuatu yang sepele, kok ...” (TN: Waspadalah para bujang, kalo cewek udah kayak gini, ini adalah tanda-tanda dia selingkuh :v)
Selingkuh ...? Tidak, Hiiragi-chan kesayanganku mana mungkin melakukan hal seperti itu ...
Karena kegelisahan ekstremku, aku menelepon Natsumi-chan untuk meminta saran darinya.
“Haru-chan, selingkuh? Tidak, tidak, itu mustahil, ‘kan? ”
“Tapi, meski aku sudah bertanya, dia tidak mau memberitahuku sama sekali.”
“Yah, sudah pasti dia ingin merahasiakan sesuatu darimu.”
“Aku penasaran apa itu akan seperti perselingkuhan atau semacamnya ... Jika kau tidak punya sesuatu untuk merasa bersalah, maka kau tidak perlu menyembunyikannya, ‘kan?”
“Kamu ada benarnya juga. Tetapi, jika kamu benar-benar khawatir, kenapa tidak diam-diam mengikutinya saja? Jika Haru-chan berada di posisi yang sama, dia pasti akan melakukan itu, ‘kan? Lagipula dia itu penguntit. ”
Natsumi-chan tertawa seolah mengingat sesuatu.
“Kenapa kamu tidak memberitahu Haru-chan apa yang kamu pikirkan sekarang. Dia mungkin akan menangis gembira, tau? ”
“Apa benar begitu ...?”
“Perasaan yang Haru-chan rasakan ketika Dorobo-kun membuat jantungnya berdetak ... Itu, kurasa aku sedikit mengerti ... Biasanya kamu terlihat sangat tenang, tapi saat kamu menunjukkan bagian dirimu yang lemah, celah itu, sedikit ... tidak adil ...”
Bagian terakhir dikatakan pelan sambil bergumam.
Tampaknya hal seperti itu sering disebut gap moe. Aku bisa memahaminya sendiri, tapi aku sendiri bingung dan merasa tidak yakin apakah aku benar-benar seperti itu.
“Natsumi-chan, apa kau menyukai Sensei yang menyukai celah seperti itu?”
“E-Enggak usah bahas tentang diriku ... Ngomong-ngomong, semua hal selain itu masih normal, ‘kan? Tidak apa-apa, percayalah. ”
Walau dia menghiburku kalau itu baik-baik saja, aku masih merasa gelisah.
Hari Minggu, aku memulai pengintaian pagi-pagi buta dari posisi di mana aku bisa melihat apartemen Hiiragi-chan. Aku mengamati selama sekitar satu jam, tetapi tidak ada pergerakan sama sekali. Mobilnya masih berdiam di tempat parkir, jadi aku pikir dia belum pergi.
“Halo!”
Pon, seseorang menepuk pundakku dari belakang.
“Uwah, bikin kaget saja.”
Natsumi-chan tiba. Mobil mewah yang sepertinya membawanya ke sini, melaju pelan di jalan.
“Apa ada pergerakan?”
“Masih belum.”
Di tempat kerja kemarin, aku bilang kepadanya kalau aku akan melakukan pengintaian, jadi dia mungkin ikutan karena penasaran.
“Dorobo-kun, belikan aku anpan dan susu.”
“Aku tidak mau. Jika kau mau, beli saja sendiri. ”
“Kalau begitu nanti takkan cocok dengan suasananya!”
“Aku tidak peduli soal itu. Ah, dia keluar.”
Dia tidak mengenakan sesuatu yang mewah saat dia berkencan denganku. Sebaliknya, pakaiannya tampak agak biasa dan mudah untuk digerakkan, dengan topi di kepalanya.
“Aku ingin tahu mau ke mana dia pergi, Haru-chan.”
Dia tampak dalam suasana hati yang baik ketika dia memainkan kunci dengan jarinya dan kemudian masuk ke mobil.
“Ini buruk. Dia berencana pergi ke suatu tempat yang jauh.”
Aku meraih gagang sepedaku.
“Eh? Kamu berencana mengejarnya dengan sepedamu? ”
“Apa boleh buat, kan?”
“Tunggu, tunggu sebentar. Aku akan menelepon.”
Menelepon?
Natsumi-chan mengeluarkan ponselnya dan memanggil seseorang.
“... Halo? Ini Saya. Apa kamu bisa membawa mobilnya? Ya, di sekitar apartemen Onee-sama ... Ya, ya. Ini mendesak, tolong cepat.”
Karakternya telah berubah menjadi seorang wanita yang anggun.
“Apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?”
“Aku hanya berpikir kalau kau benar-benar seorang cewek tajir.”
“Berbicara seperti itu terlalu kaku, jadi aku tidak terlalu menyukainya. Tapi jika aku tidak melakukannya, semua orang di rumah akan memperlakukanku seperti berandalan.”
Tampaknya cewek tajir punya masalahnya tersendiri. 
Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah hitam yang Natsumi-chan panggil datang. Kami berdua lalu melanjutkan.
“Kejar mobil Onee-sama.”
Natsumi-chan menunjuk ke mobil Hiiragi-chan yang melaju di depan kami. Cara bicaranya, dan gerak-geriknya menunjukkan sikap wanita yang anggun.
“Apa?”
“Tidak, aku hanya berpikir kalau ini juga semacam gap. Rasanya sangat menyegarkan.”
“Bo-Bodoh ...”
Aku dipukul oleh Natsumi-ojou-sama.
Merasa was-was apakah dia akan bertemu cowok lain, aku menjadi khawatir ketika mobil Hiiragi-chan memasuki tempat parkir berbayar. Dengan penuh semangat, dia keluar dari mobil dan berjalan pergi. Kami juga keluar dari mobil, dan mengikuti di belakangnya.
Daerah ini adalah area ramai yang terletak di dekat stasiun kereta. Aku merasa area ini adalah tempat yang sempurna untuk bertemu dengan seorang cowok dan minum teh atau sesuatu ...
“Aku ingin tahu ke mana dia pergi.”
“Apa kamu ingin bertaruh? Aku yakin dia tidak bertemu dengan cowok lain. Jika dia ingin merahasiakannya dari Dorobo-kun ... mungkin ada hubungannya dengan minatnya.”
“Bertaruh. Itu bukan sesuatu yang akan dilakukan Natsumi-ojou-sama, ‘kan? ”
“Be-Berisik, idiot ... Berhentilah memanggilku dengan Ojou-sama.”
Ketika aku menggodanya, Natsumi-ojou-sama sekali lagi memukuliku.
“Tung— Ojou-sama, itu menyakitkan.”
“Itu karena kamu terus mengejek Ojou-sama ini.”
Saat kami saling menepak, kami melihat Hiiragi-chan memasuki gedung serbaguna.
Toko mana yang ingin dia kunjungi ...?
Melihat papan para penyewa, ada sebuah toko di lantai pertama, dan dari lantai dua ke atas, ada kantor dan kafe internet. Itu adalah deretan toko tanpa tujuan terpadu.
[Aula Utama Pijat] ——Mataku terpaku pada tanda berwarna merah muda ini, sepertinya Natsumi-chan juga tertarik padanya.
“Pijat…? Empat puluh menit seharga 10.000 yen, bukannya itu mahal? ” (TN : Sekitaran 1,4 jutaan)
Mungkin itu bukan pijat yang dipikirkan Nastumi-chan ...
“Natsumi-chan, ini bukan pijat normal ...”
"Eh? Jika tidak normal, lalu apa? ”
Kenapa dia selalu ngga peka dalam hal-hal seperti ini?
“Warna merah muda dan tanda yang dirancang murah —— itu adalah toko untuk pijat plus-plus.”
“Pijat plus-plus ... Eeeeeeeeee!?”
Wajah Natsumi-chan langsung memerah. Sambil membuka dan menutup mulutnya, dia menunjuk sesuatu ke atas dengan jarinya.
“Liftnya, berhenti di lantai itu ...”
“Eeeeeeeeeeeeeeehh!?”
Tidak ada orang lain yang masuk ke lift selain Hiiragi-chan ... Yang artinya ... apa ini? Toko pijat biasanya untuk pria. Jika Hiiragi-chan memasukinya, apa dia diam-diam bekerja di sana ...? Sensasi kejutannya begitu hebat sampai-sampai Natsumi-chan dan diriku hanya bisa berdiri terpana. 
Di depan mata kita, seseorang dengan mata yang disembunyikan oleh topi cepat berlalu. Dia menekan tombol dan menunggu lift.
“Hmmm, Haru-chan?”
Orang itu bereaksi saat dipanggil begitu.
“Ah, tidak, aku bukan Hiiragi Haruka.”
Seperti biasa, dia tidak pandai berbohong.
“Haruka-san, kamu mau pergi kemana?”
“Haaah ~ kurasa sudah ketahuan ya….... ada yang harus aku lakukan di lantai tujuh gedung ini.”
Lantai tujuh. Di lantai sana ada [Salon Kecantikan].
“ “ Jadi begitu ya ...” ”
Natsumi-chan dan aku langsung terkulai lega.
Kalau dilihat lebih dekat lagi, Hiiragi-chan memegang tas dari minimarket. Orang yang menuju ke toko pijat sama sekali bukan Hiiragi-chan.
“Ini adalah toko estetika yang rumornya sulit didapat. Aku akhirnya bisa melakukan pemesanan untuk hari ini.”
“Jika cuma itu, seharusnya kau bisa saja memberitahuku ...”
“Aku hanya ingin Seiji-kun berkata, " Hmm? Haruka-san, apa kau menjadi lebih cantik? ” Makanya aku tidak mau memberitahumu.”
“Lihat. Sudah kubilang itu baik-baik saja, ” Natsumi-chan menerkam pernyataan itu.
Dia kemudian menjelaskan pada Hiiragi-chan yang bingung.
“Pencuri-kun sangat khawatir apakah Haru-chan akan bertemu cowok lain.”
“Heeeh ~? Benarkah? Ia sangat khawatir?”
Hiiragi-chan melirik ke arahku dengan senang.
“Itu benar, aku khawatir ...cuma sedikit.”
“Ufufu. Sudah hampir waktunya untuk waktu pemesananku, jadi aku akan bertemu nanti.”
Dia bilang begitu sembari tersenyum dan naik ke lift.
Aku dan Nastumi-chan telah mencapai tujuan, jadi kami berdua segera pergi dari gedung.
Setelah kembali ke tempat Hiiragi-chan dan bersantai sebentar, si pemiliknya kembali.
“Aku pulang. Bagaimana? Ini adalah Haruka-san yang baru kembali dari salon kecantikan. ”
“... Ya, rasanya kulitmu sedikit lebih bersinar. Sangat cantik sekali.”
“Satu-satunya alasanku pergi ke salon kecantikan karena aku ingin Seiji-kun mengatakan itu.”
Dia langsung terjun ke pelukanku. Mendengarnya kalau dia ingin menjadi lebih cantik demi diriku, rasanya bukan sesuatu yang buruk.
“Syukurlah.”
Saat aku diam-diam menggumamkan rasa lega di dalam dadaku, aku menunjukkan padanya senyum terbaik yang bisa kubuat.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama