Hari ke 1 : Panggilan
dari Mary-san1
Liburan musim panas mahasiswa memang yang terbaik. Dua bulan penuh bisa kau gunakan apapun yang kau mau. kau
bebas menikmati masa mudamu di klub olahraga, kau bebas untuk membolos dalam
organisasi mahasiswa, kau bebas untuk pergi ke pantai dengan temanmu.
Tentu saja, kau bebas untuk bekerja part-time, atau menemukan
kekasih baru, kau bebas kembali dengan sedih ketika melihat volume orang-orang
di Big Sight2, kau bebas untuk menaiki rel dan bertujuan menjadi
train man3, serta kau bebas untuk pergi ke india demi menganugerahi
beberapa kekuatan reruntuhan eksotis ke dalam tubuhmu.
Setiap orang mempunyai caranya tersendiri untuk
menikmati musim panas, dan setiap orang menghabiskan waktu mereka sesuai dengan
apa yang mereka inginkan. Namun ada sesuatu yang harus selalu di waspadai:
hanya karena kau mempunyai waktu, bukan berarti kau mempunyai kewajiban
melakukan sesuatu dengan itu.
Memang terlihat kontradiksi, terkadang, waktu yang kau
gunakan untuk melakukan apapun, itu juga berarti waktu kau bisa tidak melakukan apapun.
kesimpulannya, ini adalah konsep dari pemahaman.
Oleh karena itu, saat ini, aku sedang berbaring di
ruangan ber-AC, secara acak membalik halaman majalah yang kubeli.
Dengan luas ruangan sekitar 10 meter persegi, ditambah
kamar mandi. sebuah tempat yang sempurna bagi mahasiswa sepertiku untuk bermalas-malasan,
tidak akan ada yang mengeluh mengenai apa yang kulakukan. Diseberang kaca
jendela, ada serangga yang berdengung, dan AC ruanganku yang setengah rusak
membuat suara yang bising. Retakan es yang mencair di dalam es teh-ku adalah
satu-satunya penyegarku.
Laut, gunung, sungai.
Itu semua memang tempat yang bagus untuk menikmati
musim panas - aku sendiri tidak menolak gagasan itu - tapi meski begitu, yang kubutuhkan
hanyalah ruanganku. Ruangan megahku. Meskipun dinding kertasnya sedikit robek,
biarpun salah satu lampunya mati, dan walaupun kipas anginnya mengeluarkan bau
oli, sulit sekali untuk menggantikan tempat yang absloute ini. Tidak peduli seberapa kecilnya itu, rumah seseorang
adalah wilayah dan istananya.
Kemudian itu terjadi sekitar sore hari, di hari aku
sedang menyanyikan beberapa lagu khas musim panas.
Itu datang tanpa peringatan, sebuah permulaan yang
mendadak.
Suara panggilan berdering melewati tempat dimana aku
sedang sendiri. sebuah ringtone yang
mungkin atau mungkin belum pernah kudengar sebelumnya, tetapi saat aku memikirkannya,
aku merasa benar-benar belum pernah mendengar suara itu sepanjang hidupku.
Betul. ini semua menuju pada satu kebenaran.
....Smartphone-ku berbunyi.
"....Gempa bumi!"
Mencoba meraih ponselku secepat mungkin, aku langsung menopang
tubuhku. Maksudku, sejak aku membeli ponsel, itu hanya membuat kebisingan
ketika panggilan dari keluargaku atau saat aku menerima peringatan darurat.
Aku mengatur ringtone
yang berbeda untuk keluargaku, oleh karena itu, nada yang tidak diketahui ini
hanya bisa menjadi peringatan yang belum kudengar, yaitu laporan darurat gempa
bumi.
Dengan cepat melakukan keputusanku yang cermat dan
masuk akal, aku bersembunyi di bawah kasur dengan kecepatan yang mungkin
membuat heran kecoa manapun, menatap tajam pada layar ponselku saat aku
melakukan itu.
".......!?"
Tetapi, disanalah aku menemukan diriku diselimuti
perasaan kaget.
"Ja-Jangan bilang ini panggilan
telepon....!?"
Benar…….ini semua hanya sebuah panggilan telepon.
Tentu saja, terus apa?, kau mungkin berpikir seperti
itu. melihat dari kaca mata logika, ini adalah hal yang alami untuk smartphone
berbunyi. apakah itu smart atau tidak, Bagian telepon belum membuang warisan
telepon generasi terdahulu.
Tapi itu hanya sebuah keputusan yang ada dalam
kategori yang kau sebut normal. Namun, Ketika berbicara tentang ponselku yang berada
di alam yang jauh melampaui batas akal sehat semacam itu, fenomena ini praktis
tidak mungkin dilakukan.
"T-t-tidak mungkin ...! Seseorang di luar sana
benar-benar tahu nomor ponselku ... !? "
Maksudku, tidak termasuk keluargaku, aku tidak ingat
memberikan nomor ponselku kepada siapapun. Jika kau ingin membuatnya terdengar
keren, smarthphone-ku benar-benar terisolasi dari semua perangkat komunikasi di
luar keluarga, pada dasarnya jaringan pribadi diri sendiri ... aku hanya bisa
mengatakan itu tidak layak disebut sebagai ponsel.
Untuk saat ini, sepertinya bukan gempa, jadi aku
merangkak keluar dari bawah tempat tidur dan menekan tombol 'Jawab'. Suara yang
kudengar dari sisi yang lain masih terdengar muda ... lebih tepatnya, ini suara
seorang gadis muda.
“... Halo ... halo !?”
Suara seorang gadis muda yang tidak kukenal ...
artinya, ini adalah salah sambung.
Aku mengangguk sedikit. Salah sambung, ya, hanya salah
sambung ... maksudku yeah, itu memang ada sebagai sebuah kemungkinan.
Bahkan jika tidak ada yang tahu nomor ponselku,
jumlahnya pun tetap ada. Tidak aneh jika seseorang membuat panggilan hal itu
karena kesalahan.
... Apapun
masalahnya, untuk sekarang, sebagai orang dewasa yang baik harus memberikan
jawaban kepada gadis muda yang sedang kebingungan ini karena masalah salah
sambung, iya kan? Dengan cepat aku membersihkan tenggorokan, menyesuaikan
suaraku dengan lembut sebelum menjawab.
"Halo siapa
ini?"
“Um! Aku dipanggil Mary-san. "
"Oh, Begitu."
Beep.
Saat menekan tombol mematikan panggilan, terdengar
suara ringan keluar.
Ini adalah bagian ajaib dari ponsel. Tanpa melihat
wajah seseorang, Kau bisa langsung memotongnya saat mereka mulai menjengkelkan.
Aku merasa nenekku mengatakan hal seperti itu. Tidak, dia mungkin tidak pernah mengatakannya.
Meletakkan ponselku ke samping, aku mengeluarkan
nafasku yang tersendat.
Aku tahu. Ini adalah itu, dia berpura-pura menjadi
Mary-san dari legenda urban.
Aku berasumsi beberapa gadis yang memiliki terlalu
banyak waktu luang di liburan musim panasnya, mencoba memasukkan beberapa nomor
acak untuk melakukan kejahilan, dan kebetulan saja itu terhubung dengan
ponselku.
Salah sambung sih ngga masalah; dia mungkin seorang
gadis yang lebih muda dariku, dan dia mungkin memiliki suara loli yang imut,
tapi aku tidak cukup bosan untuk menjawab panggilan lelucon dengan
sungguh-sungguh.
Begitulah adanya, jadi aku mengambil kembali mangaku,
dan meneruskan membaca ketika smartphone-ku berdering sekali lagi. Layar
menampilkan nomor yang sama seperti sebelumnya.
Setelah menekan tombol 'Tolak', Smartphone-ku mulai
diam.
Aku membaca mangaku dalam damai untuk sementara saat
suara kecil ‘ping’ keluar.
Melihat layar, aplikasi pesan pun muncul.
Setelah tertatih-tatih memasuki beberapa kelompok belajar
di pendaftaran universitasku, itu adalah sebuah aplikasi yang hanya memakan
memori tanpa pertukaran satupun.
Minatku cukup terusik, aku pun membukanya dan
menemukan pesan yang sangat panjang tertera dilayar.
"Sinar musim panas
membuat cuacanya menjadi keras, tapi bagaimana caramu bertahan? Senang bertemu
denganmu. Aku dipanggil Mary dan aku adalah seorang legenda urban yang sedang
berlatih. Aku mengerti bahwa aku mengajukan permintaan mendadak yang tidak
sopan, tapi jika kau memiliki itikad baik, bisakah kau menjawab teleponnya?
Tentu saja, aku tidak berniat menggunakan waktumu, dan aku tidak
mempertimbangkan sesuatu yang kurang ajar seperti memintamu untuk berperan
sebagai mitra percakapan. Makhluk itu berkata - pemikiranmu - jika kau menolak untuk
mendengar ucapan awalku, lalu untuk seseorang yang bertujuan untuk menjadi
Mary-san seperti diriku, ini adalah kejutan besar bagi mentalitasku dan……..
(Dihilangkan)
... Jadi kau tahu,
kupikir aku akan melakukan yang terbaik dan mencobanya! Ketika itu mengenai
Mary-san, dia adalah legenda urban yang
kurang populer di industri ini. Jadi secara pribadi, aku lebih suka tidak
menjadi murid latihan; Kurasa aku ingin menjadi Mary-san yang sebenarnya.
Karena itu, um, kalau tidak terlalu merepotkan, bisakah kau menjawab telepon
...? '
"..."
... Apa-apaan
ini!, itulah pemikiranku.
Ini cukup banyak di luar sana. Aku tak tahu apa yang
dipikirkan seseorang yang memaksakan opini mereka sendiri kepada orang lain,
dan ketika itu menjadi serumit ini, hal itu terlalu menjengkelkan untuk menjadi
sebuah permainan. Ketika aku sedang memikirkan itu, smartphone-ku berdering sekali
lagi. Saat aku mencoba menjawabnya, kata-kata itu mulai bergulir seperti ombak.
“... Ah, itu berhasil!
U-um, Kau tahu, jika kau menutup teleponnya seketika tanpa memberiku kesempatan
untuk menyebutkan nama, rasanya akan mengagetkan bagi kesejahteraan emosiku.
Seolah-olah makna keberadaanku terkubur, atau harus aku katakan, aku mengalami
rasa kehilangan seolah-olah dunia tidak membutuhkanku ... Um, ketika menyangkut
Mary-san, dia mendapatkan benda itu dimana suaranya sendiri praktis merupakan
esensi legendaris itu! Aku mohon padamu, tolong jangan tutup teleponnya! “
Suara gadis muda yang jelas itu berubah bercampur-aneh
di saat akhir. Aku menawari gadis itu beberapa kata yang sungguh-sungguh
sebagai balasannya.
"Apa-apaan ini. Aku
tidak bisa mendengar sepatah kata pun yang dia katakan ... aku mau menutupnya.
"
“Di-dia tidak bisa mendengarku !? Ke-Kenapa ... !? Ah, tidak
mungkin, tagihan teleponnya adalah ... !? Itu ... itu tidak mungkin ...! “
"Kuh ... kupikir aku
mendengar sesuatu, tapi beberapa bagiannya terputus. Jadi ini adalah badai
magnet! Sialan kau, badai magnet! ... Sebagai pengingat, sebuah teori baru-baru
ini menjelaskan bahwa frekuensi suara yang berjalan paling baik melalui badai
magnetik adalah nada seorang adik ipar Kuudere
yang merasa malu, tapi tetap ingin dihargai oleh kakaknya ...? "
“Apa!? U-umm, um ... J-jika kau tidak pergi hari ini, mengapa
kau tidak meluangkan waktu untuk berbicara denganku ... Aku ingin tahu lebih
banyak tentangmu.”
"80 poin untuk penampilan
yang luar biasa. "
“Ehehe, terima kasih banyak ......bukan itu! Kau pasti sudah
mendengarku sejak awal ‘kan?! Dan tunggu, sebelum itu malah dipertanyakan, apa
ada gunanya untuk membuatnya menjadi adik ipar ...? “
"Apa kau gila?! Jika
itu adalah adik kandung, aku tidak bisa bernafsu, tahu!. Jadi, kau ini siapa?"
Ketika aku bertanya, gadis itu menjawab dengan suara
merenung.
“... Ma-Mary-san tidak
akan kalah. U-um, baiklah kau tahu, ahem. Aku adalah Mary-san dalam pelatihan,
dan namaku adalah Mary. Pada kesempatan ini,
Kau telah ditentukan sebagai target. Senang bekerja sama denganmu.”
"Hmm ... kau terdengar masih muda."
"Karena aku dalam
pelatihan!"
Hehe, sepertinya Mary sedang tertawa.
Aku tak berpikir itu adalah sesuatu yang bisa
dibanggakan.
"Begitu, ya, kau dalam pelatihan….dan terus?,"
“Hmm? Apa ada sesuatu?
"
"Tidak, meskipun kau memberitahuku bahwa kau adalah Mary-san dalam pelatihan, apa yang
terjadi selanjutnya?”
... Di sinilah aku harus membuat penegasan.
Sejujurnya, pada saat ini, aku benar-benar
memperlakukan gadis ini dengan mudah . Paling banter, seorang gadis muda yang
sedikit, tidak, memiliki terlalu banyak waktu luang pada liburan musim panasnya, jadi dia mencoba menggunakan
teleponnya untuk melakukan kejahilan. Kupikir aku akan ikut serta dengan
khayalannya dan menggodanya.
Namun. Di saat berikutnya, perasaan rendah diriku mulai
hancur total.
“...? Mengapa tak begitu
jelas? Aku adalah seorang Mary-san dalam latihan, jadi aku akan menuju ke
tempatmu berada, umm, Hagimura Akira. “
"Ap... !?"
Aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun ....
Karena, Maksudku, itu adalah namaku. Sementara nama Akira cukup umum, nama
belakangku bukanlah jenis yang bisa dia dapatkan dari tebakan beruntung.
Lalu apa aku mengenalnya? Apa aku melupakan gadis ini?
... Tidak, itu tidak mungkin. Dari caranya berbicara, tidak mungkin aku melupakan
gadis muda yang begitu anggun seperti dirinya.
Apa dia mendapatkan nomorku dari salah satu temanku
... yeah itu mungkin, tidak, tunggu dulu,
Aku tidak memiliki teman. (TN: Poor Akira :’v)
“Boleh aku memanggilmu
Akira?”
"Tidak, tunggu dulu! ... Bagaimana kau tahu
namaku? "
“Eh? ... Maksudku, aku
adalah Mary-san dalam pelatihan.”
"Sesuatu seperti itu ..."
Tidak mungkin, bukan? Aku mencoba mengatakannya, saat
kata-kataku terputus.
“Ah, mungkinkah kau tidak
mempercayaiku? ... Fufufu, jika seperti itu, Aku akan menunjukkan kekuatan Mary-san!
Anomali dari tatanan cerita hantu, keluarga legenda urban, genus Mary-san,
kekuatan Mary, murid formal Mary-san ... sebuah clairvoyance yang dapat melihat latar
belakang seseorang!”
Apa anomali memiliki klasifikasi taksonomi* semacam
itu? Tanpa memberiku kesempatan untuk menjawab, Mary mulai berbicara.
(TN: Taksonomi, klasifikasi yang biasa digunakan pada flora dan
fauna)
"Umu..umu…Begitu ya.
Akira, kau lahir di Hokkaido, ya? Aku belum pernah ke sana sebelumnya, tapi
sebagai Mary-san, aku benar-benar harus melakukan perjalanan setidaknya sekali
... dan, umm, keluargamu terdiri dari kau, orang tua dan satu adik perempuan
lainnya. Ah, jadi begitu. Itu sebabnya kau tidak menginginkan adik kandung
...?”
"Sudah lama aku merasakan dorongan untuk
mengatakan 'bukan urusanmu'!"
"Kau meraih nilai bagus
di saat SMP dan SMA, dan saat ini terdaftar sebagaia mahasiswa di universitas
negeri di Prefektur Aomori ... Aomori, bukan?"
(TN: Prefektur, kalo di Indonesia mungkin provinsi)
Di sana, suara Mary sedikit kaku.
Entah kenapa itu membuatku kesal, jadi aku mulai menyanggahnya.
"Ada yang salah dengan Aomori? Ini adalah tempat
yang bagus, tahu. Tidak terlalu banyak orang, ada banyak tanah, biaya sewanya pun
murah, serta apel dan cerinya sangat lezat. Sangat mudah untuk tinggal di sini.
"
“Ah! Bu-bukan itu yang
aku maksud ... tidak, ayo kita biarakan itu untuk saat ini. Pokoknya, sekarang,
Kau adalah ... seorang c-cabul! Cabul,cabul,cabul!”
"!?"
Dia tiba-tiba mulai berteriak.
Aku tak tahu apa yang terjadi.
"... Ada apa, apa ada orang cabul muncul? Lalu
untuk saat ini, larilah secepat mungkin. Jangan berpikir tentang berkelahi. Konsentrasikan
semua pikiranmu untuk menggerakkan kakimu. Musim panas adalah musim di mana
panasnya sampai ke kepala semua orang dan penyendiri bertambah banyak jumlahnya.
Untuk saat ini, matikan panggilan ini dan panggil 110[4] ... "
"Sa-Sa-Salah! Aku
sedang membicarakanmu, Dasar cabul!"
... Hmm? Aku memiringkan kepalaku.
Apa dia sedang membicarakanku? Apa aku baru saja disebut
orang cabul, seorang pemuda yang tulus dan jujur ini? Sungguh memilukan,
leluconmu sangat menyakitkan, gadis kecil.
"Oy, oy, apa yang kau bicarakan, Mary? Aku tidak
mengerti, mengapa tiba-tiba kau berbicara seperti itu? "
"Buku apa yang ada
di tanganmu itu !? Di siang bolong begini!? ... K-Kau mesum!"
Mengikuti perkataannya, mataku tertuju ke majalah
manga yang tengah kubaca beberapa saat yang lalu.
Hmm… Sampulnya menggambarkan seorang wanita dengan
pose yang cukup berbahaya ... aku mengakui kalau aku bukan penggemar barang seperti
ini, tapi ini adalah praktik yang relatif umum untuk meningkatkan penjualan.
Barang normal.
Jika Kau membalik beberapa halaman, kau akan menemukan
penggambaran sebuah drama manusia yang begitu dalam dengan diwarnai narasi yang menawan. Maksudku, ini hanyalah manga.
Itu juga normal ... , tidak ada hal yang aneh terjadi. Mungkin sedikit tidak
senonoh pada halaman iklan di belakang. Yah, tentu saja, itu mungkin terlalu
merangsang untuk anak kecil, tapi isi dari level ini adalah aksesori untuk
semua majalah. Barang normal.
Aku menutup majalah itu dan mengangkat bahu.
Sungguh menyedihkan, kuharap dia menghapus semua
tuduhan palsu itu ... tapi mungkin bagi seorang gadis muda, bahkan masalah
seperti ini terlalu menstimulasinya. Hanya karena dia bereaksi terlalu
sensitif, akan sangat menyedihkan jika aku menyalahkannya.
Aku memikirkan
hal-hal seperti itu saat akhirnya aku beralih ke belakang buku dan membaca
judulnya. ' Hyper Eros Bulanan' ... Ah, ini majalah porno. (TN: nih orang pura-pura bego
atau apa sih :’v)
Dengan panik aku mencari alasan, menguji bantahanku.
"Hapus pemikiran itu, ini bukan buku yang kotor. Hanya pemikiran kotormu yang
membuatnya menjadi kotor. "
"Dia mengatakannya
seolah-olah itu kesalahanku!"
"Dan tunggu, itu dia. Secara hipotetis,
dalam satu miliar banding satu
kesempatan ini adalah buku kotor, lalu apa? Ini tidak terlalu kotor membaca
buku kotor. Lihatlah dengan cara ini, barang semacam ini, mereka diproduksi dan
dipasarkan agar seseorang membelinya. Dalam beberapa juta tahun sejak kelahiran
manusia, kita telah mencapai tingkat perkembangan ini, namun kau akan mengukur
hasil dari aktivitas ekonomi tingkat tinggi ini dalam skala apakah itu kotor
atau tidak? Aku tidak yakin harus memikirkannya. "
“Jadi ini apa yang umat
manusia yang ...!”
Suara Mary terdengar sangat putus asa.
Jangan risau, Mary. Aku pun berpikiran sama.
Memikirkan hal sesuatu dengan putus asa, aku mencari
celah baru.
"Tidak, tidak, tidak, little Mary. Coba pikirkan lagi. Ini sebenarnya kebalikannya. Ini
bukan “aku melihat sesuatu yang cabul di
siang hari”', malahan seperti “tidak
terelakkan aku melihat sesuatu yang cabul di siang hari”, kan? maksudnya,
berpikirlah sebaliknya, ini bukanlah sesuatu yang cabul, ini merupakan bentuk
dari seni. Hanya melihat itu, begitu hidup, gambaran mentah menjadi pendorong
ke dalam lukisan ini"
“Uwah, orang ini
mengatakan sesuatu yang gila!”
"Ini bukan hal gila. Sejak jaman dahulu, ketika kau memikirkan seni, itu
pasti menjadi eros. Eros lah yang menciptakan seni. Pikirkan lagi dengan hati
yang tulus. Milos karya Venus dan Michelangelo karya David, keduanya telanjang.
dan juga, lukisan tua selalu telanjang. Apa itu benar-benar dibutuhkan?... .
Kemungkinan besar orang-orang pada zaman itu menggantungkan lukisan di tempat
buku kotor. Lihatlah sekarang dan mereka menjadi seni. Artinya, seribu tahun
kemudian, dan buku kotor ini akan menjadi karya seni juga. Bila Kau memikirkannya
seperti itu, fakta bahwa aku sedang membacanya, harusnya dipuji karena aku
memeriksa dunia dari perspektif orang masa depan ... apa kau mengerti? "
"Aku sama sekali
tidak mengerti! Apa kau mencoba berkelahi dengan dunia seni!?”
"... Aaaaah, diam! Pertama-tama, Aku ini mahasiswa!
Apa aku tidak boleh membaca buku kotor di siang bolong !? Benar,kan!? Jadi
bagaimana dengan itu, little Mary-san
dalam pelatihan yang suka mengintip ke
dalam urusan pribadi orang lain !? Kau ingin melihatnya!? Lalu lihat saja
semuanya !? Cara mereka menggambar ujung tengah kaki kanannya yang membuatmu
ingin menjilatnya adalah yang terbaik, bukan! "
Aku akhirnya menggila. Saat aku melambaikan buku kotor
di udara, aku mendengar 'Eei' kecil
dari sisi lain telepon.
“A-aku mengerti, itu salahku!
Ini salahku yang sembarangan mengintip ke dalam kehidupan seseorang! J-jadi,
um, tolong simpan artefak yang tidak senonoh itu ... “ (TN: artifak suci bagi para
hentongers (͡ ° ͜Ê– ͡ °))
Menghormati permintaannya, aku menyembunyikan buku
kotor itu di bawah kasurku.
"... Aku terlalu berlebihan. Maafkan aku."
“Ti-tidak, um, awalnya
ini adalah salahku mengatakan sesuatu yang begitu egois, jadi ...”
"Kalau dipikir-pikir, itu benar. Ini salahmu
karena mengatakan sesuatu yang egois ... apa ini, sepertinya aku tidak perlu meminta maaf. Menyedihkan sekali,walaupun aku
sudah bersumpah untuk tidak pernah meminta maaf kurang lebih seratus kali dalam
hidupku. "
“Kecil sekali! Apa kau
tidak berniat menjalani kehidupan sosial yang layak !? '
"Sampai sekarang, aku sudah meminta maaf sembilan ratus lima puluh enam kali.
Perinciannya ialah pada Ibuku seratus
dua puluh satu, pada ayahku sekitar sembilan puluh enam, kepada adik
perempuanku, lima ratus tiga puluh tiga, dan sisanya untuk yang lainnya. "
"Prinsipmu sudah
hancur berkeping-keping! Dan seberapa banyak kau meminta maaf kepada adik perempuanmu!? ...
Urgh, baiklah, terserah. Jadi, sekarang kau percaya bahwa aku adalah seorang
Mary-san dalam pelatihan? '
Aku memikirkannya sejenak.
Informasi pribadiku….., Yah, berdasarkan bagaimana dia
melakukannya, ada beberapa cara untuk mendapatkannya. Seperti hal yang lainnya,
Caranya menghargai itu ... karya seni yang aku pegang beberapa
saat yang lalu bukanlah sesuatu yang bisa dia temukan dengan mudah. Jika dia
mengawasi ruangan ini, mungkin dia bisa melihat, tapi aku tidak dapat berpikir melakukan sesuatu untuk menjamin sesuatu
sejauh itu.
Mungkinkah gadis ini benar-benar Mary-san dalam
pelatihan?
"Mungkin memang begitu, tapi ..."
“Bagus, sekarang kau percaya
…”
"... Bagaimana kalau menunjukkan bukti kalau kau memang seorang Mary-san dalam
pelatihan!"
“Bu-bukti !?”
Untuk (sementara) seorang Mary-san dalam pelatihan yang kebingungan, aku segera mendorong
permintaanku.
"Kudengar Mary-san adalah seseorang yang sangat cantik. Maksudnya, agar Kau bisa menjadi trainee Mary-san, Kau pasti gadis yang
cantik. ‘kan? “
“... H-hah? Itu bukanlah
bagian dari legenda urban Mary-san, tapi ... Aku mengakui bahwa dia awalnya
boneka barat, dan aku ragu dia dibuat jelek, tapi ... “
"Tentu saja dia cantik! Aku akan memberitahumu bahwa
aku telah melihat fanfic dengan pengaturan seperti itu beberapa hari
yang lalu! "
(TN :Fanfic, singkatan
dari fan fiction, buatan para fan atau amatir dari karya-karya terkenal)
"Jadi Kau adalah
tipe mahasiswa yang tidak bisa membedakan khayalan dan kenyataan !?
"Seseorang yang mengambil nama legenda urban
seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu ... Baiklah, untuk saat ini,
kirimlah sebuah selfie dengan tanggal dan waktu hari ini. Jika tidak,
aku tidak bisa membuang kecurigaanku bahwa kau hanyalah seorang penipu yang
menggunakan informasi pribadi untuk menipu diriku. "
“Kau cukup waspada juga
...”
"Sangat wajar jika seorang mahasiswa yang tinggal
sendiri harus waspada. Tempat yang kita tinggali adalah dunia yang keras.
"
“Be-begitu ya ... um,
dengan peraturan asosiasi legenda urban, aku tidak diizinkan untuk menunjukkan
wajahku pada sebuah foto, tapi apa itu baik-baik saja?”
"... Aku mengizinkannya."
Setelah menjawab, ”Aku
mengerti”, katanya dan menutup telepon.
Sekitar satu menit, sebuah foto dikirim ke aplikasi
perpesanan gratis.
“Bagaimana itu?”
"Jadi itu dirimu?"
“Betul. Apa itu
terkirim dengan baik? “
"Hmm, kukira begitu?"
Menjawab telepon yang masuk setelah menunggu lebih
lama, aku mengingat kembali foto itu.
Ditulis di secarik kertas yang termasuk dalam foto ialah
waktu dan tanggal saat ini, membuktikan bahwa itu adalah sesuatu yang baru saja
diambil.
Dengan mengenakan baju one piece putih dan topi jerami, di sana berdiri seorang gadis yang mengeluarkan getaran khas musim panas
yang benar-benar indah. Sambil mencondongkan tubuh ke depan, bahkan saat dia
menyembunyikan matanya dengan tangan, senyuman samar menyebar di mulutnya.
Terlepas dari kenyataan bahwa sejujurnya
aku hanya melihatnya sebagai foto
yang tak senonoh. Aku bisa memberitahu bahwa dia adalah gadis yang cantik.
Dan selama kau adalah seorang gadis yang cantik,
sekitar 99% kejadian di dunia akan diizinkan. Maksudku lihat, pikirkan tentang
rokok. Jika bungkusnya terdapat wanita
cantik yang terengah-engah dengan
tulisan, “Sedot aku ... tolong, sedot aku ...' mungkin aku akan membelinya.
Begitulah cara kerjanya. (TN : nih orang pikirannya ngeres melulu :’v)
Maksudnya, biarpun keberadaan legenda urban Mary-san masih diragukan,
dan gadis ini mengaku sebagai trainee-nya atau semacamnya, aku harus
mengizinkannya.
"Baiklah, aku akan menerimanya ... Hmph, apa yang
terjadi denganku? Diriku yang dulu pasti
mencoba secara paksa memintamu untuk berpose agar sesuai dengan seleraku,
membuatmu berfoto dengan ekspresi malu. Kau harus bersyukur bahwa aku telah bersikap
lembut. "
“Lembut? Apakah tidak ada
hal lain yang harus kau katakan ...? Sebaliknya, Akira-san yang dulu seorang
individu yang berbahaya, bukan? seorang penjahat.”
"Yah, saat aku melakukannya, dia membencinya
seperti orang gila."
"Kau benar-benar
melakukannya !? Pada siapa!?'
"Adik perempuanku."
"Jadi karena itulah
kau selalu meminta maaf padanya ... “
Saat Mary hening tanpa bergerak di sisi lain, tsk, tsk, tsk, aku mengibaskan jariku
dari satu sisi ke sisi lain.
"Little
Mary, Kau tidak bisa menjalani hidupmu hanya dengan khayalan. Bila memungkinkan
untuk mencintai seseorang, maka mungkin juga untuk membenci mereka. Apa yang diperlukan adalah
kemampuan untuk mengerti bahwa kebencian adalah aspek dan bentuk lain dari
interaksi manusia. Dan semangat yang cukup mulia sehingga orang-orang suka
bersujud pada segala empati dan memohon pengampunan bukanlah konsekuensi kecil.
"
“Pikirkan konsekuensinya
sedikit! Aku hampir salah paham dan
mengira Kau mengatakan sesuatu yang baik!”
"Aku mengerti maksudmu. Aku juga memiliki masa
seperti itu. Suatu saat di mana apa yang orang lain katakan terdengar seperti
omong kosong sepele bagiku ... tapi seiring berjalannya waktu, Kau akhirnya
menyadarinya. Aku masih belum dewasa
karena tidak dapat bertindak berdasarkan gagasan sepele seperti itu.
Orang-orang yang kita sebut orang dewasa, merekalah orang-orang yang tahu
hal-hal yang sepele semacam itu, meski begitu, mereka bisa bertindak atas kehendak
mereka. "
"Itu terdengar
seperti kalimat terakhir dari novel remaja."
"... Hmm, mungkin ini terlalu cepat untukmu."
Ketika aku tengah menjalin percakapan seperti itu, aku
mendengar gumaman, 'Bagaimana caranya
agar aku bisa berinteraksi dengan orang ini ... !?' dari sisi lain ponsel.
Dan itu terjadi pada diriku.
Tak peduli bagaimana kau melihatnya, bukankah aku
terlalu banyak berbicara dengan seseorang yang baru aku kenal?
Sebenarnya, aku tidak terlalu mahir dalam berurusan
dengan orang lain. Tidak, aku tidak menganggap diriku sebagai pembicara yang
buruk, dan aku tidak sadar jika aku mengatakan sesuatu yang sangat aneh, tapi
ketika aku melihat kembali keadaan diriku saat ini yang hampir tidak memiliki
teman, lalu aku pasti buruk dalam berurusan dengan orang lain.
Pada intinya, aku tidak begitu mengerti batas antara
apa yang sesuai dan mana yang tidak. Menurut adikku, aku adalah orang yang tidak bisa membaca suasana.
Seorang pria yang tidak bisa melihat suasana, dan saat memasuki kehidupan kuliah,
hanya seorang pria tanpa memiliki hawa keberadaan. Seperti itulah diriku.
"Maaf, Mary. Sepertinya ponselku hampir mati,
jadi aku akan tutup sekarang. "
Sejak aku menyadarinya, aku mencoba bersikap bijaksana
saat mendengar 'Eeeh !?'
“Bi-bisakah kita berbicara
lebih lama lagi ...?”
... Anehnya, aku merasakan bahwa suara itu dipenuhi
dengan sentimen yang benar-benar menyesal. Aku merasa tertegun mendengarnya.
Tapi, baiklah, karena aku sudah keceplosan
mengatakannya, aku tidak bisa mendadak bilang, 'Baterai ponselku tiba-tiba kembali mencapai 100%!'
"Hanya hari ini ... yah, kau bisa menelepon lagi
besok. Jika kau merasa bosan, aku tak keberatan menemanimu. "
“Be-benarkah !? Yay! Kalau
begitu, aku akan meneleponmu lagi besok!"
"Ka-Kau yakin?"
"Kalau begitu,
semoga harimu menyenangkan."
Meninggalkan teriakan kecil,”Baiklah! Aku akan melakukan yang terbaik untuk berjalan ke sana!” Panggilan
pun terputus.
"Berjalan? ... Sebenarnya, apa-apaan itu ? "
Aku memiringkan kepalaku saat memikirkannya. Pada
akhirnya, aku tidak terlalu mengerti apa
yang ingin dia lakukan.
Untuk saat ini, aku menyimpan gambar yang dikirimnya
dan menyimpan nomor teleponnya di
kontakku sebelum kembali menikmati bacaan soreku.
Catatan kaki penerjemah :
[1] Mary-san adalah urband legend atau mitos dari Jepang.
[2] Tokyo Big Sight adalah tempat diadakannya Comiket.
[3] Train man adalah sebuah cerita yang berawal pada 2Chan (Semacam tempat chat, kalo sekarang mah Discord) tentang Otaku menolong gadis yang dilecehkan di dalam kereta. Hal ini akhirnya mengarah pada percintaan. Cerita ini telah diadaptasi menjadi film, manga, dan novel.
[4] 110 adalah nomor darurat di Jepang.
Tags:
Short Story