Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 92

#Sudut Pandang si Senpai#      

Setelah menutup telepon dengan Kouhai-chan.

Keteganganku agak naik, dan aku akhirnya bermain game sepanjang hari. Aku pikir itu karena ujian akhir sudah selesai. Aku tidak begitu tahu.

Aku menghabiskan makan malam dan pergi mandi, ketika aku perhatikan bahwa tanggalnya akan berubah.

Meski sudah lama sekali sejak aku bisa santai begini, aku mungkin sudah terlalu banyak membenamkan diri. Yah, karena besok juga libur, jadi tidak apa-apa. Tidak baik untuk terlalu banyak menghancurkan ritme hidupku, jadi aku akan tidur sekarang.

Ketika aku bersiap-siap untuk tidur, waktunya sudah tengah malam. Aku menyelinap ke dalam selimut, dan merasakan tubuhku menghangat bahkan jika kakiku masih kedinginan, sampai telepon di sisi kasurku berdering.

Nada deringnya sedikit berbeda dari yang selalu aku dengar. Anak itu ... tidak, gadis itu? Kesampingkan hal itu, mengapa dia menelepon malam-malam begini?

“Selamat malam.”

Pada saat aku menjawab panggilan dan meletakkan layar ke telingaku, aku langsung mengatakan itu segera.

Senpai, selamat malam ... eh, itu kejam !!

Tidak, aku sudah mau tidur. Jadi, selamat malam.”

Bahkan, aku merasa sedikit mengantuk. Ngomong-ngomong, mataku buram setelah terlalu banyak bermain game.

Jadi aku mengatakan itu, dan menutup telepon.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Aku menunggu sampai tanggalnya berganti, dan aku menelepon Senpai.

Ia langsung menutup teleponnya. Ahaha ...

Suara panggilan terputus terdengar dari smartphone yang aku pegang.

Aku terpana sejenak.

Ketika aku perhatikan, smartphone-ku bordering lagi. Itu adalah nada dering panggilan LINE. Di layar, tertulis Senpai.

“Aku sangat membencimu.”

Alasan mengapa aku menggumamkan sesuatu yang aneh pasti karena salah Senpai. Aku yakin akan hal itu.

Hmm? Aku tidak bisa mendengar dengan jelas.”

“Bukan apa-apa.”

O-oh…

Sepertinya Ia tidak mendengarnya.

“Lalu ada apa? Kenapa kau meneleponku malam-malam begini?”

Sebelum itu, boleh aku bertanya sesuatu?

Aku harus mengajukan pertanyaan sebelum menggunakan pertanyaan hari ini.

Kenapa kamu tiba-tiba menutup telepon? Meski aku meneleponmu terlebih dahulu.”

Eh? Ah, yah.”

Senpai terdengar sedikit terkejut, dan menjawab dengan ini.

Aku sudah pernah bilang sebelumnya, tapi panggilan telepon akan membebani tagihan telepon, kan?

Jadi itu sebabnya Ia beralih dengan LINE, ya.

Tapi, Senpai.

Um, Senpai, aku menggunakan Kake Houdai, loh.” (TN : Salah satu jenis service dari Docomo, yang mana bisa menelpon gratis)

Eh.

Itu sebabnya, aku tidak keberatan untuk memanggil nomor teleponmu,  tahu?”

Aku tidak pernah tahu itu.

Ya, aku tidak pernah mengatakannya sama sekali.

Jangan minta aku menjadi esper ...

Itu sebabnya, aku bisa menelepon Senpai sesuka hatiku ♪

Kau tidak perlu melakukan itu.

Ehhh…

Tiba-tiba aku menyadari kalau aku sedang mengembungkan pipiku.

Aku akan meneleponmu bila ada waktu luang, jadi tolong jangan meneleponku terlalu banyak.

“Ya ya.”

 

#Sudut Pandang si Senpai#   

Lalu, kenapa kau meneleponku di tengah malam?

Meski aku meneleponnya balik di LINE, itu tidak benar-benar ada artinya.

Tidak, aku tidak punya sesuatu untuk dikatakan.

Lalu mengapa kau meneleponku segala?

Rasanya baru, mendengarkan suara Kouhai-chan sambil menggulung selimutku sebelum tidur.

“Itu bohong. Aku ingin mengatakan sesuatu.”

Hoo.

Uhm. Apa kamu ingin keluar dan bermain besok, Senpai? Ah, maksudnya hari ini.”

Awalnya dia menarikku dengan paksa, tapi setelah kami cukup akrab, dia mengajakku sambil mempertimbangkan perasaanku. Rasanya agak aneh sampai-sampai aku tidak bisa menahan tawa.

Tidak, mungkin karena aku bersikap lebih lembut padanya. Jika dia mengundangku seperti ini tiga bulan lalu, aku yakin akan menolaknya dengan alasan bermain game atau belajar.

“…? Apa yang terjadi, senpai?”

Tidak, bukan apa-apa. Ayo saja. Ke mana kau mau pergi?”

Aku belum memikirkan hal itu.

Oi.

Orang yang mengajak adalah orang yang sudah memikirkan tentang tempat ke mana harus pergi, bukan?

Yah, mungkin dia dengan santai merasa ingin keluar bermain.

Dalam hal ini, aku harus mengandalkan rangsangan acak. Ayo selidiki apa yang terjadi hari ini, 17 Desember.

Tapi kita ingin keluar dan bermain, ya. Hmm ...”

Aku berselancar di dunia maya dan memuat halaman web sementara tidak ada tanggapan dari Kouhai-chan. Ayo lihat.

Yah, sepertinya hari ini adalah Hari Pesawat. Wright bersaudara menerbangkan pesawat untuk pertama kalinya pada tanggal ini.”

Bagaimana dengan itu?

Entah bagaimana, aku merasa suaranya bergetar.

Aku hanya berpikir bahwa itu bisa menjadi ide bagus.

Pesawat udara ... Bandara ... Uhm ...

Ah, senpai. Boleh aku mengajukan pertanyaan hari ini?”

“Apa?”

Senpai, apa kamu pernah naik pesawat sebelumnya?

Sudah lama sejak dia mengajukan pertanyaan yang hanya bisa aku jawab dengan ya atau tidak

Tidak, aku tidak pernah.

Bahkan jika aku harus pergi jauh, hanya sekitar kisaran yang bisa aku jangkau dengan Shinkansen.

Bagaimana dengan Kouhai-chan, apa kau pernah naik pesawat terbang? itu Pertanyaan hari ini .

Kadang-kadang, saat aku pergi menemui Onii-chan.

Omong-omong, dia pernah bilang kalau kakaknya ada di universitas lokal, ‘kan?

Ketika aku mendengar suaranya yang sedikit mengantuk berkata Onii-chan, jantungku berdebar sesaat. Aku menyembunyikan kegelisahanku, dan melanjutkan.

Pesawat terbang, ya ... Bagaimana kalau kita pergi ke bandara?

“Hah? Apa kita bisa mendapatkan tiket pada saat seperti ini?”

Kamu ini ngomong apa sih, Senpai? Aku bisa mendengar nada suaranya menyiratkan itu.

Tidak, aku tahu itu. Jika kita naik pesawat terbang, kita takkan bisa pergi ke sekolah pada hari Senin, kan?”

Ah, itu?

Dan juga, tentu saja aku tidak punya cukup uang untuk membeli tiket.

Yah, itu benar.

“Apa? Apa kau saking ingin pergi dan bepergian denganku?”

Aku tidak menyadarinya, tapi nadaku entah bagaimana nada suaraku menjadi lebih tinggi.

... Bukannya aku tidak mau pergi.

Kouhai-chan juga terdengar malu, jadi aku menang karena aku berhasil membuatnya malu.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Bandara ... Hee, ada tur wisata hanggar tahu.

Setelah berbicara tentang pesawat terbang, Senpai mulai menyelidiki bandara.

Tapi ini populer ... Mari kita periksa dulu.

Tur wisata?

Kita bisa pergi untuk melihat pesawat yang sedang dalam perawatan.

Kedengarannya seperti apa yang akan disukai anak cowok.

Oh? Ha? Ah, uhm…

Senpai bersuara aneh, lalu aku mendengar suara kamera berguling, dengan gambar dikirim ke LINE-ku.

17 Desember, Minggu, 14:30 ~. Hanya ada dua tiket yang tersisa.”

Berarti kita pergi ke sini, ya.

Yup.

Beberapa menit setelah itu aku mendengar suara mengetik.

Oke... Kalau begitu, ayo kita bertemu besok di Bandara Haneda.

Uhm, Senpai.

“Hm?

Ayo makan siang bareng.

 

#Sudut Pandang si Senpai#   

Hari pun berlalu, dan sekarang hari berikutnya.

Setelah kami bertemu dan makan siang, kami pergi ke hangar pemeliharaan bersama. Sepertinya daerah ini adalah tempat mereka memelihara sesuatu.

Sebelum turun ke hanggar, mereka pertama-tama memandu kami ke area pameran. Rasanya seperti museum, dengan seragam untuk pramugari dan model-model pesawat terbang dari model lama dipamerkan.

Bagian tengah di sini tampaknya merupakan bagian pencobaan seragam. Kita bisa mengenakan seragam pramugari dan pilot, seperti cosplay saja, tapi kita bisa memakainya dan mengambil foto kenag-kenangan.

Senpai~

Kouhai-chan berbalik, menahannya dengan Velcro.

“Apa aku imut?”

Itu terlihat seperti seragam sekolah biasa, cuma syal merah saja yang membuatnya terlihat sedikit berbeda. Dia juga mengikat rambutnya dengan cepat, menatapku dengan mata menengadah. Sungguh tidak adil.

“Ya ya. Kau imut, sangat imut.”

Senpai juga keren, kok ~

Aku hanya mengenakan seragam pilot dan mengenakan topi.

Jangan katakan itu dalam jarak dekat, karena aku akan merasa malu.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Kami melihat bagaimana sebuah pesawat terbang, perusahaan, berbagai cerita, dan pameran.

Pada akhirnya, hal yang paling menarik adalah menggoda senpai.

Sepertinya kita akhirnya menuju ke hanggar setelah meninggalkan ruang pameran. Ketika kami mengeluarkan helm kami dan melewati pintu ganda, ada ruang dengan langit-langit yang sangat tinggi. Lantainya terbuat dari beton, dan skalanya berkali-kali lebih besar dari gedung olahraga sekolah.

Luas sekali ... Atau lebih tepatnya, itu besar ...

Mata senpai yang berdiri di sebelahku terlihat berbinar-binar. Lagipula Ia cowok ~

Ada beberapa pesawat di hanggar, yang tersebar, dan mekanik yang sedang bekerja.

Wahh, luar biasa. Ada banyak mesin, ya?”

Melihat bagaimana Senpai puas, aku juga merasa agak puas.

Jadi senpai juga bisa bersemangat tentang hal lain selain buku, ya.

Ketika kami membuka pintu di sisi landasan hanggar, aku bisa melihat pesawat lepas landas dan mendarat di langit matahari terbenam.

Jika anda mau, bagaimana dengan mengambil foto kenang-kenangan pada saat yang sama ketika pesawat lepas landas?

Tepat saat matahari terbenam, jadi pasti akan terlihat cantik, kata pemandu.

Senpai, ayo kita ambil foto?

Kami berdua berdiri di hanggar, mengalihkan pandangan ke arah lensa smartphone yang dipegang oleh pemandu.

Ah, pesawatnya lepas landas! Oke, cheese!”

Rasanya sedikit menarik ketika aku menunjukkan Senpai foto yang kami ambil, Ia lalu berkomentar, Kami berdua tampak seperti bersenang-senang.

 

 


Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (92)

Sepertinya Ia belum pernah naik pesawat sebelumnya.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama