Most Popular Girl Next to Me Chapter 30 Bahasa Indonesia


Chapter   30



 “Hmm? Tumben hari ini bangun pagi, Onii-chan. ”
Sekarang adalah hari Minggu, dan karena aku bangun pagi-pagi sekali hari ini, adik perempuanku memanggilku.
"Yeah, itu karena aku memiliki urusan hari ini."
“Kau memakai seragammu, apa itu sekolah? Tapi ini ‘kan hari Minggu. ”
“Tidak, ini adalah sesi informasi sekolah. Aku entah bagaimana dipaksa untuk membantu. ”
"Eh, bukannya itu acara yang diselenggarakan di balai budaya kota?"
"Ya, memang."
"Jika memang seperti itu, aku juga hari ini akan pergi ke sana."
"Eh!"
Tanpa sadar aku berteriak keras pada kata-kata Yui. Menyikat giginya di sampingku, Yui menunjukkan senyuman geli.
"Begitu ya ~ Onii-chan akan ada di sana ~. Aku menantikannya ~ ”
Sialan, dia mengejekku. Tak disangka Yui juga akan datang. Seharusnya ini tak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi ketika mengetahui ada keluargaku di sana, itu membuatku merasa sangat gugup.
Tunggu sebentar.
“Bukannya kau sudah memutuskan untuk masuk ke sekolahku? Seharusnya kau tidak perlu pergi. "
“Ada teman yang mengajakku karena mereka bilang agak sulit untuk pergi sendiri. Selain itu, aku juga ingin melihat apakah aku bisa mencoba sekolah yang lebih baik. ”
"Benarkah? Mencoba sekolah yang lebih baik? Sejak kapan kau menjadi sepintar itu? ”
Bahkan jika aku sendiri yang bilang, aku akan mengatakan bahwa sekolah kami, Touyama, sudah cukup terkenal. Sekolah yang lebih baik mungkin berarti seperti SMA Oumi, atau sekolah terbaik di wilayah kami: SMA Anzen.
Ditambah pula, jika kau ingin masuk ke SMA Oumi, mereka hanya menerima Siswa SMP yang nilai ilmu pengetahuan dan matematika pada tingkat yang sama dengan SMA Anzen... Jika itu yang terjadi, kau membutuhkan nilai sekitar 250 pada ujian percobaan. Aku dengar terakhir kali Yui mendapatkan nilai sekitar 180 ...
"Yah, aku benar-benar pintar."
"Memang saat ujian kemarin, kau dapat nilai berapa?"
"182."
"Itu tidak berubah sama sekali!"
Gadis ini ... dengan nilai segitu, bagaimana dia berharap diterima di SMA Oumi atau SMA Anzen.
"Selain itu, dengan nilai 182, itu mungkin sedikit berbahaya bahkan untuk sekolahku."
Nilai tertinggiku saat SMP ialah 246 dan aku rata-rata sekitar 230. Jika aku berusaha keras, aku bisa memilih untuk mencoba masuk ke SMA Anzen, tapi karena tak ada jaminan bisa masuk, aku menurunkan levelku. Sekolahku menginginkan orang-orang yang memiliki nilai paling sedikit 200. Ini masih liburan musim panas, tetapi 182 mungkin cukup sulit.
“Aku sudah tahu itu. Itu sebabnya aku berusaha sangat keras sekarang. ”
Wajah yang Yui miliki sekarang begitu serius seolah-olah dia tidak sedang bercanda. Itu terlihat lebih serius daripada yang pernah aku lihat sebelumnya.
"..."
Itu benar, gadis ini juga seorang pelajar. Tentu saja dia akan serius.
"Lakukan yang terbaik, Yui."
Aku merasa bahwa mengatakan hal seperti ini kepada Yui, yang sudah bekerja keras rasanya agak kasar, tapi aku tak bisa menemukan hal lain untuk dikatakan. Kemudian, Yui menghadap ke arahku dengan senyuman dan memberiku jawaban.
“Yeah, aku akan melakukan yang terbaik! Onii-chan juga, lakukan yang terbaik hari ini! ”
"Yeah!"
Aku benar-benar tidak termotivasi hari ini, tapi setelah mendengar kata-kata Yui, aku merasa sedikit bersemangat. Setelah itu, kami berdua memutuskan untuk naik kereta bersama karena kami pergi ke tempat yang sama.
*****
Balai Kebudayaan Touyama.
Konser atau kompetisi musik sering diadakan di sini, menjadikan tempat ini sebagai fasilitas budaya terbaik di kota. Ketika aku masih di sekolah SD, aku pernah datang ke sini untuk pertunjukan musik sekolah.
Namun, aku jarang datang ke sini baru-baru ini. Aku tak pernah berharap untuk datang ke sini lagi, jadi datang seperti ini benar-benar tak terduga. Sambil mengernyitkan mukaku, aku menunggu di tempat pertemuan yang ditentukan di dekat pintu masuk.
Ngomong-ngomong, Mamiko juga datang hari ini. Karena seharusnya ada seorang gadis dan seorang lelaki dari setiap sekolah, tampaknya Mamiko mengambil tempat gadis lain yang seharusnya bertugas. Sungguh, betapa putus asanya dia?
“Jadi, Onii-chan, aku harus pergi kesini karena temanku sudah menungguku. Semoga berhasil."
Lalu, Yui berjalan menuju ke dalam balai kebudayaan. Melihatnya seperti itu, aku benar-benar bisa merasakan bahwa Yui telah banyak berubah. Setelah Yui mengaku padaku, hubungan kami tidak sepenuhnya berubah, pada akhirnya, tidak ada perbedaan sekarang bila dibandingkan dengan sebelum pengakuan.
Namun, rasanya ada sedikit jarak di antara kami. Lagi pula, kami berhenti berbelanja bersama, dan waktu yang kami gunakan untuk berbicara di rumah sudah sedikit berkurang. Yui sekarang melakukan ujian masuk SMA, tapi tetap saja, ada sesuatu yang berubah tentang dirinya. Ini sedikit aneh tapi aku merasa  sedih dengan perubahannya, tapi pada saat yang sama aku juga senang tentang itu.
Setelah melihat Yui menghilang, aku mengembalikan mataku ke smartphone-ku. Kemudian, sebuah pesan datang dari Mamiko yang mengatakan, [Apa kau sudah sampai?]. Hari ini, Mamiko tidak datang dengan kereta tetapi dengan mobil, jadi kami datang secara terpisah.
[Aku sudah disini. Aku dekat pintu masuk.]
[Mengerti! Aku akan berada di sana sekitar 5 menit lagi!]
Setelah melihat jawaban Mamiko, aku kembali memainkan aplikasi game yang aku mainkan sebelumnya. Game ini adalah game kartu yang sudah aku mainkan selama sekitar satu tahun sekarang. Ini bukan permainan yang aku mainkan sama seriusnya dengan Human Beast Wars, tapi aku memainkannya kadang-kadang hanya untuk melewati waktu luangku.
“Hmm? Bukankah itu Setsu? ”
Kemudian, sebuah suara menghentikan tanganku yang sedang memainkan game. Ketika aku menengok, aku melihat teman sekelasku saat SMP dulu, Ueno, orang yang terakhir kali aku lihat di stasiun kereta.
“Hei, Ueno. Sudah lama, ada apa? ”
“Aku datang untuk sesi informasi sekolah. Aku mewakili sekolah SMA-ku tahu. ”
"Aku juga sama."
“Eh, Setsu juga? Mengejutkan sekali! Kau sepertinya bukan tipe yang melakukan hal seperti ini. ”
“Aku tak ingin melakukannya jika aku bisa. Namun, tidak ada orang lain yang bisa melakukannya. ”
"Ah ~ Tak masalah, jangan dipikirkan."
Saat dia bilang bahwa aku bukanlah tipe orang yang melakukan hal seperti ini, Ueno mengernyitkan sedikit wajahnya, tapi setelah itu, dengan cepat tersenyum dan memberiku tepukan di punggung.
Jenis skinship ini tidak berubah sama sekali. Bukannya kau sudah punya pacar? Apa baik-baik saja melakukan ini? Jika aku adalah pacarnya, aku tak ingin kau melakukan ini.
"Ueno, seperti biasa, kau suka melakukan hal semacam ini bukan?."
Ueno adalah orang yang cukup agresif, tipe orang yang mengurusi  hal yang mana orang lain tidak ingin melakukannya. Kepribadian bergairah miliknya itu sangat bersinar terang bagiku, dan mungkin itulah yang menyebabkan aku jatuh cinta padanya saat itu. Karakterku sangat berkebalikan dengannya.
"Yup. Berbicara di depan banyak orang adalah sesuatu yang sangat aku sukai. ”
"Benarkah ... Aku tak bisa berpikir dengan cara yang sama ..."
“Kau juga, setelah melakukannya beberapa kali, kau akan menikmatinya! Tentunya!"
Ueno menyemangatiku dengan senyuman. Setelah melihatnya beberapa kali sekarang, sepertinya dia belum berubah sama sekali dari hari-hari SMPnya.
“Ah, itu benar! Aku ingin bertanya, tapi apa yang terjadi dengan pacarmu setelah itu? Apakah kalian putus? ”
Kemungkinan besar dia membicarakan tentang apa yang terjadi di kereta terakhir kali. Saat di mana Mamiko melihat kami berbicara dan sedikit marah.
"... Dia sangat marah."
"Tentu saja ~. Jika aku melakukan itu, pacarku juga akan marah. ”
"Namun, aku lega karena kita tidak putus."
“Yay! Itu bagus!"
"Ya, itu sebabnya aku berusaha untuk tidak sendirian dengan gadis lain."
“Ooh! Itu cara yang bagus~ ”
Yah, lagipula, aku tak ingin membuat Mamiko sedih.
“Namun, apakah situasi saat ini baik-baik saja? Maksudku, sekarang kau sedang berbicara denganku sendirian, kan? ”
"Ah."
Sekarang dia menyebutkannya, itu benar. Sejujurnya, aku berhenti memikirkannya saat aku melihat Ueno, jadi aku bahkan tidak menyadarinya. Tidak, mengapa aku bisa menjadi orang yang pelupa begini? Untungnya, Mamiko belum datang, jadi seharusnya tak masalah kalau aku pergi sekarang.
"Yoshiki-kun?"
Aku sedang memikirkan itu ketika aku mendengar Mamiko memanggilku dengan senyum gelapnya. Aha ~ aku pernah melihat perkembangan seperti ini sebelumnya, tapi …...
Kurasa, aku belum cukup merenungkan tindakanku sendiri.






close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Seperti yang kuharapkan, Ueno pun akhirnya muncul kembali kan!

    Dan dengan waktu itu, Yoshiki sedang sambil mendekati kematian nya!! xD

    Next time setelah berbaikan kembali dengan Mamiko, tak disangka pula Yoshiki dan Echizen akan bertemu, dan tentu ada Mamiko, tapi Echizen mungkin tidak akan menyerah begitu saja dan terjadilah Civil Wars :v
    *beneran dah kuharap berikutnya akan terjadi.
    **buat yang baru baca juga seperti Saya, ini bukan spoiler, cuma harapan semata dari Saya kok ^^

    ~~
    Btw Thx for the Chapters!

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama