Chapter – 28
Waktu
menunjukkan pukul 07:52 pagi, dan hari ini, aku berangkat ke sekolah lebih awal
dari biasanya.
Karena sekolah SMA-ku
biasanya memberi banyak PR selama liburan musim panas, jadi tidak ada kegiatan
ekstrakurikuler selama waktu ini. Jika itu yang terjadi, lalu mengapa aku sekarang
pergi menuju ke sekolah?
Itu karena sekolahku, SMA
Touyama, hari ini memiliki masa orientasi untuk calon siswa. Aku akan
membantu orientasi itu. Dan tugasnya ialah, kami akan berbicara dengan
para siswa SMP mengenai pengalaman kami selama di SMA Touyama, dan melakukan
beberapa kegiatan rekreasi bersama mereka.
… Sejujurnya, aku tidak
ingin pergi. Aku merasa sedikit kesal pada kenyataan bahwa waktu liburan berhargaku
digunakan untuk ini. Tepat sebelum liburan musim panas, kelas kami mengadakan
turnamen hompimpa untuk menentukan
satu cowok dan satu cewek yang akan membantu dengan orientasi. Aku
akhirnya kalah enam kali berturut-turut. Samar-samar aku merasa bahwa
sejak aku masih kecil, aku selalu kalah dalam bermain hompimpa untuk menentukan hal-hal yang seperti ini.
Yah, sekarang aku hanya
perlu menerima kenyataannya saja. Hari ini, aku harus melakukan pekerjaanku
dengan baik dan berbicara dengan para siswa SMP tentang pengalamanku. Kehidupan
seseorang mungkin akan berubah karena hal-hal yang kuberitahu, jadi aku harus
memastikan aku akan melakukannya dengan baik.
Setelah membuat keputusan, aku
segera memasuki kereta. Karena liburan musim panas, ada banyak kursi yang
masih kosong seperti biasanya. Aku secara acak memilih kursi dan mulai duduk.
Lalu…….…
“Pagi, Setsu-kun. Aku
akan duduk di sebelahmu. ”
"Ya, pagi juga Mamiko."
Seperti biasa, Mamiko duduk
di sebelahku. Itu benar, orang lain yang bertugas membantu orientasi
adalah Mamiko. Setelah melihatku kalah dalam hompimpa, Mamiko putus asa sampai rasanya dia menjadi orang
lain. Mamiko yang itu sekarang menatapku dengan wajah penuh senyuman.
"Eh, ada apa
ini?"
"Bukan apa-apa ~ aku
hanya berpikir saja bahwa sudah lama sejak kita duduk berdampingan seperti
ini."
Itu benar, sejak liburan
musim panas dimulai, jumlah waktu agar kita bisa bertemu menjadi lebih sedikit.
"Sekarang kau
mengungkitnya, kurasa itu benar."
“Muu ~, apa kau merasa tidak
senang Yoshiki-kun? Aku tahu, hanya aku yang merasa sangat, sangat
bahagia. ”
"Tentu saja aku juga
sama. Kita belum bisa saling bertemu sama sekali. ”
"Benarkah? Ehehehe
~ Aku juga sangat senang ~ ”
Sudah lama waktu berlalu sejak
terakhir aku melihatnya, dan aku sudah bisa merasakan bahwa gambaranku mengenai
Mamiko mulai runtuh. Sebelumnya, dia tidak pernah mengatakan sesuatu
seperti "Ehehehe ~". Tapi, gadis yang imut mengatakan sesuatu
yang imut seperti ini benar-benar membuatku senang. Aku benar-benar harus
menghargai ini.
"Aku juga, aku merasa
sangat senang."
Setelah mengatakan itu, aku
menarik Mamiko untuk lebih dekat denganku. Jarak antara kami menjadi nol.
"Eh, Yoshiki ... kun
...?"
Mamiko menjadi bingung
karena aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. aku tidak mengatakan
apapun, dan aku tetap memeluk Mamiko. Apa yang kita lakukan pagi-pagi
begini? Kau mungkin berpikir seperti itu, tapi setidaknya Mamiko merupakan
orang yang berharga bagiku. Yah, kurasa tidak perlu melakukan ini di dalam
kereta.
"Yoshiki-kun ...
aku... menyukaimu ..."
Lalu, Mamiko juga
melingkarkan lengannya dan menghadap ke arahku dengan wajah yang seakan-akan
hendak meleleh. Mungkin karena panasnya musim panas, wajahnya yang memerah tampak agak
erotis. Karena aku tidak bisa melihat langsung ke wajah Mamiko, aku
mengalihkan pandanganku.
"Aku juga sangat
menyukaimu."
Aku mengatakan itu dengan
suara yang lembut.
*****
Setelah sampai di sekolah,
Mamiko dan aku memasuki ruang kelas khusus. Ruang kelas khusus digunakan
bukan untuk belajar, melainkan digunakan oleh para anggota Osis dan perwakilan
kelas untuk rapat. Ruangan itu sendiri cukup besar, ukurannya dua kali
dari ukuran ruang kelas biasa.
Di dalam ruangan itu sudah ada
tiga orang yang duduk di meja panjang. Saat ini, orang yang berkumpul hanyalah
seorang guru wanita berambut pendek yang mengenakan kacamata, Wada-sensei, dua
orang lainnya dari anggota OSIS, Mamiko, dan aku.
"Setsu-kun dan ...
Kii-san, benar?"
Kemudian, anggota OSIS laki-laki
dengan potongan rambut pendek memanggil kami.
"Ya, itu benar."
“Aku Yoshimura, kelas tiga. Kami
akan mengandalkan kalian hari ini. "
Yoshimura-senpai membungkuk
sopan dan memperkenalkan dirinya. Setelah itu, dia memberi kami satu set
lembaran.
“Kemudian, langsung ke
intinya saja, kami akan mulai menjelaskan mengenai susunan acara hari ini. Silakan
lihat lembarannya. ”
"Ah iya."
“Kami akan memulai dengan
penjelasan ringan tentang sekolah, dan kemudian, memasuki sesi pertanyaan
terbuka. Setelah itu, Wada-sensei akan memberikan kelas singkat, dan kami
akan mengakhirinya dengan tur keliling sekolah. ”
"Jadi
begitu. Lalu, apa yang harus kita lakukan? ”
“Kau akan menjawab
pertanyaan dari mereka, dan memberi tahu mereka mengenai hal yang kau sukai
dari sekolah. Ah, kalian juga yang akan memberi penjelasan selama tur. ”
Yoshimura-senpai
menjelaskan semuanya kepada kami dengan senyuman.
... Bukankah ini terlalu
banyak yang harus dilakukan?
Juga, daripada
menjelaskannya sekarang, aku harap kita bisa diberitahu lebih awal. Sekarang,
tidak ada banyak waktu untuk memikirkannya. Aku ingin mengeluh, tetapi
karena dia adalah seniorku, aku menahan diri.
“Ngomong-ngomong, apa tidak
ada orang lain? Jika aku ingat dengan benar, seharusnya ada dua orang dari
tiap kelas. ”
“Ah ~ Mereka akan berada di
ruang kelas lain. SMA kita tampaknya cukup populer, jadi ada banyak orang
yang berpartisipasi dalam orientasi ini. Ah, kita tidak punya banyak waktu
lagi, jadi kita harus mulai bersiap. ”
Saat Yoshimura-senpai
mengatakan itu, kami mulai mengatur lembaran dan posisi meja untuk
mempersiapkan acara.
****
Sekarang sudah siang hari.
Hari Orientasi akhirnya
berakhir. Bagaimana bilangnya ya, aku bisa merasakan diriku didorong oleh
energi para siswa SMP? Saat mereka mengajukan pertanyaan, kami ditanya
seperti, "Apa Senpai sudah punya pacar?", Atau pertanyaan lain yang
sama sekali tidak terkait. Ketika itu terjadi, Mamiko bereaksi sangat
aneh.
Aku merasa lebih lelah dari
biasa yang kulakukan selama bekerja. Namun, selama aku mengatasi ini,
tidak ada yang lain kecuali liburan musim panas. Yang harus aku lakukan
hanyalah bekerja, PR musim panas, dan bermalas-malasan sambil menulis
cerita. Selagi aku berpikir tentang sisa liburan, Yoshimura-senpai
memanggilku.
"Terima kasih atas
kerja kerasmu."
"Terima kasih atas
kerja keras anda."
"Hari ini cukup sulit,
bukan?"
"Benar-benar
sulit. Apa semua anak SMP selalu seperti itu? ”
“Memang selalu seperti
ini. Aku melakukan ini tahun lalu juga dan itu juga sangat melelahkan. ”
"Begitu ya…"
"Namun, mungkin akan ada
lebih banyak orang yang memilih untuk datang ke sini karena dirimu, jadi terima
kasih sudah membantu hari ini."
"Tidak, ini bukan
apa-apa ..."
“Kalau begitu, kau boleh
pulang lebih dulu. Terima kasih atas kerja kerasmu. "
Setelah mengatakan itu,
Yoshimura-senpai meninggalkan kelas dengan membawa lembaran dan barang lain
yang digunakan untuk orientasi. Dia mungkin akan pergi ke ruang
OSIS. Lalu, disana juga dia mungkin masih memiliki beberapa pekerjaan yang
harus dilakukan. Seberapa banyak orang itu bekerja, apakah dia seorang
budak perusahaan?
Karena sepertinya kita
sekarang diperbolehkan pulang, ayo lakukan itu. Ah, aku lupa bahwa aku
akan makan siang bersama Mamiko. Dia mengatakan itu saat di kereta tadi. Untuk
mencari Mamiko, aku melihat sekeliling kelas. Namun, tidak ada tanda
keberadaan dirinya, hanya Wada-sensei yang ada di dalam. Kemana dia pergi
...?
"Setsu, apa kau ada
waktu?"
Kemudian, Wada-sensei
memanggilku dari pintu masuk. Eh, apa aku melakukan sesuatu?
Aku merasa sedikit bingung,
aku cukup yakin bahwa aku sudah menjadi siswa normal dan tak ada alasan bagi
seorang guru untuk memanggilku. Selain itu, Wada-sensei memiliki mata yang
tajam, dan dia terkenal guru yang galak di sekolah.
Orang itu sendiri mungkin
tidak bermaksud untuk melotot pada siapa pun, tetapi saat dia melihat
orang-orang dari samping, itu benar-benar terasa seperti dia memelototi dirimu. Mungkin
ada banyak gadis yang menganggap bahwa ini tak terlalu bermasalah, namun bagi siswa
laki-laki, itu sangatlah menakutkan.
"A-Aada apa sensei?"
"Apa kau bebas Minggu
ini?"
"Aku…"
"Lalu, pergilah bersamaku di hari Minggu."
"" Eh.
""
Saat aku mendengar itu, aku
membuat suara bingung sementara orang lain juga melakukan hal yang sama di
belakangku. Aku memiliki firasat buruk karena bulu-bulu di kulitku mulai berdiri. Aku
takut untuk melihat dari mana suara itu datang, namun saat aku melakukannya,
Mamiko sudah berada di sana. Aku menutup mata, dan aku mencoba mengulangi
percakapan yang aku lakukan dengan sensei di dalam kepalaku. Ah, dia pasti
salah paham. Hanya membutuhkan waktu sekejap bagiku untuk menyimpulkan itu.
"Apa maksudnya ini,
Yoshiki-kun?"
Catatan
TL:
1.
Ini adalah kesalahpahaman yang cukup umum
yang saya percayai di sebagian besar cerita Jepang dan yang lainnya, tapi
Wada-sensei berkata, “日 曜 私 に 付 き 合 え”, yang
dapat diartikan sebagai “Datanglah
denganku / temani aku hari ini” atau “Pergilah bersamaku ". Tentu saja, Mamiko kemungkinan besar menafsirkannya dalam
arti berpacaran.
Saat membaca nya gak sadar kenapa diberi tanda huruf miring, tapi ohh ternyata nampaknya Dia berbicara "Nichiyou-bi Watasahi ni Tsukiae" yang mana ada artian temani Aku (mungkin maksud sebenarnya si Wada-sensei) dan apa yang diartikan sama Mamiko yaitu "Berpacaranlah denganku"
BalasHapus