Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 93

#Sudut Pandang si Senpai#   

Masih ada pelajaran untuk Senin depan.

Karena terakhir kali kami ada pelajaran adalah satu minggu yang lalu, maka Senin depan akan menjadi pertama kalinya aku pergi ke sekolah bersama Kouhai-chan lagi. Wow.

Sudah lama sejak aku naik kereta yang sama dengan Kouhai-chan. Rasanya ada yang salah, dan membuatku jadi tidak nyaman. Yah, kita masih bertemu, tapi hanya itu.

Hari ini, kecuali untuk pelajaran olahraga, kami akan mendapatkan kembali jawaban ujian kami. Aku hanya melihat nilaiku, memeriksa apakah ada kesalahan penilaian, dan mempertimbangkan apa yang tidak aku ingat dan bagaimana aku bisa menyelesaikannya.

Senpai~

Sambil memikirkan itu, Kouhai-chan juga datang hari ini.

Hari ini juga terasa dingin. Sebuah syal melilit lehernya dengan erat.

Selamat pagi ~ ♪

“Pagi.”

Sudah lama, ya.

Sepertinya Kouhai-chan sedang dalam suasana hati yang baik untuk beberapa alasan.

Kita baru saja bertemu kemarin, ‘kan?

Dia menggelengkan jari telunjuknya. Lucunya.

Ini tentang berangkat ke sekolah bersama Senpai.

Jadi dia memiliki pemikiran yang sama denganku, ya.

Ah, benar juga.

Kejamnya~. Apa kamu tidak bisa lebih antusias tentang hal itu, Senpai?”

“Bagaimanapun juga, kita naik kereta yang sama kemarin.”

“Muu…”

Kereta pun tiba ketika kami berbicara tentang hal sepele begitu.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Ketika aku menempatkan diri pada posisi yang biasa, Senpai tiba-tiba menguap.

Setelah ujian selesai, pasti bisa santai, ya.

Aku ingin segera menikmati liburan musim dingin.

Tidak, apa kau tidak mau isi lembar jawabanmu dikembalikan?

Ehh.

Nn?

Jadi, Senpai adalah tipe orang seperti itu, ya.

Aku tidak begitu peduli dengan nilainya? Ini bukan berarti kita gagal juga.”

Kakakku memberitahu kalau hasil setiap tes tidak akan dikembalikan di universitas.

Jika di SMA juga melakukannya, liburan akan lebih lama. Aku bisa bermain lebih lama.

Aku juga tidak peduli dengan nilai, tapi apa kau tidak khawatir kalau kau membuat kesalahan di suatu tempat?

Sebaliknya, aku merasa lebih tertarik pada nilainya.

Aku pikir senpai juga akan peduli dengan nilai. Tak disangka.

Aku bisa memprediksi nilaiku sejak aku menyelesaikan ujian sendiri, dan hanya ada perbedan sekitar dua atau tiga nilai. Tapi masalahnya adalah jika aku akhirnya mendapatkan jawaban yang salah walau aku pikir aku menjawab dengan benar, dan mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang tidak dapat aku pecahkan sebelumnya.”

Hmmm…

Aku bisa paham jika ini hanya untuk pelajaran favoritku, tapi ... Senpai, apa kamu melakukannya untuk semua pelajaran?

Senpai mengalihkan pandangannya sejenak, dan menatapku kembali.

Aku melakukannya untuk semua mata pelajaran. Juga, aku mendapat ide barusan. Boleh aku mengajukan pertanyaan hari ini?”

“Tentu.”

Aku ingin tahu apa yang Ia tanyakan.

Kouhai-chan, apa pelajaran favoritmu?

Kedengarannya seperti pertanyaan yang akan muncul di profil, eh.

Itu adalah pertanyaan yang takkan terdengar aneh jika kami menanyakannya dalam sepuluh hari pertama setelah kami mulai berbicara.

Sepertinya aku lupa sampai sekarang.

Aku belum menanyakan itu, ‘kan?

Aku tidak ingat memberitahumu.

Kami berbicara tentang acara olahraga, tapi bukan dalam lingkup yang lebih besar dari itu.

Lalu, apa yang kau suka?

Hmm, rasanya tidak akan menarik jika aku langsung menjawabnya, jadi tolong coba tebak, Senpai.

“Eh?”

Fufu. Ini mungkin akan menjadi menarik.

Seperti yang sudah aku bilang, coba tebak. Kamu sudah sering berbicara denganku selama satu semester, jadi Senpai harusnya dapat memprediksinya, ‘kan?”

Haa ... Pertama-tama, mata pelajaran apa yang ada di kelas 1?

Tidak perlu mata pelajaran yang ada di sekolah, tahu? Senpai bisa menebaknya dari apa yang aku sukai sampai sekarang.”

“Seni?”

Tidak masuk ke ujian, jadi tidak dihitung.

Bukannya itu terlalu gampang dijawab jika itu hanya karena aku berada di klub seni? Yah, bukan berarti aku membencinya. Sebenarnya, aku pikir ini menarik.

 

#Sudut Pandang si Senpai#   

Hmm ...

Ketika aku mengajukan pertanyaan kepadanya, dia menantangku untuk menebak jawabannya. Bagaimana mungkin aku bisa tahu.

Aku menjawab dengan 'Seni', tapi dia menjawab dengan 'Tidak dihitung'. Bermain aman sepertinya percuma.

Hmmm.

Hobinya adalah mengamati manusia, tapi dia tidak banyak membaca buku.

Dia bisa bergaul dengan siapa saja termasuk aku, sering tertawa, selalu menggodaku, dan juga sedikit kejam. Menebak pelajaran favoritnya, ya. Betul…

Jika aku harus memilih pilihan yang paling masuk akal, itu mungkin bahasa Jepang, karena orang-orang bisa menyukai bahasa Jepang bahkan jika mereka tidak benar-benar membaca buku ... Tapi seseorang bisa mendapatkan skor tinggi dalam subjek itu bahkan tanpa banyak belajar, jadi dari sudut pandangnya lihat, itu lebih seperti dia "jago" dalam pelajaran itu.

Di sisi lain, dia tidak menyukai pelajaran yang membutuhkan hafalan berulang kali. Tapi Sejarah berbicara tentang kisah manusia yang melibatkan manusia, jadi dia mungkin pandai dalam hal itu.

Senpai?

Aku menyadari bahwa pandai sesuatu dan menyukai sesuatu mungkin sebenarnya sama.

Aku pada dasarnya mendapat nilai tinggi untuk hampir semua mata pelajaran, jadi aku tidak memiliki konsep "jago" dalam hal tertentu dalam diriku. Yah, aku hanya perlu menggunakan sedikit usaha pada pelajaran favoritku, jadi mungkin itulah yang aku kuasai.

Tapi untuk Kouhai-chan, keduanya pasti dipisahkan dengan jelas.

Hmm.

Se-n-pa-i?

Ketika Kouhai-chan menepuk pundakku, wajahnya sekitar 10cm di depanku. Dia terlalu dekat.

Kamu terlalu banyak memikirkannya, tahu? Kenapa kamu malah melamun di depan kouhai yang imut begini?”

“Ya ya. Imut, sangat imut.”

Aku tidak berbicara tentang itu.

Baiklah, ayo kita coba pada pilihan pertamaku.

Apa Bahasa Jepang?

Aku tidak suka menghafal kanji atau idiom-idiom itu, tapi aku suka membaca pemahaman. Bingo!”

Dia menambahkan.

Ngomong-ngomong, ini juga pertanyaan hari ini untuk senpai ...

Yah, aku yakin dia sudah tahu jawabannya, jadi ayo kita katakan saja.

Apa pelajaran favorit Senpai?

Sudah diputuskan.

“Bahasa Jepang.”

“Oke.”

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Tapi tak disangka, Senpai benar-benar tahu apa pelajaran favoritku.

Ketika aku mengatakan itu saat turun dari kereta, Senpai bertindak sedikit bangga dan berkata.

Menurutmu, sudah berapa bulan aku melihatmu?

Tapi Ia tidak langsung menjawabku. Yah, tidak apa-apa.

Baru tiga bulan, ‘kan? Dasar Senpai bodoh.”

Meski waktu yang kami habiskan cuma sebentar, kami sudah membicarakan banyak hal.

Saat aku mengatakan itu dengan nada bercanda, Senpai membalas balik dengan sesuatu yang konyol.

Karena aku bilang “melihat”, sudah sembilan bulan, ‘kan? Dasar Kouhai yang jahil.”

Ap ...

Aku berharap dia tidak melihatku membuka dan menutup mulut karena terlalu terkejut.

 

 


Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (93)

Pelajaran favoritnya tampaknya Bahasa Jepang.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama