Most Popular Girl Next to Me Chapter 16 Bahasa Indonesia



Chapter – 16
"Uuhh ~ Menulis komedi romantis memang sulit sekali~."
Setelah aku selesai menghubungi Mamiko, ayahku mulai menggerutu saat aku membaca beberapa manga yang secara acak aku pilih. Aku menatapnya dari sudut mataku, dan nampaknya gambarnya tidak memiliki banyak kemajuan.
Nah, sampai sekarang ayahku kebanyakan menggambar manga yang bergenre aksi, akan mengejutkan jika dia tiba-tiba bisa berubah haluan dan beralih untuk menggambar komedi romantis. Dia sudah menerbitkan sekitar 40 volume sampai sekarang ...
Sejujurnya, aku benar-benar penasaran mengapa dia disuruh menulis komedi romantis.
"Bagian mana yang sulit?"
"Seperti yang kupikirkan, bagian shuraba yang sulit."
Shuraba ?" (TN: tau arti shuraba kan….)
"Pemimpin redaksi mengatakannya padaku, bahwa aku perlu memasukkan adegan shuraba tidak peduli apa. Namun, bagaimana tepatnya ...? "
"Ahhh ~"
Secara teknis, adegan shuraba memang dianggap perlu dalam komedi romantis. Apalagi pada manga, gambar yang jelas bisa membuat cerita itu sendiri benar-benar bersinar. Meski kupikir bagian tersebut tidak terlalu penting juga…..
Lagipula, untuk memiliki adegan shuraba, Kau harus mempunyai dua heroine. Apa Ayah harus membicarakan hal-hal tersebut ketika sedang memikirkan untuk mengakhiri sebuah seri? Aku memiliki beberapa keraguan, tapi kepala redaksi dan ayahku mereka berdua adalah orang profesional. Mungkin seharusnya aku tidak mengeluh padanya tentang ini.
"Yah, menulis adegan shuraba memang benar-benar sulit."
"Ahh, Kau tidak pernah bisa melihat hal seperti itu di dalam kenyataan. Lagi pula, apa hal tersebut memang bisa terjadi dalam kehidupan nyata ... "
"Ayah juga berpikir begitu?"
"Ya, jika kau tidak mengerti situasinya, penulis tidak akan bisa  memasukkannya ke dalam emosi."
Ini adalah sesuatu dimana menggambar manga memiliki kemiripan dengan menulis. Menulis tentang hal-hal yang telah kau alami akan membantumu selangkah lebih maju, dan apa yang tertulis juga akan lebih menarik. Namun, shuraba…...
Shuraba adalah hal yang sangat langka untuk dialami. Tunggu sebentar.
"Selama menjalani hubungan, apa Ayah pernah bertengkar dengan Ibu sebelumnya?"
"Tidak, kurasa tidak. Kami berdua sangat tulus, jadi tidak ada adegan yang mirip seperti shuraba . "
Ibu dan ayahku berpacaran saat mereka SMA, jadi kupikir jika mereka sudah bersama-sama selama itu, sesuatu seperti shuraba pasti pernah terjadi ...
Setelah kupikir-pikir, sepertinya hal tersebut tidak mungkin terjadi. Bahkan sebagai anak mereka, aku bisa melihat bahwa hubungan mereka masih harmonis.
"Sialan ~ Jika tahu hal ini akan terjadi, seharusnya aku membuat sesuatu seperti shuraba dengan Ibu ~"
"Tidak, tolong jangan sesali itu."
Saat aku terheran dengan tingkah laku ayahku, bel pintu tiba-tiba berdering. Sepertinya Mamiko sudah tiba. Itulah yang aku pikirkan, tapi aku menyadari bahwa aku tidak pernah memberi tahu Mamiko bahwa kami berada di ruangan ini. Jadi, dia seharusnya tidak tahu di mana tempat kerja ayahku berada.
Berarti ... siapa yang datang? Apa ini dari pengiriman? Saat aku memikirkannya, pintu depan terbuka.
"Ayah, aku memutuskan untuk datang! Anii!"
"Oh, Imouto. Ada apa?"
Aku menanggapinya dengan normal, tapi mata adik perempuanku terbuka lebar karena terkejut.
"Kenapa kau di sini!?"
"Sesuatu seperti berbagi  ide dengan Ayah? Daripada itu, kenapa kau di sini? "
"Aku baru saja kembali dari tempat les ..."
"Oh ya, tempat lesmu dekat daerah sini,’kan?"
"Iya."
"Begitu ya. Yah, untuk sekarang masuklah dulu. "
"Y-yeah ..."
Adikku menjawab dengan malu-malu, dan masuk. Aku menutup pintu depan dan mengikuti adikku.
******
"Oh~ Yui! Selamat datang!"
Melihat adikku masuk, ayahku memanggilnya dengan suara gembira. Wajahnya juga tersenyum. Omong-omong, nama adikku adalah Yui.
Kedua Orang tuaku dan kerabat lainnya memanggil adikku "Yui", tapi untuk beberapa alasan, aku telah memanggilnya "Imouto" sejak aku masih kecil. Aku benar-benar tidak tahu mengapa aku memanggilnya seperti itu.
Namun, aku tidak menduga bahwa adikku akan datang kesini. Mamiko akan datang nanti. Ini tak apa-apa, bukan? Terakhir kali aku berbicara dengannya tentang Mamiko, suasana hatinya menjadi buruk ...
Aku terus menerus khawatir selama 30 menit sembari membaca manga.
"Maaf mengganggu ~"
Mamiko datang dengan suasana yang terlihat sangat gugup. Aku sudah pernah melihatnya dengan pakaian kasual, tapi bagaimana bilangnya ya.., dia terlihat cukup modis.
Jika aku harus memberi pendapat, maka aku akan mengatakan bahwa dia terlihat seperti Yamato Nadeshiko*. Mamiko masuk ke tempat kerja ayahku dengan penampilan seperti itu, saat matanya melihat ke sekeliling ruangan. Dia mungkin terkejut dengan jumlah manga yang ada di rak. Tentu saja, dia akan terkejut. Hanya sebuah toko yang bisa memiliki begitu banyak buku. (TN: wanita ideal jepang)
"M-Menakjubkan ..."
Aku merasa terpuji saat Mamiko mengatakan itu, meski manga di sini bukan milikku. Saat Mamiko melihat sekelilingnya, dia berjalan ke area kerja di belakang. Adikku sedang membaca manga di sofa sementara ayahku masih menggerutu, mengerjakan storyboard-nya.
Lalu, saat Mamiko masuk, kedua orang tersebut menunjukkan ekspresi kaget. Seolah-olah mereka tidak percaya apa yang mereka lihat. Yah, bukan berarti aku tidak mengerti perasaan mereka ...
"O-Ojou-san, anda ini siapa?"
"Aku pacar Yoshiki-kun."
"O-oh ... B-Begitu ..."
Mamiko sedikit tersipu saat mengatakan hal itu pada ayahku yang tidak tahu bagaimana untuk menanggapinya. Adikku juga terkejut dengan kedua matanya yang terbuka lebar. Seorang gadis seperti ini terlalu sia-sia bagiku... yah apa boleh buat bahwa mereka bisa seterkejut ini.
"Jadi begitulah, apa kau baik-baik saja sekarang?"
Aku mengatakan hal tersebut karena aku mulai  agak malu. Aku tak pernah berpikir bahwa memperkenalkan pacarku  kepada keluargaku sendiri akan sangat memalukan. Aku ingin melarikan diri dari suasan ini secepat mungkin.
"Yah tak apa-apa, apa kau akan menuju rumah sekarang?"
Memang benar pulang ke rumah awal akan sedikit tidak wajar tetapi ...
"Tidak, setelah ini kami akan berkencan."
"Eh?"
Aku mengeluarkan sedikit kebohongan. Namun Mamiko nampak terkejut saat aku mengatakan itu, tapi sepertinya ayah dan adikkku tidak menyadarinya.
"Kencan, ya, kalau begitu apa boleh buat. Walaupun, jika kau ingin berkencan, lain kali beritahu aku dulu. " (Ayah Yoshiki)
"Maaf. Lalu, kita akan pergi. "
Setelah  aku mengatakan itu dan berencana meninggalkan tempat kerja dengan Mamiko, tepat setelah itu…..
"Tunggu sebentar."
Namun, suara adikku menghentikan langkah kaki kami.
"Bisakah aku meminta waktumu sedikit? Aku ingin berbicara dengan pacarmu. "
….Adikku mengatakan hal itu.


Ocehan translator: Incest...apa ini incest?! hell yeaaaahhhhhh incest banzai, brocon banzai, incest banzai....

close

4 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. mungkinkah akan ada adegan shuraba di chapter selanjutnya ??

    ntabs !! njut min

    BalasHapus
    Balasan
    1. persetan dengan namanya shuraba, yang penting ada incest-nya :D

      Hapus
    2. wkwkwk miminnya incest fetish

      Hapus
Lebih baru Lebih lama