Epilog : Kenapa Jadi Harem Begini ?
Sehari
setelah bertarung dengan Natsuki. Yuichi kembali bersekolah.
Ia
masih tetap waspada kalau terjadi sesuatu.
Mereka
meninggalkan Natsuki yang pingsan di lantai begitu saja, dan lantas pulang.
Apa
yang akan dia lakukan setelah bangun ya ?
Mutsuko
tampaknya sudah memikirkannya, tetapi dia belum memberitahukan ke Yuichi.
Mungkin
Natsuki takkan mengubah pikirannya mengenai ingin membunuh semua orang. Mungkin
dia akan mulai menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Jika itu terjadi, maka
Yuichi harus menghentikannya.
Untungnya,
Ia bisa tertidur pulas tadi malam sampai membuatnya memulihkan furukumi, dan Ia
siap untuk menghadapi apapun. Ia bisa melawan Natsuki lagi jika itu yang
terjadi nanti.
Saat
berangkat ke sekolah, tidak terjadi apa-apa, sesampainya di sekolah pun tidak
ada yang terjadi. Semua tampak normal.
Sambil
waspada, Yuichi pergi menunju ruang kelas. Ia membuka pintu dengan perasaannya
yang campur aduk.
Hal
pertama kali yang Ia lihat adalah tulisan “Jack the Ripper. ” Natsuki Takeuchi
ada di sini.
Dia
sedang duduk menghadap ke depan dengan ekspresi masam.
Di atas
hidungnya terdapat perban, dan di atas matanya juga, wajahnya penuh dengan luka.
Kasihan
melihatnya seperti itu, tempat duduknya berada di tengah-tengah. Luka tersebut
akibat dari pertarungan mereka, dab Yuichi iba padanya.
Yuichi
melihat ke arah Natsuki, tidak tahu apa harus dilakukan.
Tetapi
Ia tidak bisa berdiam diri terus.
“Pagi.
” Sapa Yuichi, dengan canggung.
Sulit
untuk berbicara satu sama lain setelah saling berkelahi.
“P-Pagi.
” Natsuki membuat kontak mata dengannya, lalu segera memalingkan wajahnya.
Ya, ini
memang canggung sih ? Pikir Yuichi, kemudian berjalan ke tempat duduknya.
“Striker
Andalan. ”
Dia
sudah kembali ? Cepat sekali !
Shota
yang duduk di depannya, label “Striker Andalan ” muncul kembali di atas
kepalanya.
“Selamat.
” Kata Yuichi dengan suara rendah.
“Huh ?
Untuk apa ? ”
“Tidak
ada. ” Yuichi tersenyum.
“Aku
cuma bisa berharap akan ada lebih banyak orang seperti dirimu. ”
###
“Orihara
! Bab terakhir Raja Iblis sangat seru ! ” Teriak Mustuko.
“B-Benarkah
? ”
“Ya !
Cara Jenderal Belnort Colossus bertempur dan mengusir pasukan pahlawan
benar-benar seru ! ”
“Te-Terima
kasih… ” Jawab Kanako sambil tersipu malu.
Apa
tidak berlebihan ? Colossus ? Pikir Yuichi.
Pelajaran
sudah selesai.
Yuichi
sedang mencoba alat panjat tebing yang ada di klub bertahan hidup, sambil
mendengarkan percakapan mereka.
Ia
mencoba panjat tebing, memanjat hingga mencapai langit-langit, masih berusaha
memanjat.
Tapi Ia
hanya sampai di tengah jalan.
Ia
melihat ke bawah.
Di
bawahnya ada kakaknya “Kakak Perempuan ”,
“Fanatik
Isekai ” Kanako,
“
Gebetan ” Aiko.
Mustuko
sedang mengobrol dengan Kanako mengenai novelnya.
“Apa
yang akan terjadi selanjutnya ? Tunggu, jangan, jangan katakan padaku ! Aku
tidak sabar ingin membacanya ! ” Teriak Mustuko.
“Nanti
Raja Neraka akan menunjukkan wujud aslinya. ”
“Wujud
aslinya ! Tetapi, tidakkah seru kalau semua manusia ada di sisi pahlawan ?
“Jangan
khawatir. Sisi pahlawan mempunyai sekutu yang kuat. ”
“Oh,
maaf. Aku malah membuatmu memberitahukannya padaku… ”
“Tidak
masalah. Kamu satu-satunya orang yang sangat menyukainya. ” Kata Kanako, dengan
ekspresi sedikit sedih.
Yuichi
merasa bersalah.
Karna
Ia masih belum membaca novel buatan Kanako. Dilihat dari reaksi Kanako,
novelnya tidak begitu menarik.
“Orihara,
aku pikir novel yang kamu tulis itu sangat luar biasa. Aku berharap, kamu akan
membiarkanku terus membacanya ! ” Aiko memberikan respon dengan begitu
semangat.
“Ngomong-ngomong,
apa judulnya ? Menceritakan apa sih ? ” Tampaknya Aiko mendengar mereka tanpa
mengetahui topik pembicaraannya.
“Judulnya,
Raja Iblisku yang Terlalu Imut untuk Dibunuh dan Sekarang Dunia dalam Bahaya !
Dan… ”
Tampaknya
akan terjadi obrolan yang panjang. Aiko mendengarkan dengan ekspresi ragu.
Aiko
sudah terlanjur bertanya, karena Kanako adalah kakak kelasnya, membuat dia
tidak bisa menghentikannya.
Sesuatu
terlintas di pikiran Yuichi “Otaku Akut ”.
“Aku
tidak menginginkan itu. Hentikan. Kumohon, berhentilah. ”
Semua telah
menjadi normal kembali…
Natsuki
tidak membuat masalah lagi.
Sampai
sejauh ini dia masih bersikap normal, berarti mereka sudah lepas dari masalah.
Yuichi
melepas pegangannya, mendarat ke lantai, lalu duduk di seberang Aiko.
Aiko
melihat ke arah Yuichi seakan meminta bantuan.
Yuichi
menolaknya dengan isyarat kontak mata. Raja Iblis -dan yang dibicarakan, adalah
urusannya Aiko sendiri.
“Di
mana anggota yang lainnya ? ” Yuichi mengabaikan tatapan Aiko, dan mengajukan
pertanyaan.
Semua
orang yang hadir sama seperti kemarin. Dia bertanya apakah ada anggota yang
lain.
“Keikutsertaan
dalam aktivitas klub terserah pada individu itu sendiri. Aku yakin mereka akan
mampir jika ada kesempatan. ” Kata Mutsuko.
“Barapa
banyak ? ” Tanya Yuichi.
“Lebih
dari tiga. Mungkin empat ? ”
“Kenapa
kau tidak yakin ? Kau setidaknya mengetahui jumlah anggota klubmu sendiri. ”
“Bukan
itu maksudku… Oh, dia datang. ” Pintu klub terbuka.
“Apa
ada anggota lain yang datang ? ” Yuichi melihat ke arah pintu.
“Jack
the Ripper. ” Itu adalah Natsuki Takeuchi. Wajahnya sudah membaik, semua
perbannya sudah dilepas.
Dia
tampaknya mempunyai penyembuhan diri yang cepat, meski tidak secepat vampir.
“Huh ?
” Kejut Yuichi.
Natsuki
lalu berjalan masuk, dan menyerahkan selembar kertas.
Yuichi
diam-diam mengintip kertas tersebut. Itu adalah formulir pengajuan keanggotaan
klub.
“Huh ?!
”
“Oh,
aku meninggalkan ini bersamanya kemarin ! ”
“Tunggu
sebentar ! Takeuchi ? Apa yang sedang kau lakukan di sini ?! ”
“Apa
yang kau pikirkan ? Tentu saja ikut aktivitas klub lah. ” Dia memalingkan
wajahnya ke arah Yuichi.
Dia
tidak bersikap dingin seperti sebelumnya. Dia bersikap normal.
“Itu
karena, aku… Aku sudah… Jadi… ” Gumam Natsuki, mengalihkan matanya dari Yuichi.
“Aku
tidak mengetahui hal inu… Kak, apa yang kau tuliskan di catatannya ? ” Tanya
Yuichi.
“Yah,
saat melihatmu kemarin, aku mulai berpikir. Dorongan membunuh Takeuchi tampak
seperti dorongan seksual ! Jadi, kemungkinan dia bisa memuaskannya dengan
menyiksa badannya ! Dia terlihat sangat puas setelah kamu memukulnya hingga
pingsan. Aku berpikir, mungkin dia tidak perlu membunuh orang lain, dan dia
hanya membutuhkanmu ! Jadi aku menuliskan itu di catatan. ”
Pemikiran
macam apa itu ?!
Yuichi
melihat ke arah Natsuki. Wajahnya memerah. Dia sedang tersipu malu.
“Hei !
Tunggu sebentar ! A-Apa yang kamu katakan, dorongan seksual… ” Wajah Aiko
memerah dan dia berdiri.
Dia
terlihat seperti tidak ingin mengatakan lebih tentang itu, dan dia tidak bisa
menemukan kata-kata yang pas.
Yuichi
melihat ke arah Aiko, dan akhirnya sadar.
Ini
klub isinya kok cewek semua ! Apa cuma aku yang laki-laki ? Bagaimana dengan
tiga anggota yang lainnya ?
“Semoga
aku bisa lebih akrab denganmu, Yuichi Sakaki. ” Natsuki tersenyum.
Di atas
kepalanya muncul label “Gebetan ke-II. ”
Tags:
Nee-chan wa Chuunibyou
Akhirnya kelar juga vol 1
BalasHapus