Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 20

Chapter 20 – Berapa Tinggi Badanmu, Senpai?

u Sudut Pandang si Senpai u
Selamat pagi, Senpai. Hari ini adalah hari Jumat yang sudah lama kamu tunggu.”
Kouhai yang satu ini sangat memahamiku, ya.
Hari ini ... akhirnya tiba ...
Tapi, aku tidak tahu kenapa senpai kelihatan sangat capek meski kamu tidak mengikuti kegiatan klub.
“Kouhai-chan juga tidak mengikuti kegiatan klub, ‘kan.”
Itu sebabnya aku juga sangat bersemangat hari ini, Senpai
Payah sekali…
Apa kau merasa tidak lelah menulis catatan terus di kelas?”
Aku selalu melakukan itu di buku teks dan lembaranku, jadi rasanya tidak melelahkan.
Tapi kau tidak bisa mendapatkan nilai tinggi hanya dengan itu, ‘kan?
Nilai semester pertamaku sekitar sepuluh poin lebih tinggi dari rata-rata. Aku minta maaf karena dapet nilai pas-pasan ♪”
Dia menjulurkan lidahnya. Bocah ini sangat payah ... Ah, dia adalah seorang gadis muda, ya. Gadis muda ini sangat payah ...
Mengetahui bahwa aku tidak pandai membuat garis besar, dia bahkan mengejekku dengan menggunakan itu. Bukankah ini terlalu tidak adil !?
Yah, aku hanya harus memperbaiki membuat garis yang lebih baik jika aku merasa frustrasi dengannya. Aku akan melakukan yang terbaik.
Ngomong-ngomong, Senpai. Berapa tinggi badanmu? Ah, ini adalah pertanyaan hari inidariku.”
Kau bertanya tentang tinggi badanku ... tapi kau tidak menentukan satuan mana yang digunakan ... Itu berarti ... pakai apapun tak masalah?
Aku tidak bisa memikirkan satuan ketinggian selain “cm”. Bagaimana dengan tahun cahaya? Centimeter tahun cahaya, hmm?
Berapa sentimeter tinggi Senpai? Senpai, kamu benar-benar merepotkan.”
Tinggiku 166 cm saat pemeriksaan medis April lalu.
Apa-apaan dengan informasi tambahan itu? Aku tak berpikir kamu bisa tumbuh lebih tinggi lagi dari sekarang, Senpai.”
“Sembarangan kau. Tinggiku sekitar 165 cm ketika pertama kali masuk SMA, dan aku belum membuang harapanku untuk bisa mencapai 170 cm!
Tapi aku pikir itu hanyalah harapan palsu ...
Kouhai-chan mengangkat tangannya ke atas kepalaku, dan mengangkatnya lebih tinggi sekitar lima sentimeter di atasku.
Apa dia ngajak berantem?
Jangan mengolok-olok usaha orang lain.
Apa kamu sudah berusaha, Senpai?
Aku selalu memasukkan susu ke kopi setiap pagi.
Bukannya sebagian besar masih ada banyak kafein? Kamu harus lebih banyak mendapatkan kalsium, senpai. Aku mendengar kalau ikan sarden kering adalah sumber nutrisi yang bagus.”
Aku merasa pernah mendengar hal itu sebelumnya.
Aku juga merasa seperti sudah pernah mengatakan itu. Senpai, orang-orang yang percaya apa yang dikatakan kepada mereka akan berhasil di masa depan, tahu.”
Bagaimana dengan raja telanjang yang itu?” (TN : Cerita fiksi mengenai raja yang telanjang, kalian bisa google sendiri)
“Lagi pula, Ia masih seorang raja.”
Tapi bukannya Ia sudah menjadi raja sejak awal?
Jadi itu berarti dana awal juga penting.
Kejamnya.
Ngomong-ngomong, ini adalah pertanyaan hari ini yang biasa. Kouhai-chan juga, berapa tinggi badanmu?”

u Sudut Pandang si Kouhai u
Seperti biasa, senpai menanyakan hal yang sama persis dengan apa yang kutanyakan.
Ayo kita taruh bantal di sini sebagai balasan. Saat aku bilang bantal, maksudku seolah-olah kami berdua sedang berperang bantal, tapi aku akan melempar bantal, bukan guling.
Senpai, kamu jorok. Apa kamu bertanya tentang tiga ukuran gadis?”
Aku tidak pernah bilang tiga ukuran, ‘kan ...
Pertama-tama, sepertinya senpai tahu apa arti dari tiga ukuran itu.
Saat aku mengatakan itu, senpai nampak kaku.
Aku tidak tahu, oke?
Ia benar-benar tidak tahu, heh ...
“Ukuran tinggi, berat, dan tinggi duduk, Senpai.
“Aku meragukan itu. Bahkan aku setidaknya tahu kalau ada ukuran payudara.”
Lebih dari ini, aku bahkan menggali lubang kuburanku sendiri. Ini buruk, ayo kita alihkan topiknya.
Baiklah, tidak apa-apa. Tinggi badanku 156cm.”
Kita memiliki perbedaan sepuluh sentimeter, ya?
Senpai juga sepertinya tidak mengutarakan apa yang kita bicarakan tadi. Baguslah.
Entah bagaimana, bukankah 156 memiliki perasaan yang lebih baik ketimbang 166, Senpai?
Aku tidak berpikir keduanya. Tapi kupikir akan lebih bagus dengan 256.”
Ah, 28, ‘kan?
Bukankah perhitunganmu terlalu cepat?
Aku hanya mengingat kalau 210 adalah 1024.
“Begitu ya…”

u Sudut Pandang si Senpai u
Ngomong-ngomong tentang perbedaan tinggi 10 cm, aku jadi mengingat sesuatu.
Ngomong-ngomong, dulu ada ilustrasi populer tentang kombinasi pasangan yang berbeda ketinggian sejak lama.
Ah, aku juga ingat itu.
Aku ingat dengan perbedaan ketinggian 25 cm, ada enam ilustrasi tentang apa yang bisa mereka lakukan, misalnya menempatkan dagu di kepala.
Jika aku tidak salah, ada juga ilustrasi untuk perbedaan tinggi 10 cm. Apa ya?
Tapi, apa kamu baik-baik saja dengan itu, senpai?
Sudut mulut Kouhai-chan tersenyum, membuatnya terlihat agak jahat.
Kau harus menjadi peran utama dengan perbedaan tinggi 10 cm kami, Kau tahu?
“Benarkah?”
Sayang sekali aku bukanlah orang yang perlu berjinjit untuk menciummu.
“Tungg-“
“Jika kamu sangat ingin menciumku, Kau bisa langsung menanyakannya di muka, oke?
Aku tidak punya keberanian untuk melakukan itu dengan seseorang yang bukan kekasihku, dan aku juga memutuskan untuk tidak punya pacar.
Ah, Senpai akan kembali ke sana lagi?
“Iya.”
Un. Aku takkan menyerah pada yang satu ini apapun alasannya.
Mungkin karena aku hanya memiliki tekad, atau aku ingin melindungi diriku sendiri yang tidak populer. Tapi aku sudah memutuskan untuk mengikuti aturan, jadi aku akan melakukannya sampai akhir.
Lalu, apa yang bisa dilakukan perbedaan ketinggian 10 cm, Kouhai-chan?
Menyundul.
“Iya?”
Me nyun dul. Menyundul. Sesuatu yang membuat kepalamu menjadi 'pyuu'.”
Kata Pyuu tadi sangat imut, oi.
“Tenaga 70%?
Dengan peluang refleks 30%.
Un, jadi itu sesuatu yang kau lakukan dengan kepalamu. Pembuktianku tidak salah.”
Baiklah, Senpai. Tolong jangan bergerak.”
Maaf?
Walau aku memiliki Akurasi 100%, aku mungkin entah bagaimana akan gagal.
Tunggu, tunggu, tunggu, kenapa malah jadi seperti ini?
Eh, tapi Senpai, Kamu ingin mencobanya, ‘kan? Kamu berbicara tentang ilustrasi itu karena alasan ini, bukan?”
Tapi aku tidak pernah bilang ingin mencobanya!
Ya, memang benar kalau aku tak pernah memikirkan apa yang akan terjadi jika ilustrasi tersebut diterapkan dalam kenyataan.
“Baik. Tinggal terima saja, dan berdiri tegap agar tidak jatuh.”
Tidak, tidak, tidak, apa kau benar-benar ingin melakukannya??”
Kouhai-chan naik bergeser ke arah dadaku yang ditahan oleh pegangan. Jika dilihat dari dekat, perbedaan tinggi ini memang sempurna untuk melakukan sundulan.
Aroma sampo Kouhai-chan bahkan lebih kuat dari biasanya. Aku sudah terbiasa dengan aroma ini juga. Rasanya mengingatkanku pada pagi hari, dan sekolah.
Senpai, apa kamu tidak mau?
Yah, jika aku benar-benar tidak mau, aku pasti sudah lari, dan aku yakin aku tidak begitu membencinya.
Dia takkan melakukannya dengan cukup kuat untuk membuatku terluka. Un. Aku percaya padanya.
Saat aku dengan ringan menggelengkan kepalaku, Kouhai-chan memberiku suara pengertian.
Tolong jangan gigit lidahmu karena itu bisa berbahaya. Kupikir kamu harus menutup mata juga. Bagaimanapun, aku tidak yakin apakah itu akan membuat percikan api atau tidak.”
Hei, apa kau benar-benar peduli padaku atau tidak sih?
Aku selalu berpikir tentang senpai, tahu.
Apa kau serius ...
Untuk saat ini, aku mengeratkan gigi dan menutup mata dengan erat. Hanya dengan melihat penampilan ini, bukannya aku terlihat seperti seorang masokis?
Apa kepribadianku terhanyut dengan situasi ini?
Dampaknya masih belum datang tak peduli berapa lama aku menunggu.
Hmm? Oiii?”
Saat aku menyuarakan kegelisahanku, sesuatu yang hangat menyentuh pipiku.
Ketika aku membuka mata karena kebingungan, kegelisahan, dan hal-hal lain yang terlintas dalam pikiranku, dampak fisik pada bagian kening akhirnya datang.
Tak kusangka rasanya sangat menyakitkan. Dia benar-benar melakukannya!
Tapi, sesuatu yang menyentuh pipiku tadi.
Apa itu jarinya, atau ...?

u Sudut Pandang si Kouhai u
Bagi aku menyentuh pipi senpai (aku takkan mengatakan dengan apa) adalah rahasiaku sendiri.
... atau itulah yang ingin aku katakan, tapi sayangnya, kami berdua berada di dalam kereta. Seperti ini, bukankah kita tampak seperti love bird? Lagipula, orang-orang sekeliling kita takkan tahu mengenai pikiranku dan bagaimana senpai memikirkanku, dan kami hanya bertindak seperti itu.
“Aduh….sakit ...
Ya, namanya juga sundulan. Dengan kekuatan 70% juga.”
Aku merasa seperti minggu ini tidak baik pada tubuhku.
Apa kamu melakukan hal tidak baik pada tubuhku minggu depan, Senpai?
Menurutmu, kereta macam apa ini ...
“Siapa yang tahu?”
Ah. Keretanya akan segera mencapai tujuan. Aku harus memberitahunya tentang rencanaku pada hari Sabtu.
Senpai, kamu besok punya waktu luang, ‘kan?
Nn? yah…”
Senpai memasang wajah 'Jika aku mengatakan kalau aku sibuk, rasanya bakal bohong.'
Kalau begitu, tolong temui aku di Stasiun Hie, besok jam 12:30 siang.
Kali ini kita pergi kemana lagi?
“Silahkan nantikan saja.
Un, aku tahu kau tidak mau memberitahuku.
Jika kamu sudah tahu, maka kamu tidak perlu bertanya lagi, Senpai.
Err, kau tahu, aku bertanya untuk berjaga-jaga.
Nn, aku hanya akan mengatakan 'itu' sekarang.
Ketimbang panik pada hari itu, ayo kita buat Senpai panik sekarang.
Ah, teman-temanku juga akan ikut dengan kita besok. Senpai, tolong bergaul dengan mereka juga, oke?”
... Ha?




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Tampaknya, tingginya 10 cm lebih tinggi dariku.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama