The Result when I Time Leaped Chapter 98



Ibu Hiiragi - Bagian 1

Ketika aku bangun, entah bagaimana aku merasa kalau aku kembali ke masa depan. Kupikir mau bersih-bersih dulu, jadi aku melihat sekeliling ruangan. Seperti yang kuduga, aku memang kembali ke masa depan. Smartphone-ku tergeletak di samping tempat tidur, dan aku sendirian di ranjang yang agak besar.
Terakhir kali, diriku di masa sekarang menulis sebuah catatan, jadi aku bisa langsung memahami situasinya, tapi kali ini sepertinya tidak ada catatan. Setelah menemukan tas bisnis yang sering kugunakan, aku mengeluarkan dudukan kartu nama dan memeriksanya.
“Seiji-kun? Jika kamu tidak cepat bangun, kamu akan terlambat, tahu? ”
Aku mendengar suara Hiiragi-chan dari luar ruangan.
Hiiragi-chan sepertinya terbiasa melakukan ini sebagai kehidupan sehari-harinya ... perasaan hidup bersama dengannya benar-benar menyenangkan.
Di kartu namaku tercetak nama perusahaan yang tidak aku kenal. Apa aku tidak masuk perusahaan HRG? Atau jangan-jangan, aku tidak bisa masuk ke perusahaan HRG? 
Ngomong-ngomong,  yang terpenting adalah diriku yang sebelum melompati waktu, memiliki jabatan sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar. Sebuah perusahaan yang biasa dijuluki perusahaan gelap. Tugas kerja yang menumpuk dan gaji kecil, sangat tidak setimpal dengan standar UMR yang ada, namun punya jabatan resmi rasanya tidak terlalu buruk juga. Kalau kupikir-pikir lagi, rasanya sungguh mengherankan kenapa perusahaan HRG tidak mempekerjakanku.
Terserahlah. Aku keluar kamar sambil masih memakai piama, dan menuju ke ruang makan, lalu menyapa Hiiragi-chan yang sedang menyiapkan sarapan.
“Selamat pagi, Haruka-san.”
“Ya, selamat pagi.”
Dia mencium pipiku. Bangun, sarapan bersama, saling menyapa dengan ciuman ... jadi begini kebahagiaan hidup bersama? Namun, sepertinya kami masih belum bertunangan karena Hiiragi-chan tidak memakai cincin di jari manisnya.
Kali ini, Natsumi-chan sepertinya tidak tinggal bersama kami.
Begitu aku duduk, aku mulai menyantap sarapan yang disediakan. Itadakimasu, sembari mengunyah sarapan, aku bertanya pada Hiiragi-chan.
“Tentang ditambahkan ke dalam keluarga ... jika itu akan resmi, aku harus menyapa keluargamu.”
“Ah ... Ya ... tapi, tunggu sebentar lagi ya. Situasi rumaku agak berantakan sekarang, jadi kita bisa melakukannya setelah semuanya beres, oke? ”
Tanpa mengatakan lebih dari itu, Hiiragi-chan mengatakan kepadaku kalau sudah tidak ada banyak waktu dan menyuruhku untuk bergegas.
Seperti yang diharapkan, kinerja perusahaan HRG sudah menurun drastis.
“ Apa Ayahmu baik-baik saja?”
“Ummm ... kurasa ayah sedang berusaha semaksimal mungkin. Natsumi juga bekerja keras di perusahaan kami, tetapi tampaknya masih belum membaik. ”
Dia adalah putri dari CEO perusahaan, jadi kupikir rasanya tidak masalah meski dia tidak bekerja. Meski begitu, dia benar-benar memiliki segalanya bersama. 
Dari informasi tadi, tampaknya perusahaan HRG belum bangkrut.
Saat kami sedang makan, Hiiragi-chan diam-diam menurunkan sumpitnya.
“Apa ada yang salah?”
“Ini mungkin sesuatu yang seharusnya tidak kita bicarakan di pagi hari begini ... tapi, aku sedang bertengkar dengan ibuku ...”
Dia mungkin bertengkar mengenai masa depan kita.
“Kita mungkin belum mendapatkan restu mereka, tapi kita sudah menyampaikan keinginan kita kepada kedua orangtuaku ... Seharusnya tidak apa-apa tanpa menyapa mereka sekarang.”
“Apa maksudmu?”
“Artinya, pembicaraan mungkin takkan berhasil tanpa restu dari mereka.”
“Terus, apa yang akan kita lakukan tentang resepsi pernikahan?”
“Tidak mengadakan resepsi pun tidak masalah. Ini sudah menjadi impianku untuk bisa bersama Seiji-kun sejak aku mulai berkencan denganmu.”
Hiiragi-chan tersenyum bak bidadari dari khayangan. Mendengar dia bilang begitu membuatku bahagia, tetapi apa itu benar baik-baik saja? Pada saat dia berusia 27 tahun, dia mungkin sudah pernah menghadiri pernikahan temannya. Penampilan mempelai wanita dalam balutan gaun yang indah, Hiiragi-chan pasti pernah bermimpi berada di posisi itu. Aku bahkan mendengar kalau upacara pernikahan dilakukan hanya untuk sang mempelai wanita.
“Mengapa kita tidak mengikuti urutan yang benar dulu? Melompati langkah seperti itu, ini tidak seperti dirimu, Haruka-san.”
Ya. Sama sekali bukan seperti dirinya. Pemikirannya terlalu negatif.
“Sungguh…?”
Mungkin karena dia bertengkar dengan ibunya untuk masa depan kita.
Tujuan akhir kami adalah untuk menikah dan bisa bersama satu sama lain, tetapi aku juga ingin pernikahan kami diberkati oleh semua orang yang terlibat dengan diriku dan Hiiragi-chan.
Pernikahan juga merupakan ajang untuk pamer ... Sebaliknya, aku ingin melihat Hiiragi-chan sebagai pengantin wanita.
Fuwaah, sensasi akan melompati waktu menyelimuti seluruh tubuhku.
Sesaat berikutnya ketika aku membuka mata, aku melihat langit-langit kamarku yang biasa.  Aku langsung mengambil ponsel, lalu memeriksa tanggal dan waktu sekarang.  Aku segera menyadari kalau waktunya masih sama ketika aku kembali ke masa depan. Tapi, satu jam sudah berlalu.
Sebelum keyakinanku mereda, aku menelepon Hiiragi-chan.
Setelah nada dering terulang untuk sementara, Hiiragi-chan menjawab dengan suara mengantuk.
“... Ha-halo ...”
“Haruka-san, selamat pagi.”
“… Selamat pagi…”
Dia mungkin terbangun karena panggilan teleponku. Nada suaranya agak kabur.
“Aku akan membuat semua orang menerima pernikahan kita, oke?”
“... Kedelainya ... ada di kulkas ...”
Dia masih ngelindur ...
“Maaf. Aku akan menikahi seseorang.”
“…… Eh !? Apa!?!? Dengan siapa!?!?”
Ah, sekarang dia sudah melek sepenuhnya.
“Suatu saat di masa depan.”
“Jadi, itu yang kamu maksud ... kamu bikin kaget saja.”
“Seperti yang kubilang, aku ingin memastikan kita mendapat restu dari kedua orangtuamu.”
“’'Kami akan menikah, jadi tolong beri aku Haruka-san.' Sesuatu seperti itu?”
“Tidak, itu sedikit ... Fakta kalau kita sedang berpacaran sudah ketahuan oleh ayahmu, jadi aku pikir untuk membiarkan ibumu juga tahu, dan membiarkan beliau mengenalku sebagai pribadi.”
Ini sama dengan kasusnya Natsumi-chan. Jika seseorang yang tidak kau kenal, atau tidak tahu nama mereka, sikapmu terhadap mereka mungkin akan waspada. Namun, begitu dia mengenalku lebih baik, sikapnya terhadapku pasti bisa melunak sampai batasan tertentu.
“Jadi, aku ingin kamu juga memberi tahu Natsumi-chan ...”
“Natsumi? Bangun. Ini Seiji-kun.”
“Uuuu ... Itu tidak mungkin. Aku tidak bisa bangun ...”
“Dia ada di tempatmu?”
“Dia datang untuk bermain, dan akhirnya menginap.”
“Kalau begitu, aku akan ke sana.”
“Eh? Tunggu tunggu, aku masih belum siap, jadi tunggu dulu—— ”
Piii, aku mengakhiri panggilan, dan setelah ganti baju, aku menuju ke tempat Hiiragi-chan dengan sepedaku.
“... Dorobo-kun ... apa yang kamu pikirkan sih tiba-tiba datang ke tempat orang pagi-pagi buta begini ... bahkan jika kamu pacarnya, harusnya kamu menjaga yang namanya sopan santun, tahu?”
Natsumi-chan yang biasanya energik, tampak lesu di pagi hari, sambil mengucek matanya.
“Seiji-kun? Jika kamu belum sarapan, gimana kalau sarapan di sini saja?”
Di sisi lain, Hiiragi-chan sudah berpakaian seperti biasa dan mengajak sarapan.
“Haru-chan ... untung saja kamu bergegas dan membuatkanmu sarapan, tau ...?”
“Diam.”
Ketika Hiiragi-chan pergi ke dapur, Natsumi-chan dan aku duduk di kursi di meja makan. Di sana, aku mengutarakan pikiranku pada Natsumi-chan.
“Lalu apa itu berarti, kamu ikut datang juga?”
“Untuk masalah itu, aku akan mengandalkanmu.”
“Haru-chan juga akan kembali ...?”
“Yah ... jika Seiji-kun pergi ...”
Hiiragi-chan memberikan jawaban yang enggan, tapi setelah selesai sarapan, kami bertiga akhirnya menuju ke kediaman keluarga Hiiragi.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama