Chapter – 26
<Sudut Pandang
Echizen>
Untuk
menghabiskan waktu, aku membuka game aplikasiku untuk memainkannya.
Sejujurnya, ini
adalah jenis game yang tidak aku kuasai, tapi karena itu memiliki peringkat 1
di aplikasi pencarian, jadi aku memasangnya karena tertarik. Ini hanya
untuk menghabiskan waktu, tak masalah jika itu membosankan.
Dengan perasaan
santai tersebut, aku mulai memainkan game ini. Game ini disebut Human Beast Wars, tidak
seperti kebanyakan game lain yang bergantung pada keberuntungan, game ini
adalah third person shooter. Aku
tidak terlalu mahir dalam game yang seperti ini, namun perasaan mengalahkan
monster memiliki sensasinya tersendiri, jadi aku terus memainkannya. Meski,
itu hanya pada titik di mana aku bermain saat aku memiliki waktu luang.
Suatu hari, aku
tak sengaja berpasangan dengan pemain acak secara online, dan akhirnya
melakukan quest dengan orang yang tidak kukenal sama sekali. Pada awalnya kupikir,
aku hanya akan menghambat mereka, jadi aku pikir akan pergi begitu saja, tapi
itu bisa saja akan terasa menyebalkan, jadi kuputuskan untuk melanjutkan pencarian
hingga akhir.
Anggota quest
yang lain sepertinya memiliki level yang cukup tinggi, yang mana membuatku merasa
sangat gugup, tapi aku ingin melakukan apa pun yang aku bisa. Namun, aku
tidak bisa bermain lebih baik daripada biasanya, jadi aku dengan cepat berakhir
dalam situasi di mana aku hampir mati.
Aku bahkan
tidak memiliki item penyembuhan. Aku benar-benar menghambat mereka. Anggota
lain pasti sudah tak peduli lagi denganku.
"Ryoma-san,
apa kau baik-baik saja?"
Namun, orang
yang berbaik hati mengulurkan tangannya kepadaku saat aku berada di ambang
kematian ialah .......
*****
"..."
"..."
Saat ini aku
sedang beristirahat, dan duduk di seberang rekan kerjaku,
Setsu-kun. Seperti biasa, kami tidak saling berbicara satu sama
lain. Setsu-kun tampaknya tidak mempermasalahkannya saat ia mengeluarkan
smartphone-nya dan langsung bermain game di smartphone-nya. Aku juga
melihat smartphone-ku, namun sesekali, aku akan melirik sekilas pada Setsu-kun.
Aku tak tahu
mengapa atau apa ini, tapi aku memiliki perasaan yang aneh*. Hanya melihat
Setsu-kun saja sudah membuat dadaku terasa sakit. Ditambah pula, wajahku berubah
menjadi panas karena suatu alasan. Aku sudah merasa seperti ini sepanjang
hari ini. Aku akhirnya merasa aneh dengan sadar akan Setsu-kun. Mataku
selalu mengikutinya saat dia bergerak, aku berakhir berbicara dengannya tanpa
alasan, dan aku bahkan memaksanya untuk beristirahat pada saat yang sama denganku
saat itu benar-benar tak perlu. (TN: Itu
namanya penyakit hati :v )
Sungguh, apa yang
salah dengan diriku?
Jika diriku
dari sebulan yang lalu melihat diriku yang sekarang, kemungkinan besar dia akan
terkejut tanpa bisa berkata apa-apa. Bahkan sekarang, saat aku melihat
diriku sendiri, aku sendiri merasa terheran. Namun, bukan berarti aku membenci
diriku sendiri karena menjadi seperti itu. Meskipun aku menemukan diriku menjadi
bodoh, aku tidak membencinya. Sebaliknya, aku mungkin lebih menyukai
diriku yang sekarang daripada sebelumnya.
Teman-temanku
juga mengatakan kepadaku bahwa aku perlu lebih banyak tersenyum, dan hidup akan
menjadi sedikit lebih menyenangkan. Sekelilingku terasa lebih hidup dan
penuh warna, hidupku terasa lebih menyenangkan, dan aku mulai benar-benar menantikan
pekerjaan part-time. Aku sama sekali tidak mengerti alasannya kenapa bisa
menjadi seperti ini.
Entah
bagaimana, aku bisa merasakannya, bahwa hal baru ini sudah menjadi bagian yang penting
dalam diriku. Perasaan yang tertidur jauh di dalam hatiku merupakan
perasaan yang belum aku pahami. Namun ada satu hal yang pasti, perasaan
itu adalah sesuatu yang harus aku hargai.
Jika aku bisa memahaminya,
aku merasa bahwa aku bisa lebih menyukai diriku sendiri. Hidupku akan
menjadi lebih indah. Alasan kenapa aku menempel dengan Setsu-kun juga
karena aku merasa akan lebih bisa memahami perasaan ini jika aku
melakukannya. Aku tak terlalu percaya diri dalam hal ini, tetapi aku
merasa seperti Setsu-kun memegang kunci untuk semua ini.
Walau aku
mengatakan itu, dengan situasi yang sekarang, mana mungkin aku bisa memahaminya,
jadi aku mengalihkan perhatianku pada smartphone-ku dan membuka Human Beast Wars . Sekarang
aku baru kepikiran, saat aku merasakan perasaan ini ialah pada saat aku
mengetahui bahwa Setsu-kun dan Yosshii-san adalah orang yang sama. Mungkin
saat itu adalah petunjuk untuk ini.
Aku
memikirkannya sedikit, tetapi seperti yang diduga, aku masih tidak
mengerti. Perasaan di dalam dadaku, detak jantungku yang berdetak keras,
dan rasa sakit ini yang belum pernah aku rasakan sebelumnya merupakan semua hal
yang tidak aku pahami. Aku tak tahu sudah berapa kali aku meliriknya saat
istirahat sekarang, tapi setelah melihat smartphone-ku, dan kembali melirik Setsu-kun, aku menghela nafas kecil.
Perasaan ini…
Pikiranku terus
berputar-putar memikirkan hal ini.
"Apa kau sedang
memainkan Human Beast Wars ?"
Setsu-kun
bertanya padaku sambil memainkan game di smartphone miliknya. Dagdigdug. Hatiku berdetak
kencang. Entah mengapa aku menjadi sangat gembira.
"Aku baru
saja akan memainkannya."
“Kalau begitu,
Apa kau ingin bermain bersama? Lagipula, Aku juga akan memainkannya.
"
"… Yeah,
kurasa tak masalah."
"... Eh,
benarkah?"
"Beneran. Kau
mengundangku, ‘kan? Apa-apaan dengan reaksi itu? ”
"Ti-Tidak,
maksudku, kupikir kau akan menolak ..."
“Kau pikir aku
ini tipe orang macam apa?”, Atau itulah yang ingin kukatakan, namun saat aku
mempertimbangkan sikapku di masa lalu, tidak dapat dipungkiri bahwa dia akan
berpikir seperti itu.
Sampai sekarang
aku selalu bersikap dingin padanya.
...
... Tunggu,
kenapa aku tiba-tiba bertingkah seperti ini pada Setsu-kun? Aku
benar-benar tidak menyukai Setsu-kun sebelumnya, itulah mengapa aku bersikap
seperti itu padanya ... Apa itu berarti sekarang ini tidaklah sama? Aku tak
mengerti, aku tak mengerti diriku sendiri.
Ini semua
adalah perasaanku, namun sejak aku aku tidak bisa mengendalikannya, rasanya
seperti bukan milikku. Lalu, kemana perasaan sejatiku pergi? Di saat aku
sedang berpikir, pintu ruang istirahat mendadak terbuka.
"Kalian
berdua, terima kasih atas kerja kerasnya ~"
"Ah,
terima kasih atas kerja keras anda juga."
"Terima
kasih atas kerja keras anda."
Owner datang
dengan tersenyum dan segera duduk di kursi yang paling dekat pintu.
"Anda
tidak menjaga di dalam cafe?"
"Ah, cafenya
ditutup sementara untuk hari ini."
""
Eh? ""
Setsu-kun dan
diriku menanggapi secara bersamaan terhadap kata-kata misterius Owner.
“Pasti sulit sekali
bagi kalian berdua untuk bekerja dalam cuaca yang panas begini,
kan? Selain itu, tidak ada pelanggan yang datang. ”
Biasanya juga begitu
pikirku, lalu Setsu-kun mulai berbicara.
"Jadi,
maksudnya kita boleh pergi sekarang?"
“Ah, tunggu
sebentar. Aku tak keberatan membiarkan kalian pergi, tapi aku masih merasa
bahwa aku sudah merepotkan kalian berdua. Tentu, kalian akan dibayar,
namun aku masih merasa tidak enak karena membuat kalian datang jauh-jauh ke
sini, hanya untuk menghentikan pekerjaanmu lebih dini. ”
"Tidak, anda
tak perlu mengkhawatirkan hal itu…....."
“Tidak, Tidak,
aku merasa tidak enak saja dengan kalian. Jadi, apa kau keberatan menerima
ini? ”
Si Owner,
sembari meminta maaf, menyerahkan masing-masing secarik kertas pada diriku dan
Setsu-kun. Kertas itu adalah tiket film. Sebuah film romance yang
paling baru dibicarakan.
"…Apa ini?"
“Kalian berdua
harus pergi bersama. Sungguh, aku merasa tidak enak dengan semua ini! ”
Meskipun dia
bilang begitu, wajah Owner dipenuhi dengan senyuman. Kurasa dia
benar-benar suka mencoba mengatur kita bersama. Na-Namun, jika Onwer
memaksa seperti itu, kurasa mau bagaimana lagi, bukan? Aku melihat
Setsu-kun dari sudut mataku.
"Yah ~
karena kita punya tiket, mengapa kita tidak pergi saja?"
"Tidak,
aku tidak bisa"
"..."
Setsu-kun
segera menolak.
"Ah,
kurasa kau memiliki rencana lain?"
"Bukan
seperti itu, tapi ... aku sudah mempuyai pacar, kau tahu?"
"Eh?"
"Itu sebabnya,
aku akan merasa bersalah pada pacarku jika aku sendirian dengan gadis
lain."
... Seorang
Pacar ... dia sudah punya pacar.
"Begitu ya
~. Kalau begitu, kurasa kau memang tidak bisa ~ ”
Terlihat kecewa,
Si owner duduk di kursinya dengan wajah agak murung.
“Lalu, aku akan
pergi sekarang. Echizen, aku akan menggunakan ruang ganti duluan. ”
Setelah
mengatakan itu, Setsu-kun segera memasuki ruang ganti.
...
Ahh.. sungguh betapa malangnya dirimu Echizen-san, baru aja mulai Kasmaran dan sambil PDKT eh keburu patah hati duluan njir?! :'v
BalasHapusTusuk!
BalasHapus