Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Ekstra 1

#Sudut Pandang si Senpai#      

Hari ini adalah hari terakhir di bulan Oktober.

Matahari sudah terbenam di awal musim gugur, dan hari sudah gelap bahkan sebelum pukul 18:00.

Aku pulangー

Ara, selamat datang kembali.

Aku masuk melalui ruang tamu dan menuju ke kamarku untuk saat ini.

Ketika aku menutup pintu, aku menyadari bahwa ibuku menyeringai aneh, tapi aku mengabaikannya.

Fuu ...

Ahh, aku juga lelah hari ini.

Aku melempar tas sekolahku ke posisi yang biasa dan melirik ke tempat tidur sambil melonggarkan seragamku.

Aneh sekali.

Selimutku terlihat sangat rapi.

Aku biasanya bangun telat, jadi aku ganti baju di pagi hari, sarapan, mencuci muka, dan tidak punya waktu untuk merapikan tempat tidur. Ini sangat aneh.

Tapi jika hanya itu, mungkin ibuku yang membereskannya, jadi itu tidak aneh.

Jaminannya adalah ...

Di dalam selimut rapi itu, ada gundukan yang menjulang.

Apa-apaan itu.

... Yah, aku bisa menebaknya.

Lagi pula, apa-apaan ini?

Aku memutuskan untuk mengganti bajuku dulu sembari mengabaikannya.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Terdengar suara pintu depan ditutup.

Ada suara langkah kaki yang terdengar samar.

Terdengar suara pintu ruang tamu tertutup.

Ada suara langkah kaki Senpai.

Ada suara pintu kamar senpai terbuka.

Aku mendengar semua itu di bawah selimut senpai. Apa yang sedang aku lakukan?

Tidak, aku tidak sedang bermain petak umpet.

Hari ini adalaha hari Halloween, dan karena Senpai akan pulang terlambat hari ini, aku pikir tidak apa-apa bagiku untuk datang dan mengunjungi rumahnya, tapi aku tidak punya kegiatan untuk dilakukan.

Oktober akan segera berakhir, dan cuacanya semakin dingin, jadi tanpa aku sadari, aku sudah berada di dalam selimut senpai. Itu dia.

Ngomong-ngomong, apa Senpai menyadariku?

Karena aku benar-benar tersembunyi di futon, rasanya sulit untuk melihat wajahnya.

Menilai dari suaranya ... Apa Ia sedang mengganti bajunya? Tapi rasanya aneh, kenapa Ia tidak mengatakan apa-apa atau bahkan mencurigai sesuatu. Senpai pasti menyadari keberadaanku. Ini adalah pola di mana Ia menyadariku namun mengabaikan aku.

Baiklah kalau begitu.

Setelah aku memastikan bahwa Senpai membuka pintu kamarnya dan pergi, aku mulai bergerak.

 

#Sudut Pandang si Senpai#      

Aku melepas seragamku, menaruhnya ke keranjang cucian, dan kembali ke kamarku.

Namun, rasanya akan membosankan jika aku kembali dengan normal. Aku yakin dia ada di kamarku sekarang.

Aku tidak tahu apa yang dia rencanakan. Tapi karena aku tahu dia merencanakan sesuatu, aku bisa melakukan sesuatu untuk mencegahnya menggodaku.

Iya.

Sebelum dia menjahiliku, aku harus melakukan sesuatu.

Dia mungkin bersembunyi di dalam selimutku, mengawasi gerakanku hanya dengan mengandalkan pendengarannya.

Itu sebabnya aku akan menyelinap dan menangkapnya dari selimut. Jika aku memanjatnya, dia tidak akan bisa berbuat banyak, ‘kan?

Dengan pemikiran seperti itu, aku berjalan diam-diam sejauh mungkin dalam perjalanan menuju kamarku.

Bahkan jika orang tuaku menatapku dengan tatapan aneh, aku dengan lembut menutup pintu di tengah, melewati koridor dengan berjinjit, dan membuka pintu kamarku dengan pelan.

Aku membuat celah yang memungkinkan satu orang melewatinya dan memastikan tidak membuat suara dengan memukul lutut atau sikuku di suatu tempat. Memasuki kamarku dengan cara ini membuatku terasa seperti seorang ninja.

Aku bertanya-tanya mengapa aku harus bersusah payah begini untuk memasuki kamarku sendiri karena suatu alasan ... Aku menahan nafasku dan melihat ke depan, hanya untuk memperhatikan sesuatu yang tidak ada di sana sebelumnya.

Terkejut, kakiku melompat dan menabrak lantai, membuat suara.

Kouhai-chan mungkin mendengar itu. Benjolan putih itu―

Medjed!

Aku sudah mendengar suara itu setiap hari selama lebih dari setahun sekarang. Belum lagi, aku juga mendengarnya pagi ini.

... Daripada itu, apa yang sedang kau lakukan?

Medjed

Bahkan mengatakan itu dengan manis sama sekali tidak mempan.

Aku mengangkat selimut dengan lenganku dan menatap wajahnya yang imut.

“Apa aku imut?”

Ya, ya. Imut, sangat imut.”

Memang benar dia lucu sampai-sampai itu menggangguku.

Ehehe~

Melihat betapa bahagianya dia, aku tidak bisa mengomentari bagaimana dia seharusnya mengatakan jack-o-lantern tadi, karena ini Halloween.

Aku membalikkan selimutku,dan melihat Kouhai-chan yang meringkuk di sana.

 

* Sudut Pandang si Kouhai *    

Mudah, terlalu mudah. Senpai terlalu mudah bagiku.

Awalnya, Ia membuat suara keras, tapi kemudian Ia tiba-tiba menjadi diam. Tentu saja, siapa pun akan mewaspadai hal itu.

Meski begitu, mengambil posisi tepat di depan pintu adalah jawaban yang benar. Aku berencana untuk berdiri di tempat tidur dengan tangan terlipat, tetapi aku merasa senang kejutan ini bekerja dengan sempurna.

Nah sekarang.

Aku merasa malu setelah Senpai memberitahuku bahwa aku imut. Meski senpai mengatakannya dengan ketus, aku masih belum terbiasa. Aku kira itu salahku. Aku juga agak gampangan, bukan?

Sementara masih ditutupi dengan selimut, aku kembali ke tempat tidur Senpai dan membuat persiapan. Sebaliknya, aku akan kembali ke posisi semula.

Kau akan kembali ke sana lagi !?

Aku tidak boleh?

Dalam bayanganku, hantu-hantu di rumah hantu akan kembali ke pos mereka setelah mengejutkan para pengunjung. Mungkin aku sangat mirip dengan mereka?

Bagaimanapun, aku akan kembali ke posisiku sejak Senpai pertama kali datang. Ah, selimutnya terbalik. Baiklah.

Ngomong-ngomong, untuk apa kau datang ke sini?

Karena Halloween.

Itu bukan jawaban.

Aku datang ke sini untuk bermain.

“Haa.”

Nah sekarang.

Jika kamu pikir kejahilanku sudah berakhir, kamu salah besar, Senpai.

Tidak apa-apa bagiku untuk menutupi diriku dengan selimut, ‘kan? Ia tidak akan bisa melihatku seperti ini. Diam-diam aku mengambil apa yang telah aku siapkan untuk aksi jahil berikutnya.

Ngomong-ngomong, Senpai.

“Apa?”

Kamu menyadariku, bukan?

Ugh ...

Senpai melihat ke tanah. Di sana, aku dengan cepat menyelesaikan persiapanku.

Baik. Sekarang aku siap.

Mengapa kamu mengabaikanku?

Aku pikir akan lebih menarik seperti itu.

Yah, kamu seharusnya tidak membiarkan Kouhai-mu berbuat seenaknya terus, ‘kan ~?

Ketika aku melihat keluar dari selimut, aku bisa melihat wajah Senpai yang mengernyit. Ia terlihat penuh dilema.

 

#Sudut Pandang si Senpai#      

Apa ini? Apak aku terpancing di sini?

Dan aku tak percaya bahwa kamu tidak melakukan apa-apa bahkan jika pacarmu datang ke sini, Senpai.

Mungkin bosan tidak bisa melihat reaksiku, Kouhai-chan hanya menjulurkan kepalanya keluar dari selimut.

Pipinya sedikit menggembung. Imutnya.

Tidak, itu ...

“Ya ya. Aku juga suka sisi tulusmu itu, Senpai.”

Aku melompat berdiri sekarang, tapi sekarang aku merasa ingin meluruskan punggungku. Aku mengeluarkan suara aneh.

Melakukan serangan kejutan semacam itu tidak adil ...

Ah, kamu merasa malu. Lucu sekali ~~”

“Kau ini benar-benar…”

Pada akhirnya, aku cuma dipermainkan olehnya seperti biasa.

Yah, kamu bisa melihatku sepanjang waktu. Hari ini, ayo kita lakukan sesuatu yang hanya bisa kita lakukan hari ini. Senpai, Trick or Treat!”

Kau sudah sering menjahiliku sampai sekarang.

“Betul sekali. Lalu sekarang giliran senpai.”

Entah bagaimana, aku merasa dia mendorongku untuk melakukan sesuatu. Aku akan kalah banyak jika aku membalasnya tanpa berpikir.

Namun, aku tidak bisa menahan bagaimana Kouhai-chan berkata sambil tersenyum, "Kumohon?" Sialan. Dia sangat imut.

Lalu ... Trick atau Treat.

Ayo, trick.

Itu jawaban langsung.

Apa? Dia ingin aku menjahilinya? Karena dia tidak punya permen, aku harus menggodanya?

“Hei kau…”

Ya, aku Maharunnya Senpai~.

Apa yang dia ingin aku lakukan? Dia bahkan tidak mau mendengarkan keluhanku.

Aku menghela nafas yang sudah kutelan sampai sekarang dan mendekatinya.

Aku ingin tahu apa yang Senpai akan lakukan sekarang ... ehe.

Begitu aku duduk mengangkang di atas selimut, Maharu menunjukkan kepadaku senyum yang sangat indah. Bukannya dia terlalu imut?

Karena dia ingin aku berbuat kehjahilan, aku mungkin harus melakukan sesuatu seperti ini? Sebaliknya, aku senang ada selimut di sini. Jika kita melakukan lebih dari ini, aku merasa akal sehatku akan segera meledak.

Apa kamu puas dengan ini?

Aku berbisik di telinganya sebagai serangan terakhir. Aroma wangi samponya lebih kuat dari biasanya. Aku merasa seperti mencapai batasku juga.

“Mhmmm.”

Tiba-tiba, Maharu menggerakkan kedua tangannya dari dalam selimut dan melingkari di belakang leherku. Aku penasaran apakah postur ini adalah apa yang orang-orang sebut sebagai pelukan terbalik.

Dengan posisi seperti itu, dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, atau mungkin wajahku yang turun. Pokoknya, wajah kita semakin dekat.

Lalu, bibir kami bersentuhan.

Selain itu, dia menekan bibirku dengan cukup kuat.

Aku terkejut karena hal ini terjadi begitu tiba-tiba, tapi samar-samar, aku juga senang melakukan ini.

Lalu, sesuatu menggulung ke dalam mulutku.

Ah!”

Tangannya yang telah menyentuh pipiku selama beberapa saat meremas bibirku untuk mencegah mulutku terbuka.

Apa ini ... Ini manisan?

Hehe, ini permen.

Aku akhirnya mengerti apa yang baru saja terjadi. Baru saja, Kouhai-chan memindahkan permen ini ke mulutku.

Dengan cara ini, aku juga bisa melakukan trick sekaligus treat. Senpai ♪”

Kouhai-chan mengedipkan mata. Melihat bagaimana Maharu tersenyum lebar, aku merasa dia adalah gadis yang paling lucu di dunia ini.

Kemarahanku telah hilang sepenuhnya.

 

 


Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (410)

Ia memakan permen yang aku suapi dari mulut ke mulut.


close

4 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Parahmen damage nya ga ngotak :D

    BalasHapus
  2. Min, ini latar waktunya setelah pacaran atau sebelum pacaran??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua chapter ekstra, latar waktunya setelah pacaran

      Hapus
    2. Makasih min atas infonya....

      Hapus
Lebih baru Lebih lama