Our Dating Story Vol.3 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Suara pintu kelas yang terbuka membuatku dan Luna melepaskan rangkulan kami.

“... Ah, syukurlah. Ternyata kalian berdua ada di sini, ya.”

Orang yang muncul ternyata Kurose-san dan dia berkata begitu

“Takei-sensei sedang menyiapkan coke dan makanan ringan untuk pesta kecil-kecilan buat panitia pamflet di kelas setelah acara tarian rakyat selesai.”

Takei Sensei adalah guru yang bertanggung jawab atas pamflet.

“Ehh...O-Oh, be-begitu ya.”

“Te-Terima kasih, Maria.”

Kami berdua langsung panik, tapi kurasa kami berhasil merespons secara normal.

“... Oh, sepertinya kita bisa melihat panggung musik dari sini, ya.”

Sambil berkata begitu, Kurose-san datang mendekati kami. Ketika dia melangkah keluar ke balkon yang sedikit jauh dari kami, dia meraih pagar balkon dan melihat ke bawah.

Sepertinya lagu yang baru saja kami dengar adalah lagu terakhir di atas panggung, dan sekarang tarian rakyat akan segera dimulai.

Ada api unggun kecil di tengah halaman sekolah yang jauh dari panggung, tapi api unggun tersebut tidak terlalu terang, sehingga tidak menonjol. Para siswa dibagi menjadi pria dan wanita untuk membentuk lingkaran di sekitarnya, mereka saling berpegangan tangan dan menunggu lagu dimulai.

“… Tahun lalu, aku penasaran mengapa bagian terakhir dari festival adalah acara tarian rakyat.”

Ucap Luna sambil menonton kerumunan siswa yang ada di bawah.

“Mungkin hal ini ada bagusnya. Nuansanya seperti festival sudah berakhir, gitu.”

“Begitu ya, memang, sih.”

Ketika aku menjawab, musik untuk tarian rakyat sudah dimulai.  Itu adalah lagu “Oklahoma Mixer” yang terkenal.

Murid laki-laki dan perempuan saling bergandengan tangan seraya melangkah maju, melenggak-lenggokkan badan mereka, lalu melepaskan tangan mereka dan mulai menari lagi dengan pasangan berikutnya. Hal tersebut berungkali terus terjadi tanpa henti.

Kurose-san menggumamkan beberapa kata ketika melihat pemandangan itu.

“... Kelihatannya seru. Padahal aku ingin menari sambil diiringi lagu ini.”

“Ehh, masa?”

Luna menanggapinya dengan nada terkejut.

Kurose-san lalu balas mengangguk.

“Ya. Karena aku dulu bersekolah di sekolah khusus perempuan, jadi aku tidak pernah melakukan tarian rakyat."

“Lalu kenapa kamu tidak turun dan ikutan menari?”

“Karena Sensei memberitahuku ada pesta kecil-kecilan, makanya aku mencari kalian berdua.”

“Ah, benar juga...”

Luna membalas dengan wajah sedikit canggung, kemudian mencerahkan wajahnya seolah-olah dia baru saja memikirkan sesuatu.

“Bagaimana kalau kita menari? Di sini sekarang”

“Kalau 3 orang sih enggak bisa kali.”

Luna menjatuhkan bahunya setelah mendengar balasan Kurose-san.

“Begitu ya. Kalaupun turun sekarang... kamu takkan sempat juga, sih.”

Setelah mengatakan itu, wajahnya tiba-tiba terangkat dengan “Aha!” seolah-olah dia mendapat ide baru lagi.

“Kalau gitu, aku akan mencari satu orang lagi!”

“Ehh……!?”

Setelah menatapku yang terkejut dan wajah Kurose-san secara bergantian, Luna langsung bergegas keluar ruangan.

“Kalau kita ada satu cowok lagi, kita bisa menari, iya ‘kan?  Aku yakin ada seseorang di sekitar sini. Aku akan mencarinya dulu!”

Begitu selesai mengatakannya, Luna segera berlari ke lorong.

“…………”

Dia benar-benar pergi.

Aku dibuat tersenyum ketika melihat antusiasme Luna.

—— Kelihatannya seru. Padahal aku ingin menari sambil diiringi lagu ini.

Kurasa dia ingin memenuhi keinginan adik perempuannya, yang selalu bersikap jutek dan jarang berbicara dengannya.

Sekarang hubungan denganku telah kembali normal, kurasa “rencana pertemanan” dengan Kurose-san harus berjalan sesuai rencana dari sekarang.

Pada saat aku sedang memikirkan hal itu, aku tiba-tiba dikejutkan pada sensasi kulit manusia yang dengan lembut menyentuh tangan kananku.

“Ehh…!?”

Saat aku menoleh, Kurose-san sudah memegang tanganku.

“Ku-Kurose-san...?”

Jantungku berdebar kencang pada pendekatan yang tidak terduga dan mendadak ini.

Kurose-san menatapku dengan mata besar.

“... Aku mau latihan dulu. Temani aku sebentar.”

Usai mengatakan itu, Kemudian dia menggembungkan pipinya dengan sedikit cemberut.

“Cuma sebatas ini tidak masalah, ‘kan? ... Lagipula, baru pertama kalinya aku melakukan ini.”

“……”

O-Oh maksudnya tentang  tarian rakyat, ya...

Sambil memegang tanganku yang masih terdiam, Kurose-san berbalik seolah melompat ke pelukanku, dan mengambil posisi Oklahoma Mixer.

Aroma wangi tercium dari rambut hitamnya yang bergoyang ringan. Aromanya berbeda dengan milik Luna, dan aromanya seperti sabun..

Jantungku berdebar kencang dan tanganku mulai berkeringat saat disentuh.

Tangan yang kutaruh di mulut kebenaran pada hari itu──.

 

——Seingatku, jika seorang pembohong memasukkan tangannya ke dalam mulut ini, benda ini akan menggigit tangannya

——Kalau begitu, Ryuuto bisa aman. Karena Ryuuto adalah 'The Last Man'

 

Pada saat itu, aku menyumpahkan apa?

Suatu hari nanti ketika aku bisa pergi ke Italia bersama Luna.

Apa aku mempunyai keberanian untuk memasukkan tangan ini ke dalam mulut kebenaran yang asli?

 

Musik Oklahoma Mixer terus diputar di halaman sekolah.

Aku mulai mengambil langkah canggung dengan Kurose-san.

 

Aku menyukai Luna.

Aku ingin bersama dia selamanya.

Perasaan tersebut tak tergoyahkan.

Akan tetapi ....

 

Keberanian untuk melepaskan tangan putih yang halus ini, dan hati baja yang dapat menahan godaannya ….

Aku tidak memilikinya sekarang.

 

 

Sebelumnya |    | Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama