Most Popular Girl Next to Me Chapter 42 Bahasa Indonesia


Chapter – 42

Begitu aku melihat dirinya, hidupku menjadi begitu indah.
Masa SMP memang menyenangkan dalam caranya tersendiri, tapi aku tidak memiliki pengalaman romantis yang sama seperti orang-orang di sekitarku. Dibandingkan orang lain, aku selalu merasa sedikit berbeda. Namun, aku langsung jatuh cinta ketika aku melihatnya. Hanya melihatnya, bahkan hanya memikirkan dirinya saja sudah terasa menyenangkan.
Jika aku melihat dirinya selama kegiatan klub, aku mencoba bertingkah keren daripada sesuatu yang normal. Jika mata kami bertemu, aku akan berkhayal, dan aku akan merenungkannya tanpa aku sadari.
Aku merasa seperti anak SMP, tapi aku senang. Aku tak pernah mengalami seperti ini sebelumnya.
Dan aku ingin lebih.
Aku ingin bersama dengannya.
Aku ingin lebih dekat dengannya.
Perasaan itu semakin kuat, dan aku membuat keputusan.
"Aku akan mengaku padanya.”
****
“Maaf, Echizen-san! Apa kau sudah lama menunggu? ”
"Tidak, tidak sama sekali!"
Saat ini pukul 10 pagi di akhir pekan pada paruh terakhir bulan September, ketika irama akhir liburan musim panas kembali lagi. Aku, Kenji Kawachi, telah menunggu Echizen-san tercintaku di stasiun Toyama.
Dia memiliki rambut pendek, pirang dan matanya berbentuk almond, semua bagian itu menarik keluar kecantikannya. Dia memiliki atmosfer semacam itu yang membuatnya tampak lebih dewasa. Selain itu, dia mengenakan blus hitam yang hampir transparan, dan beberapa celana kargo putih. Dia benar-benar tampak seperti orang dewasa.
"Baiklah, haruskah kita pergi?"
"Oke!"
 Aku berseru, dan kami menuju ke tujuan hari ini - bioskop.
“Aku tak percaya kau memenangkan tiket ini! Kau cukup beruntung, ya? "
DIA memulai percakapan ?!
Hubungan kita bahkan tidak sehebat itu. Kami berdua pergi ke sesi informasi sekolah bersama, tapi kami bahkan jarang  berbicara di sekolah setelah itu. Ini hanya cinta pada pandangan pertama, dan aku cukup puas dengan itu. Karena itu, dia memulai pembicaraan itu membuatku gembira.
Aku mencoba untuk menutup semua perasaan itu, dan ketika aku melakukannya, aku dengan tenang membuka mulutku.
“Yeah, aku benar-benar beruntung! Dan aku kebetulan mendapatkan tiket untuk film yang ingin kau tonton. Tak bisa kupercaya!"
Ya, alasan aku menonton film hari ini dengan Echizen-san ialah karena aku, atau lebih tepatnya ibuku, memenangkan beberapa tiket film. Sejujurnya, aku tidak tertarik dengan filmnya, tapi aku mendengar rumor bahwa Echizen-san ingin melihatnya dan memutuskan untuk bertanya padanya, dan di sinilah kami sekarang.
Saat dia berkata, “Oke,” aku tak peduli jika aku meninggal saat itu juga, aku sangat senang sekali. Temanku bilang bahwa terlalu bersemangat sampai membuatnya merasa jengkel, itulah betapa aku tidak bisa diam tentang dirinya. Sebenarnya, aku masih sangat senang sekali, aku bisa mati saat itu.
"Hehe, ini menarik!"
"Ah-"
“Hm? Kawachi-kun, ada apa? ”
"Bu-Bukan apa-apa, aku baik-baik saja!"
Aku menghindari matanya dan menjawabnya dengan gagap. Tapi senyuman yang barusan di wajahnya ...
Aku melirik ke arahnya, tapi tentu saja, itu curang. Dia selalu begitu tenang dan bermartabat, tetapi ketika Echizen-san menngeluarkan senyum kekanak-kanakan itu, itu sangat manis sekali! Anehnya – tidak, itu karena senyum itu – aku sedikit bingung, tapi aku entah bagaimana tetap tenang dan akhirnya kami tiba di bioskop tanpa insiden.
*****
Dan setelah sekitar 130 menit dari film Sci-Fi yang kami tonton, kami kembali di depan stasiun. Saat ini masih  sekitar jam 1 siang, dan aku merasa kalau pulang sekarang masih terlalu awal.
"Jadi, apa kau punya rencana untuk sisa hari ini?"
"Uh, kau takkan pulang?"
"..."
Echizen-san mungkin tidak bermaksud buruk, tetapi kata-kata itu menusuk hatiku. Tapi aku bukan tipe pria yang berkecil hati oleh sesuatu seperti itu.
“Nah, mengapa kita tidak nongkrong sedikit lagi? Maksudku, jika kau sedang sibuk, aku mengerti, tapi ... ”
Dia berpikir sedikit ketika aku menggumamkan itu. Dan setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya.
"Kamu benar. Aku tidak sibuk, jadi ayo kita nongkrong sedikit lagi! ”
"Baiklah!"
Aku menggenggam tanganku dengan senang. Tapi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku memikirkan sebentar. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan ... Pada saat itu, dia berbicara.
"Jadi, kemana kita akan pergi?"
"..."
Ehh, apa yang harus kita lakukan? Sesuatu yang bisa kita lakukan bersama pasti terasa hebat, tapi aku tidak bisa memikirkan apapun! Aku benar-benar bodoh! Meratapi kebodohanku sendiri, aku putus asa melihat ke sekeliling. Pasti ada di suatu tempat, tempat kita bisa bersenang-senang bersama ...
Ah, aku baru saja ingat! Bukankah temanku bilang ada kafe yang bagus di dekat sini? Aku tidak tahu di mana letaknya, tapi mengapa kita tidak pergi ke sana? Jika aku tidak salah, namanya ...
"Hmm, bagaimana kalau pergi ke Mon Pet Kuwa?"
Aku entah bagaimana berhasil melakukan itu.
****
<Sudut pandang Echizen>
"Apa aku boleh berhenti dari pekerjaan ini?"
Ketika aku berada di dekat dapur untuk mengambil garpu dan sumpit, aku mendengar kata-kata itu dari Setsu-kun. Aku sangat terkejut, sampai aku menjatuhkan garpu di tanganku, tetapi tampaknya mereka tidak menyadarinya.
Aku menjauh dari mereka dan sedikit lega. Maksudku, aku berpikir tak terlalu penting jika mereka menemukanku, tapi jika aku adalah Setsu-kun, aku tidak ingin ada orang yang menguping. Jadi, aku ingin menghindari itu jika aku bisa. Tapi meski ingin cepat kembali ke tempat dudukku, kakiku  masih melekat ke lantai. Setsu-kun benar-benar selalu ada di pikiranku. Apakah dia benar-benar akan berhenti dari pekerjaannya? Aku jadi kepikiran terus.
"Berhenti? Mengapa?"
Saat aku berdiri di sana, Owner berbicara dengan nada suara yang sama seperti yang selalu dia miliki.
“Ini seperti, aku mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan di tempat lain dan ...”
“Hmph! Dan kau tidak bisa bekerja di sini pada saat yang sama? ”
"Ini akan sedikit sulit, pikirku ..."
"Begitu ya. Yah, jika itu masalahnya, tidak ada yang bisa aku lakukan. Ini bukan seperti kita kekurangan orang atau apapun ... ”
"Benarkah? Terima kasih banyak! Apa tidak masalah jika aku menyelesaikan bulan ini? ”
“Tentu saja. Nah, pertahankan ini selama dua minggu terakhir, oke? ”
Tanpa menunjukkan tanda-tanda kekecewaan, dia kembali ke pekerjaannya dengan senyuman. Tangan Setsu-kun memantul dengan ceria dari cangkir yang dipoles. Dari sudut pandangku, mereka berdua tampak sangat tenang tentang hal itu, tetapi aku merasa seperti sudah ditinggalkan. Aku kehilangan ketenanganku. Perasaan aneh mengalir dalam diriku. Aku merasa kasihan pada diriku sendiri.
Namun, aku tidak tahu bagaimana menghentikan perasaan ini. Rasa kecewa dalam hatiku terus tumbuh.
Tidak! Aku tidak ingin Setsu-kun berhenti dari pekerjaannya! Ada banyak hal yang belum bisa kukatakan padanya. Aku masih ingin bekerja dengannya. Aku mencoba mengungkapkan keinginan itu kepadanya, tetapi kurasa aku tidak bisa mengatakan sesuatu seperti itu di wajahnya sekarang.
Aku kembali ke tempat dudukku, merasa semakin tidak nyaman di dalam diriku.





close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Echizen menangis kah?!
    Hentikan Yoshiki sekarang juga Echizen!!

    ~~
    Dan begitulah, terimakasih untuk chapter nya!

    BalasHapus
  2. oi..oi..oi mana si yandere girl kita, udh brapa chapter ini cuy

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama