Senin, 8 April - Upacara Masuk. Teman masa kecil. Adik perempuan pertama.
Aku terkejut dengan reuni kebetulan setelah selesainya upacara masuk Akademi Shichiyou.
Teman masa kecilku saat kelas 3 semasa SD dulu dan orang yang pindah karena pekerjaan orang tuanya berada di kelas yang sama denganku.
Gadis yang saat itu bertubuh tinggi - Sonobe Mariko, tampak berada pada puncak pertumbuhannya sekarang dan menjadi seorang gadis mungil yang cantik. Karena pada waktu itu aku sangat pendek dan harus melihat ke atas arahnya, rasanya cukup aneh sekarang.
Apa yang lebih mengejutkan lagi adalah hasil ujian masuk Mariko. Nampaknya dia berada di urutan pertama. Akademi Shichiyou mempunyai rencana beasiswa, yang mana mereka yang berada di sepuluh besar selama ujian masuk akan dibebaskan dari biaya apapun.
Setelah dia mengetahui bahwa nama keluargaku telah berubah, Mariko pun cukup terkejut. Kita berdua merasa lega karena memiliki seseorang yang dikenal di sekolah. Sejak Mariko mencapai urutan pertama, dia mendapatkan banyak perhatian dari teman sekelas kita.
Namun, perhatian mereka hanya berlangsung selama lima menit. Saat aku memperkenalkan diriku, semua orang menatapku dengan mata terbuka lebar.
Ketika jam pertama telah usai, aku dikelilingi oleh teman-teman sekelasku. Mereka mengatakan hal-hal seperti 'Mari bergabung dengan klub bersama.' atau 'Mari kita berteman.'. Ketika nama terakhirku adalah 'Domon', hal ini tidak pernah terjadi.
Itulah mengapa, aku segera meloloskan diri dari sekolah. Aku ingin berbicara lebih banyak dengan Mariko, tapi tidak bisa tertolong.
Sejujurnya, aku sedikit tertarik pada kegiatan klub.
Selama tiga tahun di SMP aku masuk menjadi anggota OSIS. Pada awalnya, sama seperti para kelas satu lainnya aku hanya menjadi staff, namun dari musim gugur pada kelas dua sampai musim panas kelas tiga aku adalah wakil ketua OSIS.
Karena aku perlu berada di semacam klub, aku memasuki suatu klub namun aku hanya menjadi ghost member, sebagai pengganti kegiatan klub, aku membantu di ruangan OSIS. (TN : ghost member, atau anggota hantu, siswa yang memasuki klub namanya saja tapi tidak benar benar ikut kegiatan klubnya)
Waktu itu sangatlah sibuk, tetapi juga sangat menyenangkan dan memuaskan. Berkat interaksi dengan para junior, aku belajar bagaimana cara menangani orang-orang yang lebih muda meskipun hanya satu anak.
Yah, tapi ... kembali ke kegiatan klub. Karena bergabung dengan klub olahraga untuk pertama kalinya di SMA nampak cukup sulit. Ini akan menjadi klub budaya.
Tapi ... klub yang Taishido masuki akan mendapatkan perlakuan istimewa, dan jumlah anggota klub akan meningkat dua kali lipat secara tiba-tiba, jika itu benar-benar terjadi, maka akan sangat menakutkan. Mengapa hal itu bisa terjadi kau bilang? Alasannya sederhana, karena Akademi Shichiyou dikelola oleh Taishido Grup.
Juga, ada sesuatu yang harus kulakukan sebelum aku bisa melakukan kegiatan klub.
Setelah sekolah, aku makan siang di kedai gyudon dan kembali ke apartemen Taishido.
Ini merupakan hari kedua aku tinggal sendirian. Aku masih tidak memiliki perasaan bahwa aku pulang ke rumah. Aku menuju elevator di lorong masuk lantai pertama dan langsung pergi ke lantai ke tujuh.
Aku bingung ketika berdiri di depan pintu ruangan 701. karena pintunya tidak mau terbuka.
Kukeluarkan kunci elektrik dari dompetku. Namun saat aku akan menggerakkan gagang pintunya ke samping, tidak ada yang terjadi. Apa ini sudah rusak?
Sekarang aku memikirkan hal itu, apa ini kunci otentikasi?
“Itu tidak mungkin, tapi untuk berjaga – jaga……..Buka pintunya!”
Nampaknya ini bukan otentikasi suara karena pintu apartemen tidak bereaksi. Meskipun aku menggunakannya dengan normal kemarin, apa ini benar benar sudah rusak?
Mau bagaimana lagi, sepertinya aku harus menelepon Murasaki-san.
Namun teleponnya tidak diangkat. Mungkin dia berada di tempat yang tidak ada sinyal, atau dia mematikan ponselnya. Jika seperti itu, aku akan mengirimkan pesan, dan juga mengirimkan email untuk antisipasi.
Namun, tidak peduli bagaimana aku melihatnya ini terlalu cepat. Ini adalah alat yang berteknologi tinggi dan, saat aku memeriksa kembali kunci elektrik, akhirnya aku memperhatikan ada yang berubah.
Nomor ruangan yang ditampilkan di layar kunci LCD …..telah berubah. Itu menampilkan nomor 101 bukan 701.
“Eh? Apa ini….”
Setelah itu aku tersadar bahwa kunci elektrik yang telah diberikan kepadaku oleh Murasaki-san, akan ‘memustuskan ruangan yang harus kumasuki’ dengan sendirinya, tanpa peduli dengan keinginanku.
Rupanya pemilihan adik perempuan sudah dimulai.
*****
Melewati ruangan aula yang berada di lantai satu, ruangan 101 berada jauh di depan koridor.
Tidak ada papan nama di pintu. Aku mendekatinya dan kunci membuka sendiri. Sepertinya kunci elektrik ini tidak rusak, itu memanggilku ke ruangan ini.
Ini terasa canggung seolah-olah aku masuk tanpa izin, tapi aku membuka pintu dan memasuki kamar 101.
Di dalam ruangan, tampak seolah-olah badai telah melewati ruangan ini. Tersebar di seluruh lantai adalah hal-hal seperti t-shirt, celana atau bra.
Di dapur dan wastafel, terdapat piring kotor dan sampah yang sudah mencapai batas untuk dipadatkan, aku bisa merasakan seseorang bekerja sangat keras untuk menjadi malas, sampah yang ada memiliki keseimbangan sempurna dan mencapai tingkat seni avant-garde. (TN : tingkat avant-garde, mungkin tingkat tertinggi)
Terdapat sebuah seragam di gantungan. Itu bukan dari Akademi Shichiyou, tapi blazer tersebut memiliki desain yang rumit dan dibungkus dalam kantong plastik. Karena ada tulisan karakter「Tengah中」pada lambangnya, nampaknya seragam SMP.
Di tengah ruangan, ada rambut hitam panjang indah yang tersebar di karpet ...
Seorang gadis telah runtuh di sana, dengan telanjang.
"H-hei! Apa kau baik-baik saja!"
Ketika aku memanggilnya, benjolan rambut hitam tersebut bereaksi dengan 'nuaaaahhhh', dan bangkit perlahan-lahan.
Rambut hitamnya yang panjang itu cukup untuk menutupi seluruh punggungnya, kebalikan dari ruangan yang berantakan, itu terlihat bagus, indah dan mengkilap sampai ke ujung.
Dia memiliki wajah putih kebiruan yang tampak seolah-olah itu terbuat dari keramik dan tangannya yang ramping. Gadis yang seperti boneka berbicara kepadaku dengan suara monoton.
"... Onii-chan, kan?"
"Ah, ya. Daripada itu, kau sadar?! Apa kau terluka?"
"...Aku baik-baik saja."
Meskipun dia berbicara seolah-olah sedang bingung, suaranya cukup tegas. Aku menghela napas lega di dalam pikiranku.
"S-Syukurlah... lalu, cepat berpakaian. Aku akan membalikan badan."
Rambut panjangnya yang melilit, menutupi tubuhnya, meski begitu dia masih telanjang.
Aku berbalik dan memperkenalkan diri seperti dengan posisi itu.
"Eh, umm ... aku ... Taishido Yoichi."
"... Tamiya Selene. Dua belas tahun, siswa baru sekolah menengah."
Dari belakang, aku mendengar suara gemerisik. Apa dia sedang berpakaian?
"B-begitu ya. Lalu, umm ... Tamiya-san."
"... Tolong panggil aku dengan cara yang lebih bersaudara."
"Tidak, tapi ... kita baru pertama kali bertemu."
"... Aku tidak berharap bahwa aku akan menjadi seorang adik perempuan juga. Kami berada di situasi yang sama."
Itulah katanya, Tamiya-san ... Selene-san juga merasa malu untuk mengetahui seorang 'Onii-chan' tiba-tiba muncul.
"Selene-san."
"...- san tidak perlu. Aku sudah berpakaian, jadi mohon menghadap wajahku sekarang."
Dia duduk di lantai yang kurang rapi, ia mengenakan t-shirt dan celana pendek. Pada t-shirt putihnya ada tulisan 'Aku polos', dalam gaya tulisan tangan. Di mana dia membeli……baju itu.
"Mengapa Selene runtuh di tengah ruangan?"
"... Aku membasuh diriku di kamar mandi, mengeringkan rambutku dengan pengering dan aku berbaring di lantai, berakhir seperti ini."
"Apakah setiap kali seperti ini?"
"... Hari ini, ketika aku berpikir bahwa aku akan bertemu Onii-chan hari ini, aku akhirnya memikirkan banyak hal dan sebelum aku menyadarinya, aku telah tertidur di kamar mandi."
Aku melihat ke sekeliling ruangan dan mendesah. Meskipun dia mengatakan membasuh dirinya di kamar mandi, tapi apa yang sebenarnya terjadi untuk dapat membuat ruangan berantakan seperti ini.
Itu terlalu semrawut di ruangan ini, tidak ada tempat untuk berdiri.
"Apa kau tidak merapikan ruanganmu?"
"... Ini adalah bentuk lengkap. Aku tahu di mana letak semuanya bahkan dengan mata tertutup."
"Meskipun terlihat berantakan dimataku, Kau bisa mencari semuanya dengan benar?"
"... Ya. Bahkan, aku bisa menemukan pakaian yang bisa kupakai."
Aku hanya bisa menggelengkan kepala mendengar perkataannya.
"Tidak, tidak, tidak, aku mengatakan kau harus merapikan ruanganmu. Meskipun baru datang dan tiba-tiba menyatakannya membuatku merasa buruk, tapi ini mengerikan."
Selene menggembungkan pipinya.
"... Itu hanya pada pandangan pertama, tapi ini sangat fungsional. Tolong jangan menganggapku sebagai seorang wanita yang tidak dapat merapikan."
"Dari sudut pandang orang lain, bukankah itu semua sama?"
Ketika aku berpikir tentang Selene yang buruk dengan merapikan akan menjadi adik perempuanku, tampaknya itu akan menjadi sangat sulit. Saat aku memikirkan itu, aku merasa itu akan lebih baik untuk membiarkannya dulu.
"Bagaimana dengan upacara masuk?"
"... Aku mengambil hari libur. Namaku sangat mencolok, aku yakin, mungkin, aku akan dibully jika aku pergi ke sekolah."
Seorang yang tertutup dan antropophobic ... itulah dia. (TN : antropophobic ialah sebuah phobia terhadap keramaian. Sumber : Wikipedia)
Di hari pertamaku setelah masuk, nama 'Taishido' juga menyebabkan kegemparan, mungkin nama Selene juga menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan seperti itu juga.
"Jadi kau dibully di Sekolah Dasar."
"... Aku selalu takut bahwa aku mungkin akan dibully."
Jadi sebenarnya dia tidak pernah dibully!
"Kau tidak akan dibully."
"... Meskipun begitu, aku tidak perlu teman di ... dunia nyata ."
Matanya basah, dan dia mengeluarkan laptop dari tumpukan t-shirt.
" ... Onii-chan. Jika kau memiliki internet, kau bisa berbelanja tanpa pergi ke luar. Kau bisa mendapatkan makanan dengan diantar. Kau bahkan bisa mendapatkan teman tanpa perlu pergi ke sekolah. Tidak perlu untuk nama sebenarnya. Dengan Anonimus akan membuatku aman."
Inilah masyarakat dunia mayaku sendiri. Selene mengeluarkan sebuah 'ehen', membusungkan dadanya dan meluncurkan browser.
Jumlah orang yang mengikuti twitter-nya ditampilkan pada layar, itu lebih dari sepuluh ribu orang. Ini adalah kelas selebriti. Daripada itu, nama ini - 'Undying Cicada', aku merasa seperti aku pernah melihat nama ini sedang re-tweeted sebelumnya.
Dia adalah seorang Introvert, tapi ada beberapa rasa sosialisasi dalam dirinya. Selene mungkin mirip denganku ...
"Membuat seribu teman memang menakjubkan. Tapi, itulah, mengapa kau tidak mencoba berbicara dengan beberapa orang yang sebenarnya dan bukan berkomunikasi melalui internet? Terlebih, jika kau bisa melakukan hal ini di internet, berbicara secara langsung harusnya sederhana buatmu."
Selene menggeleng. *sshh* , rambut hitamnya yang lembut dan mengkilap menari-nari di udara, aku mencium aroma sampo bunga yang wangi. Tidak baik, baru saja hatiku berdetak kencang.
"... Aku baik-baik saja tidak berbicara dengan orang secara langsung. Juga, aku bisa menonton semua anime favoritku di internet."
"Ini mungkin begitu tapi ... hei Selene, apa kau berniat untuk tidak keluar sampai akhir hidupmu?"
"... Aku kan generasi Kidz jaman now." (TN : wkwkwk maaf aslinya bukan itu tapi maknanya mah sama :’v )
Dia adalah contoh dari anak generasi sekarang, seorang anak yang berubah malas karena perkembangan teknologi. Bahkan aku tidak bisa membayangkan dunia tanpa smartphone ... Namun, dalam kasus Selene ini ia sudah terlalu berlebihan.
"Dilahirkan di jaman ini tidak ada hubungannya dengan menjadi hikkikomori, kan. Juga ... apa kau dengar dari Murasaki-san?"
"... Pada tingkat ini, aku ... akan mati dan menghilang. Jika Onii-chan tidak memilihku, aku akan diusir dari surga."
Sepertinya dia tahu situasinya sendiri, dia mengangkat alisnya saat gelisah.
"Namun, Kau menunjukkan kepadaku penampilan malas seperti itu. "
"... Aku ingin kau menerimaku apa adanya."
"Bahkan jika Kau mengatakan kata-kata positif seperti itu, sayangnya, itu tidak mengubah kesanku."
"... Aku hanya bisa menjadi diriku sendiri, tidak ada yang lain."
Selene menggumamkan kata-kata itu dengan sedih.
Kalau dipikir-pikir, Selene masih terduduk di lantai sejak ia mengenakan pakaian. Sebagai kakaknya, aku harus membimbing menuju kemerdekaannya…..kan?.
"Jika seperti itu. Sebagai langkah pertama, mengapa kau tidak berdiri?"
Sementara sedikit memerah malu, Selene merentangkan kedua tangannya seolah-olah dia menghibur seseorang.
"Umm, apa sikap itu?"
"... Tolong bantu aku berdiri."
"Begitukah. Astaga, itu tidak bisa ditolong."
Aku meraih tangannya dan menarik tubuh Selene ke atas.
"Hooraaaaa!"
"... Hauaaaaaaaaa."
Saat Selene berdiri, lututnya mulai berbunyi. Air mata muncul di matanya yang menyerupai mutiara hitam dan kakinya bergetar seperti anak rusa yang baru lahir. Jika hanya berdiri saja sudah membawa keributan, aku khawatir tentang apa yang akan terjadi di masa depan nanti.
Masa depan? Masa depan dengan gadis ini? Aku masih belum memutuskan memilih Selene menjadi adik perempuanku.
Dengan air mata di matanya, Selene entah bagaimana berhasil mengambil langkah maju.
"... Kyaa."
Sebuah teriakan terdengar dan Selene jatuh ke arahku, namun aku berhasil menangkapnya.
Selene membenamkan wajahnya di dadaku. *munyu* , ketika dia bersentuhan denganku, aku merasa kelembutan yang unik di sekitar perutku. ... mengapa aku dere-dere dengan (calon) adik perempuanku sendiri. (TN: dere-dere, anak otaku udah pasti ngerti artinya :’v, yang masih belum ngerti dere artinya perasaan cinta atau bisa sebuah kasih sayang.)
"A-apa kau baik-baik saja?"
"... Jadi ini adalah aroma dari Onii-chan."
"Aku tidak berpikir seorang Onii-chan memiliki aroma tertentu ..."
"... sniff sniff whiff whiff." (TN : Sfx lagi mengendus aroma, aroma onii-chan da yo :’v)
Aku dengan ringan mendorong Selene untuk lepas dari badanku. Dia nampak tidak puas, dan ketika aku melihatnya, dia bergumam.
"... Onii-chan, apa tidak apa apa untuk duduk sekarang?"
"Kau baru saja berdiri tadi. Untuk saat ini mari kita membereskan ini bersama-sama."
"...Kenapa?"
"Jika Kau membereskannya ... umm, itu ... aku akan mempertimbangkan untuk membuatmu menjadi adik perempuanku."
Aku tidak ingin menggunakan posisiku seperti ini, tapi aku tidak memiliki kepercayaan membujuk Selene untuk melakukan sesuatu.
"... Ya, aku akan melakukan yang terbaik."
Dia menatapku dengan linglung dan bergumam. Aku merasa lega bahwa dia setuju untuk melakukannya.
"Sekarang telah diputuskan, mari kita mulai sekaligus. Apa kau memiliki kantong sampah?"
"... Di sini."
Selene cepat mengeluarkan kantong sampah dari bawah tumpukan majalah.
"Baiklah! Mengatur benda-benda yang masih kau butuhkan, dan yang tidak. Pisahkan sampahnya .. Aku akan membantumu juga, jadi lakukan yang terbaik."
"... Dengan ini, akankah kita secara resmi menjadi saudara?"
"Tidak mungkinlah! Tapi ... setidaknya, aku akan mengevaluasimu lebih tinggi jika kau melakukannya."
Dia menjawabku dengan anggukan kecil. kelucuannya mengingatkanku dengan tupai kecil. Tentu saja maksudku lucu sebagai adik perempuan.
Dan kemudian, kami berdua mulai membersihkan kamar dengan tenang. Karena kita bekerja bersama-sama, itu lebih cepat dari apa yang kuharapkan. Dari sebuah ruangan dimana tidak ada tempat untuk melangkah, itu berubah menjadi ruangan di mana lantai kayu dapat terlihat jelas.
Dan, di bagian bawah kotak kardus yang menumpuk, aku menggali sebuah mesin yang memiliki bentuk disk bulat.
"... Ini adalah ... sebuah kapal perang yang tergali."
"Tidak, tidak, itu tidak mungkin."
"... Meskipun itu hilang ... itu pasti kehabisan persediaan, sungguh nasib yang kejam."
"Itu karena seseorang tertentu memberantakan kamarnya, karena itulah nasib kejam ini terjadi."
"... Melakukan sesuatu tentang kekacauan adalah misi dari kapal perang yang digali ini."
Aku mendesah dengan simpati terhadap robot pembersih yang tidak bisa mencapai pelabuhan pengisian.
Aku harus melakukan sesuatu atas nama kapal perang digali ini. Berikutnya, aku meletakkan tanganku ke tumpukan pakaian.
Kain yang sangat halus, putih murni dan berenda. Bentuknya mirip dengan yang dari saputangan .... I-ini adalah….
"... Onii-chan, apa kau tertarik dengan celana dalam adik perempuan?"
"U-uwaaa! Bu-Bukan seperti itu! Ini salah paham! Aku tidak punya niat seperti itu!'
"... Onii-chan no ecchi." (TN : Hhmmmm….(͡ ° ͜ʖ ͡ °))
Gumamnya dengan ekspresi serius. Aku meletakkan celana dalam kembali ke tumpukan pakaian dan menggeleng.
"Hei, daripada memilikiku sebagai Onii-chanmu, Kau hanya ingin menjaga kehidupan malasmu, iya kan?"
"... Mengapa kau bertanya tentang itu?"
"Aku tidak ingin mengucapkannya dengan cara ini, tetapi, Kau membutuhkan uang Taishido kan?”
"... Bila ada uang, aku tidak akan tidak bahagia."
Entah karena dia tidak pandai berbohong, atau mungkin dia tidak ingin merahasiakannya, Selene mengatakan dengan jujur apa yang dia pikirkan. Mungkin itu bukan karena dia tidak ingin berbohong, tapi dia pikir itu akan merepotkan.
Menjatuhkan bahuku, aku menaruh tumpukan majalah ke dalam kantong plastik. Setelah mengikatnya, aku bertanya pada Selene "Taruh dimana?" dan dijawab "... di sana."
Aku mulai curiga bahwa dia bermaksud untuk membuatku merapikan ini dari awal, itu tingkat dimana semuanya sudah disiapkan dan diatur.
"Seharusnya baik baik saja membuang semua majalah ini."
"... Menyisihkan semua buku tipis."
"Apa-apaan buku-buku tipis ini?"
"... Rahasia gadis." (TN: Eroi hon da yo onii-chan :’v )
Pipi putihnya berubah sedikit merah muda. Oke. Aku tidak mengerti, tapi aku tidak akan bertanya lagi. Setelah aku mengumpulkan semua majalah, aku menemukan sebuah buku kecil yang aneh.
"Selene, apakah ini juga dibuang?"
"... Itu ... umm ... ya."
Sampulnya hanya font sederhana pada latar belakang putih ... daripada buku, itu tampaknya bukan sebuah buku yang beredar pada umumnya.
Nampaknya semacam manual. Judulnya ialah - data Taishido Yoichi.
Ada catatan di atasnya, mengatakan itu rahasia. Meskipun itu adalah buku tipis dengan hanya tiga puluh halaman, isinya adalah semua hal tentang diriku.
Sebagian karena masakan nenekku yang lezat, aku lebih suka makanan Jepang. Di bawah pengaruh Kakek, aku dibesarkan sambil menonton drama sejarah.
Bahkan percepatan pertumbuhanku yang tiba-tiba pun dijelaskan. Setelah melihat buku ini, mudah memahami orang seperti apa aku ini. Ada begitu banyak rincian, aku terlalu malu untuk membacanya.
"Buku apaan ini?"
"... Aku mendapatkannya dari Murasaki-san."
"Be…Begitu ya. Mungkin calon adik lainnya mendapat hal yang sama."
"...Mungkin."
"Lalu, apa ini tidak apa-apa ? Memberitahuku tentang keberadaan buku ini."
"...Mengapa tidak?"
"Umm, bagaimana mengatakannya ... setelah mempelajari buku ini dengan hati-hati, seseorang bisa memainkan peran adik perempuan yang sempurna untuk mendapatkan di sisi baikku, kan?"
"... Tidak mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu."
"Maaf jika aku menyinggungmu. Aku tidak mencurigai Selene."
Selene dengan santai dan membusungkan dadanya dengan bangga.
"... Selama Kau tahu itu."
"Jangan terlalu percaya diri ... tapi, jika Kau menggunakan manual ini, kau bisa memikatku dengan lebih baik lagi sebagai adik perempuan,kan?”
"... Meskipun tidak memiliki uang akan bermasalah, bahkan jika itu hanya menyenangkanmu untuk mendapatkan uang, aku tidak ingin melakukannya."
"Mengapa Kau membuatnya terdengar seperti tindakan mulia meskipun kau hanya Hikkikomori yang malas?"
"... Aauuu."
Sebagaimana kita terus berbicara seperti itu, waktu terus berlalu dan sekarang pukul 6 sore.
Ruang tamu, dapur dan ruang makan, itu begitu bersih dan rapi rasanya seperti kekacauan yang tadi terasa seperti mimpi. Selene bergumam sambil mengusap perutnya.
"... Karena bekerja, aku merasa lapar."
"Kau benar. Mari kita makan malam."
"... Aku akan mentraktirmu hari ini."
Saat ia mengatakan itu, dia mengambil mie cup dari kotak kardus di belakang dapur. Sepertinya ia membeli seluruh kotak itu, dan ada tumpukan kotak yang belum dibuka yang membentuk sesuatu seperti piramida.
"... Seafood atau kari, mana yang kau suka?"
Meskipun aku suka mie cup, tetapi hanya sebagai camilan. Jika aku hidup hanya dengan ini, aku pasti akan mati. Mata hitam Selene ini bersinar.
"... Aku suka seafood."
"Lalu kari ... eh ... haa."
Sambil bersenandung lagu dengan suara monotonnya yang khas, Selene menuangkan air panas dari panci ke dalam mie cangkir. Air panas mengisi mie cup.
"... Aku akan menuangkannya ke cup Onii-chan ... oh ... tidak ada air panas lagi."
"Lalu, apa yang akan terjadi sekarang?"
"... Umm, seharusnya bisa walaupun dengan sedikit air panas,kan??"
"Tidak mungkin bisalah!"
Aku bergegas ke dapur yang baru saja dibersihkan dan menaruh ketel penuh air di atas kompor.
Bahkan melihat dia mempersiapkan mie cup sebegitu menyedihkannya membuat aku khawatir tentang masa depannya.
Setelah itu, aku merebus air dan berhasil menyelesaikan cup mie kari entah bagaimana, tapi tekstur mie sangat kasar. Selene menyipitkan mata seperti kucing.
"... Makan bersama sungguh menyenangkan."
"Nn? Y-ya."
Omong-omong, sudah beberapa hari telah berlalu sejak aku berpisah dengan Kakek dan Nenek. Rasanya seperti sudah lama sejak aku makan bersama-sama dengan orang lain.
"Apa Selene selalu sendirian?"
"... Ibu pergi untuk mencari burung biru kebahagiaan dan aku sudah sendirian sejak saat itu."
"Ma ... maafkan aku."
"... Tidak perlu meminta maaf. Berada pada belas kasihan nasib, bukankah Onii-chan juga sama?"
"Pada belas kasihan, ya. Tentu saja begitu."
Setelah aku memakai senyum kecut, Selene juga tersenyum.
Ketika kami akhirnya selesai makan mie cangkir kami, akhirnya merasa seperti itu menetap.
"Selene memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik untuk seorang Hikkikomori."
"... Tidak ada hal seperti itu. Aku memiliki Anthropophobia."
"Tapi bukankah kau berbicara denganku sekarang."
"... Onii-chan ... adalah khusus. Juga, aku bekerja ... keras hari ini."
Jadi ini adalah 'bekerja keras'-nya. Tidak, Selene harus memaksa dirinya ke tingkat yang tidak masuk akal hanya dengan ini.
"Itu hebat, Selene. Meskipun kau sudah memiliki informasi tentang diriku, Kau benar-benar melakukannya dengan baik selama pertemuan pertama dengan Onii-chan."
"... juga. Onii-chan melakukan yang terbaik meskipun tidak tahu apa-apa tentang diriku, bersorak untuk kerja keras hari ini."
"Terima kasih untuk perhatiannya. Aku baik-baik saja. Aku senang aku bisa berbicara seperti ini dengan Selene, dan juga bekerja sama membersihkan."
Selene menunduk sambil tersipu dan bergumam.
"... Menakjubkan. Onii-chan tanpa pamrih membersihkan ruangan untukku seperti seorang maid."
"Jangan membuatku seperti maid. Juga, aku bukan satu-satunya orang yang melakukannya. Kami melakukan yang terbaik bersama-sama, kan? Kami bahkan berhasil mengumpulkan semua figur ini bersama-sama."
Di atas meja, ada patung-patung anime berbaris bersama-sama. Figur yang tadinya Selene pajang di seluruh ruangan, telah dikumpulkan di satu tempat untuk sementara waktu.
Ada banyak gadis-gadis cantik mengenakan pakaian pelayan dan gaun lolita gothlic.
Di antara meraka favorit Selene adalah seorang gadis pirang dengan twin-tail dan kostum pertempuran berwarna kuning——itu adalah Pine-chan.
"Untukmu mengumpulkan banyak hal seperti ini, apakah Selene menyukai figura?"
"... Bahkan itu mempunyai celana dalam. Lihat? Celana dalam bergaris. Lipatan juga rinci, lihat bagaimana rapinya lipatan pakaian ini direproduksi."
"A-aku tidak akan melihat! Namun, Kau benar-benar menaruh banyak perhatian pada rincian kecil. Apa Selene menyukai pakaian?"
Seragam yang tergantung di dinding yang tertutupi dengan plastik juga cukup lucu.
"...Iya."
"Apa kau memilih sekolah berdasarkan pada seragam sekolahnya?"
"...Bagaimana kau tahu?"
Terkejut, mulut Selene setengah terbuka. Ini mungkin kesempatan. Apakah dia ingin menjadi adikku atau tidak, dia tidak bisa terus seperti ini. Kecuali dia berubah ... Aku merasa bahwa dia bahkan tidak akan mengambil bahkan satu langkah di luar.
"Baiklah! Mari kita pergi keluar dan membeli beberapa pakaian bersama-sama waktu berikutnya."
Selene menatapku dengan mata anak anjing dan mulai gemetar dengan lucu.
"... Untuk pergi membeli pakaian, aku tidak punya baju untuk kupakai."
"Apa?"
"... Dalam proses evolusi, manusia membuang ekor yang tidak dibutuhkan. Dan aku juga sama, karena aku tidak pergi keluar lagi, aku telah membuang setiap pakaian yang bisa kupakai untuk pergi ke luar."
Hanya ketika aku pikir dia gemetar, ia berdehem dan dengan bangga membusungkan dadanya.
"Itu bukanlah sesuatu yang harus dibanggalkan. Juga, bila itu pakaian, bukankah kau memiliki seragam?"
Ketika aku menunjuk seragam, Selene menggelantungkan kepalanya dengan tampilan sedih.
"... Itu ... tidak bagus. Tidak apa-apa jika hanya sebagai hiasan."
"Meskipun itu sangat lucu, itu akan menjadi sia-sia jika Kau tidak memakainya."
"... Apapun yang terjadi, aku tidak akan memakai itu."
Dia meringkuk lebih lanjut dan memeluk lututnya. Ini membuatnya terlihat lebih kecil.
"Lalu ... itu benar. Mengapa kau tidak memulainya dengan laptopmu?"
"...Apa yang akan kau lakukan?"
"Mari kita melakukan belanja online saat ini. Apakah ada situs biasa kau akses?"
"Ya. Jika itu adalah toko langganan, aku punya satu."
"Kalau begitu mari kita membeli pakaian di sana."
Selene membuka website langsung dan belanja dimulai.
"... Kemudian, ini dan ini, ini lucu juga. Juga, rok ini ... karena aku tidak bisa memilih satu, mari kita tambahkan mereka semua ke keranjang."
Meskipun penampilannya yang membuatnya tampak seperti hewan kecil, ia lincah seperti karnivora di depan mangsa. Selene terampil melajutkan belanja.
"Bukankah kecepatanmu sedikit terlalu cepat? Apa kau sudah memilihnya dengan benar?"
"... Aku sudah memilih mereka dengan hati-hati. Aku tidak tahu apakah pakaian yang indah tersebut akan cocok denganku ... tetapi mereka semua cukup bagus. Seperti yang diharapkan dari Para desainer profesional."
Dan kemudian, aku terus mengawasinya saat ia melanjutkan dengan berbelanja untuk sementara waktu. Selene mengambil banyak pakaian dengan desain yang rumit, dan sangat rinci.
Itu disebut gothic lolita fashion. Sejak Selene memiliki rambut hitam panjang yang indah dan suasana yang sedikit lebih gelap di sekelilingnya, salah satu dari mereka akan cocok nya baik.
"... Pemilihan selesai. Lalu klik ... eh? Aku tidak bisa membelinya."
"Tidak bisa membeli .... itu pasti sudah lebih dari batas kartu kreditmu."
Nama yang muncul di layar neraca, adalah Murasaki-san. Dia harus telah mengambil beberapa langkah hukum dan berubah. Selene memasang wajah yang tampak seperti dia akan menangis setiap saat.
"... Setelah aku mengambil semua yang aku inginkan ... dunia ini begitu kejam kepadaku."
Penghentian bantuan sudah ditentukan, tapi itu masih sesuatu yang akan terjadi di masa depan.
Atau lebih tepatnya, untuk kartu kredit mencapai batasnya meskipun itu hanya minggu kedua di bulan April ...
"Tunggu dulu. Ini tidak berarti bahwa dunia ini kejam, tapi Selene membuang-buang uang kan? Apa saja yang sudah kau beli?"
"... Aku tidak menyia-nyiakan hal itu."
Selene menutup laptop-nya, berdiri dan menunjuk ke arah belakang ruangan.
"Apa yang ada di ruangan itu?"
"...Segalanya bagiku."
Dia mengatakannya dengan ekspresi serius dan membuka pintu kamar di belakang. Aku ingin menutup mataku. Apa event bersih-bersih akan terus berlanjut sampai jam 8 malam?, ayolah jangan ada lagi lebih dari ini.
"... Silakan masuk."
Setelah Selene menyakan cahaya di dalam studio. Apa yang aku temukan adalah ... sebuah workshop.
Ada mesin jahit raksasa dipasang di depan. Itu benar-benar merasa seperti mesin jenis industri, hanya dengan itu berada di sana, kehadiran yang luar biasa bisa dirasakan.
Buntalan kain silinder berbaris dan diklasifikasikan oleh pola dan warna. Setelah aku membuka lemari kayu, ada banyak laci kecil di dalam.
Meskipun ruangan itu dipenuhi dengan banyak benda, setiap sudutnya tertata rapi.
"Ruangan ...apa ini?"
"... Ini adalah ruang jahit. Ini adalah mesin jahit utama. Itulah kunci mesin jahit. Ruangan apartemen ini sangat baik dalam kedap suara jadi tidak ada suara yang keluar bahkan di tengah malam."
"Ini luar biasa. Rasanya seperti alat profesional. Apakah Selene sangat bagus dalam menjahit?"
"... Aku suka desain, memotong kain dalam pola dan menjahit mereka pada mesin. Aku juga suka memilih renda, kancing dan pita. Aku juga mempersiapkan bordir. Meskipun Aku agak buruk dalam merajut."
"Boleh aku melihat ke dalam laci?"
Selene mengangguk ringan.
Ketika aku membuka laci, aku menemukan kancing dekoratif. Juga di laci samping itu, ada kancing dari berbagai jenis. Semua kancing-kancing itu mengkilap dan tampak hampir seperti kotak perhiasan.
"... Aku membeli kancing, renda dan manik-manik dari luar negeri ... dan uangnya pun berlari keluar."
"Apa kau bisa menunjukkan pakaian yang telah kau buat padaku?"
Aku tiba-tiba mendengar nada dering email. Di atas meja mesin jahit ini, ada sebuah smartphone.
Meskipun ia adalah seorang yang tertutup, dia menggunakan smartphone dan laptop.
"... Sempurna, tampaknya seperti pengiriman lain telah sampai."
Dia memeriksa isi email pada smartphone dan bergumam.
"Dikirim? Maksudmu, kau menjual pakaian yang kau buat?"
"... Jual akan keterlaluan. Aku membuat mereka untuk temanku, Hope-chan."
"Maksudmu memberi ..."
"... Pakaian-pakaian ini."
Selene menunjukkan sampel foto dari pakaian yang telah dibuat dengan smartphone-nya.
Itu mungkin pakaian buatan sendiri yang hanya ada satu di dunia ini. Ada banyak renda pada gaun cantik berwarna hijau.
Aku tidak tahu berapa harga pakaian ini, tapi aku merasa harga bahannya pasti cukup tinggi.
"Maksudmu memberi ... jangan bilang kau memberikan mereka secara gratis?"
"... Aku menerima biaya pengiriman dengan benar."
"Hanya biaya pengiriman !?"
"... Dia sangat senang."
Dia menampilkan ucapan terima kasih di layar email dan menunjukkannya kepadaku dengan wajah puas.
"’Hmm, mm ... Apa kau baik-baik saja dengan harga ini? Meskipun aku membelinya, bukankah ada dua angka nol yang hilang?’ Hei, orang yang membelinya khawatir denganmu."
Jika biaya pengirimannya dihitung seribu yen, dan klien mengevaluasi itu harus kehilangan dua angka nol, maka itu seharga seratus ribu yen ... se-seratus ribu yen ?! (TN : 1 yen kurang lebih sekitar 150 rupiah, kalikan hasilnya jadi 15 juta, njirrr pantesan seneng banget tuh yang beli :’v)
"Omong-omong ,. berapa banyak biaya 'toko Selene-san' untuk membuat pakaian-pakaian ini?"
"... Biaya bahan hanya dua puluh ribu yen."
"Kau benar-benar berada dalam bahaya. Lagi pula Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya?"
"... Satu minggu ... tapi saat aku membuatnya, aku terus berada di kamar ini. Selama orang-orang menyukai pakaian yang aku buat, aku merasa senang."
Aku entah bagaimana memahami Selene memiliki begitu banyak followers di Twitter-nya. Review yang dibuat oleh teman-temannya dan berita dari biaya menyebar, dan menarik orang.
Ruang tamu begitu berantakan karena dia memusatkan upaya dan kemampuannya dalam merapikan ruang jahit. Dia memotong pada biaya makan karena dia tidak punya cukup uang untuk membeli bahan pakaian.
"Bukankah tidak apa-apa untuk menjualnya dengan harga tinggi?"
"... Pakaian-pakaian ini dibuat sebagai hobiku, karena mereka dibuat oleh hobi sederhana ... untuk menempatkan harga pada mereka, akan menjadi kasar untuk para desainer profesional."
Itu adalah…..hobi yang setengah-setengah. Itulah yang dikatakannya. Pakaian yang dia tunjukkan padaku bukanlah sesuatu yang bisa dipakai dengan santai.
Mereka semua adalah pakaian karakter anime, mendekati kostum panggung. Entah bagaimana pakaian berenda yang kurang realistis. Tapi, kupikir mereka memiliki daya tarik mereka sendiri.
"Aku memiliki pertanyaan, apa yang biasa kau gunakan sebagai referensi untuk membuat pakaian-pakaian ini ?『Aku ingin orang itu memakai ini』atau sesuatu seperti itu?"
" ... Ya. Aku membayangkan gadis-gadis dari anime favoritku. Jika Orange-chan akan cocok dengan rok pendek, karena dia seorang gadis yang aktif. Jika Grape-chan, maka ada kebutuhan untuk pesona dewasa dan aku ingin menekankan pada bagian dada."
Mungkin, jika dia pergi keluar dan melihat pakaian yang dipakai gadis-gadis di luar sana, mungkinkah imajinasi Selene ini akan dirangsang lebih lanjut?
Dia bisa membuat pakaian yang pas bukan hanya untuk karakter anime, tetapi juga yang bisa dipakai oleh gadis biasa. Selene masih belum serius mencoba upaya terbaiknya.
Jika dia mampu mengambil satu langkah keluar, dia mungkin akan menjadi seorang desainer yang hebat.
Aku merasa akan menjadi sia-sia apabila sebuah bakat yang berharga seperti ini terkubur di sebuah ruangan.
"Sudah terlambat sekarang ... tapi mari kita pergi keluar minggu depan."
"... Mustahil. Pergi keluar ... bahkan jika ayam mengepakkan sayapnya, ia tidak akan terbang ke langit."
"Aku harus membuatmu pergi keluar tidak peduli apa, siapkan beberapa pakaian yang bisa kau pakai di luar. Jika Kau tidak dapat membelinya, buatlah sendiri. Jika kau tidak dapat mempersiapkan apapun, kau akan mengenakan seragam itu. "
"... Aku harus pergi keluar tidak peduli apapun itu?"
"Ya."
"... Aku akan muntah. Aku akan muntah karena ketegangan."
"Bila seperti itu, Kau lebih baik menjaga perutmu kosong."
"... Aku akan meludahkan cairan lambung. Oh, aku akan merasakan sakit kepala yang tak terbayangkan juga."
"Kau tidak bisa pergi ke sekolah kecuali jika kau pergi keluar kan? Seragam lucu ini akan sia-sia. Apakah Selene tidak ingin pergi ke sekolah dan memakainya?"
"... Meskipun aku merasa enggan, Kau akan membuatku pergi keluar dengan paksa?"
Pertahanan dirinya berubah menjadi pembelaan diri.
"Pergi ke sekolah bukanlah hal yang buruk. Jika kau membuat teman, Kau mungkin bisa menyiapkan pakaian yang sesuai dengan kepribadian teman tersebut."
"..I-i-itu mungkin b-benar. Tapi ... untukku itu ..."
Akar sindrom penarikan dirinya masih cukup dalam. Mari kita coba dari sudut yang lain.
"Benar. Apakah ada tempat yang ingin kau kunjungi?"
"... B-bukan seperti tidak ada. Namun, kesulitannya terlalu tinggi. Aku tidak bisa mendapatkan di jalur Yamanote. Itu akan sangat padat, kematian akan menantiku."
"Tidak perlu naik di saat waktu tersibuk pagi hari. Meski begitu, jika Kau mengatakan jalur Yamanote, tampaknya sangat spesifik. Kemana kau ingin pergi?"
"... Nippori."
"Jadi bukan Shibuya atau Harajuku."
"... Nippori memiliki distrik grosir kain. Dan itu bukan hanya kain, disana juga memiliki banyak bahan untuk pakaian."
"Aku mengerti. Jika Selene melakukan yang terbaik, aku akan membawamu ke sana dan melakukan apa pun yang kau inginkan, membawa barang atau apa pun. Ini tidak ada hubungannya dengan aku menentukan apakah aku akan membuatmu menjadi adikku atau tidak. Ini adalah janji antara kau dan aku secara personal."
"... Be-Benarkah? Kau janji?"
"Ya, aku berjanji padamu. Itulah mengapa kau harus bersiap-siap untuk pergi keluar minggu depan."
Setelah aku mengatakan itu, Selene langsung terburu-buru ke toilet. Aku bisa membayangkan bahwa ada banyak ketegangan yang menyerang perutnya.
"Haa ..."
Saat aku mendesah, ada suara ringtone. Sebuah email di smartphone-ku, itu dari Murasaki-san.
Konten tambahan mengenai interaksi dengan para kandidat adik perempuan ... atau lebih tepatnya, konfirmasi.
Selama dua minggu dari hari ini dan seterusnya, aku menghabiskan hari kerja (Senin sampai Jumat) dengan para kandidat adik perempuan yang berbeda setiap hari.
Nomor kamar pada kunci elektrik akan kembali ke 701 saat jam 12 malam. Dengan kata lain, aku akan menghabiskan waktuku di kamar adik perempuan sampai tengah malam setiap hari.
Walaupun begitu, untuk email menggambarkan interaksi ketika waktu orang pertama akan berakhir, apa ini juga ditentukan oleh surat wasiat?
Saat aku memikirkan tentang itu, Selene kembali dari toilet. Dia Nampak terlihat segar.
"Karena aku terus yang membuat permintaan pada Selene, apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?"
"... Aku ingin bermalas-malasan bersama dengan Onii-chan."
Kami menghabiskan waktu yang tersisa dengan menonton anime favoritnya. Lima gadis bertarung
melawan musuh jahat, Pretty Girl Rangers Mono.
Orange, Apple, Grape, Peach, Pine - Pretty Girl Rangers digambarkan dengan atribut buah, itu adalah anime untuk gadis-gadis muda.
Aku penasaran apa aku bisa membantu Selene untuk mandiri. Jika hanya dia, aku mungkin bisa memperbaiki anti-sosialnya sedikit demi sedikit.
Namun, selain dia, masih ada empat calon adik perempuan lainnya. Mereka bisa membentuk Pretty Girl Little Sister Rangers dengan jumlah ini.
Karena jumlah waktu untuk menghabiskan dengan masing-masing dari mereka terbatas, aku mungkin perlu menggunakan langkah-langkah drastis dalam menghadapi Selene.