Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 53


u Sudut Pandang si Senpai u
“Selamat pagi.”
Pagi.
Hembusan angin masih terasa dingin hari ini juga.
Kouhai-chan mengenakan syal kotak-kotak, dan dia menyapaku seperti biasa.
Itu terlihat hangat.
Ah, kamu menyadarinya, Senpai? Ini benar-benar hangat loh ~”
Dia meletakkan tangannya di leher dan memamerkan syalnya padaku.
Rambutnya juga ikut berayun, dan aku bisa melihat betapa lembutnya itu.
Kereta pun tiba, diikuti dengan desiran angin musim gugur.
Kami menempati posisi biasa dan saling berhadapan seperti biasa.
Waaa…
Ada sedikit rasa hangat di dalam gerbong kereta, dan dengan banyaknya orang yang masuk ke kereta, suhunya mulai menjadi lebih hangat.
Karena aku baru bangun di pagi hari, terkena udara hangat membuatku merasa seperti telah kembali ke dalam selimut. Sederhananya, itu membuatku mengantuk. Aku baru makan sarapan pula dan merasa cukup kenyang.
Apa kamu ngantuk, Senpai?
Mana mungkin ada pagi di mana aku tidak merasa ngantuk.
Aku tidur jam sepuluh kemarin, jadi aku tidak merasa mengantuk sama sekali.
Aku sungguh iri.
Apa yang aku lakukan tadi malam?
Aku meninjau pelajaran, melihat-lihat beranda Twitter, membaca beberapa webnovels… Ketika aku tidur, tanggalnya entah bagaimana berubah. Mungkin aku seharusnya tidak melakukan itu sejak awal.
Baiklah, Senpai. Inilah pertanyaan hari ini.dariku.
Ah, apa ini seperti tinta tak kasat mata yang akan bisa terlihat bila terpapar panas ketika panas?
“Iya. Ini adalah kampanye yang mirip pertolongan.”
Kami berbicara tentang pertanyaan yang terlalu "mendalam" baru-baru ini.
Aku tidak peduli tentang dia menginjak wilayahku, dan aku merasa seperti Kouhai-chan juga berpikir begitu. Namun, rasanya juga agak salah.
Oleh sebab itu, setelah memikirkan bagaimana awalnya ketika kami memulai semua ini, kami menyimpulkan bahwa kami harus kembali dan mengajukan beberapa pertanyaan yang dangkal, bertanya apa yang tampaknya penting, dan menanyakan apa yang benar-benar ingin kami ketahui sebagai hidangan utama.
Pertanyaan kedua dari kampanye yang dimulai sejak kemarin adalah ini.
Senpai, jenis pulpen apa yang kamu gunakan?
Pen pinneapple.
Apple pen ... bukan itu!(TN : Merasa familiar dengan lagu ini…. I have a pen….. I have apple……..uuhh apple pen… :v, lagu yang popular 2 tahun yang lalu)
Sebenarnya, aku ingin punya Pensil Apple saat aku melihat iklan mereka.
Tapi tentu saja, iPad bukanlah merek yang bisa dibeli oleh seorang pelajar SMA. Selain itu, harganya juga mahal karena hanya dapat digunakan dengan iPad Pro.
Aku ingin tahu apakah pulpen nanas sudah dikomersialkan?
Kedengarannya akan sangat berat.
Baunya juga harum!
Daunnya sepertinya akan menusuk kita juga.
Itu memang benar.
Topiknya malah jadi aneh.
Ya, alat tulis, ya. Ehm. Aku pakai TOUR KURU.(TN : https://www.mpuni.co.jp/products/mechanical_pencils/sharp_pen/kurutoga/standard.html )
Itu adalah pensil mekanik yang dirilis oleh Mitsubishi Pencil, yang mana pensil akan terus berputar”.
Saat digunakan untuk menulis, gir oranye akan berputar dengan tekanan ujung pensil menyentuh kertas. Singkatnya, ujung pensil akan berputar dengan setiap goresan.
Sebelum aku bertemu dengan produk ini, aku merasa kesal saat menggunakan pensil. Lagi pula, huruf-huruf secara alami akan menebal jika aku membiarkannya seperti itu. Aku tidak ingin catatanku sulit dibaca nanti. Itu sebabnya aku biasa mengganti pensil setiap tiga goresan, dan memutarnya. Tapi sekarang bisa dilakukan secara otomatis. Produk-produk di dunia ini sungguh luar biasa.
Ah, itu? Aku tidak suka menggunakannya.”
Apa karena genggamannya keras?
Salah satu hal yang bisa dianggap sebagai titik lemah KURU TOGA adalah genggamannya.
Aku tidak tahu apa ini untuk pengurangan biaya, atau bahkan jika itu yang mereka rencanakan untuk mendesainnya, tapi sebagian besar seri KURU TOGA yang umum tidak memiliki pegangan karet. Ini memiliki cincin karet, tetapi plastiknya bergelombang. Ada beberapa orang yang tidak suka desain seperti itu. Tapi aku tidak terlalu membencinya.
Daripada itu, ujung pena sering bergetar, dan itu sedikit ... kau tahu ...
Ah, itu?
Ujung KURU TOGA akan berputar mengikuti tekanan pena, membuat bagian atas pena sedikit kabur.
Yah, mau bagaimana lagi. Namun, karena aku sudah banyak menjelaskan kepadanya, aku memutuskan untuk mengeluarkan pasangan favoritku dan menunjukkannya kepadanya.
Dari kotak pensil biru, aku mengambil ... err, biru muda KURU TOGA yang aku gunakan sejak kelas 1 SMP, atau tepatnya empat setengah tahun. Tapi, aku benar-benar suka warna biru, ya.
“Ini dia.”
Ehh!?
Kouhai-chan tampak terkejut ketika dia melihat pensil di tanganku.
Warna apa yang digunakan?
Kau pasti tahu hanya dengan melihatnya, bukan?
Tidak, aku tidak tahu, Senpai. Ini pertama kalinya aku melihat pensil mekanik transparan semacam ini.”
Ya. Mitraku (seorang murid teladan yang bahkan bisa menjadi ketua OSIS) telah berada dalam genggamanku selama empat tahun sampai-sampai catnya terkelupas sedikit demi sedikit, dan hanya tertinggal tabung plastik transparan.
Tapi, masih ada sedikit cat biru muda yang tersisa di sekitar penjepit, oke!
Nah, ini membuktikan kalau aku sudah bekerja keras menulis catatan setiap hari.
Sebenarnya, sudah berapa lama kamu menggunakan ini, Senpai?
Sekitar empat setengah tahun.
Senpai adalah anak kelas 2 SMA, artinya kamu sudah menggunakannya sejak kelas 1 SMP?
“Ya.”
Karena aku menggunakan pensil ini dengan banyak keterikatan, wajar saja jika pensil ini sudah digunakan terlalu lama.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Lalu, inilah pertanyaan hari ini dariku juga. Kouhai-chan, pensil mekanik macam apa yang kau gunakan?”
Meski aku secara khusus mengatakan alat tulis di awal, Senpai benar-benar meremehkanku belakangan ini.
Aku tidak  menggunakan pensil mekanik, Senpai.
Eh?
Senpai mengedipkan matanya.
Jadi kamu hanya menggunakan pena berwarna? Ah, benar, kamu tidak menggunakan notebook, ‘kan?”
Sepertinya Ia masih mengingatnya.
Sulit untuk menulis di buku teks dengan pensil mekanik.
“Aku paham hal itu.”
Itu sebabnya, aku hanya menggunakan bolpoin. Aku menggunakan SARASA, dengan tinta oranye, merah, biru, dan merah muda.” (TN : https://www.zebra.co.jp/pro/sarasa/index.html )

Karena aku tidak membawa pensil mekanik, aku tidak perlu membawa penghapus juga. Itu membuat tempat pensilku benar-benar lega.
Perusahaan asal SARASA apa?
Kalau tidak salah dari Pilot?
Aku mengeluarkan bolpoin dari tasku dan memeriksanya. 
Ini ZEBRA
Jadi itu zebra, ya.
Senpai, mengapa kamu tidak menggunakan tiga merk terkenal dari alat tulis ?(TN : Merujuk pada merk alat tulis Pilot, Pentel, dan ZEBRA yang sangat terkenal di Jepang )
Bukannya milikku terdengar lebih kuat?
Tapi zebraku lebih besar dari zebra Senpai.
Ahh…

u Sudut Pandang si Senpai u
Betul. Jika dia sering menulis di buku teks, dia akan menggunakan bolpoin setiap hari. Aku juga menggunakan pena merah ketika aku membuat tanda di buku teks milikku.
Hei, omong-omong. Boleh aku mengajukan satu pertanyaan tambahan?”
Karena kami sudah mengajukan banyak pertanyaan, sedikit sifat nakal mulai tumbuh dalam diriku. Kau bahkan bisa bilang apa yang akan aku tanyakan itu sedikit licik.
Haa, ada apa?
Kouhai-chan, apa yang kau gunakan untuk menulis di buku harianmu?
Mana mungkin dia akan menulis semuanya dengan pulpen berwarna. Dia mengatakannya sendiri bahwa itu tulisan tangan.
Ketika dia mendengar pertanyaanku, Kouhai-chan menghela nafas panjang.
Kamu tahu, senpai.
“Ya.”
Itu licik, tau.
Kouhai-chan mengangkat syalnya demi menutupi mulutnya (dasar licik). Dia menjawab dengan berbisik.
Bisa melihat penampilannya ini membuat pertanyaan itu sepadan.
“Pertama-tama, itu, mendalam ... atau mungkin tidak. Baik. Bagaimanapun juga, itu tetap tidak adil.”
Aku minta maaf karena menyerang kelemahanmu.
“Beneran deh. Tapi—”
Dia meregangkan punggungnya, dan berbisik padaku di kereta yang bergoyang.
Jika Senpai tertarik padaku, aku bisa memberitahumu nanti, loh ♪
Serius, bukannya dia yang lebih tidak adil?
“Ya ya. Aku tertarik padamu, sangat tertarik.
Oleh karena itu, aku menjawab seolah-olah mengolok-oloknya, tapi masih tidak dapat melihatnya secara langsung.
Apa-apaan itu. Baiklah. Aku akan memberitahumu.”
Ooh.
Ini adalah pensil mekanik yang aku beli sejak dulu. Pensil yang murah.”
O-oh.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Hei, apa itu benar-benar sesuatu yang kamu pakai?
Akhirnya, semangat di wajahnya mereda. Sepertinya Senpai merasa kecewa.
Tidak, tapi. Untung saja itu bukan pertanyaan hari ini barusan.
Lagipula--
Ada sedikit hiasan di pensil mekanik, stiker simbol hati.
Mana mungkin aku akan meningkatkan kelemahanku lebih dari ini.



Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (53)
Sepertinya, pensil mekanik kesayangannya adalah KURU TOGA.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama