Kata Penutup
Halo semuanya. Ini
adalah karya debutku.
Terima kasih banyak
telah membacanya.
Karakter dalam novel ini
terlihat lumayan aneh.
Cara hidupp si MC Takuya
lumayan sembrono, dan Kayama nampaknya hidup dengan cara yang sederhana dan hedonistik,
jadi keduanya sangat kacau. Karakter lainnya juga sedikit aneh.
Tapi di mataku, hal itu
sepertinya tidak aneh sama sekali. Bukannya mereka sengaja menjalani hidup
mereka dengan cara yang aneh. Mereka menjalani hidup semaksimal mungkin dengan
cara mereka sendiri, dan akibatnya, mereka menanggung beban hidup.
Di masa remajaku, aku juga
pernah merasakan beban hidup seperti mereka.
Saya merasa tidak punya
tempat untuk pergi, tapi saya diselamatkan oleh novel. Karena itulah, tanpa
saya sadari, saya mulai menulis novel sendiri. Saya pikir ingin menjadi
novelis, tapi pada saat bersamaan, rasanya mustahil.
Pada akhirnya, saya
lulus universitas dan mendapat pekerjaan. Terbebani dengan pekerjaan saya,
motivasi saya untuk menulis novel secara bertahap menghilang.
"Mana mungkin saya
bisa menjadi novelis."
Itu ungkapan favorit
saya.
Namun, salah seorang
teman mengatakan kepada saya, "Kamu pasti bisa. Semangatlah. "Mereka
membaca hal-hal yang saya tulis dengan penuh minat. Saya bekerja di perusahaan
pada malam hari saat teman tersebut melakukan bunuh diri.
Sejak saat itu, seperti
protagonis novel ini, saya merasa bersalah karena hidup. Dan sejujurnya, untuk
waktu yang lama, saya tidak pernah bisa mengerti apa yang telah dipikirkan oleh
teman saya yang meninggal.
Karena tidak bisa tidur,
saya sering pergi jalan-jalan di malam hari. Saya terus berjalan berjam-jam,
dan pada satu jalan seperti itu, saat pagi hari, saya memutuskan untuk menulis
novel.
Jadi, saya keluar dari
pekerjaan saya dan mulai menulis novel.
Dunia ini penuh dengan
hal-hal yang tidak masuk akal, menyakitkan, dan kejam.
Saya pikir itu adalah
hal yang sangat wajar untuk ingin mati di dunia yang gila ini.
Saya ingin menulis
sebuah novel yang akan membuat para pembacanya ingin hidup terus meski merasakan
kekejaman dunia.
Jika pekerjaan saya
membuat seseorang merasa seperti ini, walaupun sedikit, itu akan membuat saya
sangat bahagia.
Sekarang setelah saya
menjadi novelis, ketika saya mengingatingat kembali masa lalu, saya menyadari
bahwa kata-kata almarhum teman saya benar. Saya tidak tahu apa yang akan
dilakukan Takuya sejak saat ini, tapi saya menginginkan dia dan setiap orang di
dunia ini yang menanggung semua kesulitan yang harus dihadapi kehidupan untuk
melakukan yang terbaik.
Ya, benar. Kamu pasti
bisa melakukannya.
Saya menerima bantuan
banyak orang untuk merilis buku ini. Loundraw-sama, yang menggambar gambar yang
jauh melampaui apa yang saya bayangkan. Saat pertama kali melihat ilustrasi,
saya berbisik, "Wow," merasa tergerak. Juga, Yamaguchi
Kouzaburou-sama, Ayasaki Shun-sama, Aoi Blue-sama, yang memberi saya
rekomendasi dan komentar yang bagus. Dari semua orang yang saya kagumi, saya
menerima kata-kata yang saya rasa hampir terbuang pada diri saya. Editor yang
bertanggung jawab, Yuzawa-sama dan Endou-sama. Mereka mengidentifikasi petunjuk
yang sesuai untuk seorang penulis yang tidak terampil dan pekerjaannya yang
tidak terampil. Saya benar-benar berterima kasih kepada semua orang, termasuk
mereka yang namanya saya tidak disebutkan di sini. Di masa remajaku, saya takkan
pernah membayangkan bahwa sebuah karya yang mulai saya tulis sendiri akan
mendapat bantuan dari begitu banyak orang dan berhasil mencapai dunia.
Mungkin ada beberapa
bagian yang ditulis dengan buruk, tapi saya berusaha semaksimal sampai sekarang
ke dalam novel ini.
'Saya akan menulis semua
yang bisa saya tulis sekarang ke pekerjaan di depan saya.' Saya selalu
memikirkan ini, dan dalam tiga hari setelah menyelesaikan penulisan, saya mulai
ingin menulis lagi. Saya selalu merasa ada hal-hal yang belum saya tulis.
Itulah sebabnya saya
akan terus menulis novel sampai saya mati.
Saya berharap bisa
bertemu lagi dengan novel saya yang selanjutnya.
Tetsuya Sano