Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 49



u Sudut Pandang si Senpai u
Hari ini, aku bangun jam 8 pagi. Bisa dibilang kalau aku bangun sendiri tanpa bantuan alarm.
Lagipula, sekarang ada festival tahunan yang sudah lama kutunggu-tunggu. Mana mungkin aku tidak menantikannya.
Jika kita berbicara tentang mengapa aku tidak bisa bangun dengan cepat kemarin, tapi ... Yah, mungkin, aku merasa lelah di akhir pekan.
Nah sekarang. Meski aku pergi sepagi ini, acaranya sendiri akan dimulai pukul sepuluh siang.
Aku memakan sarapanku dengan santai, dan mengganti pakaianku.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Menuruti arahan Senpai kemarin, aku menuju stasiun Jimbocho pada jam 10 pagi.
Karena hari ini adalah hari Minggu, penumpang yang ada di dalam kereta tidak terlalu ramai.
Oh, kau akhirnya datang. Pagi.”
Rasanya agak segar bisa melihat bagaimana mata senpai berkilau meski masih pagi. Karena Ia selalu terlihat mengantuk.
Ya, selamat pagi.
Kalau begitu, ayo pergi sekarang.
Senpai mengakhiri salam kita begitu saja, dan segera mulai berjalan menuju tangga yang mengarah ke bawah tanah. Aku segera mengejarnya.
Biasanya, aku yang selalu berjalan di depan, jadi ini juga segar ... atau tidak, ya. Ia juga melakukan ini ketika kami berjalan menuju sekolah, karena Ia mencapai gerbang belakang sekolah terlebih dahulu sebelum diriku.
Tapi biasanya, jarak kami sedikit lebih jauh, dan juga, kami sekarang mengenakan pakaian kasual ketimbang seragam. Aku pikir aku bisa menyebut ini cukup menyegarkan.
Meski begitu, Senpai sama sekali tidak menatapku. Ia bahkan tidak melirik sama sekali.
Senpai berjalan dua langkah di depanku, matanya yang berkilauan terpaku pada iklan di depannya.
Ada beberapa teks besar yang ditulis di sana, yang mengiklankan “Festival Festival Buku Jimbocho, diadakan selama tiga hari tahun ini!” Hari ini adalah yang kedua, ya.
Baiklah, tidak apa-apa. Kemarin Senpai bilang kepadaku kalau Ia takkan menemaniku, dan aku datang ke sini karena memahami hal itu sepenuhnya. Lagipula aku tidak terlalu banyak berharap.

vvvv

Ketika kami meninggalkan stasiun bawah tanah, sinar matahari yang menyinari kami, membuatku merasa terpesona.
Menurut iklan, sepertinya seluruh jalan akan penuh dengan pejalan kaki, dan mereka akan menjual buku-buku di kios-kios. Ada juga pemberitahuan “Akan Dibatalkan bila Cuaca Hujan” yang tertulis di sana, karena akan repot jika buku menjadi basah.
Untung saja cuacanya cerah, ya?
Aku bahkan memikirkan apa yang harus aku lakukan jika BMKG Jepang berbohong.
Senpai terus memandang ke depan jalan seperti biasa, tapi sepertinya aku berhasil memulai percakapan dengannya.
Setelah melewati satu blok dari pintu keluar kereta bawah tanah, kami akhirnya tiba juga di tempat perselenggaraan festival buku. Ada spanduk yang menandai pintu masuk jalan, dengan banyak gerobak berbaris di dua baris di tengah jalan.
“Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dengan demikian, Festival Buku Jimbocho ke-27 hari kedua dimulai sekarang!”
Melihat smartphone-ku, sekarang memang sudah jam 10.
Tepuk tangan yang meriah memenuhi jalan. Senpai yang berdiri di depanku juga ikut bertepuk tangan.
“Meski ini terjadi setiap tahun, aku tak pernah merasa bosan!”, Gumam Senpai, yang hampir tidak mencapai telingaku. Ia tampak sangat bersemangat.
Yosh. Gimana kalau kita pergi sekarang?”

u Sudut Pandang si Senpai u
Kouhai-chan datang agak pagi, jadi kami bisa datang tepat waktu pada hari kedua.
Sama halnya seperti Comiket, momen sebelum festival dimulai selalu membuat setiap orang merasakan ketegangan dan kegembiraan yang unik, tak tertahankan bahkan bagi pengunjung yang keluar karena penasaran.
Sebagian besar orang di sini adalah para “pecinta buku”, baik yang menjual maupun membeli buku. Sepertinya ada juga yang reseller, tapi aku tidak peduli dengan orang-orang semacam itu.
Bagaimanapun juga, itulah yang membuat kumpulan orang asing ini memiliki kesamaan. Aku senang karena mengetahui bagaimana semua orang di sini menciptakan udara semacam itu.
Semangatku meningkat.
Hari ini, aku membawa 10.000 yen. Artinya, aku bisa membeli sepuluh buku yang harganya masing-masing 1.000 yen.
Mumpung lagi ada banyak diskon, jadi aku bisa membeli banyak buku. Jumlah buku yang buat dibaca semakin meningkat.
Nah, buku seperti apa yang akan aku temukan hari ini?
Semoga saja aku bisa menemukan bacaan yang menarik.
Sambil memikirkan hal itu, aku menghampiri gerobak terdekat di mana ada banyak orang yang berkumpul.
“Yang ini berapa harganya? ... 500 yen? Murah banget, aku mau beli yang ini!”
Tolong, buku ini!
Apa ini, luar biasa! Ini, 1.000 yen!”
Seperti yang aku pikirkan, tempat ini benar-benar terasa surga.
Kalau begitu, selanjutnya adalah, oh? Bukannya itu dari Percetakan Hayakawa? Saat aku ingin melihat lebih dekat dengan harapan penuh, seseorang meraih pergelangan tangan kiriku dari belakang.
Ternyata itu dari Kouhai-chan, yang menggembungkan pipinya.
Senpai, uhm,
“Ada apa?”
Aku merasa seperti kita akan tersesat kalau begini terus, jadi apa aku boleh…memegang tanganmu?
Memang di sini sangat ramai sekali.
Karena dia tidak suka dalam kerumunan, rasanya akan jadi buruk jika dia terpisah dariku.
Sebenarnya, aku ingin membenamkan diri dalam festival buku, tapi ...
Yah apa boleh buat.
“Terima kasih banyak.”

vvvv

“Uhh... Sulit buat bacanya.
Aku melihat ada masalah pada posisi ini di gerobak berikutnya.
Karena tangan kiriku memegang tangan Kouhai-chan, jadi aku hanya bisa menggunakan tangan kananku.
Rasanya sulit untuk menggali judul buku yang membuatku tertarik dari gerobak dan memeriksa isinya hanya dengan menggunakan satu tangan. Tingkat kesulitannya sekitar 8/10.
Selain itu, bukan berarti ini tidak mungkin, tapi nanti aku bisa merusak buku yang dijajakan. Meski buku ini dalam diskon 50% atau bahkan 70%, itu juga sesuatu yang dijual orang. Aku tidak ingin menjadi pembaca buruk yang tidak memperlakukan buku dengan baik.
Apa itu tidak bagus?
Ini sedikit sulit.
Ada orang yang memilih buku di depan gerobak. Kami akan mengganggu mereka jika terlalu banyak bicara.
Nn, ini cukup sulit karena pakai satu tangan. Itu sebabnya ...”
Sebelum aku bisa memberitahunya untuk memegang tasku, Kouhai-chan menyela kata-kataku.
Lalu, bagaimana dengan bergandengan tangan?
Kouhai-chan bergerak ke sampingku dan meletakkan tangan kanannya di bawah ketiakku, selain tangan kirinya. Dia benar-benar memeluk lenganku.
Apa yang dia lakukan pada dasarnya adalah apa yang biasanya pasangan lakukan, menggandengkan lengannya dengan milikku.
“Sekarang tidak ada masalah, kan?

Memang tanganku bisa bergerak bebas dengan posisi seperti ini.
Bukannya tidak ada masalah dengan posisi ini. Payudaranya saat ini menekan sisi atas lengan kiriku.
Tetapi tujuan awalku untuk membebaskan tanganku dan menjaga agar kita tidak terpisah satu sama lain telah tercapai.
Apa kamu baik-baik saja dengan ini?
“Tidak apa-apa. Lagipula, aku melakukan ini dengan Senpai.”
Aku tidak berani bertanya kepadanya apakah dia bermaksud bahwa aku boleh menyentuh dadanya, atau disalahpahami sebagai pasangan.
Izinkan aku untuk menambahkan, rasanya sulit buat konsentrasi karena aku sadar akan sentuhan payudaranya, yang mana itu membuatku terganggu.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Kami pergi ke jalan-jalan di mana gerobak berjejer dengan kedua tangan kami saling bergandengan.
Aku merasa sedikit malu, tapi tidak ada pilihan lain karena aku tidak ingin terpisah. Yeah.
Senpai juga membeli cukup banyak buku, jadi kami memutuskan untuk makan siang. Kami pergi ke restoran keluarga terdekat.
Fuwaaa ...
Sesaar setelah aku duduk, aku akhirnya menyadari betapa lelahnya tubuhku.
Bantal sofa terasa sangat enak.
“Apa yang terjadi?”
Aku lelah karena Senpai melakukan ini dan itu di tempat ini dan itu.
“Ucapanmu! Bukankah itu rasanya terdengar berbeda!”
Tehee ~
Kau tidak bisa hanya menertawakannya.
Kami memesan makan siang kami, dan pergi ke tempat bar minuman.
Setelah mengambil minuman, kami kembali lagi ke tempat duduk. Aku menghela nafas lega.
Senpai.
“Apa?”
Pertanyaan hari ini.
“Uh huh.”
Senpai, mengapa kamu suka buku?
Kenapa, ya ...
Senpai menyesap jus jeruknya. Ketika kami berada di bar minuman, dia berkata bahwa Aku ingin sesuatu yang manis.
Meski kau bertanya mengapa, aku hanya bisa menjawab karena itu menarik.
Haa ...
Nn, kalau begitu, bagaimana dengan ini?
Sepertinya Senpai memiliki alasan mengapa kamu suka membaca buku.
Aku tidak punya alasan pasti seperti itu. Terutama yang seperti Ini adalah titik balik hidupku!
Ehh, membosankan sekali.
Oi, oi. Jangan mengejek kehidupan orang lain. Tapi mungkin itu karena ini.”
Senpai yang duduk di hadapanku meminum jus jeruknya lagi.
Kedua orang tuaku membaca banyak buku karena mereka suka membaca, dan aku juga anak tunggal. Aku tetap berhubungan dengan buku-buku bahkan ketika aku di rumah, jadi tentu saja, secara alami aku mulai membacanya.”
Hee…
Aku meneguk Calpis-ku.
Ah, benar. Kemarin, aku lupa bertanya, ‘kan?”
Tidak ada barang bawaan, tau?
"Aku tahu. Itu sebabnya, aku takkan membiarkannya sia-sia. Ini dia pertanyaan hari inidariku.”
“Iya.”
Pertanyaan yang keluar dari mulut senpai sangat mengejutkan.
Hari ini, kenapa kau ingin pergi bersamaku?
“Mengapa, kamu bertanya…”
Bukannya itu sudah diputuskan?
Itu karena, aku suka.
“Begitu ya.”
Setelah itu, senpai terdiam.
Aku tidak menyiratkan apa yang aku “suka”.
Bisa saja suka pada buku-buku seperti senpai, atau mungkin “suka” di tempat Jimbocho ini sendiri, atau mungkin “suka” bisa menghabiskan liburan dengan senpai, atau mungkin ――
Ada banyak kemungkinan, tetapi Senpai tidak menanyakan lebih lanjut setelah itu.
Terima kasih sudah menunggu. Ini nasi omeletnya.”
Pelayan datang kepada kami, dan waktu yang terhenti mulai bergerak lagi.
Apa benar ini pesanan anda?
“Iya.”
Kalau begitu silahkan nikmati hidangannya.
Kami bertukar pandang, dan memutuskan untuk menyantap makanan kami untuk saat ini.
“Terima kasih atas makanannya.”
“Terima kasih atas makanannya.”
Aku pikir, kita tidak perlu terburu-buru.
Aku ingin tahu lebih banyak tentang senpai, sedikit demi sedikit.
Apa yang aku rasakan, benar-benar hanya itu.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Sepertinya dia suka membaca buku sejak dia masih kecil.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama