Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 60


u Sudut Pandang si Senpai u 
Semalam, ketika aku bermalas-malasan dan bersantai, waktu pun berubah menjadi pukul 23:00.
Maharun ♪ : Selamat malam.
Maharun ♪ : Senpai masih belum tidur, ‘kan?
Layar smartphone-ku bersinar. Itu dari Kouhai-chan.
Iguchi Keita : Aku masih di meja aku.
Aku menanggapinya dari komputerku ketimbang dari smartphone-ku.
Maharun ♪ : Tentu saja ー
Iguchi Keita : Apa, jika itu cuma mengobrol
Iguchi Keita : Aku akan menemanimu?
Maharun ♪ : Tapi, senpai sedang belajar, ‘kan?
Iguchi Keita : Benar.
Sejujurnya, aku belum mengantuk. Tapi aku sudah lumayan ngantuk.
Maharun ♪  : Umm, senpai
Maharun ♪ : Tidak, tidak jadi.
Iguchi Keita : Oi
Iguchi Keita : Apa itu tadi?
Jika kau mendadak berbicara seperti itu, aku jadi merasa penasaran ‘kan.
Maharun ♪ : Aku sudah menggunakannya hari ini
Maharun ♪ : Pertanyaan hari ini
Maharun ♪ : Aku akan menanyakannya besok
Iguchi Keita : Begitu

vvvv

Setelah itu terjadi, sekarang keesokan harinya.
“Selamat pagi.”
“Pagi.”
Hari ini, aku bertemu dengan Kouhai-chan yang tidak terlalu mengantuk di peron seperti biasa.
Karena belakangan ini suhunya dingin, kami berdua mengenakan mantel di seragam kami. Kouhai-chan mengenakan mantel wol, sementara aku memakai mantel normal.
“Uhhh dinginnya.”
Aku memasukkan tanganku yang dingin ke dalam kantong, dan menggigil. Yah, itu luar biasa dingin juga.
Ini dingin, Senpai.
Kami berdua berdoa dalam hati agar kereta cepet datang.

vvvv

Aku naik ke gerbong kereta, berkat pemanas, suhunya agak hangat. Lalu, Kouhai-chan mulai bertanya.
Senpai, ini pertanyaan hari ini dariku.
Ah, apa kau sudah memutuskannya?
“Iya. Umm, Senpai, apa yang kamu pikirkan sebelum kamu tertidur?”
“Apa?” 
Meski kau bertanya begitu, apa yang biasanya aku pikirkan?
Aku tidak tahu, karena aku tidak pernah menyadarinya. 
Cobalah untuk mengingatnya, Senpai. Bagaimana dengan kemarin?”
Kemarin ya. Setelah belajar, aku membungkus diri dengan selimut, lalu ...
Aku memikirkan apa yang aku lakukan di kelas hari itu.
Uwahh. Seperti yang diharapkan dari murid teladan.”
Oi, mengapa pandanganmu sedingin itu?
Ini bukan hanya tentang pelajaran. Aku juga memikirkan banyak hal. Jadi berhentilah menatapku seolah aku ini “maniak belajar”.
“Besok, atau hari ini, ya. Pertanyaan macam apa yang akan ditanyakan orang itu, atau sesuatu seperti itu.”
Eh, apa itu aku?
Tentu saja, ini tentang pertanyaan dari Kouhai-chan. Apa, seburuk itu?”
Ketika dia akan mengatakan sesuatu tapi berhenti di tengah jalan, tentu saja aku akan tetap bangun dan menjadi terganggu. Itulah hal pertama yang terlintas di benakku ketika aku hendak tidur.

u Sudut Pandang si Kouhai u 
“Tidak.”
Mana mungkin itu salah, kan?
Saat aku hendak menggodanya dengan bertanya, Senpai, apa kamu tidak terlalu banyak memikirkanku?, Sebelum aku bisa mengerahkan tekadku, Senpai malah mengajukan pertanyaan kepadaku lebih dulu.
Kouhai-chan juga, ini pertanyaan hari ini dariku. Apa yang biasanya kau pikirkan sebelum tidur?”
Hmm, kemarin, apa lagi?
Aku terbungkus di dalam selimut, sambil menatap smartphone-ku dengan bingung.
'Balasan Senpai sangat cepat, ya.' 
Itu karena aku menggunakan komputerku. Kecepatan mengetikku cepat.”
... Tapi aku tidak membicarakan itu. Nah, bagian yang disalahpahami Senpai tidak terlalu penting sama sekali.
'Senpai masih belajar, ya’.”
Yah, aku selalu melakukannya saat itu. 
Berkat itu, aku bisa tidur cukup cepat.
Lalu aku senang.
Aku sendiri merasa kalau jawabanku terlalu kasar, tapi Senpai tidak berkomentar apa-apa tentang itu, jadi tidak amsalah.

u Sudut Pandang si Senpai u 
Aku ingin menggodanya dengan mengatakan “Bukannya kau terlalu memikirkanku?, Tapi tentu saja tidak jadi melakukannya.
Sebaliknya, apa yang terjadi selanjutnya adalah pertanyaan dari Kouhai-chan.
Bagaimana dengan Senpai, apa tidurmu nyenyak? Kau terlihat mengantuk seperti biasanya.”
“Ngantuk…”
Aku sebenarnya ngantuk.
Kamu boleh tidur, kok.
Mana mungkin, aku ini orang yang memegang teruh norma. Karena di depanku ada orang yang diajak bicara, mana mungkin aku bisa tidur.”
Bukannya wajahku begitu tebal sampai-sampai aku bisa tidur di depan orang yang berbicara denganku.
Aku ingin melihat wajah Senpai yang tertidur.
“Hei. Itu bukan sesuatu yang harus kau lakukan di kereta pagi.”
Lalu, bagaimana dengan kereta setelah pulang sekolah? 
Hmm.
Ketika aku pulang, aku membaca karena kesalahan seseorang baru-baru ini.
Salah siapa itu ー?
Itu salahmu.
Aku hanya tidur di rumahku sendiri.
Bukan berarti tidak ada momen ketika aku merasa terlalu mengantuk selama jam pelajaran, tetapi aku tidak berpikir aku bisa tidur seenaknya tak peduli apa pun yang terjadi.
Lalu, aku akan meminta Senpai untuk itu lain kali.
“Hei…”
Aku tidak memiliki hobi mempertontonkan wajah tidurku.
Kami, dua murid SMA, terus berbicara mengenai hal-hal bodoh sembari menunggangi kereta yang berjalan terus dan terus.



Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor-(60)
Sepertinya Ia akan memikirkan apa yang terjadi hari itu sebelum tidur.

close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Tombol next nya ilang min :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah dibenerin, makasih udah dikasih tau :)
      Kalo ada link rusak/ilang kasih tau lagi ya,

      Hapus
Lebih baru Lebih lama