The Result when I Time Leaped Chapter 94


Cool Beauty Haruka-san

Keesokan harinya, saat aku tiba di tempat duduk, Fujimoto masih bertindak seperti biasa. Ia tidak bertingkah aneh sama sekali. Jika Ia memang menyadarinya, Ia pasti diam-diam akan bertanya kepadaku tentang hal itu sambil menyeringai, tapi nyatanya Ia tidak melakukan hal seperti itu. Mungkin, aku terlalu parno memikirkannya.
Bel pun berbunyi, dan kelas sejarah dunia dimulai.
“Ayo mulai pelajarannya sekarang.”
Rambut Hiiragi-chan yang biasanya diikat, tapi sekarang dibiarkan tergerai. Hari ini, dia mengenakan kacamata dan memiliki aura cerdas yang tak pernah terlihat sebelumnya.
... Apa mungkin, pernyataan cool beauty yang sebelumnya adalah serius ...?
“Sensei, apa yang terjadi hari ini?”
“Tidak ada apa-apa.”
Hiiragi-chan merapihkan kaca mata (mungkin) palsunya.
“Anda terlihat sangat pintar, loh?”
“Tapi aku benar-benar pintar.”
Kau akan mengatakan itu sendiri?
Hiiragi-chan sekali lagi menyibakkan rambut di bahu dengan tangannya.
“…..…”
Dia melirik ke arahku sesaat, dan kemudian mengalihkan pandangannya. Sepertinya dia melakukan yang terbaik untuk tidak menunjukkan sisi merayunya.
“Aku ingin seseorang membaca dari buku teks, sih?”
Guru ini, dia pasti berpikir menambahkan "sih" di akhir kalimatnya membuatnya terdengar lebih keren. 
Versi Hiiragi-chan yang cakap berjalan melalui kelas dengan cara yang lebih tegas, dan dengan cepat mencapai belakang kelas. Cewek-cewek itu akhirnya memanggil Hiiragi-chan dengan santai, dan ketika mereka bertanya tentang busananya hari ini, dia berkata, "Sudah waktunya makan siang," berbalik, dan kemudian berjalan menyusuri lorong.
“Hiiragi-chan, bukannya ada sesuatu yang aneh tentang karakternya?”
“Iya, tapi dirinya yang mencoba terbaik seperti itu juga masih terlihat lucu.”
“Ah, aku mengerti maksdumu. Ini cukup mempesona, rasanya kamu ingin terus mengawasinya. ”
Aku mendengar percakapan cewek-cewek di kelas yang sambil tertawa satu sama lain. Ketika cewek-cewek yang lebih muda merasa kau menarik, atau mengatakan kalau mencoba yang terbaik itu lucu, mana mungkin guru yang lebih tua menganggapnya keren.
Untuk menghabiskan jam istirahat makan siang berdua dengannya, aku meninggalkan ruang kelas dan menuju ruang referensi sejarah dunia.
“Permisi.”
Setelah mengatakan itu dan masuk, Hiiragi-chan sudah menungguku dalam mode kerennya.
“Itu kacamata palsu, ‘kan? Apa kau memakainya supaya ingin terlihat keren?”
“Bukannya aku ingin terlihat keren, tapi aku ini dari awal memang keren,sih.”
Itu dia, kata "sih" muncul lagi. Entah bagaimana, citra keren Hiiragi-chan, sedikit berbeda dari citra keren orang normal.
Hiiragi-chan bersikeras kalau dia awalnya keren, tapi dia sudah menyiapkan selembar kain dan makanan.
... Tindakanmu sangat genit. Yah, kurasa tidak apa-apa.
“Seiji-san, jika kamu tidak segera makan, kamu akan kehabisan waktu.”
Seiji-san ... itu panggilan baru.
Membalasnya dengan ya, aku duduk di seberangnya.
“……..”
Hiiragi-chan terus melihatku, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Garis pandangnya perlahan turun ke pangkuannya. Sepertinya dia ingin melakukan bantal pangkuan seperti yang selalu kita lakukan.
Bertingkah seolah-olah aku tidak tahu, aku mulai memakan bekal buatannya.
“Haruka-san, aaahhn.”
Aku mengambil labu rebus dengan sumpit, dan membawanya ke Hiiragi-chan.
Bikun, tubuhnya menunjukkan reaksi keras. Ekspresinya yang dingin langsung meleleh ketika mulutnya melonggar kebahagiaan, seakan mengatakan "Tidak biasanya Seiji-kun menyuapiku."
“…Haah.”
Hiiragi-chan kemudian menggelengkan kepalanya saat dia mengingat konsepnya untuk hari ini.
“Tanpa kamu melakukan hal seperti itu, aku bisa makan sendiri.”
“Ah, begitu ya. Lalu, aku akan memakannya sendiri.”
Sumpit aku berbelok, membawa labu rebus ke mulutku sendiri. Ya. Hari ini juga terasa sempurna. Rasanya sangat sedap.
“…….”
Merasakan adanya tatapan, aku melirik ke depan, dan melihat Hiiragi-chan cemberut dengan pipinya yang menggembung.
“Apa ada yang salah?”
“Tidak ada kok, hmmph.
Seperti yang kuduga, dia benar-benar ingin aku menyuapinya. Bertindak keren atau jujur, aku tak berpikir kalau itu saling bertentangan. Tapi kurasa, baginya, diberi makan berarti dia bertingkah manja, jadi sepertinya dia berusaha mengontrol diri.
... Kurasa orang yang keren takkan menggembungkan pipinya seperti itu, tapi aku ingin tahu apa yang dia pikirkan tentang itu.
Seolah-olah melampiaskan ketidakpuasannya, Hiiragi-chan mulai menjejali mulutnya dengan makanan, dan bahkan memakan bekal-ku. Heeeey. Makan siangku…
Pipinya saat ini tembem seperti hamster.
“Aku tak berpikir orang yang keren akan cemberut hanya karena mereka tidak disuapi, aku juga tak berpikir kalau kau tidak bisa jujur ​​dengan perasaanmu sendiri.”
“Apa Seiji-san tidak menyukai cool beauty?”
Bukannya aku tidak menyukainya. Sebaliknya, bisa dikatakan kalau aku memang menyukainya.
Jika orang itu sifatnya memang begitu, maka aku akan menyukai mereka. Tapi, jika orang itu memaksakan diri untuk bertindak seperti cool beauty, dan aku ditanya apa aku menyukainya, lalu jawabanku adalah tidak.
“Berusaha mengubah penampilanmu sebagai rencana melawan sifat manjamu adalah sesuatu yang baik, kurasa. ”
“Be-Begitu ...”
Ekspresinya sedikit mengendur pada saat itu.
Plak, Hiiragi-chan menampar pipinya, dan ekspresinya sekali lagi kembali jadi cool beauty.
Eeehhhh ... kau tidak perlu sejauh itu!
“Namun, kurasa aku lebih menyukai Hiiragi-chan yang normal? Meski yang keren juga bagus, sih. ”
“……”
Topeng cool beauty-nya akan hancur, tetapi sekali lagi dibangun kembali. Sepertinya dia berniat keras kepala untuk terus bersikap cool beauty.
Perkataanku tadi adalah apa yang benar-benar kupikirkan, dan seperti yang dikatakan cewek-cewek di kelas, ada titik di mana kesan cool beauty-nya terasa aneh.
Supaya dia kembali ke Hiiragi-chan yang normal, apa yang harus aku lakukan ...?
“Kau cuma tinggal menghentikan sikap manjamu saat ada pihak ketiga. Tapi saat kita sendirian, kau boleh bersikap seperti biasa. ”
“…!”
Oh, dia gemetaran, dia gemetar.
“Dalam situasi ini, kita bahkan tidak bisa berciuman.”
“!?”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Me-Meski aku cool beauty, tidak masalah untuk ciuman pendek.”
“Lalu, mulai sekarang, Cuma boleh dua detik dan hanya satu ciuman.”
“!?”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Eh? Yang bener? Itulah yang dikatakan wajahmu sekarang, Haruka-san.”
“Ka-Kamu sepertinya salah paham denganku. Meski aku bilang ciuman pendek, maksudku ciumannya cukup lama untuk berhenti sebelum mencapai rasa puas. ”
Bukannya pada dasarnya kau sudah merasa puas?
“Pada akhirnya, kau cuma ingin mencium seperti biasanya.”
“Tapi aku tidak mengatakan itu.”
“Kalau begitu, sudah waktunya aku pergi. Terima kasih untuk bekalnya.”
“Tu-tunggu—”
Aku berbalik setelah ditarik mundur, dan wajah Hiiragi-chan tepat di depan mataku.
“Berhenti, bersikap jahat padaku ...”
“Bahkan seorang cool beauty ingin dimanjakan?”
“Iya.”
Bibir kami saling mengecup, dua kali, tiga kali, dalam ciuman.
“Aku ingin melakukannya ... aku tidak bisa menahan diri lagi...”
Hiiragi-chan yang berkacamata menunduk ke bawah dengan bibir terangkat.
“Seiji-kun jahat ... jadi aku akhirnya menjadi keras kepala ...”
“Haruka-san, meski mengenakan kacamata kau masih tetap imut.”
“Eheheh. Yay
Bagian dirinya yang cool beauty langsung lenyap ketika aku menanggapi ciumannya. Kami terlalu asyik satu sama lain sampai-sampai kami tidak sadar kalau bel masuk sudah berdering .


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama