Chapter – 20
"Apa kau benar-benar tidak bisa
melakukannya? Aku mohon"
"Aku tidak bisa, aku
sedang ada shift sekarang."
Diberitahu seperti itu, aku
tidak dapat membantahnya. Echizen bekerja di sini untuk menghasilkan
uang. Dia perlu melakukan pekerjaannya dengan benar dan mengawasi
restoran.
"Begitu ya... aku
minta maaf."
Ini memang permintaan yang
cukup egois.
Aku harus memikirkan ini
dari perspektif Echizen sebelum mengatakan sesuatu. Saat aku
merenungkannya, aku mengalihkan perhatianku pada omurice di atas
meja. Melihatku seperti itu, Echizen kembali ke dapur.
Apa boleh buat, hari ini
aku akan belajar sendiri. Dari awal, memang beginilah seharusnya belajar
untuk ujian. Ini sama seperti masa SMP dulu, Oleh diriku sendiri,
sendirian, belajar dengan efisiensi yang sangat buruk. Aku memfokuskan
penglihatanku pada buku kosakata sembari memakan omuriceku. Kali ini, akan
kupastikan untuk tidak melupakannya lagi.
Saat aku mulai
berkonsentrasi untuk belajar, sebuah bayangan tiba-tiba menutupi buku kosakata-ku. Aku
berbalik dan melihat Echizen dengan ekspresi yang tidak puas.
"A-Ada apa?"
"Owner, dia menyuruhku
untuk membantumu."
"Ahhh ~"
Aku sudah mengatakan ini
sebelumnya, tapi Owner memiliki kebiasaan aneh untuk mencoba kami berdua bisa
bersama.
"Maaf soal itu. kau
tak harus melakukannya bila kau memang tidak mau "
"... Tidak, tak
masalah. Lagipula aku sedang bebas, aku akan membantu. "
"Apa benar tak apa-apa?"
"Ya."
Jika dia sendiri bilang
begitu, maka aku akan menerima kebaikannya dan menerima bantuan darinya. Aku
bergerak sedikit ke samping dan memberi ruang bagi Echizen. Namun, Echizen
menatapku dengan aneh sebelum duduk di kursi yang ada dihadapanku.
"Bukannya aku harus
duduk di sebelahmu."
"Ah ... itu
benar."
Ini sangat
memalukan. Aku sudah terbiasa dengan Mamiko yang selalu duduk disebelahku
dan aku berpikir bahwa Echizen juga akan melakukan hal yang sama. Tentu saja
akan seperti ini. Karena kami berdua tidak berpacaran satu sama lain, mana
mungkin Echizen akan duduk di sampingku.
"Dan, kau perlu
bantuan apa?"
"Saat ini aku sedang
mencoba menghafal kosakata bahasa Inggris."
Saat aku mengatakan itu,
Echizen menundukkan kepalanya dengan terheran.
"Jika itu masalah menghafal
maka aku tidak bisa banyak membantumu ..."
"Kalau begitu, apa kau
punya tipsnya? Aku tidak pandai dalam menghafal. "
"Tips untuk
menghafal? Ummm, mungkin mengaitkannya dengan sesuatu?"
"Mengaitkannya dengan
sesuatu?"
"Benar, itu bisa
memberi kesan yang lebih kuat jadi lebih mudah dihafalkan. Jika tidak, kau
mudah melupakan apa yang coba kau hafal. "
"Y-yeah."
Echizen yang biasanya
pendiam, sekarang memberiku banyak saran. Itu membuatku agak senang.
"Sesuatu dengan kesan
yang kuat ..."
Bisa dibilang, alasan
kenapa aku bisa memperoleh nilai yang tinggi pada ujian terkahir mungkin karena
Mamiko yang membantuku. Semua yang Mamiko katakana meninggalkan kesan yang kuat
dalam diriku. Lagipula, belajar bersama Mamiko sendiri adalah situasi yang
tidak biasa. Lalu, jika lingkungan ujianku kali ini juga meninggalkan
kesan yang kuat sama besarnya, mungkinkah hafalanku akan berjalan lebih lancar?
"Echizen juga sedang
ada ujian, ’kan?"
"Itu benar…"
"Kalau begitu, ayo
kita menghafal bersama."
"... tak apa-apa, tapi
pada dasarnya aku sudah menghafal semua kosakata inggris yang diperlukan."
"Meski begitu, tak
masalah. Ini juga penting untuk pembelajaranmu, Echizen. "
"Jika kau bilang
begitu, kurasa, baiklah aku akan belajar juga."
Dia tampak sedikit enggan,
tapi dengan sedikit dorongan, dia akhirnya menyerah. Ternyata Echizen cukup
sederhana dan baik hati.
*****
"Baiklah, sekarang
sudah waktu istirahatku."
Echizen berkata begitu saat
dia berdiri. Kami sudah mempelajari kosakata bahasa Inggris bersama-sama
selama dua jam. Ngomong-ngomong, sebenarnya dia sudah menghafali semua
hafalan kosakata, karena itu, ini adalah menghabiskan waktu dengan baik.
Seperti yang kuduga, saat aku
mengingat waktu yang kuhabiskan bersamanya, kosakata itu kembali lagi padaku. Sepertinya
aku bisa menghadapi ujian bahasa Inggris kali ini dengan baik.
"Ah, tunggu
sebentar."
Aku menghentikan Echizen
yang ingin memulai istirahatnya. Aku mengeluarkan dompetku dan
mengeluarkan satu lembar Hideyo Noguchi-sama. (TN: 10.000 Yen)
"Ini, sebagai ucapan
terima kasihku untuk hari ini."
"... tidak usah, aku
tidak membutuhkannya. Aku hanya melakukan ini karena owner menyuruhku untuk
melakukannya. Aku akan menganggapnya sebagai bagian dari pekerjaan. "
Echizen menjawab dengan
nada jengkel. Itulah yang dia katakan ... tapi aku sendiri yang merasa
tidak enak padanya.
Dia mungkin menganggapnya
sebagai bagian dari pekerjaan, tapi bagiku, itu berarti lebih. Jika aku
tidak melakukan sesuatu sebagai balasannya, aku nanti merasa sedikit
terganggu. Jika aku memberi uang mungkin agak berlebihan ... Sesuatu yang
menurut Echizen tidak terlalu berlebihan ...
...
Ah, tentu saja, itu dia.
"Lalu, bagaimana kalau
aku memberimu kostum baru dalam Human Beast Wars?"
Saat aku mengatakan itu,
tubuh Echizen menegang dan gemetar sedikit. Itu adalah permainan hebat
yang selalu aku mainkan, Human Beast Wars. Echizen juga memainkannya. Di
lain hari, aku bisa berbicara sedikit dengannya.
Game ini memiliki fungsi
untuk menyesuaikan karaktermu sendiri, mengubahnya dengan berbagai kostum yang
berbeda. Kostumnya juga bisa dibagikan dengan siapapun, jadi aku bisa
memberi kostumku ke Echizen. Aku berencana memberi Echizen kostum sebagai
ucapan terima kasih untuk saat ini.
"Jenis kostum... apa"
"Aku kebetulan
mendapatkannya dari bonus
pencarian. Ada lima tipe yang berbeda untuk dipilih, jadi Echizen bisa
memilih mana yang sangat kau sukai. "
"... Kalau begitu, aku
akan menerimanya."
Yosh!
Dengan ini, aku bisa
membayar hutangku.
"Kalau begitu, mana
yang kau sukai?"
Aku membuka aplikasi Human
Beast Wars dan menunjukkan pada Echizen yang mana layar kostumnya.
"Hmmm, yang mana
...?"
Echizen menatap layar
dengan wajah lebih serius dari biasanya. Nampaknya Gadis ini cukup kecanduan
pada game ini. Sambil memikirkan pemikiran acak, aku juga mengintip ke layar. Ada
banyak kostum keren dan imut berbaris di layar. Echizen kemungkinan besar
memiliki karakter wanita, jadi kemungkinan dia akan memilih kostum yang imut.
"Hmm ..., eh
...?"
"Hmm? Apa ada yang
salah?"
"... Yosshii ..."
"Ah, itu username-ku. Nama yang bagus, bukan?
"
Dia mungkin melihat
username yang ditunjukkan pada pojok kiri atas saat dia membacanya dengan suara
keras. Karena itu, aku tidak terlalu terkejut, tapi entah kenapa, Echizen
sedang tertegun.
"... Eh, ada
apa?"
Saat aku bertanya padanya,
dia tidak menjawab dan malahan tiba-tiba membuka daftar temanku. Daftar
temanku tidak terlalu panjang jadi daftarnya bisa dilihat secara utuh pada satu
halaman. Di antara nama yang ada di daftar teman, ada nama anggota party-ku.
"... .. aku tidak
menginginkannya."
"Apa? Tapi sudah
kubilang aku akan memberikannya padamu? "
"Aku tidak
menginginkannya, itulah yang aku katakan."
Kemudian, Echizen berpaling
dariku dan kembali ke ruang istirahat. Wajahnya sedikit memerah. Sebenarnya,
apa yang terjadi? Jika dia tidak menerimanya ... perasaanku ...
Yah, kurasa aku hanya
mencoba mendorong nilai diriku sendiri padanya. Mau bagaimana lagi, jika
Echizen mengatakan dia tidak menginginkannya, maka aku hanya harus menerimanya. Meski
begitu, baru saja apa yang terjadi dengan dirinya?
Tidak peduli seberapa banyak aku
memikirkannya, aku tidak bisa menemukan jawabannya.
ntabss !! njut min
BalasHapusHhmmm kok saya khawatir kamu bukan manusia wkwkwkwkwk
HapusBahkan Diri Saya sendiri khawatir rasanya tiap" update komentar nya selalu seperti itu Wkwkwk
HapusNtaps thanks min
BalasHapusAyo Echizen tuh pangeran mu udah di depan, menurutmu user Yosshii baik kan :v
BalasHapusBtw thx for the chapter ^^