Omae wo Onii-chan Vol.1 Chapter 12 Bahasa Indonesia

Jumat, 19 April - Pekerjaan rumah. Membantu. Apa artinya keluarga …..

Hari Jumat, setelah homeroom pagi berakhir, Mariko datang ke mejaku dan tiba-tiba bertanya tentang adik perempuan.

Hatiku berdetak kencang karena terkejut namun ternyata dia hanya membahas mengenai adiknya, Chitose-chan, yang dua tahun lebih muda dari kita; Aku sudah bertemu dengannya berkali-kali saat aku masih SD dulu. Dia benar-benar menyayangi Onee-channya dan selalu melarikan diri setiap kali aku memanggilnya.

Saat aku bertanya pada Mariko apakah hubungan mereka masih begitu baik, dia menjawab dengan "Tentu saja, dia adikku yang berharga." dan tersenyum gembira.

Sepulang sekolah, aku kembali ke apartemen Taishido dan langsung menuju ke ruangan 201.

"Hallo Nii-chama."

Ketika pintu depan dibuka, aku menemukan Mika menunggu sambil memegang Maple, ia membungkuk sopan.

"Halo Mika. Maple juga, apa kau sehat?"

"Yup! Maple bilang dia merasa sedikit tertekan."

"Apa ada sesuatu yang terjadi hingga membuat dia tertekan?"

"Umm ... ehh, dia khawatir tentang pertengkaran Nee-chama."

Jadi Mika mengkhawatirkan pertenggkaran antara Tomomi dan Sayuri  selama ini.

"Ja-Jadi begitu. Ya ... um, apa aku boleh masuk?"

"Selamat datang, Nii-chama."

Kami bergerak dari pintu depan menuju ruang tamu dan duduk di sofa.

"Apa Nii-chama ingat janjinya?"

"Janji ... janji apa?"

"Muu! Hanya orang jahat yang akan melupakan janjinya dengan seorang wanita. Mii-
chan memenangkan hadiah tempat pertama dalam permainan, bukan?"

"Ahh〜〜〜. Aku ingat sekarang. Apa Mika sudah memutuskan apa yang kau inginkan?"

Senyum bahagia mekar di wajah Mika dan dia pun mengangguk.

"Yup! Seharian ini, aku ingin Nii-chama mendengarkan apa kata Mii-chan."

"Selama aku bisa melakukannya."

"Kemudian umm, pertama-tama ayo kita bermain. Maple juga ikut bersama kita, ‘kan?"

Mika membuat Maple duduk di bangku dan pergi ke kamar di belakang, ia kembali tak lama setelah itu. Di tangannya dia memiliki sketsa besar serta satu set krayon.

"Menggambar bersama Mii-chan!"

Dia mulai menggambar seorang gadis dengan krayon. gambarnya cukup bagus.

"Nii-chama, tolong gambar sebelah situ."

"Apa yang harus aku gambar?"

"Temanya terserah Nii-chama."

"Kalau begitu... bagaimana kalau aku mencoba menggambar Maple."

Setelah beberapa menit, benda berbulu misterius dan Orange-chan dari Pretty Rangers Fruity berjejer.

Penggambaran mata pada gambar Mika terlihat besar mirip seperti dari manga shoujo, tapi dia pasti punya bakat lebih untuk menggambar bila dibandingkan diriku.

"Mika sangat pandai menggambar."

"Yupp! Teman Mii-chan dari kelas pun memuji juga. Ahh! Waktunya!"

Setelah dia melihat jam tangannya, dia berdiri dan pergi untuk membawa tablet dari kamar tidurnya.

"Aku meninggalkan timer jadi kita bisa mengumpulkan saat Nii-chama datang."

Mika menekan aplikasi game pertumbuhan jamur. Kami memanen mereka bersama-sama dengan menyentuh dan menyeret jari-jari kita. Efek suara kecil saat mereka dipetik cukup nyaman.

"Nii-chama menarik banyak jamur hari ini."

"Bukan menarik tapi mengambil ... Aku penasaran apa itu adil."

Setelah menyelesaikan panen, Mika mengatur timer untuk waktu berikutnya.
Tidak ada perubahan dari minggu lalu. Aku merasa lega bahwa dia tidak meminta yang berlebihan dariku.

"Um, Nii-chama. Mii-chan ....... ingin mandi."

"Mandi? Apa kau ingin aku mencuci bak mandi?"

"Bukan itu, Mii-chan ingin mandi bersama dengan Nii-chama!"

"Bersama?"

"Ya. Ini perintah."

Karena Mika memiliki tekad yang kuat, aku harus patuh mengikuti perintahnya. Aku mengoperasikan pemanas air dan menyiapkan bak mandi. Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, bak mandi itu penuh dengan air.

"Apa itu tak apa-apa untuk mandi sebelum makan malam?"

"Yup! Itu rencana untuk hari ini."

Mika menegaskannya dengan ekspresi percaya diri, dia meraih tanganku dan menarikku ke ruang ganti. Dia menempatkan Maple di handuk dan mengangkat lengannya dalam pose banzai.

"Lepaskan ini  Nii-chama! Hari ini Nii-chama akan melakukan semua yang aku katakan padanya, bukan?"

"H-Hei ... Kau sudah kelas enam, jadi kau bisa mandi sendiri, ‘kan?"

"Hanya hari ini! Hanya hari ini, kumohon!"

Terkadang Mika beralih dengan cara bicara yang sopan. Aku berpikir bahwa pada saat seperti ini dia menganggap dirinya sebagai 'kakak'. Dia berpura-pura menjadi kakak namun berperilaku seperti anak manja pada waktu yang sama, Sungguh aneh sekali.

Dengan enggan, aku melepas pakaian Mika. bahunya muncul dari bawah.

"Apa kau tidak memakai bra?"

"'Kau belum memiliki payudara jadi kau tidak memerlukannya’ aku diberitahu itu."

"Begitu ya."

Aku merasa lega bahwa Mika memiliki dada datar dan tubuh anak kecil. Aku tidak merasakan apapun dari itu. Jika itu Tomomi atau Yuuki aku mungkin akan sangat gembira dan hatiku akan berdetak dengan kecepatan gila tapi …... hei, kita ini bersaudara jadi aku tidak harus terlalu bersemangat sama sekali. Aku berbalik dan melepas kemeja dan celanaku. Aku memasuki kamar mandi dengan Mika dan mencuci kepalanya yang tertutupi topi keramas dengan sampo.



"Apa ada tempat yang gatal, tuan putri?"

"Ada Nii-chama, gosok lagi yang sebelah sana…... aa, afuaa."

Jariku langsung memijat ke tempat dimana Mika merasa gatal.

Aku membilas kepalanya dengan shower dan dia memasuki bak mandi setelah tubuhnya dicuci.

"Hitung sampai seratus sebelum kau keluar dari bak mandi."

"Yup! Satu, dua, sepuluh, seratus!"

"Hei..kita masih di hitungan ke empat."

"Uuu ... kalau begitu. Empat, lima, enam, tujuh ... seratus!"

"Tolong hitung yang benar."

Mika mendesah kecil dan mengangguk.

"Haa ... Aku ingin masuk ke bak mandi bersama dengan Nii-chama."

"Jika aku juga masuk, nanti air panasnya akan tumpah keluar."

"Ah ... ,,,jadi begitu. Ini khusus dinikmati oleh Mii-chan."

Itu perkataan yang cukup sulit, dari mana dia ... Ah! Ini pasti pengaruh dari Murasaki-san.

Dia menghitung sampai seratus dengan benar di dalam bak mandi sebelum ia keluar. Aku mengusap tubuhnya dengan handuk, mengeringkan rambutnya dengan alat pengering dan menyisir rambutnya.

Aku teringat bagaimana aku menemani Mariko saat ia sedang bermain dengan boneka.

****

Makan malam hari ini sama seperti pekan lalu, yaitu pizza. Mika memesan melalui telepon "Tolong yang sudah aku pesan tadi", gumamnya dengan cemas.

Pizza yang tiba tidak sama dengan yang terakhir kali, pizza sekarang jelas memiliki terlalu banyak sayuran di atasnya. Selain itu, paprika menyumbang seperempat dari seluruh pizza, ini adalah 'pizza paprika tiga warna' dimana kebanyakan anak kecil tidak menyukainya. Jumlah paprika yang banyak cukup untuk membuat orang dewasa terkejut.

Ini adalah pizza berwarna-warni dengan warna merah, hijau dan kuning pada topping-nya. Mika menutup matanya dan berkata.

"Mii-chan sudah dewasa jadi dia bisa makan paprika hijau. Ayo kita makan!"

"Apa Mika benar-benar akan memakannya?"

Mika mengangguk dan menggigit pizza paprika hijau. Ekspresinya berubah menggelap sejenak.

"Jika kau tidak bisa memakannya maka tak perlu memaksakan diri."

"Tidak mau! Jika Mii-chan memakannya, Nii-chama akan memberikan pujian padanya."

Dia mendorong pizza ke dalam mulutnya dengan mata berkaca-kaca dan menelannya tanpa mengunyah.

"Eh, kau menakjubkan Mika."

"Puji Mii-chan lebih seperti Onee-san."

"Ohh, Mika bisa makan begitu banyak paprika hijau. Kau benar-benar dewasa."

"Yup! Mii-chan lebih dewasa dari yang terlihat!"

Sungguh tekad yang sangat kuat, aku juga mencoba untuk makan pizza paprika hijau tapi ... rasanya mengerikan. Ini hanyalah rasa bagi seseorang yang menyukai paprika hijau. Mengapa Mika memesan pizza jenis ini?

Pada akhirnya, karena dia akan terlihat menyedihkan jika aku terus membiarkannya seperti itu, aku memutuskan untuk memakan pizza paprika tiga warna yang tersisa. Saat kami membereskan pizza yang tersisa aku tiba-tiba berpikir.

"Ngomong-ngomong Mika, kapan kau terakhir kali makan pizza yang tersisa di kulkas?"

"Kapan, umm ... setiap hari sampai habis. Saat aku menyimpan lebih lama, aku memasukkannya ke dalam kantong plastik dengan ritsleting dan membekukan itu lagi."

"Begitu ya. Besok Mika datang ke ruanganku jadi ayo kita bekukan yang satu ini ."

Aku membekukan pizza sesuai dengan instruksi Mika.

"Nii-chama, aku akan membuat kakao! Hari ini spesial dengan marshmallow. Maple diberitahu oleh dokter dia tidak bisa makan yang manis jadi dia tidak ikut."

Usia Maple yang menurut pengaturan Mika masih menjadi misteri. Mika menempatkan cangkir dengan coklat bubuk instan, menambahkan susu panas dan diaduk dengan sendok, setelah itu ia menjatuhkan marshmallow sebagai sentuhan akhir. Aku mengambil dua cangkir yang berisi kakao, dan setelah meninggalkan pizza di dalam freezer, aku kembali ke ruang tamu.

"Kau benar-benar rajin hari ini."

"Ini membantu. Oh itu benar! Aku akan memijat bahu Nii-chama! Nii-chama selalu melakukan banyak hal, bersorak untuk kerja keras!"

Mika mencoba untuk pergi ke belakang sofa.

"Bahuku tidak kaku tapi ..."

"Tidak baik! Itu tidak dalam jadwal jadi tolong buat bahumu kaku, Nii-chama."

Aku tidak bisa mengkakukan bahuku dengan sengaja. Juga, jadwal ...

Sebelum aku bahkan bisa mengatakan sesuatu, Mika mulai ringan memukul bahuku. Dengan tangan kecilnya yang ramping, pijatan Mika tidak mungkin memiliki efek apapun tapi ... itu membuatku merasa lega. Dia terus menekan bahuku untuk sementara dan kemudian pindah di depanku lagi.

"Nii-chama, apa Mii-chan sudah membantu dengan benar?"

"Yeah. Bahuku terasa begitu ringan sekarang, rasanya aku bisa menumbuhkan sayap. Terima kasih Mika."

Dia tertawa senang. Aku berharap dia tidak bilang "Semuanya jadi 10.000 yen" sambil mempertahankan ekspresi itu.

"Apa yang salah Nii-chama? Wajahmu menakutkan."

Dia memiliki etos kerja. Tapi apakah memberikan uang saku untuk hal itu benar-benar ide yang baik? rasanya aneh karena aku sudah membantu dan tidak dibayar untuk itu! Jika dia menjadi seorang gadis yang seperti itu, aku akan merasa terganggu.

"Umm, Mii-chan diajarkan sebelumnya."

"Oleh siapa?"

"Dengar dengar! Kenta-kun bilang bahwa itu bagus untuk membantu bahkan jika kau tidak mendapatkan uang saku. Perasaan ingin membantu itu sendiri yang penting."

Ketakutan imajinerku melayang pergi dalam sekejap. KERJA BAGUS! Kenta-kun!

"Y-ya. Kenta-kun adalah orang baik."

"Yup. Itu sebabnya Mii-chan ingin menjadi seperti itu juga."

Apa yang aku ingin ajarkan pada Mika sudah disampaikan oleh Kenta-kun ... hey, mengapa aku menjadi kecewa sekarang. Mika diberkati dengan teman-teman yang baik adalah hal yang baik, ‘kan.

Lagipula, aku tidak melakukan pekerjaan apapun untuk mendapatkan uang jadi aku tidak punya hak untuk mengatakan itu. Itu karena Kenta-kun berada di usia yang sama seperti Mika jadi dia bisa mempercayainya.

Sambil berpikir tentang itu, aku perlahan-lahan minum kakao bersama dengannya. Waktu dari sekarang adalah "waktu luang" menurut Mika. Kami menyaksikan anime favoritnya dan melipat origami bersama-sama, setelah itu Mika mulai tertidur.

Ini sudah setengah 9 malam, dia selalu pergi ke tempat tidur pada jam sembilan jadi ini sekitar tiga puluh menit lebih awal hari ini.

"Apa kau mulai mengantuk? Pergi sikat gigi dulu."

"Yup. Um ... hal terakhir untuk hari ini. Aku ingin tidur bersama dengan Nii-chama."

Mendengar perkataan itu membuat hatiku berdetak kencang. Tidak, meskipun itu benar-benar berdetak, ini bukan seperti itu ... hey, sejak aku mulai melibatkan diri dengan para calon adik, aku mengembangkan kebiasaan membuat alasan untuk diriku sendiri.

"Y-ya. Oke."

Aku akan tinggal di sampingnya sampai ia tertidur. Mika tersenyum, mengambil pasta gigi dan pergi untuk menggosok giginya. Setelah itu dia menarikku dengan tangannya yang kecil ke kamar tidur. Dia duduk di tempat tidur berukuran satu orang dengan suara keras.

"Nii-chama tidur di sini hari ini. Maple memiliki hari libur untuk saat ini."

Jadi setiap hari, dia selalu tidur dengan Maple di sampingnya. Juga, aku hanya ingin tinggal di sampingnya, tapi pada tingkat ini akan benar-benar tidur bersama. Tapi aku tidak peduli, lagi pula dia adalan (calon) adikku.

Mika menyalakan lampu tidur dan setelah lampu utama ruang ini dimatikan dia berbaring dekat dengan dinding.

"Cepat cepat Nii-chama."

"Lalu, maafkan aku."

"Yup. Juga, menurut rencana, Mii-chan akan dipeluk oleh Nii-chama dan ketika dia jatuh tertidur dia akan diberitahu 'anak baik' dan dielus di kepalanya."

"Te-Tentu. Seperti ini?"

Aku mengelus kepalanya dengan lembut, Mika mengangguk beberapa kali.

"Ya. Semuanya selesai."

Mika mengangkat dirinya sedikit.

"Tidak tidur?"

"Ya. Tapi aku perlu mengkonfirmasi apakah semuanya sudah selesai dilakukan. Nii-chama tolong konfirmasikan itu."

Dia berdiri dan menyalakan lampu di dalam ruangan, dari tas yang berada di samping meja belajar, dia mengambil kertas dan dengan jeda kecil untuk napas ia mulai membaca esai dengan keras.

"Onii-chan-ku. Tahun Keenam, Ookuma Mika. Aku memiliki Onii-chan di SMA. Dia sangat keren, lembut, bisa menggunakan sihir dan melakukan apapun. Dia bermain bersama denganku. Kami menggambar bersama-sama, bermain game dan mandi bersama. Saat kami makan, ia memujiku karena memakan paprika hijau yang tidak kusukai. Itu sebabnya aku ingin bisa membantu Onii-chan-ku. aku ingin segera menjadi dewasa, sekarang aku hanya bisa memijat bahunya. Kami minum kakao dan pergi tidur bersama-sama. aku sangat menyukai Onii-chan-ku."

Apa yang terjadi hari ini dituliskan. Jadi dia ingin melakukan semua hal ini hari ini.

"Apa itu PR dari sekolahmu?"

"Ya! Kami diberitahu temanya  adalah 'keluarga'. Sensei tahu tentang Mii-chan jadi dia bilang padaku bahwa aku tidak perlu melakukannya, tapi karena Mii-chan sudah memiliki keluarga sekarang, jadi dia berkata pada Sensei tak perlu khawatir."

Apa yang dia katakan bergema di dalam diriku. Tapi jika aku membuat ekspresi gelap, Mika pasti akan bertanya 'apa esai ini tidak bagus?', Agar tidak membuatnya khawatir, aku membuat senyuman lembut.

"Itu esai yang bagus."

"Yup! Mii-chan menakjubkan, bukan?"

"Ya. Kau benar-benar hebat, aku bangga memiliki Mika di keluargaku."

"Yup! Mii-chan adalah seseorang yang bisa Nii-chama banggakan!"

Mika menempatkan esai kembali ke dalam tas, mematikan lampu dan kembali ke tempat tidur.

"Um. Nii-chama, Mii-chan ingin kau tetap berada di sampingnya sampai dia tertidur."

"Tentu saja. Aku akan berada di sini sampai Mika tertidur nyenyak."

Ekspresinya melemah dan ia mematikan lampu tidur. Di ruang yang berubah gelap gulita Mika tertidur setelah beberapa menit.

"ZZZZZZZ ... unyuu ..."

Dia mungkin setengah tertidur tapi Mika meremas tubuhku erat seolah-olah itu bantal tubuh ... dan tiba-tiba menggigit leherku. Meskipun aku bilang sedikit, itu ringan dan manis. Maple pasti sudah biasa melalui ini. Sementara lembut membelai rambut Mika, aku berpikir……

Sudah dua minggu, tapi apa aku mampu menjadi Onii-chan yang baik untuk para calon adikku ini?





close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama