Chapter – 29
"Apa maksud anda, Sensei?"
Sementara Mamiko yang
sedang marah menghadapku, aku memandang Wada-Sensei dari sudut mataku dan
bertanya padanya.
“Tak ada maksud apapun. Pada
hari Minggu, temani aku ke suatu tempat. ”
"Tidak, maksudku, kita
ini memiliki hubungan guru-siswa ... bertemu pada hari bukan sekolah itu sedikit
..."
“I-itu benar
Sensei. Itu aneh sekali!"
Setelah mendengar jawabanku,
Mamiko ikut menyela.
“Ah, salahku. Aku
mengatakannya dengan cara yang buruk. Aku tak bermaksud untuk pergi kencan denganku di suatu tempat. ”
Sensei menjawab dengan nada
kosong. Jadi, saat dia berkata, “menemani”, dia tak bermaksud pergi
berkencan dengannya atau semacamnya? Eh, apa aku salah paham karena aku
tidak terbiasa dengan hal semacam ini?
"Lalu, apa maksud anda
!?"
Saat aku sedang
memikirkannya, Mamiko meninggikan suaranya.
“Itu bukan sesuatu yang
besar. Hanya saja pada hari Minggu itu, aku ingin Setsu ikut denganku ke
sesi informasi sekolah yang ditargetkan untuk para siswa SMP. ”
"Sesi informasi
sekolah?"
“Ah, itu merupakan salah
satu program yang diselenggarakan bersama dengan beberapa sekolah SMA di daerah
ini. Siswa yang seharusnya mewakili sekolah kita ke sana, kakinya terluka,
jadi aku berpikir untuk meminta Setsu sebagai gantinya. ”
"Apa itu berarti aku
akan berbicara di atas panggung?"
"Ya. Berdasarkan
dari tahun-tahun sebelumnya, setidaknya ada dua ratus siswa bersama orang tua
mereka yang akan datang. ”
“Tidak, itu mustahil. Aku
tidak bisa melakukan itu. Aku tidak ingin melakukannya. ”
Saat aku mendengar bahwa
akan ada lebih dari 200 orang yang akan datang, aku menjadi gugup dan
menolaknya. Tidak mungkin aku bisa berbicara di depan banyak orang. Kemungkinan
besar aku akan sangat gugup, dan aku pasti tidak ingin melakukannya. Selain
itu, aku sudah tidak ingin datang hari ini, bagaimana aku bisa berdiri melakukan
itu pada hari Minggu. Sensei menanggapi penolakanku dengan takjub.
"Kau ... tidak perlu
menolak sebegitunya."
“Aku benci
sekali. Selain itu, tugas ini tidak harus diriku. Aku yakin ada
banyak orang lain yang bisa melakukannya. ”
“Tidak, meminta orang lain
akan sangat merepotkan. Tolong, Apa kau mau melakukannya? ”
"Aku tidak mau."
Sensei membuat wajah serius
saat dia bertanya padaku sekali lagi. Sayangnya, keputusanku tidak
berubah. Aku takkan membiarkan hari Minggu berhargaku dicuri untuk hal
semacam ini. Kemudian, Mamiko menyela percakapan antara Sensei dan diriku.
"Yoshiki-kun sudah
mengatakan bahwa dia tidak ingin melakukannya, jadi tolong hentikan!"
"Yoshiki-kun ... Aah,
maksudmu Setsu."
Sensei bergumam pada
dirinya sendiri saat dia berpikir sebentar, lalu memfokuskan pandangannya pada
Mamiko dan aku.
“Ngomong ngomong, aku merasa
penasaran, tapi hubungan apa yang kalian berdua miliki? Mungkinkah kalian
berdua pacaran? ”
"Eh ... Tidak tidak
tidak, kita tidak ber--"
"Kami berpacaran
!!"
"Eh."
Karena aku tidak menyukai
orang lain tahu tentang itu, aku akan menolak kata-kata Sensei, namun pada saat
itu, Mamiko memotong perkataanku dengan suara kerasnya sendiri.
“Kami adalah pasangan yang
benar-benar saling jatuh cinta. Tolong jangan masuk di antara kami! ”
"... Kii, karaktermu benar-benar
berbeda dari yang biasanya ..."
Sensei merasa terheran saat
dia mengatakan itu. Yah, Mamiko biasanya seseorang yang baik kepada semua
orang, dan murid teladan. Dengan Mamiko yang seperti ini, aku tak berpikir
kalaua sensei tidak mengatakan apapun.
"Namun, tetap saja,
Setsu dan Kii ... kalian berdua benar-benar tidak cocok sama sekali."
Yeah, aku mengerti
itu. Aku sudah mengerti bahwa Mamiko dan aku tidak serasi sama sekali. Aku
sudah mengerti, jadi tolong jangan blak-blakkan begitu, itu benar-benar
menyakiti hatiku. Saat aku berkubang dalam pikiranku sendiri, entah mengapa,
Mamiko memelototi Sensei dengan ekspresi menyesal.
“Aku sudah mengerti. Fakta
bahwa kami berdua tidak cocok. Bagaimana aku bisa cocok dengan orang keren
seperti dirinya? Namun, kami berdua saling menyukai satu sama lain! ”
Tidak, itu salah…
Sensei mungkin bermaksud
sebaliknya. Aku membalas seperti itu dalam pikiranku, tetapi kenyataan
bahwa Mamiko berkata begitu tentang diriku membuatku benar-benar merasa senang.
“Aah, begitu ya. Aku
paham, aku paham. Jadi, Setsu, apa hari Minggu baik-baik saja? ”
Sensei mungkin sudah lelah
meladeni Mamiko, jadi dia sekali lagi berbicara denganku.
"Tidak, seperti yang
aku bilang, aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Pergi keluar untuk
melakukan hal seperti itu pada hari libur, aku tak menyukainya."
“Yah, itu juga yang akan
aku lakukan, jadi tak masalah, ‘kan?”
“Tidak, aku keberatan. Hal
itu tak ada manfaatnya bagiku. Sensei akan dibayar, tapi aku tidak
mendapatkan apapun dari itu. ”
Saat aku berkata begitu,
seperti yang diharapkan, Sensei tak bisa berkata apa-apa. Kemudian,
setelah berpikir sebentar, beliau berbicara kembali.
"Lalu, selama kau mendapatkan
imbalan, apa kau mau melakukannya?"
“Yah, kurasa
begitu. Namun, jika imbalan anda tidak bisa membuatku puas, aku masih
tidak mau. ”
Aku bilang begitu, tapi aku
berniat menolaknya apapun yang akan dia katakan. Yah, jika itu sesuatu
yang besar, aku masih akan memikirkannya.
“Begitu ya. Hmmm,
bagaimana dengan ciuman? ”
"Apa?"
"Apaaa!?"
Mamiko bereaksi lebih dramatis
terhadap kata-kata Sensei. Dia merasa kalut dengan wajahnya yang
sepenuhnya merah.
“Ci-cicici-ciuman
!? Anda tak bisa melakukan itu, tidak pernah !! Se-selain itu,
bukankah itu kejahatan!? ”
“Ini hanya lelucon, hanya
lelucon. Jangan terlalu serius, Kii, ”
“Tolong hentikan itu,
Sensei. Mamiko tidak pernah menganggap hal seperti itu sebagai candaan
saja. ”
"Fuun ~, hal itu malah
membuatku ingin terus menggoda kalian berdua."
"Tolong
hentikan? Aku cukup serius tentang ini. "
Seseorang akan kehilangan
kesabarannya jika dia terus bercanda lagi. Lagipula, aku sudah dipelototi
dari sebelahku. Dia mungkin merasa frustrasi karena aku masih bisa
berbicara normal dengan Sensei bahkan setelah mengatakan hal seperti itu. Kemungkinan
besar aku akan dimarahi saat makan siang nanti. Sebelum itu, aku harus mencari
cara untuk membuatnya senang.
“Apa anda sudah selesai? Kami
akan makan siang bersama sekarang. ”
“Tidak, tunggu dulu. Pembicaraan
tentang sesi informasi ini belum berakhir. "
"Aku tidak akan
pergi."
"Keras kepala sekali
kau ..."
Aku mengubah sikapku
terhadap Sensei untuk menunjukkan ketidaksabaran aku. Kemudian,
seolah-olah dia mendapat inspirasi, Sensei membuka matanya lebar-lebar.
"Setsu, jika kau
mendapatkan semacam manfaat, maka kau akan menerimanya, ‘kan?"
"Ya, kurasa…"
Namun, tidak ada yang bisa
meyakinkanku untuk melakukannya.
“Lalu, aku akan tetap
merahasiakan hubungan kalian berdua. Jadi lakukanlah."
"..."
Jadi sampai pada titik ini ya...
"Dan, jika aku tidak ingin
melakukannya?"
"Setelah liburan musim
panas berakhir, kau mungkin akan mendapatkan tatapan mematikan dari semua siswa
di sekolah."
"..."
Kau mungkin lupa, tapi
Mamiko adalah gadis paling populer di sekolah.
Orang-orang super waspada
terhadap hal-hal yang terjadi padanya, dan ada juga banyak orang yang suka
Mamiko. Kenyataan bahwa Mamiko memiliki pacar mungkin akan membuat orang cukup
cemburu untuk membunuhnya.
Sampai sekarang, interaksi
antara Mamiko dan diriku di sekolah hanya sebatas makan siang di atas atap
sekolah, jadi tak terlalu banyak rumor yang beredar. Namun, jika Sensei
menyebarkan hubungan kami, maka akan menjadi the end untukku.
"Jadi, apa yang akan
kau lakukan?"
Senesei menanyakan itu
dengan senyum tak kenal takut. Aku tidak punya pilihan lagi.
****
“Karena itu, aku tidak bisa
bekerja pada hari Minggu. Aku benar-benar minta maaf. ”
“Ah, aku mengerti, jangan
khawatir tentang itu. Ini sesi informasi, kan? Semoga berhasil."
“Ya, aku akan melakukan
yang terbaik. Terima kasih."
"Tak masalah ~"
Sejauh yang aku tahu,
Setsu-kun terlihat sangat menyesal di telepon. Ini hanya mengambil jeda
dari satu hari kerja, tidak perlu khawatir tentang hal itu. Tetap saja, hari
Minggu ...
Siapa lagi yang bisa aku
minta untuk masuk? Echizen-chan ... Ah, berbicara tentang Echizen-chan,
dia juga mengatakan dia akan pergi ke sesi informasi sekolah hari itu.
Mungkin mereka berdua,
Echizen-chan dan Setsu-kun, akan pergi ke tempat yang sama.
Seperti yang diharapkan dari sebuah cerita RomCom, gak bisa berhenti tuk tersenyum dan tertawa (sayangya gak bisa karena sedang kerja :'v)
BalasHapus~~
Yah kembali ke, apakah disana mereka berdua (Echizen dan Yoshiki) akan benar-benar bertemu, dan kuharap Ueno akan muncul kembali untuk menambah kemeriahan cerita nya :v