Otonari no Tenshi-sama Chapter 99 Bahasa Indonesia

Chapter 99 – Hasil Ujian

 

“Naa Amane, bukannya kau melakukan ini terlalu berlebihan?”

Itsuki tampak sedikit tercengang ketika menatap peringkat hasil ujian yang ditempelkan di papan pengumuman.

Setelah kelompok belajar berakhir, Amane terus belajar sendiri, dan akhirnya mengikuti ujian. Tujuan awalnya ialah untuk memiliki alasan untuk bisa bangga pada dirinya sendiri ... tapi yang lebih penting, Ia ingin menghilangkan senyum memikat Mahiru dari pikirannya, dan berkonsentrasi.

“... Aku akan membuatmu menjadi cowok tak berguna, jadi bersiap-siaplah, oke?”

Amane memiliki rasa gatal tak tertahankan di hatinya ketika mengingat gumaman memikat itu.

Amane berusaha berkonsentrasi pada belajarnya, dan merenungkan kata-kata dan wajah Mahiru sambil berusaha untuk tidak terganggu. Ia justru berakhir mendapat urutan ke-6 kali ini.

“Tidak, aku tidak mengira bisa melakukan ini dengan baik.”

“Kau sudah bekerja keras. Punya rasa kepercayaan diri sekarang? ”

“…Yah kurang lebih. Tapi aku juga harus mempertahankan nilai ini. ”

“Harapanmu terlalu tinggi ...”

Amane berhasil mendapat nilai dengan baik, tapi Ia tidak ingin Mahiru melihat nilainya turun karena kecerobohan. Peringkat tinggi kali ini tidak ada gunanya jika Ia tidak bisa mempertahankannya.

Ia tidak bisa puas hanya dengan ini, karena mereka harus mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nanti. Amane tidak bisa kuliah dengan mental kalau Ia bisa meninggalkan semuanya pada menit-menit terakhir. Ia berharap untuk terus berusaha belajar, bahkan jika itu demi masa depannya.

Sekedar pengingat, Mahiru tampil seperti biasa dan meraih peringkat pertama yang tak terbantahkan. Itu karena berkat kerja kerasnya sehari-hari, dan tidak mudah dirangkum dengan kata 'biasa'.

“Kamu mendapat peringkat ke-6 kali ini, Fujimiya-san.”

Mahiru memperhatikan nama Amane di papan pengumuman saat dia berdiri di belakangnya, dan tersenyum dengan indah.

Amane tersenyum di hadapan Mahiru mode tenshi, dan tidak goyah.

Ia bisa merasakan tatapan nyelekit di sekitarnya, dan tidak berminat untuk malu dengan kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu.

“Yah begitulah. Hasilnya cukup bagus.”

“Fufu. Lagipula kamu sudah berusaha keras, Fujimiya-san. Kamu bahkan belajar saat istirahat. ”

“…Ya.”

“Karena kamu sudah berusaha sangat keras, kamu mungkin perlu memberi dirimu beberapa hadiah, Fujimiya-san.”

“Y-ya.”

Hati Amane merasakan geli yang tak tertahankan begitu Ia memikirkan kata hadiah.

Ngomong-ngomong, Mahiru sudah berjanji padanya kalau Ia akan memberinya pangkuan bantal jika Amane berhasil masuk ke peringkat sepuluh besar, dan Mahiru akan membersihkan telinganya. Namun Amane menyucikan berbagai hal yang mengganggu pikirannya, dan sudah lama melupakan janji tersebut.

Tentu, Amane bisa memilih untuk menolaknya ... tapi apa Ia bisa menolak kebahagiaan yang diberikan dari gadis yang disukainya?

“... Selamat atas peringkat pertamamu juga, Shiina. Kau juga perlu memberi dirimu hadiah, kan? ”

“Ya, tapi itu akan terlalu buruk jika aku terlalu memanjakan diriku.”

“Kau sangat disiplin pada dirimu, Shiina. Tidak ada salahnya untuk sedikit bersantai dan melepaskan penat. Yah, seharusnya aku tidak perlu mengatakan itu.”

Sekarang dia mengungkit itu, Amane menyadari kalau Ia sendiri mendapatkan  hadiah, tetapi Mahiru tidak. Ia harus memberinya sesuatu pada Mahiru.

Meski begitu, Ia tidak tahu harus memberi apa. Ia harus bertanya pada Mahiru begitu Ia kembali ke rumah.

“Bagaimana kalau kau membeli sesuatu untuk membujuknya?” Itsuki berbisik kepada Amane begitu Ia melihat senyum Malaikat Mahiru.

Amane berencana begitu tanpa harus diberitahu. Ia diam-diam bersumpah pada dirinya sendiri bahwa begitu sampai di rumah, Amane akan langsung bertanya padanya.

 

*****

“Hm, hadiah untukku?”

Amane pulang ke rumah dan melihat Mahiru memakai celemeknya, sedang menyiapkan makan malam. Ia memanggil dan bertanya padanya. Mahiru berbalik, tampak kaget.

Amane memikirkan hadiah setelah makan malam, senyum iblis beberapa hari yang lalu, dan anehnya Ia tidak bisa tenang. Tampaknya Mahiru tidak memperhatikan ini. Dari ekspresinya, tampaknya perkataan Amane membuatnya terkejut.

“Aku tidak punya apa-apa yang kuinginkan.”

“Misalnya, sesuatu yang kau ingin aku lakukan ...?”

“Darimu, Amane-kun? Hmm, kurasa sesuatu seperti, tolong gunakan alat pengiris pada mentimun di sana.”

“Bukan yang itu ... yah, bukan berarti kau harus mengatakannya.”

Mahiru tidak memiliki keinginan, atau mungkin, Amane merasa kalau Mahiru tidak pernah menganggap kata-katanya serius. Meski begitu, Ia dengan mudah terbujuk karena beberapa tenaga tambahan tidak terlalu bermasalah buatnya.

Amane tak keberatan jika Mahiru tidak menginginkan hadiah. Tapi bila Mahiru benar-benar memiliki sesuatu yang dia ingin Amane lakukan, Ia berniat melakukannya selama itu masih dalam kemampuannya.

Tampaknya Mahiru hanya ingin mentimun diiris. Amane mencuci tangannya, mengambil alat pengiris, dan mulai memotong. Pastinya Ia cuma membantu sedikit.

“Tolong tambahkan garam dan campur dengan rata.”

“Oke ... kau beneran tidak punya keinginan?”

“Tidak, aku sudah merasa puas dengan situasi sekarang ... Aku benar-benar ingin memenuhi keinginanku yang sebenarnya dengan upayaku sendiri.”

“Keinginanmu yang sebenarnya?”

“Menurutmu apa itu?”

Amane mengangkat kepalanya, dan melihat bibir di wajah Mahiru melengkung dengan penuh pesona.

Pada saat Amane melihat ekspresi itu, ekspresi yang mirip dengan senyum iblis beberapa hari yang lalu. Ia jadi tidak berani melihatnya secara langsung, dan melihat ke bawah ke mentimun.

“... Ak-Aku tidak tahu.”

“Benarkah? Baiklah. Status quo saat ini juga baik-baik saja.”

Dia menunjukkan senyum masam menanggapi kata-kata Amane.

Sekali lagi, dia terus memasak, dan memberi kesan kalau dia tidak ingin Amane bertanya lebih jauh. Amane tidak tahu harus berbuat apa, dan hanya bisa terus memotong mentimun.




close

14 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Wih.. langsung up 6 chapter...

    BalasHapus
  2. Mantepp minn cepet bgt updatenya

    BalasHapus
  3. Hmm. Akhir" ini sepertinya aku terlalu bnyk mengkonsumsi manisan

    BalasHapus
  4. Plisslah itu kodenya dah banyak bgt -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. gitu emang kalo orang gk percaya diri + kurang peka

      Hapus
  5. Ditunggu kelanjutannya min..

    BalasHapus
  6. Awal chapter = Malaikat
    Setelah Chapter ke-99 = Iblis :v

    BalasHapus
  7. Nikmat mana lagi yang kau dustakan

    BalasHapus
  8. Oii mahiru dah ngasih kode2 tuh,, cepet tangkep kodenya amane!!

    BalasHapus
  9. Lagi LDR trus baca ni novel. Rasanya anjimm banget

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama