Most Popular Girl Next to Me Chapter 10 Bahasa Indonesia



Chapter - 10


"Aku sekarang berpacaran dengan Kii-san."
"…Apa…?"
Saat ini sedang istirahat makan siang, dan setelah memberi tahu sahabatku, Sagami, tentang hubunganku dengan Kii-san, sekarang dia menunjukkan ekspresi terkejut.
Dia lalu mendesah lelah.
"Hei, jangan bercanda denganku seperti itu. Bahkan jika kau memang berbohong, paling tidak buatlah menjadi sesuatu yang bisa dipercaya. "
"Ah~ kalau begitu, lihat ini."
Aku menunjukkan dua foto antara aku dan Kii-san pada Sagami yang tidak mempercayaiku. Ekspresi Sagami berubah menjadi tertegun, seolah-olah dia mendadak terkena petir. Mata dan mulutnya terbuka begitu lebar, sehingga aku benar-benar terkesan dengan ungkapan yang bisa dibuat manusia.
"Ka-Kau, beneran ...?"
"Yeah"
"…Boleh aku membunuhmu?"
"Aku ingin kau tidak membunuhku."
Sagami menatapku dengan perasaan marah. Setelah beberapa saat, aku menelan ludah dan menundukkan kepalaku.
"Jadi itu kau ~. yang menjadi pacarnya ~. Entah mengapa, itu terasa aneh ~. "
"Apa maksudmu dengan aneh ...?"
"Tidak, maksudku tidak  ada yang bisa aku katakan jika pacar Kii-san adalah seorang mahasiswa yang lebih tua atau semacamnya, tapi kalau itu kau ..."
Kemarahan Sagami lenyap saat dia mengeluh pada dirinya sendiri.
Mengabaikan apa yang dia katakan, aku terus berbicara.
"Dan juga, jangan beritahu orang lain tentang ini. Aku tidak ingin ada masalah yang datang. "
"Ah, tentu saja. Terus, kenapa kau memberitahuku? "
"Untuk beberapa alasan, aku tidak suka menyembunyikannya darimu. Rasanya akan kasar bagimu. "
"Bukan, apa kau bilang aku kasar? Bahkan sekarang, aku masih menyukai Kii-san. Itu cukup mengejutkan. Aku merasa kau lebih baik menyembunyikannya saja. "
"Maaf soal itu."
Kewalahan oleh energinya, aku dengan sopan meminta maaf.
Kupikir aku bersikap tulus saat mengatakannya padanya, tapi kurasa aku tidak memiliki cukup pertimbangan.
"Baiklah, keadaannya memang seperti itu, umm ... mulai sekarang juga, aku akan mengandalkanmu."
Aku tidak tahu harus berkata apa sekarang, kukatakan padanya bahwa aku akan mengandalkannya. Lalu aku berdiri dan meninggalkan kelas. Saat itu, Sagami terbaring di mejanya, merasa depresi. Kurasa itu akan lebih baik jika aku tidak memberitahunya.
*****
Sekolah kami biasanya memiliki atap terbuka. Meski begitu, atap bukanlah lokasi yang begitu populer.
Pada awalnya, siswa kelas satu mungkin berkumpul di sana karena penasaran, tetapi pada akhirnya jumlahnya semakin menurun. Alasannya ialah, untuk sampai ke atap sangatlah merepotkan. Untuk menuju ke sana, Kau harus pergi ke gedung lain yang berada di samping bangunan normal. Karena itu, pada umumnya para siswa banyak yang tetap tinggal di kelas. Dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke atap, itu tidak sebanding dengan tampilan yang lebih baik.
Dengan demikian, atap gedung  menjadi tempat dengan orang-orang yang sangat sedikit.
Namun, hari ini, aku sedang menuju ke atap. Alasannya sangat sederhana, karena aku akan makan siang bersama Kii-san. Dia mengatakan bahwa dia ingin makan di kantin, tapi makan bersama di mana ada begitu banyak orang akan menimbulkan masalah, jadi akhirnya kami makan di atap.
"Ah, Yoshiki-kun!"
Saat aku baru sampai di atap, aku disambut oleh senyum Kii-san, yang sedang duduk. Seperti yang kupikirkan, dia sangat cantik sekali.
"Maaf, apa aku membuatmu menunggu?"
"Tak apa-apa, aku tidak menunggu terlalu lama. Daripada itu, ayo cepat dan makan bersama! "
Kii-san mengeluarkan kotak bento dengan penuh semangat. Untuk beberapa alasan ada dua kotak bento. Rupanya Kii-san mempunyai nafsu makan yang besar, pikirku, saat aku mengeluarkan bentoku sendiri. Ibuku selalu membuat bento untukku.
"Eh ...?"
Melihat kotak bentoku, Kii-san terkejut.
"A-Apa ada yang salah?"
"... Itu, kenapa ada kotak bento ...?"
"... Umm, aku membawanya, ada yang tidak beres?"
"Seperti yang kupikirkan, Kau tidak melihat chat LINE-ku."
Mendengar apa yang Kii-san katakan, aku memeriksa smartphone-ku. Ketika aku membuka aplikasi LINE, itu sangat mengejutkanku, ada lebih dari 100 notifikasi. Aku biasanya mematikan suara notifikasiku jadi aku sama sekali tidak menyadarinya.
Kemudian, memeriksa notifikasi, aku menemukan bahwa semua notifikasi itu berasal dari Kii-san. Pesan yang pertama mengatakan hal-hal seperti "Aku sangat senang karena kita benar-benar berpacaran sekarang" atau "Mulai sekarang, Tolong jaga aku", tapi karena aku tidak menanggapi, pesan-pesannya mulai semakin negatif seperti, "Apakah Kau membenciku? "dan seterusnya. Dalam semua pesannya, ada satu pesan yang mengatakan bahwa dia akan membuatkan bento untukku, seperti yang dia katakan tadi. (TN: Sh*t, sepertinya Kii-san udah ada tanda tanda Yandere nih :’v)
Sepertinya, Aku telah melakukan sesuatu yang buruk ...
Seharusnya aku memeriksa pesan-pesan ini. Bahkan saat itu, dia mengirimnya terlalu banyak. Setelah mengirim sekitar 10 pesan, harusnya sudah jelas bahwa orang yang menerima itu tidak menyadarinya. Itulah yang kupikirkan, tapi memang, akulah yang salah, jadi dengan perasaan laparku, aku membuka mulut untuk berbicara.
"Maaf, aku sama sekali tidak menyadarinya. Namun, tak apa-apa, aku akan memakan bento Kii-san juga. "
Sejujurnya, aku khawatir kalau aku tidak akan bisa memakan semuanya, tapi sekarang, aku hanya bisa mencoba yang terbaik. Setelah mengatakan itu, Kii-san memiliki ekspresi khawatir karena beberapa alasan.
"Kau yakin, kau tidak melihatnya?"
"Yeah itu benar."
"S-Syukurlah ~. Aku mengira kau membenciku dan itu membuatku gugup ~. Aku begitu takut karenanya ~. "
"Benarkah? Aku benar-benar minta maaf."
"Tidak, tak apa-apa. Tapi, mulai sekarang, tolong baca pesanku... "
"Aku mengerti."
Aku tersenyum lembut padanya dan membuka kotak bentoku sendiri. Itu adalah bento yang penuh dengan nutrisi seperti biasa. Ini tak apa-apa karena rasanya enak.
Setelah itu, aku juga bisa memakan  bento Kii-san. Sebelum makan siang berakhir, kami berjanji satu sama lain bahwa kami akan makan siang di atap dan Kii-san akan membuatkan bento untukku mulai dari sekarang. Lalu kami kembali ke kelas.
Ngomong-ngomong, bento Kii-san benar-benar enak.
*****
Malam itu, saat aku kembali ke rumah, tidak seperti biasanya, ibuku sudah kembali. Aku meletakkan kotak bento di dapur dan duduk di ruang tamu.
"Bagaimana bento hari ini?"
"Seperti biasa, itu enak."
"Syukur kalau begitu."
Setelah mengatakan itu, ibuku mengambil kotak bento dan mulai mencuci wadahnya. Ah, benar, aku harus mengatakan kepadanya bahwa aku tidak perlu bento lagi karena Kii-san akan membuatnya.
"Bu, mulai besok, aku tidak membutuhkan bento lagi."
"Memangnya Kenapa?"
Melihat kearahku, ibuku memiringkan kepalanya. Aku membalasnya perlahan.
"Aku sudah punya pacar sekarang, jadi dia akan membuatkanku bento mulai sekarang."
Dia terdiam sesaat, lalu tiba-tiba mulai bertepuk tangan.
"Selamat Yoshiki! Kupikir kau bisa melakukannya! "
Ibuku begitu terharu sampai beberapa air mata mengalir di pipinya. Melihat tanggapannya sejauh itu membuatku sedikit malu ... Orang tuaku menangis setelah aku mendapatkan pacar ...
Kemudian, ruang tamu pun terbuka, dan Imouto-ku masuk. Tampaknya dia baru saja keluar dari bak mandi, karena dia memiliki handuk di lehernya, dan dia hanya mengenakan celana dalam saja. Kau mungkin berpikir bahwa bisa melihat adik perempuanku seperti ini adalah pemandangan yang menakjubkan, tapi karena kita saudara kandung, aku tidak benar-benar merasakan apapun. Adik perempuanku menatap ibuku dengan aneh.
"Ribut sekali sih, apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Yui, dengarkan ini. Kakakmu baru saja punya pacar! "
Ibuku sangat gembira.
Aku yakin adik perempuanku akan sama senangnya, pikirku.
"... Hhmmm Begitu, itu bagus."
Setelah mengatakan hal itu, dia cepat-cepat kembali ke kamarnya. Biasanya dia penuh energi, Kira-kira apa yang salah dengannya hari ini.
"Apa dia sedang tidak enak badan?"
"Entah, dia akan menghadapi ujian, jadi mungkin dia sangat khawatir akan hal itu. Daripada itu, Menu makan malam ini harus sekihan, kau tau? Sekihan! " (TN: tau sekihan kan? Itu loh beras merah, biasanya di pake cuman buat kalau ada kejadian special aja missal kayak pernikahan dan sejenisnya)
Aku khawatir tentang adik perempuanku, tapi melihat ibuku, kekhawatiran itu lenyap. Selama beberapa hari berikutnya, adik perempuanku berhenti berbicara denganku, meskipun biasanya kami sering berbicara satu sama lain. Namun, itu adalah cerita untuk waktu yang lain.




close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama