Kamu
pun bisa mengukur masa hidup tahun ini.
Bulan
purnama ke-12 menggantung di langit malam. Dalam waktu kurang dari sepuluh
hari, tahun ini pun akan dihabiskan, dan tahun baru tanpa tujuan akan dimulai
lagi. Aku menatap garis pantai dari tanah yang agak tinggi. Malam ini, lautnya terlihat
lebih cerah. Angin yang berhembus tidak terasa hangat maupun dingin. Pulau ini
tak mempedulikan apa yang namanya musim dingin.
Air di langit, langit di air. Di langit bulan
adalah laut yang hancur.
Menurut
beberapa legenda, alasan mengapa tanaman hijau di pulau ini bisa hidup kembali
adalah karena meteor yang jatuh di dekatnya.
Setelah
itu, dunia baru yang disebut Karang Bulan pun muncul.
Kebetulan,
leluhurku tak pernah kembali setelah dia melangkah ke lautan pada detik-detik
terakhir hidupnya.
Ada
yang bilang bahwa setelah itu, karang-karang akan bersinar pada malam saat kamu
bisa melihat bulan purnama.
Bintang-bintang berkelap-kelip mengikuti riak
lautan. Terumbu karang menyanyi untuk cinta sang pria.
Layaknya ubur-ubur, kita hidup hari demi hari,
mengambang, singkat.
"Nah
sekarang, kau tampak lebih ceria hari ini."
Pria
kecil itu tiba dengan kapal kecilnya.
Jejak
cahaya yang Ia tinggalkan dengan kapalnya mengingatkanku pada bintang jatuh.
Aku
mungkin sedang ceria karena bulan purnama. Belakangan ini, nafsu makanku mulai
meningkat, dan dengan kesempatan untuk intropeksi diri, aku merasa sangat
senang malam ini. Di sisi lain, Ia tampak sedikit amburadul. Saat aku bertanya
kepadanya, Ia menjelaskan bahwa persediaan makanannya akan segera habis.
“Ini
bukuku. Silakan diambil. Sebagai gantinya, aku akan menerima kerang pemberianmu.
"
“Hebat.
Aku senang kita dapat melakukan barter pada akhirnya. "
Lambung
kapalnya terbuka seperti tutup panci. Dia mengangkat buku yang lebih besar
darinya dan perlahan masuk. Aku mengambil kesempatan untuk mengintip isi
kapalnya. Isi kapalnya terhubung ke dunia yang berbeda, dan isi di dalamnya
tampak lebih besar dari kamarku sendiri, aku bisa melihat tumpukan emas dan
perak. Dia menempatkan buku itu di atas tumpukan harta tersebut. Aku merasa
sedikit malu, tapi juga sedikit bangga.
"Lalu?
Apa kamu tak berencana untuk kembali ke pulau ini? ”
“Bukan
hanya pulau, tapi seluruh sisi ini sulit aku kunjungi. Terlepas dari penampilanku,
aku sudah bersusah payah untuk bisa ke sini. Gravitasi Bumi sangat berat bagiku.
Tubuh ini bahkan diciptakan untuk menjadi lebih ringan.”
Aku menahan nafasku karena kaget .
Sama
seperti tahun sekarang yang akan menyambut kematian, dia juga akan menghilang
tanpa meninggalkan kenangan apapun.
Tidak
ada gunanya untuk meratapi hal tersebut. Untuk keadaan umat manusia saat ini,
bertemu dan tidak pernah bertemu lagi adalah hal yang normal. Selain itu, aku
memiliki reputasi sebagai seorang putri yang tak memiliki perasaan untuk orang
lain. Untuk diriku yang berusaha untuk mencegah kepergiannya bukanlah seperti —
tunggu, tidak. Mengapa aku mencoba mengikuti jejak leluhurku? Percakapan kami
mungkin sedikit berat, tapi tidak seperti leluhurku, kami bisa berbicara dengan
normal.
“Selama
ini aku memikirkan sesuatu. Apa kamu tak
keberatan untuk memberikan opinimu tentang diriku?”
Aku
berbicara dengan nada menantang, dan Ia berbalik untuk menghadapku dengan
sungguh-sungguh.
Tentu
saja, aku tidak memikirkan apa-apa. Ada banyak hal yang muncul di pikiranku,
dan aku akhirnya berbicara tentang lamaran pernikahan yang aku dapatkan.
Mengenai bagaimana manusia akan datang dari pulau utama dan sesuai tradisi, meminta
bantuanku dari balik tirai bambu. Dan apa yang Ia pikirkan tentang pencarian
aneh yang akan aku tuntut dari mereka.
Pria
kecil tersebut melipat tangan mungilnya dan menganggukkan kepalanya.
“Kau
memiliki sifat yang sangat jujur. Aku mengenal seseorang yang mirip seperti dirimu.
Tanpa bukti yang meyakinkan, kau merasa bahwa simpati orang hanyalah pelindung
untuk tipuan mereka. Sifat tersebut berasal dari dirimu yang memprioritaskan
kehidupan orang lain daripada hidupmu sendiri. Cintamu sangat mirip dengan
manusia. ”
Sang
rembulan bersinar sangat terang.
Aku
menghabiskan beberapa menit menggerakkan tanganku untuk menghentikannya, seakan-akan
sedang berusaha menangkap seekor burung atau menyambar serangga bersayap di
udara.
“Waktuku
sudah habis. Jika aku membiarkan siklus ini berlalu, aku tidak bisa kembali. Membaca
dan menulis adalah dasar dari budaya, jadi cobalah untuk mengingat semampumu. ”
"Ya,
lain kali aku akan melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik."
"Lain
kali?"
"Iya.
Aku memutuskan untuk menulis cerita yang lain. Kisah Ini akan menyertakan
beberapa interpretasi tambahan yang hilang dari cerita yang aku berikan kepadamu.
”
Aku
serius tentang hal ini. Setelah mendengarkan suara dari kerang itu, aku merasa
harus meninggalkan cerita baru.
“Itu
sangat menarik. Kau lebih baik dalam tawar-menawar. Kalau boleh tau berapa
harganya? ”
“Apa
kamu bisa membawakanku ikan dari Bulan?"
Tugas
mustahil yang ditolak oleh siapa pun. Dan Pria kecil ini, yang pasti mengetahui
kesulitan tugas itu bukan hanya dalam teori tetapi dalam kenyataannya, mulai menjawab,
“
‘ ikan ’?, maksudmu bentuk kehidupan
yang dulu ada di lautan purba? Hmm rasanya sangat sulit untuk menciptakan
lautan di Bulan. Meski sulit, jika itu yang kau inginkan sebagai gantinya, maka
aku menganggapnya sepadan. ”
Kemudi
kapal muncul dari dek.
Ia
memegangnya dan mengarahkan ujung kapalnya ke langit barat.
“Ngomong-ngomong,
apa kau sudah menemukan kebenaran tentang terumbu karang di pulau ini?”
"Tidak.
Tapi sepertinya keinginan nenekku menjadi kenyataan. ”
Namun,
cerita itu, aku akan menyimpannya untuk buku baru.
“Bagus.
Aku akan menantikannya saat itu, saat kau sudah mengungkap misteri dari terumbu
karang yang ada di pulau ini. ”
Dia
mengucapkan selamat tinggal padaku, dan perahu kecil tersebut terbang menuju
kekosongan.
Besok
malam, dia akan melintasi bulan yang baru menyusut, dan turun ke langit jauh.
Pada
saat yang sama, aku mendengar suara yang indah.
Lagu
di dalam kerang mulai terngiang kembali di ingatanku.
Sudah
beberapa abad sejak saat itu terjadi. Mereka berdua masih melanjutkan perpisahan
kekal mereka.
Bunga
yang bermekaran di Bulan telah jatuh ke Bumi dan menjadi bunga biasa, namun
juga meninggalkan banyak benih lain, untuk melaksanakan apa yang telah Ia ajarkan
padanya. Ia bilang bahwa cinta adalah hobi, tapi terkadang hobi bisa tumbuh
lebih kuat dari naluri primitif. Begitulah cara orang-orang mampu berjuang dan
terus melanjutkan hidup.
"Ahh
..."
Jadi
itu jawaban dari misteri terumbu karang yang bercahaya.
Mereka
tidak bisa berkomunikasi atau menyampaikan pikiran mereka satu sama lain hingga
akhir.
Perasaan
cinta satu arah. Kebulatan tekad yang egois.
Tetapi
keduanya berdoa untuk kebahagiaan satu sama lain.
Meski,
sepertinya mereka berdua tidak percaya bahwa akan ada yang tersisa. “Sunguh
orang-orang yang bahagia."
Aku
bersenandung meniru suaranya.
Lagu
nostalgia muncul didalam pikiranku.
Walau
tidak bisa disentuh, tapi ada kehidupan di ujung langit yang jauh.
Laut yang bersinar, karang yang bernyanyi.
Bahkan sekarang, aku masih mencintaimu.
=>XxTAMATxX<=
Tags:
Oneshot