Most Popular Girl Next to Me Chapter 00 Bahasa Indonesia



Chapter - 00
Ketika ditanya apa yang paling aku harapkan di sekolah SMA nanti, maka akan kujawab, perjalanan pulang pergi ke sekolah dengan kereta. Sebagai murid sekolah SMP, perjalanan pulang ke sekolah menggunakan kereta memiliki daya tarik tersendiri. Sebuah perasaan jelas untuk menjadi orang dewasa. Namun, kekaguman tersebut dengan cepat meredup. Sekarang aku menginjak kelas dua SMA dan aku sudah terbiasa dengan perjalanan bolak-balik menggunakan kereta. Mungkin sebaliknya, aku bahkan mulai membencinya.
Tinggal di daerah pedesaan, jadwal kereta hanya datang satu atau dua kali dalam satu jam. Ditambah juga, naik sepeda dari rumah menuju stasiun memakan waktu sekitar 20 menit. Aku merasa bahwa hidup di mana aku selalu terkurangi oleh waktu telah menjadi merepotkan. Semua orang dewasa di dunia yang menjalani kehidupan seperti ini, naik kereta yang ramai dan berguncang untuk menuju ke kota ...... benar-benar berat. Menjadi murid SMA, aku benar-benar merasa bahwa aku tidak ingin menjadi bagian masyarakat. Sekarang setelah aku menjadi murid kelas dua, kekhawatiran baru telah muncul. Itu adalah sesuatu yang terjadi dalam perjalanan kereta.
Hari ini juga, aku mengendarai sepedaku selama 20 menit, dan sampai di stasiun kereta. Meskipun sekarang bulan Mei, bersepeda selama dua puluh menit ke stasiun masih membuatku berkeringat. Ketika sampai di stasiun, aku mengelap keringat di dalam toilet dan memasuki  stasiun.
Di dalam Stasiun benar-benar memberikan suasana pedesaan. Di dalamnya, di samping beberapa kursi yang harusnya diduduki orang, hanya ada mesin penjual tiket dan setumpuk koran lokal. Tanpa gerbang tiket, itu tampak seperti siapapun bisa masuk pemberhentian. Aku memikirkan hal seperti itu, dan menahan diri untuk terus melakukannya. Berjalan di luar, aku bisa mendengar obrolan dan melihat banyak orang.
Ada beberapa orang yang memakai jas, dan yang lainnya memakai seragam sekolah. Para siswa pada dasarnya adalah semua orang yang ingin pergi menuju sekolah, sama seperti diriku. Diantara mereka, ada beberapa orang yang sering aku ajak bicara. Namun, setelah naik kereta bersama setiap hari, kami sedikit demi sedikit berhenti berbicara satu sama lain. Hari ini juga, aku berpura-pura tidak memperhatikan teman dekat di depanku, dan melewatinya, tiba di tempat  dimana aku biasa menunggu kereta.
Kereta yang selalu aku tumpangi berangkat pada  jam 7:52. Sekolahku adalah sekolah untuk siswa tingkat lanjut, namun tidak ada kegiatan ekstrakurikuler di pagi hari, yang mana dengan sendirinya menjadi tantangan tersendiri. Menurut sekolah, bangun terlalu pagi  bisa menyebabkan kurang tidur dan akan menyebabkan penurunan kemampuan akademik para siswa. Namun, sejak jam pelajaran kelas sampai malam hari, masalah tidur masih berlanjut. Omong-omong, siswa SMA yang tidur lebih dari sepuluh jam adalah makhluk yang masih akan merasa mengantuk dengan  cepat. Aku merasa bahwa kekurangan tidur itu sendiri yang harus mereka khawatirkan.
Sambil menguap dan memikirkan hal seperti itu, kereta pun berhenti  saat pengumuman dibuat untuk kedatangannya. Ukuran kereta ini hanya sepanjang dua gerbong. Untuk jalur Sandai yang aku gunakan, kereta-keretanya kebanyakan berukuran sepanjang dua gerbong, dan terkadang hanya berukurang satu gerbong. Ini jelas kereta pedesaan.
Meski berukuran kecil, kereta tersebut tidak terlalu ramai. Kereta ini mungkin menuju ke stasiun dekat sekolah SMA dimana banyak murid akan turun, tetapi saat aku menaiki kereta, aku masih bisa menemukan tempat duduk. Serius, terima kasih daerah pedesaan.
Tata letak tempat duduk kereta tidak diatur sedemikian rupa dimana tempat duduknya berjejer di setiap sisi, membuat penumpang duduk saling berhadapan.  Melainkan Sebaliknya, kursi dipasang berpasangan di kedua sisi membuat baris. Di antara kursi berpasangan tersebut, ada jalan setapak, cukup lebar untuk dilalui satu orang. Selain itu, masing-masing sepasang kursi bisa diputar dan dibuat untuk menghadapi barisan lain, menciptakan tempat duduk kelompok untuk empat orang. Kemungkinan besar, pengaturan tempat duduk seperti ini sulit ditemukan di kota, tapi di pedesaan, ini lebih sering terjadi.
Hari ini, seperti biasa, aku duduk di barisan kosong  yang biasa. Setelah pulang-pergi dengan kereta selama setahun penuh, tempat duduk yang aku duduki sudah tetap, dimana aku duduk  hampir selalu sama. Namun, satu bulan yang lalu, kejadian normal ini berubah drastis.
"P-Permisi. Apa aku boleh duduk disebelahmu ...? "
Hari ini juga, dia duduk di sampingku. Meski ada banyak kursi kosong lainnya, untuk beberapa alasan, dia memutuskan untuk duduk di sampingku.
Namanya adalah Mamiko Kii.
Meski namanya agak kuno, dia memberikan suasana yang bersahabat. Fitur wajah yang rapi, rambut hitam panjang dan mengkilap, dan ditambah dengan itu, suasana menenangkannya, semua hal tersebut membuatnya menjadi gadis yang cukup populer di sekolah kami. Di dalam semua gadis di angkatan kelas dua, dia merupakan gadis paling cantik, meskipun ada beberapa gadis kelas dua yang dianggap sebagai gadis tercantik di sekolah.
Tentu, inilah yang membuat Kii-san sangat populer.
Rumor mengatakan, dia telah mendapat pengakuan lebih dari 50 orang, baik itu dari kakak kelas, adik kelas, angkatan yang sama, bahkan dari guru. Yah, kuharap rumor tentang dari guru itu adalah bohong.
Tipe orang seperti inilah yang memutuskan untuk duduk di sampingku. Tentu saja, aku merasa gugup. Mungkin Kii-san ... diam-diam mempermainkanku, jika tidak, aku tidak tahu mengapa dia  melakukan ini. Sebelumnya Aku sempat berpikir untuk bertanya kepadanya mengapa dia duduk di sampingku, tapi menanyakan hal seperti itu terlihat seperti aku tidak ingin dia duduk di sampingku. Dengan demikian, aku tidak bisa menanyakannya.
Sebelumnya, aku akan bermain game di kereta, namun mempunyai gadis paling cantik di sekolah yang duduk di sampingku membuatku sadar diri, aku menahan diri untuk mengeluarkan smartphoneku. Jadi, hari ini juga, untuk mencegah agar tidak melakukan kontak mata dengannya, aku bersandar di dinding kereta dan menikmati pemandangan sawah yang ada di luar.
Sigh ~, hari ini aku tidak bisa melakukan quest pagi juga ... Entah mengapa, aku merasa ada sesuatu  yang menyentuh tubuhku ...?
Aku tidak bisa memahami situasi sekarang. Untuk beberapa alasan, Kii-san menyandarkan tubuhnya ke tubuhku. Kii-san memiliki wajah yang sedikit merah saat dia melihat ke depan dengan ekspresi aneh. Dia nampak sedikit tidak puas ...
Aku merasa tercengang. Serius, kenapa kau duduk di sampingku? Atau sebenarnya, kenapa kau bersandar padaku !?
Beberapa pertanyaan ini muncul lagi padaku  hari ini.

            Daftar isi   Selanjutnya=>>

close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. main nyender aja anjir ni cewe, bener bener 😂

    BalasHapus
  2. Admin kaito novel ni kayaknya emang bener" Suka long blackhair waifu ya(´~`)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama