Omae wo Onii-chan Chapter 1 Bahasa Indonesia



Minggu, 7 April – Murasaki-san. Percakapan Penting. Hubungan yang Diwariskan?

Sejak  kecil, aku sudah tinggal dengan kakek dan nenekku, hanya kita bertiga. Beberapa kali sebelum aku memasuki sekolah SD, seorang  ‘laki-laki yang tidak kukenal’ membelikanku beberapa mainan dan memberiku makan siang untuk anak kecil di sebuah restoran.

Apa yang dipikirkan aku kecil dulu ialah ‘orang ini adalah santa claus’. Ditambah, santa ini mengunjungiku tanpa menghiraukan musim.

Karena aku masih kecil, aku sudah lupa apa yang kuminta darinya, satu-satunya yang kuingat sekarang ialah fakta bahwa aku banyak bersenang-senang ketika kami bersama.

Baru-baru ini, Aku mengetahui bahwa laki-laki tersebut sebenarnya adalah ayah kandungku.

Saat itu di pemakaman laki-laki itu——pemakaman Taishido Jinya. Ngomong-ngomong, Taishido Group adalah perusahaan swasta rel kereta api Jepang yang terkemuka. Total asetnya sejumlah 1,4 Triliun yen.

CEO dari perusahaan tersebut mendadak meninggal dalam sebuah kecelakaan awal tahun ini.

Saat ini Aku sedang meminum secangkir kopi di lobi hotel bersama dengan penasihat umum dan orang kepercayaan dari mendiang Taishido Jinya——Shinonome Murasaki.
Saat Aku menaikkan pandanganku, Aku melihat wanita cantik bertubuh langsing dengan kacamata tanpa lensa yang sedang memerhatikanku tak bergerak.

Ia memiliki rambut pendek dan menggunakan seragam dengan luar biasa cantiknya. Ia pastinya menggunakan make-up ringan atau bahkan tidak sama sekali. Umurnya…  mungkin sekitar 20. Agar dapat menjadi penasihat umum dari perusahaan Taishido, Ia pastinya orang yang luar biasa. Murasaki-san membuka bibir  merah mudanya yang tipis.

“Sekarang, biarkan aku menjelaskan masalah pewarisan.”

“Pewarisan… yah.”

“Aku menjelaskannya pada saat kita pertama kali bertemu rupanya terdapat warisan yang cukup untukmu untuk bermain sepuasnya seumur hidup. Tentu saja, Aku akan menangani semua prosedurnya seperti pajak warisan. Kau dapat menyerahkan mereka berdua di kediaman Domon kepada kami.”

“T-terima kasih banyak.”

Aku hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih. Aku tidak tahu apapun tentang pewarisan sampai beberapa saat lalu, jadi dapat menyerahkan prosedur legalnya kepada Murasaki-san merupakan sebuah pertolongan.

“Pama… lagipula tidakkah kau dapat memperlihatkanku surat wasiat Ayah? Bahkan tidak membiarkanku memegangnya atau memperlihatkanku sekilas?”

“Untuk menghormati keinginan dari mendiang, Aku, orang yang dipercayai, harus menyampaikan isi dari wasiat tersebut tanpa menunjukkannya kecuali itu diperlukan.”

“M-Maaf. Aku meminta sesuatu yang tak masuk akal.”

“Tidak, Aku juga meminta maaf atas ketidaksopananku. Wajar saja jika remaja sepertimu khawatir. Di saat seperti ini seorang dewasa harus berlaku meyakinkan…. apakah kau ingin menanyakan hal lain selain isi dari surat wasiat?”

Umurmu, tiga ukuranmu dan tipe laki-laki yang kau sukai… ayo hindari mengatakan sesuatu yang tidak memuaskan di tempat seperti ini dan di depan Murasaki-san yang dingin.

“Tidak… Aku tidak punya hal tertentu untuk ditanyakan.”

“Begitu. Kau, sama seperti semua gadis itu, yang baru-baru ini hanyalah seorang siswa SMP, wajar jika kau kebingungan.”

Aku memasuki SMU musim semi ini…. hei, apakah Aku mendengar sesuatu yang tidak bisa kuabaikan?

“Tu… tolong tunggu sebentar!”

“Menaikkan suaramu tiba-tiba, apa yang terjadi?

“Barusan tadi, bukannya kau mengatakan sesuatu yang tidak pantas?”

“Wajar jika kau kebingungan…. itu yang kukatakan.”

“Tepat sebelum itu! Sebelumnya!”

“Apakah kau ingin menanyakan hal lain selain isi dari surat wasiat?”

Bukan ituuu! Tidak kuduga, apakah itu sifat asli Murasaki-san?

“Kembali ke saat kau mengatakan Aku baru-baru ini hanyalah seorang siswa SMP.”

“Dimulai musim semi ini, kau akan bersekolah di sekolah swasta yang memiliki koneksi dengan Taishido Group, Akademi Shichiyou.”

“Daripada melanjutkan dari bagian itu, bukannya kau mengatakan ‘seperti semua gadis itu’?”

“Iya. Selain kau, Taishido Jinya juga memiliki anak perempuan.”

“Aku tidak pernah mendengar apapun tentang itu…. tidak ada sama sekali.”

Ibuku memiliki tubuh yang lemah dan meninggal saat masih muda. Kakek tidak pernah mengatakan apapun tentang Aku yang memiliki adik perempuan.

“Wewenangnya diserahkan kepada Yoichi-san. Itulah yang aku sebenarnya ingin bicarakan denganmu hari ini.”

“Wewenang maksudmu…”

“Yoichi-san memiliki lima adik perempuan.”

Saat aku masih memegang cangkir kopi di tanganku, Aku menjadi kaku seperti telah terkena lumpuh. Sementara itu, Murasaki-san meminum kopi dari cangkirnya. Akhirnya, Aku menaruh cangkirku di meja dan menenangkan diriku.

“L-lima dari mereka?”

“Iya. Ada enam wanita yang melahirkan anak dari Taishido Jinya.”

“Enam wanita maksudmu…. tidak mungkin semuanya memiliki ibu yang berbeda, 
bukan?”

“Iya. Apakah ada masalah?”

“Ada beribu-ribu masalah tentunya!”

“Karena itu adalah fakta, tolong terimalah kebenaran ini. Yoichi-san adalah anak laki-laki tertua.  Kemudian ada anak perempuan tertua, anak perempuan kedua, anak perempuan ketiga, anak perempuan keempat, dan anak perempuan kelima. Itu adalah silsilah keluarganya.”

“Mereka semua… perempuan?”

“Iya. Mungkin itu terlalu cepat untuk memanggil mereka adik perempuanmu. Tepatnya, mereka adalah calon adik perempuan.”

“Calon….”

“Berdasarkan surat wasiatnya, dari mereka semua kau akan memilih hanya satu adik perempuan.”

“Tidak mungkin hal tak masuk akal seperti itu akan tertulis di surat wasiatnya. Katakan dengan resmi seperti yang ditulis…. Aku tidak yakin, tetapi itu seharusnya ditulis dengan benar! Dengan benar!”

“Aku telah menyelesaikan syarat resminya. Aku akan menggunakan semua cara termasuk amunisi nyata untuk membujukmu, jika diperlukan.” (Note: Live ammunition = amunisi nyata, butuh terjemahan yang lebih tepat buat ini)

“Amunisi nyata, itu terdengar sangat berbahaya.”

“Maksudku uang.”

Aku bersyukur tidak menanyakannya.

“Kau seharusnya tidak menggunakan uang untuk membujuk seseorang, bukankah itu melawan hukum?”

“Taishido membuat hukum dan rel. Aku hanya mengutip kata-kata dari mendiang. Untuk itu, Aku telah membuat persiapan sebelumnya. Meskipun begitu, Aku bersyukur Yoichi-san mengerti semuanya.” (Note: hukum dan rel = rules and rails, sebenernya lebih keren kalo bahasa inggris, tapi yah)

“Aku mungkin sudah mengerti itu, tapi Aku masih belum memberikan persetujuanku…”

“Semua adik perempuan telah memberikan persetujuan mereka.”

Isi dari surat wasiat itu terlalu banyak, kepalaku mulai terasa sakit.

“Selama Taishido Jinya masih hidup, semua adik perempuanmu akan menerima bantuan finansial, tetapi…. bantuan yang diberikan ke semua adik perempuanmu akan dihentikan.”

“Apakah itu juga termasuk di dalam surat wasiat?”

“Iya. Ia mengatakan untuk merawat mereka selama Ia masih hidup. Ngomong-ngomong, semua ibu mereka menghilang dan meninggalkan mereka.”

Aku memiliki Kakek dan Nenek, tapi semua adik perempuan ini tidak memiliki keluarga sama sekali.

“Calon-calon adik perempuanmu saat ini sedang hidup sendiri. Mereka dibayar sepuluh juta yen per tahun, bahkan jika mengurangi pengeluaran seperti kontrak dan uang sekolah, mereka memiliki penghasilan sekitar 400.000 yen per bulan untuk digunakan sepuasnya.”

Mereka terdengar seperti mereka adalah selebriti. Tidak, walaupun demikian…. jika bantuan mereka dihentikan, mereka akan ditinggalkan kosong. Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi begitu saja.

“Batas dari pemilihannya adalah dua minggu. Sementara itu, Yoichi-san akan memilih hanya satu adik perempuan.”

“Mengapa hanya satu?”

“Itulah yang tertulis di surat wasiat… hanya itu yang bisa kujawab. Warisannya akan dibagikan secara rata antara Yoichi-san dan adik perempuan yang dipilih. Walaupun itu hanyalah setengah, tapi yakinlah, itu adalah lebih dari cukup.”

Aku bahkan tidak bisa membayangkan sebanyak apa uang yang akan diberikan.

“B-Bagaimana Aku seharusnya memilih seorang adik perempuan.”

“Aku tidak bisa menjelaskan hal itu, tapi kau akan mengetahuinya segera. Apakah kau memliki pertanyaan lain?”

“Apakah semua adik perempuan itu adalah anak dari Taishido Jinya?”

“Iya. Tidak salah lagi.”

“Tidakkah mereka semua dapat menjadi adik perempuanku?”

“Mereka tidak bisa.”

Murasaki-san menolaknya mentah-mentah.

“Kenapa?”

“Karena itulah bagaimana yang tertulis di wasiat.”

“Tidak, tetapi...”

“Karena itulah bagaimana yang tertulis di wasiat.”

“Kalau begitu tunjukkan kepadaku….”

“Itulah bagaimana…. yang tertulis di wasiat.”

Murasaki-san menatapku dengan tajam dengan mata dinginnya. Rasanya sangat tajam seperti aku akan dipotongnya.

“Semua calon adik perempuan setuju pada hal tidak masuk akal seperti ini?”

“Iya. TepatnyaMereka tidak punya hak untuk menolaknyaakan lebih cocok.”

Aku merasakan sesuatu yang berat, rasanya seperti seseorang meletakkan batu di perutku.

“Bagaimana jika Aku tidak memilih seseorang sampai batas waktunya?”

“Maka Yoichi-san akan kehilangan semua hak warisannya.”

Saat mengatakan itu, Murasaki-san memberikanku sesuatu yang terlihat seperti Flashdisk USB. Ukurannya cukup kecil untuk kugenggam dengan tanganku, pada layar LCDnya angka 701 diperlihatkan.

“Itu adalah kunci untuk rumah barumu. Cobalah untuk tidak menghilangkannya karena itu adalah kunci elektronik khusus, tolong bersikap hati-hati.” 

Saat Aku melihat ke arah kunci yang kuterima, Murasaki-san berdiri dari kursinya.

“Itu adalah semuanya. Jika ada hal lain yang kau butuhkan, tolong beritahu aku. Kalau begitu permisi, semoga beruntung.”

“T-tunggu, Murasaki-san!”

“Apakah kau memiliki pertanyaan lain?”

“Orang seperti apakah calon-calon adik perempuan ini?”

“Kau akan mengerti saat kau bertemu mereka. Tolong jangan lupa bahwa hidup mereka sekarang ada di tangan Yoichi-san.”

Murasaki mengatakan kata terakhirnya, melakukan pembayaran dan meninggalkan lobi hotel.

Sebuah mansion tujuh lantai yang mewah——kediaman Taishido menjulang tinggi di sebuah bukit kecil. Tidak ada bangunan tinggi lain di sekitarnya.

Lantai puncak mansion tersebut adalah spesial dan tidak dibagi menjadi apartemen kecil. Pada pelat pintunya tertulis “Kamar 701”

Itu terbuka karena reaksi terhadap kunci spesial yang diberikan kepadaku oleh Murasaki-san.

Kamar 701 merupakan sebuah 6LDK dengan gudang penyimpanan khusus dan kloset penyimpanan khusus, desainnya terlalu mewah untuk satu orang hidup sendirian. (Note: 6LDK = 6 ruangan bebas pakai, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur)


Aku memasukinya dan membawa barang bawaanku ke kamar yang paling kecil yang ada disana. Walaupun Aku mengatakan “kecil” ukurannya adalah sepuluh tatami. Karena Aku tinggal di kamar seluas enam tatami sebelumnya, rasanya sangat luas. Entah mengapa, Aku merasa kosong dan kesepian.



close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama