Chapter 16 – Ayo tebak siapa?
u Sudut Pandang si Senpai u
Iguchi Keita : Hei
Iguchi Keita : Hei, hei
Maharun ♪ : Ada apa, senpai?
Oh sial, aku membuat
kesalahan besar.
Berbicara tentang
waktu sekarang, tanggalnya sudah berubah, dan sekarang 2 Oktober, jam 00:15
dini hari.
Sambil memikirkan
dalam-dalam kalau pemecahan misteri itu menyenangkan, aku makan malam, dan
pergi ke kamarku untuk berbaring di tempat tidur. Aku memeriksa situs web
novel dan mengetahui kalau novel-novel yang sudah aku baca beberapa kali telah
memperbarui banyak bab baru hari ini, jadi aku langsung membaca kelanjutannya.
Yeah.
Jarang-jarang novel
yang aku ikuti update banyak chapter
dalam sekali posting.
Karena situasi ini
terjadi, itu artinya aku akan menghabiskan waktuku untuk membaca semuanya
sampai chapter terbaru. Itu adalah gangguan utama yang membuatku tidak
menyadari kalau tanggal sudah berubah.
Aku ulangi sekali
lagi. Tanggal sudah berubah.
Kau mungkin berpikir
kalau yang terpenting adalah tanggalnya telah berubah.
Iguchi Keita : Tentang 『pertanyaan hari ini』 ,
Iguchi Keita : Apa itu masih bisa?
Ini dia masalahnya.
Di dalam kereta
perjalanan pulang, aku berpikir kalau aku akan menggunakan hak bertanyaku nanti
ketika sampai di rumah, tapi sekarang aku mungkin sudah kehilangan kesempatan itu.
Maharun ♪ : Kita belum memutuskannya,
tapi…
Maharun ♪ : Apa kamu ingin membuatnya
begitu?
Iguchi Keita : Nn
Maharun ♪ : Tapi kalau begitu, Senpai
dan aku akan memiliki dua pertanyaan ekstra.
Eh?
Maharun ♪ : Ini adalah bagian akhir
pekan pertama
Iguchi Keita : Begitu ya
Maharun ♪ : Tapi sejujurnya, aku tidak
ingin itu dibawa pulang
Iguchi Keita : Kenapa memangnya?
Maharun ♪ : Aku pikir penggunaan 『pertanyaan』 kita cukup ceroboh
baru-baru ini
Maharun ♪ : Misalnya saja, pertanyaanku
kemarin
Iguchi Keita : Jadi kau juga
menyadarinya?
Maharun ♪ : Jangan pedulikan.
Maharun ♪ : Pokoknya, TIDAK!
Iguchi Keita : Ya ya
Iguchi Keita : Selamat malam
Maharun ♪ : [Maharun ♪ mengirim stiker]
Ngomong-ngomong, aku
merasa baru kali ini mengucapkan “Selamat malam” kepada Kouhai-chan.
Stiker yang dia kirim
adalah gambar kucing di atas kasur. Imut sekali, oi.
vvvv
“Ayo tebak siapa~?”
Pagi berikutnya, ...
atau tidak. Tanggalnya masih sama, ya.
Seperti biasa, ketika
aku berdiri di peron dengan malas sambil menguap, aku mendengar suara dari
belakang.
Dan pada saat yang
sama, dia tiba-tiba merentangkan kedua tangannya, dan kedua telapak tangannya
mengaburkan pandanganku. Meski aku bilang 'dikaburkan', tangannya
meringkuk karena aku mengenakan kacamata, sehingga aku bisa melihat bagian
depanku dari celah.
Aku merasa gugup,
bukan karena penglihatanku yang terhalang, melainkan karena jari-jarinya yang
dingin sedikit menyentuh dahiku, dan pergelangan tangannya menyentuh area di
sekitar mataku.
Yah, tentu saja aku
tahu siapa yang melakukan kejahilan ini.
Hanya ada satu orang
yang akan melakukan hal semacam ini (Rasanya
akan merepotkan jika kebetulan aku mengenal orang lain yang akan melakukan ini!),
Dan pertama-tama, jenis suara ini hanya milik dia seorang.
Bagaimanapun juga,
pertanyaan ini (walau hanya terdiri dari
tiga huruf, itu masih masuk sebagai pertanyaan), apa aku harus menjawabnya
atau tidak.
Bidan penglihatanku
akan sedikit buram, tapi aku masih bisa melihat dengan cukup baik, jadi tidak
masalah bagiku untuk naik kereta. Masalahnya ialah apakah gadis di
belakangku ini masih terus melanjutkan kejahilannya atau tidak.
Karena aku masih bisa
melihat bagian depanku, rasanya bakal lebih menarik untuk mengabaikannya
ketimbang menjawabnya secara normal, untuk melihat bagaimana reaksinya. Aku
menggabungkan tanganku dan merentangkannya tanpa mengatakan apa-apa, sebagai
latihan fisik untuk membangunkan tubuhku yang masih malas.
“Senpai, ini adalah
pertama kalinya aku melakukan hal semacam ini, jadi tolong setidaknya jawab aku
dengan benar sekarang.”
Abaikan.
“Kamu bahkan boleh
menjawabnya dengan『 Aku tidak tahu 』, atau sesuatu
seperti itu, tahu. Mungkin rasanya akan lebih menarik dengan itu.”
Terus abaikan.
“Ahh, ya ampun. Senpai,
kamu benar-benar tidak memberiku kesempatan. Apa boleh buat, ini adalah 『pertanyaan hari ini』dariku.”
Nah, mana mungkin aku
bisa mengabaikan itu.
Aku bisa merasakan
kalau dia sedang mendekatiku, dan suaranya menggelitik telinga kananku.
“Ayo tebak siapa ~?”
u Sudut Pandang si Kouhai u
“Ya ya. Kau
Kouhai-chan.”
Setiap kali aku
membisikkan sesuatu ke telinga senpai, Ia akan selalu menggerakkan
tubuhnya. Telinganya terasa geli, eh.
Gerbong kereta
akhirnya tiba, dan kami menempati posisi yang biasa.
“Hei, kemarin, kita
baru saja membicarakan bagaimana『 penggunaan
pertanyaan kita terlalu berantakan 』di LINE, ‘kan?”
“Iya.”
“Kenapa kau malah
membuang-buangnya lagi. Pertanyaan 『Ayo tebak siapa ~?』, tak peduli
bagaimana kau memikirkannya, jawabannya pasti kau lah.”
“Lalu apa yang akan
Senpai lakukan jika itu benar-benar orang asing?”
“Mana mungkin ada orang asing yang
mendadak menaruh tangan mereka di mataku, oke? Aku bahkan takkan mengeluh
jika mereka menendangku dari belakang. Lagian, satu-satunya yang akan
mengatakan『pertanyaan hari ini』hanya Kouhai-chan, ‘kan?”
“... Itu juga benar.”
“Jangan memasang
ekspresi seolah-olah kau baru saja menyadarinya.”
Aku memang baru
menyadarinya. Jadi, apa boleh buat.
“Terus, apa-apaan dengan『 Ayo tebak siapa ~? 』”
Senpai akhirnya
bertanya padaku, menanyakan pertanyaannya secara langsung.
Aku menoleh ke
arahnya, dan tersenyum. Mungkin aku bisa lolos dengan melakukan ini.
“Nn? Ah, jadi
begini, huh ... Eh ... Oh well, toh itu tidak masalah kok.”
Senpai memasang
ekspresi kalau Ia tak tahan lagi dengan candaanku. Bukankah itu cukup
kejam ...
“Ini adalah『 pertanyaan hari ini 』dariku. Mengapa kau
melakukan lelucon klasik, 『Ayo tebak siapa ~?』”
“Itu karena Senpai
berdiri tepat di depanku.”
“Ha? Serius? Yah,
Kau seharusnya jujur tentang itu, tapi ...
apa kau serius bilang begitu?”
Sebenarnya, ada
kalanya saat aku relatif sadar diri kalau tindakanku didorong oleh rasa jahil,
meski cuma sementara.
“Ini karena aku merasa
kalau aku tak pernah menggoda senpai seperti ini, jadi itu terjadi begitu saja.”
“Aku tidak ingin kau
melakukannya. Lakukan saja pada Halloween.”
“Aku boleh
melakukannya asalkan Halloween, ‘kan! Jadi itu artinya aku boleh menggoda
Senpai selama bulan Oktober!”
“Mengapa malah jadi
seperti itu.”
“Disneyland juga
memulai Halloween mereka sepanjang bulan Oktober loh. Apa yang mereka
maksud dengan 'festival panen'? Bukannya mereka cuma ingin menghasilkan
lebih banyak uang?”
“Ayolah, aku yakin
mereka juga memanen sesuatu dari para tamu.”
“Benar. Itu
sebabnya seluruh bulan Oktober adalah Halloween. Aku juga akan menggoda
Senpai karena alasan itu.”
“Aku tidak yakin
dengan apa yang kau katakan, tetapi aku mengerti.”
“Aku senang kalau
Senpai sudah mengerti.”
Ya, ada banyak jenis kenakalan,
sih.
Memang, 「pelukan」 akan sangat serius
dalam artian tertentu, dan akan berbahaya juga jika aku melakukannya di
platform. Jadi hari ini setidaknya aku melakukan taktik 「menutup mata dari
belakang」.
“Tapi mengapa menutup
mata?”
“Dulu saat aku
melakukan 'menepuk bahu', Senpai
menghindarinya dengan cekatan, bukan?”
Ia memutar kepalanya
ke arah yang berlawanan.
Sudah lama sejak aku
melihat seseorang menoleh begitu alami seperti itu. Pertama-tama, peluang
untuk melakukan kenakalan seperti itu sudah jarang lagi ketika aku mulai
sekolah SMA.
“Itu karena kenangan
dari masa SD-ku sudah mengakar kuat di dalam tubuhku ...”
“Kamu hanya perlu
teman untuk menyolek pipimu, tapi untuk menutup mata, aku yakin tidak ada gadis
lain yang pernah melakukan itu kepadamu sebelumnya ♪”
“Setidaknya jangan
memasukkannya ke dalam kalimat, itu membuatku jengkel, oke!”
“Maa…maa…... Sekarang ‘kan Senpai sudah punya
aku?”
“Aku lebih suka mengandalkan
orang lain ketimbang dirimu.”
“Maa….maa….., jangan katakan itu.”
Sambil membicarakan
hal yang sepele, kami berdua menuju ke sekolah.
Apa sih posisiku di
dalam benak senpai?
Aku tidak tahu banyak
tentang kehidupan sehari-harinya, dan aku tidak bisa membayangkannya. Tapi
Ia mungkin cuma membaca buku terus.
Apa aku ini orang
pencari perhatian yang harus Ia tanggapi dengan seluruh tenaganya?
Atau saingan, yang
tidak mudah namun bisa berbincang-bincang dengannya?
Atau mungkin ...
hanya junior yang amat, sangat imut?
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor ⑯
Rambutnya terasa sangat
halus dan lembut.
Ini chapter 16!!! Oh Hei yang benar saja, Aku menginginkan kelanjutan dari kejadian "Aku menyukai mu" itu loh astaga xD
BalasHapus