Cerita
Sampingan Versi Animate
“... Nee, Mahiru.”
“Nn?”
“Aku bisa mengganti acaranya jika kau takut.”
“Siapa juga yang takut .”
Mahiru terlihat lebih pucat dari biasanya, menyangkal
dengan suara acuh tak acuh. Amane mau tak mau berpikir kalau dia cuma berpura-pura,
mengingat bagaimana tubuhnya gemetaran.
Dia takut dengan film horor yang tidak pantas. Amane
hanya menonton TV dengan Mahiru di sebelahnya, hanya mengurus bisnisnya sendiri
... dan kemudian Ia menyadari kalau Mahiru meraih lengan bajunya, caranya
melakukannya tampak seperti onomatopoeia yang lucu.
Terus terang saja, wajahya benar-benar terlihat
pucat. Setiap kali dia mendengar teriakan, tubuhnya bergetar, matanya
sedikit lembab. Amane akan teralihkan dari film kapan pun Ia
memperhatikannya, perhatiannya hanya terfokus padanya.
(Jika
dia takut, kenapa dia tidak bilang dan pulang saja?)
Amane tidak memaksanya untuk menonton, dan jika dia tidak
menyukainya, dia bisa saja kembali. Ia tidak yakin mengapa Mahiru
bersikeras menonton sesuatu yang tidak disukainya.
Sambil merasa penasaran, Amane berniat meraih remote
control di atas meja. Seorang hantu wanita berpakaian putih kebetulan
muncul di layar. Mahiru tersentak, mendekatkan dahinya ke bahu Amane.
Dia tampaknya tidak bermain-main dalam sikap 'ya ampun, aku takut, aku takut'; dia
benar-benar ketakutan, dan Amane tidak bisa begitu saja menyingkirkannya.
“... Sudah kubilang, jika kau takut, jangan menontonnya.”
Jantungnya berdegup kencang karena aromanya dari dekat,
tetapi Ia membujuk Mahiru sambil berusaha bersikap tenang. Ia mengambil
remote, mematikan TV, dan Mahiru menatapnya.
Amane tersentak saat Mahiru menatapnya dengan mata
berkaca-kaca.
“... Kamu akan menertawakanku jika aku berlari saat
filmnya dimulai, bukan?”
“Tidak, menurutmu aku ini apa...... bilang saja kau tidak
sanggup menontonnya.”
“... Rasanya memalukan untuk tetap menjadi penakut di
usia segini.”
Tampaknya Mahiru tidak ingin Amane tahu bahwa dia takut
pada hantu.
“Aku tidak pernah memikirkan itu ... hanya saja kau
memiliki sesuatu yang tidak bisa kau tangani dengan baik.”
“Aku juga manusia. Ada banyak hal yang tidak bisa aku
tangani. ”
“…Misalnya?”
“... Tidak mau kuberitahu.”
Dia menoleh, dan Amane menghela napas lega, senang bahwa
dia tidak takut karena betapa teralihkannya. "Sayang sekali." Balas
Amane.
Sementara Mahiru masih membuat keributan, jari-jarinya tidak pernah meninggalkan lengan baju Amane selama puluhan menit. "Kurasa dia masih takut." pikirnya sambil tersenyum masam.
Kalo dikasih ilust dari penulisnya jadi mantap nih :D
BalasHapusMakanya sambil pelukan klu nonton film horor apalagi klu dirumah
BalasHapus