Chapter 30 — Bonus SS Festival — Mimpi Laki-Laki
Ah, ini
adalah mimpi.
Masachika secara instingtif berpikir
demikian. Di hadapannya,
orang tua dan adik perempuannya
sedang tersenyum sambil duduk berkumpul di meja makan.
Pemandangan keluarga yang tampak bahagia seperti dalam mimpi.
(…Haha)
Masachika tertawa sinis ketika melihat
pemandangan yang tidak mungkin terjadi dalam kenyataan. Orang tuanya yang sudah
lama bercerai tidak mungkin duduk bersama di meja makan, dan lebih tidak
mungkin lagi ibunya tersenyum ke arahnya.
(Apa-apaan ini, mimpi yang kejam sekali.)
Ia
pernah mendengar bahwa mimpi mencerminkan keinginan tersembunyi seseorang,
tetapi ini terlalu mengerikan.
(Jauh di dalam lubuk hatiku, apa aku benar-benar
menginginkan hal seperti ini?)
Ketika
Masachika tertawa sinis, tiba-tiba pemandangan itu berubah.
Dari ruang tamu, ia sedang berada
di kamarnya. Saat menyadari perubahan tersebut,
pakaiannya telah berubah dari pakaian santai menjadi piyama, dan kursi
tempatnya duduk telah menjadi tempat tidur.
Namun, Masachika tahu bahwa ia tidak terbangun
dari mimpi. Hal tersebut sudah sangat jelas,
karena... Alisa dalam bentuk succubus sedang melayang di atasnya dan menatapnya.
“……”
Tidak, wahai mimpiku.
Masachika
mau tidak mau tetap memasang wajah datar sambil membuat lelucon pada dirinya
sendiri dalam hati. Dirinya tidak
ingin mengakui bahwa ini adalah keinginan tersembunyinya. Meskipun begitu, ia tidak bisa
berhenti menatap Alisa yang mengenakan pakaian yang sangat mencolok. Di depan
tatapannya... Alisa menjulurkan lidahnya dan mengedipkan satu matanya sambil berbicara dengan nada nakal.
“Aku
akan menghisap energimu, loh~♡”
Tidak, wahai mimpiku!!
Apa-apaan dengan mimpi yang aneh dan
memalukan ini? Selain
itu, succubus yang muncul adalah sosok teman wanita yang nyata. Mungkin rasanya jauh lebih baik jika seandainya
itu adalah succubus fiktif yang
dilihatnya di manga atau anime. Melakukan
fantasi mengerikan ini dengan model teman baiknya...
(Tapi,
pakaian itu sendiri sangat luar biasa, sih?)
Pakaian
yang memperlihatkan lekuk pinggangnya dengan jelas. Kostum hitam yang
membungkus payudara besarnya memiliki bagian tengah yang transparan berbentuk
hati, memperlihatkan sedikit lembahnya.
Di kakinya yang panjang dan montok, terdapat sabuk hitam yang menekankan
kekencangan dan elastisitasnya. Dan yang terpenting... tanduk hitam yang
menjulang dari rambut peraknya yang indah, serta sayap berbentuk kelelawar yang
bergerak perlahan di belakang pinggangnya. Di depan matanya, ekor berbentuk hati bergerak-gerak dengan anggun.
“……”
Apa-apaan ini, luar biasa sekali. Bagus
sekali, diriku.
(Tunggu! Mana mungkin Alya yang asli akan mengatakan
'menghisap energi' seperti itu!)
Tanpa
sengaja memuji diri sendiri, Masachika segera mengoreksi dirinya dengan cepat.
Di depannya, Alisa tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke samping dan berbisik
dalam bahasa Rusia.
【Maksudnya ‘menghisap energi’ itu, apa...?】
(Jadi kamu tidak
mengerti, ya!)
Melihat
Alisa yang hanya mengucapkan bagian “energi” dengan bahasa Jepang yang kikuk,
Masachika hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak menyela. Meskipun ini
hanya mimpi, ia secara refleks berpura-pura tidak mengerti bahasa Rusia karena
suara Alisa yang terdengar nyata.
(Atau sebenarnya, jangan-jangan dia adalah Alya yang asli?)
Pemikiran
itu tiba-tiba terlintas di benaknya.
Mungkin ini bukan fantasinya, melainkan Alisa yang sebenarnya telah menyusup ke
dalam mimpinya. Karena succubus dikenal
sebagai makhluk yang menghisap energi dari pria melalui mimpi cabul.
(Begitu rupanya~ jadi Alya sebenarnya adalah succubus.
Tidak mengherankan kalau
dia terlalu cantik untuk seorang manusia. Haha, mana mungkin ada gadis secantik itu
yang manusia.)
Kalau
begitu, apa boleh buat.
Meskipun aku
bermimpi seperti ini, tidak ada yang bisa aku lakukan.
Sekilas, rasa benci pada diri sendiri membuatku hampir mati, tetapi jika itu Alya yang asli, tidak ada masalah. Syukurlah~
syukurlah~.
Sementara
Masachika melarikan diri dari kenyataan, Alisa tidak menunjukkan perhatian sama
sekali. Dia mengalihkan pandangannya ke arah tangan
kanannya. Sambil sesekali melihat telapak tangannya, dia menunjukkan senyuman
yang anggun namun canggung.
“Hehe,
jangan takut, oke? Jika
kamu tidak macam-macam... aku
akan membuatmu merasa sangat nikmat.”
Dengan
kata-kata yang merangsang hasrat pria... Masachika tertegun. Dan ia
berpikir.
(Orang ini, jadi dia melihat catatan,
ya!)
Meskipun
kalimat yang dia katakan benar-benar terdengar seperti succubus, tetapi selembar
kertas kecil terlihat samar di tangannya itu justru
merusak suasana.
【Apa yang harus kulakukan untuk membuatnya
merasa nikmat?】
(Jadi dia
tidak paham sama sekali, ya!)
Apa dia
succubus yang dongo?
Succubus yang dongo?
Dengan
senyuman anggun di wajahnya, Alisa tampak kebingungan. Reaksinya terasa aneh dan
sangat nyata, membuat Masachika juga terdiam. Mereka saling menatap dalam
keheningan yang aneh. Yang tidak tahan lebih dulu adalah Alisa.
“Ehmm, jadi...”
Dia
mengalihkan pandangan sambil menjentikkan jarinya, seolah-olah mencoba untuk
mengalihkan perhatian. Dalam sekejap, Masachika mendapati dirinya terbaring
telungkup di tempat tidur. ...Telungkup?
“Kalau
begitu... aku akan membuatmu merasa nikmat oke?”
Suara
Alisa terdengar dari belakang. Setelah mendengar
kata-kata itu, Masachika secara refleks mengencangkan tubuhnya. Kemudian,
seolah-olah ingin melonggarkan ketegangan itu, Alisa mulai memijat punggung
Masachika dengan lembut.
(...Tidak,
maksudnya membuat nikmat
itu maksudnya yang begini toh~. Yah, aku sudah tahu, sih.)
Sambil
menerima pijatan sehat dari Alisa, Masachika menatap jauh. Dirinya tidak merasa kecewa. Sama
sekali tidak.
(Ah,
tetapi, ini benar-benar nyaman──)
Saat itu,
Masachika merasakan sensasi nyaman menyebar dari punggungnya ke seluruh tubuh.
Mengikuti perasaan itu, dirinya
perlahan-lahan memejamkan
matanya──
“……”
Masachika
terbangun di atas tempat tidurnya. Tentu saja, tidak ada tanda-tanda keberadaan
Alisa di sana.
“……Fyuh.”
Setelah
mengeluarkan napas kecil, Masachika berguling
dan berbalik telungkup. Kemudian, ketika ia
menempelkan wajahnya pada bantal......
“Aaaaaahhhhh!!!”
Masachika menjerit
keras penuh kebencian pada dirinya sendiri dan berguling-guling tidak karuan di atas tempat tidurnya.