Chapter 67 – Tenshi dan Semester Baru
[Catatan : Chapter ini kelanjutan langsung dari
volume 2]
“Ada banyak kelompok yang kita miliki tahun ini.”
Itsuki tertegun ketika menatap daftar siswa dan kelas, berkomentar
demikian kepada Amane.
Amane menatap daftar nama yang tertera, dan mendapati dirinya di kelas
yang sama dengan Itsuki, Chitose dan Mahiru. Kadowaki juga ada di kelas
mereka. Kelas ini memiliki Ouji dan Tenshi.
“Kita masuk di kelas yang sama dengan Shiina-san!” “Aku sekelas
dengan Ouji!” Amane bisa mendengar suara gaduh yang tampaknya tidak
ditujukan pada siapa pun secara khusus.
Mungkin karena Mahiru dan Amane berada di kelas yang sama, Itsuki jadi
menyeringai.
“Ini akan menjadi kelas yang berisik, ya?”
Amane tidak ingin digoda oleh Itsuki, dan menjawab demikian sebelum
menuju ke ruang kelas. Itsuki mengikuti dibelakangnya dengan senyum masam.
Amane merasa itu hal yang bagus Itsuki berada di kelas yang sama, tapi
Ia yakin Ia akan ditertawakan, jadi Amane tetap bungkam. Itsuki adalah tipe
orang yang besar kepala setelah dipuji, dan Amane memutuskan untuk mengubah
topik pembicaraan dengan mengucapkan beberapa patah kata.
Mereka berdua memasuki ruang kelas, dan menemukan si Tenshi dan si Ouji
sudah dikelilingi banyak orang. Amane hanya bisa mendecakkan lidahnya
melihat pemandangan ini.
Mereka masih populer seperti biasanya, Itsuki juga terkekeh di sebelahnya. Kadowaki tampaknya
menyadari keduanya memasuki ruang kelas, dan menunjukkan senyum tulus yang
biasa.
“Yo, kurasa aku di kelas yang sama denganmu tahun ini.”
“Kurasa kita di kelas yang sama tahun ini juga, Yuuta. Tiga tahun
berturut-turut jika kita hitung dari SMP. ”
“Serius?”
“Ya. Kami berasal dari SMP yang sama.”
Amane sudah punya firasat kalau mereka agak dekat. Itu menjelaskan
mengapa.
“Mohon kerja samanya tahun ini juga, Fujimiya.”
“Oh.”
Kadowaki selalu bergaul dengan siapa saja, dan bisa tersenyum pada Amane,
meski mereka tidak lebih dari kenalan. Apa
ini rahasia untuk menjadi populer
... pikir Amane.
Merasa tak bisa berkata-kata dan kagum, Amane hanya bisa menjawab lemah
kepada Kadowaki, yang tetap tidak terganggu meski ada banyak orang di
sekitarnya, dan duduk di kursi yang ditugaskan padanya.
Amane tidak melihat ke arah Mahiru.
Lagipula, Ia tidak ingin terlihat bersalah. Mahiru dikelilingi oleh
banyak murid lelaki dan perempuan, dan tidak punya waktu untuk berurusan
dengannya.
Tentunya Mahiru tidak pernah memperhatikan Amane, dan Amane tidak perlu
melakukan banyak hal.
“Pagi ~! Kita berada di kelas yang sama ~! ”
Amane sedang memeriksa apa Ia melewatkan sesuatu dalam dokumen yang
diserahkannya, dan Chitose, yang berangkat telat, muncul.
Ia merasakan perutnya meringis, karena Chitose dan Itsuki berada di
kelas yang sama, dan hari-hari ke depannya pasti akan ramai.
“Pagi. Kau tidak berangkat bersama Itsuki hari ini?”
“Nn, aku ketiduran ~. Yah ~ Aku lupa tentang semester baru ini,
jadi ibu membangunkanku ~. Di mana Ikkun?”
“Di mesin penjual minuman otomatis.”
“Oke ~ aku akan memintanya untuk membeli teh susu. Ah, Mahirun
Mahirun! Kita masuk di kelas yang sama, tolong jaga aku! ”
Chitose yang benar-benar tak kenal takut melambai pada Mahiru, dan menyerangnya
yang berada di tengah kerumunan.
Julukan Mahirun membuat semua orang terpana, tetapi Mahiru sendiri secara
alami menerimanya, memberi senyum ala malaikat dalam membalasnya. Setelah
semua orang menyadari bahwa Chitose diizinkan memanggilnya seperti itu, mereka
memasang ekspresi iri.
“Ayo cepat dan cari crepes saat kita pulang hari ini! Kios di
stasiun ada yang bagus! ”
“Jika kamu tidak keberatan, izinkan aku untuk bergabung denganmu.”
Mungkin itu hanya Amane yang terlalu memikirkannya, tapi Ia merasakan
kalau Mahiru meliriknya. Ia merasa tidak perlu bagi Mahiru untuk meminta
izinnya terus, dia harus pergi jika dia mau. Bagaimanapun juga, Amane
tidak punya hak atau tidah punya niat untuk menghentikannya; Amane
berharap Mahiru bisa mengikuti apa yang diinginkannya.
Amane bisa mampir di restoran cepat saji atau minimarket untuk makan
siang.
Ia juga lega melihat Mahiru berinteraksi dengan teman-temannya yang baik.
Ia merasa Chitose benar-benar sangat membantu, dan berharap Chitose akan
membawa Mahiru, karena Mahiru tidak pernah bersenang-senang dengan orang
lain. Amane ingin Mahiru menikmati dirinya sendiri, pergi mengunjungi
tempat-tempat tanpa aus.
Mungkin Mahiru yang paling diuntungkan dari menjadi teman sekelas
Chitose.
Meski agak kewalahan oleh sikap riang Chitose, Mahiru tampak bersenang-senang saat dia tersenyum, dan Amane juga menunjukkan senyum kecil.
Jadi yang versi LN nya tetap di-update nggak min??
BalasHapusKalau ada sumbernya, mungkin dilanjut.
HapusTapi mimin ragu volume 3 bakal cepet rilis, karena yang melisensi Yen Press yg terkenal dengan lamanya buat rilis.
Palingan tunggu waktu 1-2 tahun buat nunggu rilisan resmi volume 3 nya
Wah dah keburu lupa sama ceritanya dong...
Hapussankyuuu min
BalasHapusThanks min,g sabar juga nunggu vol 3nya
BalasHapusAkhirnya bisa baca lagi nih nopel~
BalasHapusmantap!
BalasHapusJd lebih pendek. Hmmm apanya yg pendek?
BalasHapusKok WB gada di kasih ilustrasi kaya LN gitu y ?
BalasHapusVersi wn sama ln nya banyak perbedaan g?
BalasHapusYap dan kadang itu juga yang membuat WNnya hiatus
BalasHapusKagak terlalu menurut gw
BalasHapusSialan
BalasHapusNggak aneh tuh
BalasHapus