Sachiusukei Bishoujo Chapter 07


[TN : Saya lagi nyoba ganti gaya penerjemahan khusus project ini biar lebih ngena sama ceritanya, tolong kasih kritik dan saran dari kalian supaya bisa meningkatkan kualitas terjemahan di web ini~]
Chapter 07


“Tiket film?” 
“Ya, itu sebabnya gue kasih ke elu. Ada dua tiket.”
Duduk di kursinya dengan muka masam, Jun menempelkan tiket ke wajah Tooru.
“Tumben-tumbenan lagi baik? Lu engga mau pergi menontonnya dengan teman cewek?” 
“Gue ada kerjaan, jadi engga bisa. Lu lagi gabut, ‘kan? Ajak siapa kek, buat seneng-seneng. Misalnya ... sama Satsuki, maksud gue hahaha!” 
“Apa— terserah gue mau ngajak siapa, itu bukan urusan elu ?!” 
“Oke,oke, kalau emang gitu sok aja nonton film percintaan ini sama cowok lain. Jangan libatin gue ya .”
Yah, emang bener sih. Ngebayangin pergi dengan cowok buat nonton film percintaan saja sudah buat gue merinding. pikir Tooru.
“Okelah. Makasih, bro. Bukannya gue mau ngajak Satsuki sih.” 
“He he, ternyata elu tipe “setia” sama cewek, setiap tikungan ada.” 
“Udah gue bilang kalo gue ...”
“Asyik bener kayaknya, lagi ngobrolin apa sih?”
Tanya Nishino Akane yang memaksa nimbrung ke dalam percakapan.
Dia mendengar setiap desas-desus terjadi dan menyebut dirinya sebagai orang yang paling tahu informasi di kelas.
“Engga ada hubungannya sama elu. Sana pergi hus hus.”
Jun tahu bahwa tidak ada baiknya untuk terlibat dengan Akane dan Ia melambaikan tangan padanya. 
Beberapa waktu yang lalu, Jun melakukan pengakuan cinta kepada gadis kelas sebelah dan ditolak dengan kejam. Dalam sekejap, itu menjadi pembicaraan kelas mereka. Ia punya alasan untuk mengusirnya.
“Dasar jahat ih! Emangnya aku ganggu ya?” 
“Ya! Elu benar-benar mengeselin! Gue engga bisa melihat sesuatu yang baik terjadi karena berbicara dengan elu.” 
“Aku engga akan bilang apa-apa! Aku engga bakalan ember, deh! Suwer! Jadi, kumohon! ”
Air mata buaya-nya malah membuat Jun semakin kesal. 
Dia menyukai Jun dan sering mengganggunya untuk mengorek info. 
Siapa yang tahu apa artinya itu. Meski, rasanya sungguh menyenangkan bisa melihat seberapa dekatnya mereka.
“Tooru, kampret lu, jangan enaknya aja. Bantu gue ngusir cewek ember ini!” 
“Ngapain repot-repot segala. Lagian, dia suka sama elu, tau.”
“Dasar temen kampret, awas aja lu.”
Tooru tahu kalau Jun bisa jaga rahasia dan takkan bilang apa-apa mengenai Satsuki. Itu sebabnya mereka berteman.
Nah, apa yang harus gue lakukan dengan tiket ini? 
Untuk beberapa alasan, satu-satunya wajah yang muncul dalam benaknya hanyalah wajah Satsuki.

vvvv

“Menonton Film?” 
“Ya. Hari Minggu ini,  buat lusa nanti dan ditambah lagi, aku lagi tidak ada shift. Bagaimana?”
Satsuki berhenti membereskan barang sejenak dan melihat tiket. 
Tiket film yang Tooru dapat adalah film yang berjudul "Men Over Flour".  Itu adalah karya populer di internet dan diadaptasi menjadi film. 
Semua gadis membicarakannya. Bahkan Tooru tahu sedikit mengenai ceritanya.
Mata Satsuki mulai berkilau saat dia melihat tiket. 
Dia jauh lebih tertarik daripada yang diharapkan.
“Kita berdua?”
“Ya, hanya jika kau tak keberatan dengan itu ... jika tidak, aku akan memberimu tiket dan kau bisa pergi—“ 
"Ya, aku benar-benar tak keberatan! Aku sangat senang dengan film ini! ”
Mendapatkan kesempatan untuk pergi ke bioskop, Satsuki mendekati Tooru dengan ekspresi sukacita di wajahnya. 
Melihat sisi barunya ini, membuat wajah  Tooru menyeringai juga.
“Kamu malah menertawakanku ...”
Tooru menggelengkan kepalanya pada gadis yang sedikit cemberut itu.
“Apa? Tidak, bukan itu. Membayangkan bisa pergi menonton film bersamamu, membuatku benar-benar bahagia. ” 
“ Oh. ”
Wajah Satsuki langsung memerah. Menyadari apa yang baru saja Ia katakan, muka Tooru juga ikutan memerah. 
Setelah keheningan sesaat, Satsuki membuka mulutnya untuk berbicara.
“Umm ... Aku senang kalau kamu mau nonton denganku.”
Sial, dia sangat menggemaskan. Mata memelas ditambah wajah gugup dan gelisah adalah perwujudan tertinggi dari kelucuan. 
Tooru tidak ditolak. Syukurlah. gumam Tooru di dalam hati. 
Jika Satsuki menolaknya, Ia berencana memberikan tiket ke Takato. Tapi melihat betapa bahagianya Satsuki, Tooru tahu kalau Ia membuat pilihan yang tepat. 
Nah, aku harus serius untuk hari Minggu ini. Tak boleh mempermalukan diri sendiri  di samping Satsuki. pikir Tooru dengan tegas
Tooru kembali ke ruang tamu dan mulai belajar lagi ketika Ia merenungkan baju apa yang akan dikenakannya pada hari Minggu nanti.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama