Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 47



u Sudut Pandang si Senpai u
Ngomong-ngomong masalah musim gugur, pasti ada banyak acara sekolahan, ya.
“Mendadak, kenapa kau bilang begitu?
Kouhai-chan yang berdiri di tempat biasa, di dalam kereta yang biasa, dan pagi yang biasa juga mulai berbicara padaku hari ini.
Terakhir kali, kita merayakan festival olahraga, ‘kan?
Um.
Aku mencoba yang terbaik untuk memenangkan perlombaan melawannya, menggunakan keberuntunganku pada saat yang paling aneh dalam perlombaan meminjam barang yang gila.
Dan keputusan akhir diputuskan dengan suit gunting batu-kertas, yang mana membuatku kalah telak. Itu adalah festival olahraga yang tragis.
... Aku juga sudah mulai menyelidiki mengenai permintaan” Kouhai-chan. Tapi, sepertinya mana mungkin aku bisa merevisi peraturan sekolah hanya karena aku adalah ketua OSIS. Pada akhirnya, aku perlu mendapatkan persetujuan dari semua anggota OSIS. Ah, apa yang harus aku lakukan?
Kali ini, aku dengar kalau sebentar lagi akan diadakan festival budaya.
Eh?
Karena dia mengatakan sesuatu tentang mengenakan pakaian gadis di festival budaya dua hari yang lalu, kupikir dia sudah tahu tentang hal itu.
Kenapa kamu tidak memberitahuku, Senpai? Bukannya kamu ini Ketua OSIS?”
Itu sebabnya aku bilang untuk melihat jadwal.
Kami pernah membahas ini sekitar dua minggu yang lalu. Terakhir kali sih, mengenai festival olahraga.
Aku sudah mencarinya di jadwalku, tetapi aku sama sekali tidak dapat menemukannya.
Aku akan mengirimkannya di LINE lain kali. Aku tidak membawanya sekarang.”
Ah, terima kasih banyak, itu bakal sangat membantu.
Setelah tiga detik keheningan yang canggung, Kouhai-chan membuka mulutnya lagi.
Aku mendengarnya dari teman sekelasku. Mereka bilang kalau itu akan diadakan pada bulan ini.”
“Ya. Seharusnya berikutnya, selanjutnya ... eh, kapan itu? Bagaimanapun, biasanya diadakan pada akhir pekan November.”
Senpai kadang-kadang teledor tentang tanggal, ya ...
Yah, baiklah, katanya, saat dia mengajukan pertanyaan seperti biasa.
Pertanyaan hari ini . Senpai, apa yang akan kamu lakukan di festival budaya nanti?”
Jika kau bertanya apa yang akan aku lakukan, tentu saja aku akan melakukan sesuatu.
Bukan itu yang ingin aku tanya.
Kouhai-chan menatapku, terlihat sedikit marah.
“Ya ya. festival budaya, ya?”
Aku tidak pernah pergi ke sana sebelumnya, seperti apa?
Apa kau tidak mengunjunginya sebelum mengambil ujian masuk?
Aku punya sesuatu untuk dilakukan saat itu, jadi aku tidak bisa.
Baiklah, baiklah. Err, singkatnya, ini kacau.”
“Kacau?”
“Di festival itu ada segalanya.
“Segalanya?”
Tidak terkendali.
Ini jelas bukan kata-kata yang menggambarkan tentang festival budaya SMA, ‘kan !?
Ketika aku menyusun kata-kata yang muncul di benakku, dia menyelaku.
Tidak, tidak, aku mengatakan yang sebenarnya. Kau akan mengerti bila melihatnya langsung.”
Sekolah SMA kita juga cukup misterius, masih bisa mendapatkan murid baru dengan festival budaya semacam itu.
Sebaliknya, senpai yang harusnya memimpin. Bukannya kamu ini Ketua OSIS?”
Sudah kubilang bukan aku yang bertanggung jawab.
Tapi, kamu masih memiliki tanggung jawab yang perlu dilakukan, bukan?
“Asal kau tahu saja. Pertama-tama, para panitia festival sekolah akan melakukan apa pun yang mereka suka. Mereka bukan di bawah tanggung jawab OSIS.”
Ah, benarkah?
Jika anggota serius OSIS yang mengelola festival budaya, pastinya takkan menjadi festival budaya yang gila.
Bagaimanapun juga, kau masih perlu menghadirinya atau kau nanti akan dianggap absen. Sulit untuk masuk ke tempat yang aneh.”
Eh ... Apa, seserius itu?
Iya, serius.
“Uwahh, menakutkan sekali.”
Tidak apa-apa, asal kau bertindak normal, kau tidak akan mati.
Mengapa festival budaya sampai membawa bahaya kematian ...
Ketika dia mengatakannya dengan keras, itu tentu berbahaya.
Ada juga beberapa area aman, seperti bazaar OSIS.
Ah, Senpai, apa kamu akan melakukan bazar?
Sebagian besar aku hanya menandatangani laporan penjualan, sih.
Senpai harus mencoba menjadi penjual di sana.
“Ogah. Karena kesalahan seseorang, buku-bukuku mulai menumpuk di lantai kamarku.”
Aku ingin selesai membacanya dengan cepat dan menyimpannya di rak bukuku.
Eh, salah siapa itu?
Jelas-jelas itu salahmu!
Apa aku ketahuan?
Ini bukan masalah apa kau ketahuan atau tidak ...

u Sudut Pandang si Kouhai u
Senpai menghela nafas, bergeser antara serangan dan pertahanan.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Kouhai-chan? Apa kau punya rencana untuk festival budaya? Ini pertanyaan hari inidariku.”
... Secara spesifik sih, masih belum ada.
Ketika aku ingin mengajak senpai keluar, aku tidak bisa mengatakannya keras-keras karena suatu alasan.
“Kebanyakan proyek kelas memang dari anak kelas 3 sih. Anak-anak kelas 1 masih belum boleh mengajukan.”
“Benarkah?”
“Ya. Lalu, klubmu ... ah, oi, anggota klub seni. Klubmu berpartisipasi dalam festival budaya, bukan?”
Ah, benar juga, eh.
Aku adalah anggota hantu di klub seni. Kapan terakhir kali aku pergi ke sana?
“Jadi begitu. Meski, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan.”
Inilah sebabnya anak-anak muda begitu ...
Bagaimanapun juga, aku mematikan notifikasi grup klub LINE sejak lama.
Aku bahkan tidak tahu siapa yang bekerja keras di klub sekarang. Baru-baru ini, aku hanya fokus mengejar senpai.
Yah, itu saja. Sebagai Senpai-mu, aku pikir akan menarik bagimu untuk berpartisipasi dalam proyek ini sekali saja.”
Tapi aku akan tetap melakukannya ketika aku kelas tiga nanti, ‘kan?
Oke, koreksi. dua kali.”
Senpai, apa kamu juga melakukannya dua kali?
Aku melakukan bazaar tahun ini, oke!
Tapi barusan Senpai bilang cuma menandatangani laporan saja.
Aku mengerti, aku akan bertanya kepada mereka apakah aku bisa menjadi penjual sambil membaca buku nanti.
Itu benar-benar terdengar seperti apa yang akan dilakukan ketua OSIS.
Ehh?
Sebaliknya, bukankah itu terdengar seperti anggota komite perpustakaan, atau klub sastra? Atau mereka yang berteriak bahwa novel yang ditulis oleh mereka dibagikan secara gratis, jadi silakan baca! Sungguh orang yang baik sekali.
Itu benar sekali.
Setelah jeda sejenak, senpai melirikku.
Lalu, selama aku berpartisipasi aktif, akankah Kouhai-chan juga bergabung denganku untuk berpartisipasi di festival budaya?
Cara Ia mengatakannya benar-benar licik.
Apa ini berarti aku tidak bisa menolak? Haa.
“Aku mengerti. Aku akan berpikir tentang hal ini.”
Mengapa kau terdengar seperti seorang politisi?
Tidak, aku akan benar-benar memikirkannya.
Sekarang, jika aku berpartisipasi, maka pertama-tama ...
Senpai, sampai jumpa di kelas!
Kami tiba di stasiun tepat pada waktunya, jadi aku meraih tasku dan keluar dari pintu.
Tidak, tunggu sebentar, bukankah itu aneh?
Senpai mengejarku, suaranya terdengar panik.

u Sudut Pandang si Senpai u
Apa itu? Apa itu artinya dia akan datang ke kelasku nanti? Bukankah itu aneh?
Senpai juga.
Jawabannya terhadap konfirmasiku juga mengejutkan, dan sebuah suara aneh tanpa sadar keluar dari mulut aku.
Ha?
Dan kemudian, aku akhirnya mengerti apa yang dia rencanakan.
Ahh.
Dia ingin berbicara dengan Idezuka, bukan denganku, ya. Dia perlu memberitahunya bahwa dia akan bergabung dengan festival budaya.
Urusan utamaku adalah dengan Idezuka-san, jadi tolong jangan salah paham, oke?
Siapa juga yang salah paham, bodoh.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Sepertinya Ia akan melakukan bazar di festival budaya.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama