Kimi no Hanashi Chapter 01 Bahasa Indonesia



TN : Mimori adalah terjemahan dari RAW  “gioku”, berasal dari kata plesetan “ Kioku (Memori)”, kata “gi” memiliki arti “ buatan”, jadi Mimori adalah Memori buatan/ingatan buatan/kenangan buatan.

Oh! Isi kantong kita sudah penuh,
Kita menyairkan, kata-kata cinta, yang ditulis untuk Chloes,
Daphnes - kreasi dari pemikiran kita -.
Wanita kita - tercinta - khayalan dari otak kita -
Mimpi-mimpi yang tertiup bagai gelembung sabun! Datanglah!
Ambilah, dan ubahlah kata-kata cinta palsu ini menjadi kenyataan.

- Edmond Rostand, "Cyrano de Bergerac"

Chapter 01 - Green Green

Aku memiliki seorang teman masa kecil yang tidak pernah aku temui. Aku tak pernah melihat wajahnya, tak pernah mendengarnya berbicara. Bahkan, aku tak  pernah menyentuhnya. Walau begitu, aku tahu seberapa rupawan wajahnya, seberapa lembut suaranya. Serta, Aku tahu betul kehangatan telapak tangannya.
Dia tidak ada. Atau lebih tepatnya, dia hanya ada dalam ingatanku. Mungkin terdengar seperti aku sedang membicarakan seseorang yang sudah meninggal dunia, tapi bukan itu maksudku. Dari awal, dia memang tidak pernah ada.
Dia adalah seorang gadis yang diciptakan hanya untukku, dan namanya adalah Touka Natsunagi.
Seorang Pengganti. Itulah sebutan bagi orang yang ada di Mimori. Lebih jelasnya, seseorang yang fiktif.
Orang tuaku sangat menyukai fiksi lebih dari apapun. Atau bisa juga dibilang, mereka membenci kenyataan lebih dari apapun. Ketimbang memilih berlibur, mereka akan membeli Mimori yang isinya berlibur. Alih-alih mengadakan pesta, mereka akan membeli Mimori yang isinya mengadakan pesta. Mereka tidak merencanakan pernikahan, tapi mereka akan membeli Mimori pernikahan. Jenis orang seperti itulah yang membesarkan diriku.
Keluargaku benar-benar keluarga yang tidak biasa.
Ayahku sering salah memanggil nama Ibuku. Bahkan dari apa yang aku dengar sendiri, setidaknya Ia punya lima nama yang berbeda untuk memanggil ibuku. Meski sebagai pria yang sudah menikah, dia membeli beberapa Mimori bulan madu. Mulai dari yang cukup tua hingga seumur ibunya sampai umur yang setara dengan anaknya. Rupanya, Ia memiliki mantan istri pengganti dengan usia yang berjarak sekitar 10 tahun.
Ibuku tidak pernah salah memanggil nama Ayahku. Justru, diriku yang selalu dipanggil dengan nama yang salah. Meski aku adalah anak tunggal, ibu sepertinya memiliki empat anak. Aku, dan tiga anak pengganti yang dilahirkan oleh Angel. Nama mereka juga mengikuti pola yang tidak aku miliki.
Sekarang, jika aku selalu salah memanggil nama Ayahku, maka kami akan membentuk lingkaran yang sempurna. Tapi sayangnya, aku tidak pernah mendapat Mimori saat aku masih kecil. Orang tuaku tidak pernah menyentuh memoriku. Bukan berarti mereka kekurangan uang untuk membeli Mimori untuk anak mereka. Meski keluarga kami tidak biasa, hanya uang yang satu-satunya kami miliki. Mungkin ini pilihan mereka untuk membesarkanku.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa menanamkan Mimori yang penuh kasih sayang kepada anak-anak di awal periode kehidupan mereka, akan menyebabkan efek yang menguntungkan pada perkembangan emosional. Dalam beberapa kasus, ini bisa jauh lebih efektif daripada pengalaman yang asli. Karena ingatan-ingatan palsu yang dibuat, sudah disesuaikan dengan individunya dan bekerja lebih bagus daripada pengalaman asli yang penuh dengan gangguan.
Aku ragu orang tuaku tidak tahu tentang penemuan itu. Namun, mereka memilih untuk tidak membelikanku satu pun Mimori.
"Mimori itu mirip seperti tangan atau mata buatan -­­ mereka hanya dimaksudkan untuk mengisi apa yang tidak ada," ucap ayahku berkali-kali. "Setelah kau sedikit dewasa dan tahu apa yang hilang, maka kau bisa membeli semua Mimori yang kau suka."
Mereka hanya menerima omong kosong yang dibuat oleh toko dan klinik tentang mengubah ingatan – sebuah alasan menghibur untuk menghilangkan rasa bersalah karena mengarang masa lalumu dengan Mimori. Aku sulit membayangkan apanya yang "hilang" untuk memiliki lima mantan istri.
Mereka berdua yang tinggal di masa lalu fiktif menghindari kontak langsung dengan keluarga mereka sendiri. Mereka menjaga komunikasi seminimal mungkin, memakan hidangan secara terpisah, pergi meninggalkan rumah pagi-pagi buta dan pulang larut malam, serta keluar pada hari libur tanpa memberitahu yang lain ke mana mereka pergi. Mereka tampak yakin bahwa diri mereka yang ada di sini, bukanlah diri mereka yang sebenarnya. Atau mungkin mereka harus berpikir seperti itu untuk terus menjalani hidup. Dan tak perlu dikatakan lagi, saat mereka melakukan hal seperti itu, mereka berdua benar-benar mengabaikan keberadaanku.
Jika mereka tidak berniat untuk menjadi orang tua yang baik, seharusnya mereka berdua membiarkan anaknya menikmati Mimori sama seperti mereka. Itulah yang selalu ada dipikiranku saat aku kecil.
Tumbuh tanpa merasakan cinta sejati maupun cinta fiktif, aku dibesarkan menjadi seseorang yang tidak tahu bagaimana mencintai orang atau menerima cinta. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa diterima oleh orang lain, jadi dari awal, aku menjauhkan diri untuk berkomunikasi. Meski aku cukup beruntung jika ada seseorang yang tertarik padaku, tapi  muncul sebuah ketakutan tak berdasar kalau mereka akan segera merasa kecewa padaku, jadi aku menjauhkan mereka sebelum itu terjadi. Akibatnya, aku memiliki masa muda yang sangat kesepian.
Saat beranjak usia lima belas tahun, orang tuaku bercerai. Mereka menjelaskan kepadaku bahwa mereka telah memutuskannya sejak lama, tapi yang bisa aku pikirkan hanyalah, terus apa? Apa mereka berpikir matang-matang untuk keputusan mudah seperti itu? Tentunya pembunuhan terencana lebih kejam daripada pembunuhan mendadak.
Setelah menyelesaikan beberapa masalah, ayahku mendapat hak asuh atas diriku. Pernah sekali, aku berpapasan dengan ibu di tengah jalan, tapi dia melewatiku tanpa menengok, seolah-olah aku ini tidak memasuki jarak penglihatannya. Sepengetahuanku, ibuku bukanlah aktor yang cukup mahir untuk memalsukan sikap seperti itu. Aku berkesimpulan kalau dia menggunakan Lethe untuk menghapus semua kenangan keluarganya.
Sekarang, aku adalah orang asing baginya.
Aku sangat terkejut sekaligus takjub. Aku benar-benar merasa iri dengan komitmen cara hidupnya. Aku bisa mengikuti contoh seperti itu, pikirku.

uuuu

Ini terjadi sekitar setengah tahun setelah aku menginjak usia 19 tahun.
Saat aku menyalakan lampu di kamar, meminum bir yang murah, dan merenungkan kehidupanku sejauh ini, aku menyadari bahwa selama 19 tahun menjalani hidup, aku tidak memiliki satupun memori yang layak disebut sebagai kenangan.
Hari-hariku terasa sangat kelabu. TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi ... Tanpa ada warna, tanpa ada cahaya, tanpa ada intensitas. Hanya warna kelabu monoton yang membentang sampai ke ujung cakrawala. Bahkan kesegaran "masa kecil yang tidak pernah berjalan baik" tidak bisa ditemukan.
Lalu, aku mulai memahami. "Aku paham sekarang. Tentu saja orang sehampa ini akan melekat pada kenangan palsu."
Meski begitu, aku tetap tidak ingin membeli Mimori. Mungkin ini adalah bentuk pemberontakan terhadap keluarga yang hidup dalam kebohongan yang membesarkanku, tapi aku membenci Mimori, dan segala jenis fiksi lainnya. Bahkan kehidupan yang paling hambar terasa jauh lebih baik ketimbang kehidupan bahagia yang penuh dengan kesombongan palsu. Bahkan cerita yang paling hebat sekalipun tampak tidak berharga dimataku, karena itu hanya dibuat-buat.
Aku tidak membutuhkan Mimori, tapi ide untuk merusak memori itu sendiri tidaklah buruk. Sejak hari itu, aku hanya fokus bekerja part-time. Ayahku mengirimiku uang untuk biaya hidup, namun aku ingin menyelesaikannya dengan usahaku sendiri semaksimal mungkin. 
Tujuanku adalah membeli beberapa Lethe
Ini adalah kehidupan yang kosong, pikirku, mungkin aku bisa segera melupakan ini semuanya. 
Jika tidak ada apapun di suatu tempat yang mana seharusnya ada sesuatu, itu membuatmu merasa hampa. Tetapi jika kau menyingkirkan "tempat" itu sepenuhnya, kehampaan pun akan ikut lenyap. 
"Kehampaan" tak bisa terjadi tanpa adanya wadah untuk menjadi hampa. 
Aku ingin mendekati nol mutlak. 
Aku menabung selama empat bulan. Lalu aku mengambil semua gaji kerja part-time dari rekening bank-ku, berjalan ke klinik, lalu menghabiskan setengah hari dalam konseling untuk membuat catatan pribadi, dan pulang ke rumah dengan lunglai. Dan aku merayakannya dengan minuman, sendirian. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa seperti sudah mencapai sesuatu.

Selama konseling, aku masuk ke dalam keadaan hipnotis dengan depressant, jadi aku tidak ingat apa yang sudah aku katakan. Tapi, begitu aku meninggalkan klinik dan merenungkannya, ada sebuah penyesalan mencuat di dalam hatiku: "Aku terlalu banyak bicara." Kemungkinan besar, aku terlalu blak-blakan mengenai beberapa keinginan yang memalukan atau semacamnya. Rasanya tidak jelas, tapi itulah yang kurasakan. Meski otakku tidak mengingatnya, namun di suatu tempat di bagian dalam tubuhku masih mengingatnya.

Faktanya, kegiatan konseling biasa dilakukan selama beberapa hari, tapi dalam kasusku, ini hanya berakhir dalam setengah hari, itu adalah bukti yang tak terbantahkan mengenai betapa kosongnya masa laluku.

Satu bulan kemudian, aku menerima paket yang berisi Lethe. Aku sering melihat orang tuaku mengambil dosis nanobots yang mengubah memori berkali-kali, jadi aku tidak perlu membaca instruksi yang ada. Aku menuangkan nanobots  yang berbentuk bubuk dari paket kertas ke dalam air, lalu meminumnya dengan satu tegukan. Lalu aku rebahan ke lantai, dan menunggu hari kelabuku berubah menjadi putih kosong.

Sekarang aku bisa melupakan segalanya, pikirku.

Tentu saja, dalam kenyataannya, ini tidak menghilangkan semua memori yang ada. Ini dirancang untuk menjaga memori yang kau butuhkan untuk menjalani kehidupanmu sehari-hari, dan lagi pula, Lethe hanya mempengaruhi memori episodik saja. Memori deklaratif dan memori semantik sama sekali tidak terpengaruh. 
Memori non-deklaratif sebisa mungkin tetap tidak tersentuh. Itu adalah hal yang umum untuk semua nanobots yang mengubah memori, jadi, pembatasan yang sama pun berlaku untuk menanamkan memori. Itu sebabnya perkembangan Mnemosyne, yang menyediakan pengetahuan dan kekuasaan instan, mengalami kesulitan. Mustahil bisa melupakan pengetahuan atau keterampilan dengan Lethe. Satu-satunya yang hilang hanyalah kenangan.

Aku memilih untuk menghapus semua memoriku dari usia 6 sampai 15 tahun. Umumnya kau memesan penghapusan memori dengan menetapkan "kenangan yang berhubungan dengan ..."; akan tetapi, orang-orang seperti diriku yang menginginkan seluruh periode waktu terhapus tampaknya tidak biasa. Aku rasa itu masuk akal. Orang seperti itu hanya ingin memotong penderitaan dari kehidupan, bukan untuk membasmi secara keseluruhan.

Aku melihat jam yang ada di atas meja. Aku menunggu dan terus menunggu, namun tidak ada gejala kehilangan ingatan. Biasanya, nanobot akan mencapai otak setelah 5 menit dan menyelesaikan penghapusan memori selama 30 menit. Tapi satu jam kemudian, aku mengamati tidak ada perubahan pada ingatan masa kecilku. Aku ingat hampir tenggelam saat pelajaran renang saat berusia enam tahun, aku ingat berada di rumah sakit karena radang paru-paru selama sebulan saat aku berusia sebelas tahun, aku ingat kecelakaan itu ketika aku berusia empat belas tahun dan mendapatkan tiga jahitan di lututku. Aku bahkan masih mengingat semua nama anak fiksi ibuku dan mantan istri fiksi ayahku. Aku semakin gelisah. Jangan bilang aku diberi produk palsu? Atau mungkin ini memang cara kerja penghapusan memori. Saat kau benar-benar lupa ingatan, mungkin kau sendiri tidak sadar kalau ingatan itu sudah lenyap. 
Selagi aku mencoba meredakan ketakutanku dengan alasan yang nyaman itu, aku menyadari kehadiran asing di masa laluku. 
Aku buru-buru bangun, mengambil bungkus paket dari tempat sampah, dan membaca kertas yang terlampir. 
Aku berdoa semoga bukan apa yang aku kira. Tapi….. 
Ada semacam kesalahan. Aku tidak dikirimi Lethe. Ini adalah nanobot yang berbeda - sering digunakan bagi mereka yang memiliki masa kecil yang kelam - yang diprogram untuk menyediakan teman masa kecil fiktif. 
Green green
Itulah yang aku telan. 
Horison abu-abu tidak berubah menjadi putih, melainkan berubah menjadi hijau. 
Aku bisa mengerti mengapa pihak klinik akan mencampuradukkan keduanya. Mungkin konselorku mendengar, "Aku tidak memiliki kenangan masa kecil yang baik, jadi aku ingin melupakan semuanya," hanya mendapat bagian pertama, dan mendapat kesimpulan yang gegabah. 
Tentu saja, normalnya kau akan mengambil kesimpulan seperti itu pula. Ini adalah kesimpulan alami: jika kau tidak memiliki ingatan yang baik, tinggal dapatkan saja. Dan ini juga sebagian kesalahanku karena tidak menekankan bagian yang paling penting, itu adalah kesalahan fatal karena aku juga tidak mengecek ulang dokumen yang kutandatangani. 
Karena kesalahan ini, tanpa sengaja aku menjadi bagian dari beberapa jenis orang yang sangat aku benci. 
Namun, entah bagaimana aku merasa bernasib baik. 
Aku melapor pada pihak klinik kalau aku menerima barang yang bukan aku pesan, dan segera mendapat panggilan permintaan maaf. Sekitar dua minggu kemudian, aku dikirimi dua paket Lethe. Satunya adalah untuk menghapus ingatan masa kecilku, dan yang satunya lagi untuk menghapus pengalaman palsuku dengan orang fiksi yang bernama Touka Natsunagi. 
Tapi aku tidak ingin meminumnya sekarang, jadi aku menaruhnya di lemari tanpa membuka segelnya. Aku bahkan ragu menaruhnya di tempat yang bisa tertangkap mataku. 
Aku takut. 
Aku tidak ingin memiliki perasaan itu lagi. 
Sejujurnya, saat aku menyadari kalau aku mengkonsumsi Green Green daripada Lethe, diam-diam aku merasa lega. 
Kupikir aku mengerti, alasan kenapa ada beberapa penggunaan ulang Lethe dibandingkan dengan nanobots lainnya. 
Dan dengan demikian, aku telah ditanamkan dengan kenangan masa kecil fiktif. Tapi mimori ini sedikit bias. Biasanya, Mimori yang disediakan oleh Green Green seharusnya tersebar, memori menyenangkan bersama teman-teman untuk mengatasi kesulitan bersama mereka. Tapi untuk beberapa alasan, Mimoriku hanya difokuskan pada satu orang teman masa kecil. 
Mimori dibuat berdasarkan dokumen - "catatan pribadi" - dihasilkan secara sistematis dengan memiliki program menganalisis data yang diperoleh dalam konseling. Dengan kata lain, insinyur Mimori yang membuat Mimori ini memeriksa catatan pribadiku dan memutuskan "Masa lalu semacam inilah yang dibutuhkan pria ini." 
Aku memiliki firasat mengapa hanya ada satu teman masa kecil. Sang insinyur pasti berpikir, karena aku adalah seorang remaja yang kesepian di mana aku tidak menerima kasih sayang dari keluargaku, tidak memiliki teman atau pacar, memberiku seseorang yang dapat merasa seperti keluarga, teman, dan seorang pacar rasanya lebih efisien. Menggabungkan tugas-tugas itu ke dalam satu orang akan menghemat waktu dibandingkan membuat banyak orang, dan dengan energi seefisien itu, Kau bisa menggali lebih dalam dengan karakter tunggal. 
Sebenarnya, Touka Natsunagi adalah sosok yang ideal bagiku. Dia cocok dengan seleraku dalam segala hal; Aku mungkin akan menyebutnya sebagai gadis yang sempurna. Setiap kali aku memikirkan dirinya, aku selalu berpikir "Ahh, jika aku benar-benar memiliki teman masa kecil seperti ini, betapa indahnya hari-hari itu." 
Itu sebabnya aku tidak menyukai Mimori ini. 
Apa yang lebih hampa dari kenyataan kalau memoriku yang paling indah adalah buatan orang lain? 

uuuu

“Kamu harus segera bangun,” ucapnya. 
"Aku masih ngantuk," jawabku dengan mata tertutup. 
"Aku akan menjahilimu jika kamu tidak bangun," dia berbisik di telingaku. 
"Coba saja," aku bergumam, dan berbalik di tempat tidur. 
"Apa yang harus aku lakukan?" Dia terkikik. 
"Terserah,," aku tertawa. 
"Pak," ucapnya dengan sopan. 
"Kau juga sebaiknya tidur di sini, Touka," aku mengajaknya. 
"Pak?!" 
Aku pun terbangun. 
Aku menengok ke arah suara itu, dan melihat seorang karyawan wanita dengan seragam seperti yukata yang menunduk ke bawah untuk melihat wajahku. Aku cepat-cepat duduk dan melihat sekeliling, dan setelah itu, aku teringat tengah berada di sebuah bar. Aku pasti tertidur sambil minum. 
"Apa Anda baik-baik saja?", Dia bertanya padaku lagi. Dia terlihat agak tersipu karena mendengar celotehku. "Apa ada air putih?", Aku bertanya dengan tenang. Dia tersenyum dan mengangguk, lalu pergi mengambil air. 
Aku melihat jam tanganku. Kalau tidak salah jam 3 sore saat aku mulai minum dan sekarang sudah jam 6. 
Aku meneguk air yang dibawa pelayan, membayar minumanku, dan langsung pergi. Segera setelah aku keluar dari bar, keringat lengket menempel di bajuku. Saat aku memikirkan kamarku yang tidak ber-AC, membuatku merasa depresi. Mungkin rasanya sama seperti sauna sekarang. 
Distrik perbelanjaan terlihat ramai dari biasanya. Gadis-gadis mengenakan yukata asli, bukan tiruan seperti yang dikenakan pelayan tadi, mereka lewat di depanku dengan riang. Asap putih yang membawa aroma daging panggang menggelitik hidungku. Keriuhan orang yang berbicara, para pedagang  yang memanggil pelanggan, suara sinyal penyeberangan, dengung mesin dari dinamo, dan bunyi seruling dan drum taiko yang menggelegar - semuanya bercampur menjadi satu dan memenuhi suasana kota. 
01 Agustus. Hari ini ada festival musim panas. 
Aku menganggapnya sebagai peristiwa yang tidak ada hubungannya denganku. 
Aku berjalan melawan kerumunan yang menuju festival demi menuju ke apartemenku. Saat matahari semakin terbenam di ufuk barat, kerumunan orang semakin padat; jika aku tidak hati-hati, aku bisa terseret arus kerumunan. Wajah berkeringat para pejalan kaki diterangi oleh sinar matahari, memancarkan cahaya oranye. 
Aku membuat kesalahan. Aku berniat pergi ke kuil karena kupikir bisa memakai jalan memutar untuk sampai ke apartemen. Daerah itu penuh sesak dengan gerobak penjual yang ditempatkan di sepanjang jalan, serta orang-orang yang beristirahat. Saat aku berusaha melewati arus keramaian, rokok di saku dadaku hancur, ada noda saus yang menimpa bajuku, dan jari-jari kakiku diinjak dengan sandal geta. Sepertinya mustahil melawan kerumunan arus, jadi aku pasrah menyerahkan diri mengikuti arus dan sampai di luar kuil.   (TN: Sandal geta : sandal kayu yang biasa di pakai pas hari festival)
Akhirnya, aku berhasil keluar dari area kuil, dan ketika aku mulai menuruni tangga ke pintu keluar ... 
Tiba-tiba, aku mendengar suara. 
"Hei, mau berciuman?" 
Aku tahu ini. Ini adalah ulah dari Green Green. Ini tidak lebih dari halusinasi yang disebabkan oleh gabungan suasana festival musim panas. Mungkin masih ada jejak yang tersisa dari mimpi yang aku alami di bar tadi. 
Aku mencoba memikirkan hal yang lain untuk mengalihkan perhatianku. Tapi, begitu penggabungan dimulai, semakin kau mencoba untuk menghentikannya; Mimori yang muncul dari bagian bawah pikiranmu akan menjadi lebih hidup saat kau mencoba untuk menghindari mengingatnya. Tanpa aku sadari, kesadaranku telah kembali ke masa remajaku yang fiktif. 
…………
"Rupanya teman-teman mengira kita pacaran." 
Touka dan aku mengunjungi kuil setempat. Setelah berkeliling dan mengunjungi semua stand di festival, kami duduk bersama di pojok tangga belakang, dan menatap kerumunan yang ada di bawah. 
Aku sendiri mengenakan pakaian biasa, tapi Touka mengenakan yukata. Yukata berwarna biru dengan pola kembang api, beserta bunga krisan merah di rambutnya. Keduanya adalah warna yang lebih lembut dibandingkan dengan apa yang dikenakannya tahun lalu, yang mana hal itu membuatnya terlihat lebih dewasa. 
"Meski kita cuma teman masa kecil?" 
Dengan itu, Touka meneguk minuman ringan dengan warna yang tampak tidak sehat, lalu dengan tersedak ringan. Dia melirikku untuk melihat reaksiku. 
"Jika ada seseorang melihat kita bersama seperti ini, itu mungkin akan menambah kesalahpahaman," aku menjawab dengan hati-hati. 
"Benar juga." Touka terkikik. Lalu seolah-olah mengingat sesuatu, dia meletakkan tangannya di tanganku. "Jika mereka melihat sesuatu seperti ini, mungkin akan memperburuk keadaan." 
"Hentikan itu." 
Itulah yang mulutku katakan, tapi tanganku tidak menolak Touka. Malah sebaliknya, aku melihat area sekeliling. Aku bimbang antara kekhawatiran seseorang yang aku kenal akan melihat dan menggoda kami, dan harapan bahwa seseorang akan datang dan melakukan hal itu. 
Yah, mungkin yang terakhir lebih menang sedikit. 
Ketika Aku berusia lima belas tahun, dan saat itulah aku mulai melihat Touka dalam pandangan romantis. Saat kelas dua SMP, kami masuk ke kelas yang berbeda, yang mana hal itu mengurangi jumlah waktu yang kami habiskan bersama - dan inilah penyebabnya. Pada tahun itu, aku mendapat kesadaran menyakitkan bahwa teman masa kecilku, yang sampai saat itu aku anggap seperti keluarga, sebenarnya adalah gadis biasa seperti gadis-gadis lain di kelas. 
Dan pada saat yang sama, aku menjadi sadar akan ketertarikan romantisku padanya. Setelah aku bisa melangkah menjauh dari prasangka untuk melihatnya, aku melihat bahwa Touka Natsunagi adalah seorang gadis yang sangat cantik. Sejak saat itu, aku merasa diriku selalu melihat wajahnya yang seharusnya sudah sangat aku kenal, dan aku sering merasa gelisah hanya karena melihat dirinya berbicara dengan cowok lain. 
Mungkin alasan kenapa aku tak tertarik pada gadis manapun sampai sekarang, karena pasangan idealku sudah ada di sampingkku sejak awal. 
Karena kami sudah kenal lama, aku dengan cepat menyadari bahwa Touka sedang mengalami perubahan mental yang sama. Dari musim panas kelas dua SMP, dia mulai memperlakukanku dengan cara yang lebih canggung. Meski di permukaan dia bertindak seperti biasa, melalui pengamatan yang cermat, aku bisa melihat kalau dia hanya mencoba meniru tingkah lakunya yang dulu. Dia pasti melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubungan kami. 
Saat memasuki kelas tiga SMP dan kami kembali berada di kelas yang sama, kami mulai selalu bersama-sama lagi, seperti mundur dari tahun sebelumnya. Kami tidak menanyakan secara langsung perasaan masing-masing, tapi kadang-kadang kami saling melakukan penyelidikan. Dengan metode seperti  "kita disalahpahami berpacaran lagi" dan melihat ekspresi  masing-masing - seperti yang baru saja dia lakukan - atau setengah bergurau berpegangan tangan dan menunggu reaksi pihak lain. 
Melalui trial and error, kami berdua memperdalam keyakinan kalau kami merasakan hal yang sama. 
Dan di hari itu, Touka melakukan konfirmasi terakhir. 
"Hei, apa kamu mau ciuman?" 
Dia bilang begitu padaku ketika aku duduk di sampingnya, dengan tatapannya yang masih tertuju pada pemandangan yang ada di bawah. 
Dia mengatakan itu seolah-olah ide itu mendadak muncul padanya, tapi aku tahu kalau dia sudah berusaha mengatakan kalimat tersebut dari dulu. 
Lagi pula, sedari dulu, aku juga sudah menyiapkan sesuatu yang mirip. 
"Ayo kita uji apakah kita benar-benar hanya teman atau bukan," Touka segera menjelaskan. "Mungkin kita akan kaget karena mengetahui hati kita berdetak kencang." 
"Siapa yang tahu," jawabku sesantai mungkin. "Aku yakin kita takkan merasakan apa-apa." 
"Kamu pikir begitu?" 
"Mungkin." 
"Baiklah, Ayo kita coba."

Touka menghadap ke arahku dan menutup matanya. 
Ini hanya main-main. Sebuah percobaan atas nama keingintahuan. Dan maksudku, ciuman bukanlah masalah besar. Setelah melepaskan semua alasan itu, bibir kami saling menempel satu sama lain. 
Setelah bibir kami berpisah, kami saling berhadapan lagi seolah itu bukan apa-apa. 
"Bagaimana?", Tanyaku. Suaraku terdengar sangat kering, hampir seperti itu bukan suaraku sendiri. 
"Hmm ..." Touka menundukkan kepalanya sedikit. "Hatiku tidak deg-degan. Kalau kamu?" 
"Aku juga tidak." 
"Hah." 
"Hei, sudah kubilang, ‘kan? Kita takkan merasakan apa-apa." 
"Ya. Benar juga, kurasa kita hanya teman masa kecil biasa." 
Ini adalah percakapan yang penuh kebohongan. Aku ingin segera mencium Touka lagi, dan ingin memastikan segala macam hal di balik itu juga. Dia mungkin merasakan hal yang sama, hal itu dibuktikan dari gerakan matanya dan suaranya yang gemetar.
Sungguh, mungkin ini adalah rencana untuk merahasiakan kejadian semacam ini sampai waktu pengakuan. Dan sebenarnya, aku telah menyusun rencana yang sangat mirip. Namun, sesaat bibir kami menyentuh, pikiranku berubah drastis. "Kau tidak boleh lebih jauh dari ini," sel-sel di tubuhku memperingati. 
Jika kau melangkah lebih jauh, semuanya akan berubah. 
Sebagai imbalan untuk rangsangan dan kegembiraan sesaat, hal yang nyaman di antara kita akan hilang untuk selamanya. 
Dan hubungan yang sudah kita miliki sekarang takkan pernah ada lagi. 
Touka pasti menyadari itu juga. Dia buru-buru mengubah rencana, tampaknya, untuk memainkannya sebagai candaan. 
Aku bersyukur atas keputusannya yang bijaksana. Karena jika dia takkan mengubah rencananya dan malah membuka hatinya untukku, aku takkan bisa menolaknya. 
Dalam perjalanan pulang, Touka teringat sesuatu dan berbicara. 
"Ngomong-ngomong, itu adalah pertama kalinya bagiku." 
Aku pura-pura tidak tahu. "Apanya yang pertama kali?" 
"Tentu saja ciuman tadi. Kalau kamu, Chihiro?" 
"Kalau aku, ini sudah ketiga kalinya." 
"Hah?" Mata Touka melebar, dan dia berhenti berjalan. "Kapan? Dengan siapa?" 
"Kau tidak ingat?" 
"... Apa ciuman yang lainnya juga denganku?" 
"Di dalam lemari saat di rumahku ketika aku berusia 7 tahun, dan di ruang belajar di rumahmu ketika aku berumur 10 tahun." 
Setelah diam sejenak: "Oh, kamu benar," Touka bergumam.

"Wow, kamu punya ingatan yang bagus." lanjutnya
"Kau saja yang melupakannya, Touka." 
"Maaf."
“Aku bertaruh kau juga akan melupakan hari ini dalam beberapa tahun kemudian”
 “Hah, jadi itu yang ketiga kalinya….”
Touka terdiam sesaat, lalu menyeringai. 
"Yah, kalau begitu sebenarnya ini yang keempat." 
Kali ini, giliranku yang dibuat terkejut. 
"Kapan?" 
"Ayo tebak," katanya dengan ekspresi tenang. "Tapi itu baru belakangan ini." 
"Aku tidak ingat." 
"Wajar saja, karena kamu tengah tertidur, Chihiro." 
"... Aku tidak menyadarinya." 
"Ahaha. Memang itu tujuanku." 
"Dasar licik." 
"Touka gitu, loh?"

Touka membusungkan dadanya dan tertawa. 
Kalau begitu, ini yang kelima, aku bergumam pelan. 
Setidaknya, kita berdua sama-sama licik. 

………
Tak terhitung kenangan indah nan manis seperti itu memenuhi otakku. Dan setiap rincian kecil yang muncul jauh lebih jelas daripada ingatan asliku, hal tersebut sangat mengguncang keras hatiku. 
Tidak seperti memori normal, kau tidak bisa membuat Mimori lupa seiring berjalannya waktu. Ini bagaikan tato; Mimori takkan hilang secara alami. Menurut sebuah studi kesehatan, pasien dengan penyakit Alzheimer Baru yang memiliki implan Mimori, walau semua memori asli mereka hilang, namun Mimori mereka bisa bertahan untuk sementara waktu yang lebih lama. Hal ini membuktikan seberapa kuat nanobot yang mengubah ingatan. Satu-satunya cara untuk melupakan Mimori dari Green Green adalah dengan menggunakan Lethe yang dirancang khusus untuk menghapusnya. 
Menghadapi ketakutanku dan meminum Lethe, atau menerima dengan ikhlas Mimori yang ada. Aku merasa bimbang pada dua pilihan itu. 
Selama aku tidak menghapus Mimori ini, aku akan selamanya terjebak oleh kenangan teman masa kecil yang tidak pernah ada. 
Aku bersungut dan mendesah. Merasa muak dengan keraguanku sendiri. 
Aku mendongak dan melihat torii* yang ada di depanku. Tampaknya aku sudah sampai di pintu masuk saat merenung tadi. Aku merasa lega: sekarang aku akhirnya bisa lolos dari festival. Selama aku di sini, aku akan terus memikirkan kenangan masa lalu yang tidak pernah ada.  (TN: Gerbang yang biasa ada di kuil)
Kemudian, aku mendengar suara ledakan. Aku refleks melihat ke atas, dan melihat kembang api yang diluncurkan ke langit malam. Di kota sebelah pasti sedang mengadakan pertunjukan kembang api. Aku hendak melanjutkan langkahku, dan disaat itulah aku merasa mendengar seseorang berkata "berbaliklah sekarang." 
Tanpa sadar aku memperlambat langkahku. 
Lalu membalikkan badan. 
Di antara kerumunan yang ada, aku langsung melihatnya. 
Dan dia juga, melihat langsung ke arahku. 
Ya, ada seorang gadis yang sedang berdiri di sana. 
Rambut hitam tergerai di bahunya. 
Dia mengenakan yukata berwarna biru gelap dengan pola kembang api. 
Dengan kulitnya yang pucat. 
Serta hiasan bunga krisan merah di rambutnya. 
Kemudian, mata kami bertemu. 
Sejenak, waktu seakan-akan terhenti. 
Secara naluri, aku tahu. 
Dia memiliki kenangan yang sama denganku. 
Kebisingan festival mulai terdengar menjauh. 
Hanya sosok dirinya yang menjadi pusat perhatianku. 
Aku harus mengejarnya, pikirku. 
Aku harus berbicara dengannya, pikirku.
Kuputuskan untuk menuju ke arahnya. 
Dia pula memutuskan untuk menuju ke arahku. 
Tapi keramaian orang-orang tanpa ampun menyeret kami menjauh, dan memisahkan kami. 
Dalam sekejap mata, aku kehilangan sosoknya. 




close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama