Epilog
“Tetap saja, aku masih tidak
menyangka kita bisa mengatasi situasi hari ini ...”
Malam harinya. Aku menikmati
semangka di teras sebelah ruang tamu, dan Reina-san, yang juga bersantai di sampingku,
mengangguk dan membalas, “Itu benar.”
“Tadi siang adalah keajaiban.”
Ngomong-ngomong, semangka yang
kumakan adalah oleh-oleh yang dibawakan orang tuanya.
Karena sudah memasuki musim
panas, meski ukurannya agak kecil, tetapi masih segar dan lezat.
“Saat ini, kita bisa mengatasi
Aoi dan orang tuamu, tetapi apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Yum
,
aku menggigit semangka.
“Berkat kamu, orang tuaku
tampaknya lebih tenang, jadi kupikir tidak apa-apa untuk membiarkan situasi
saat ini.”
Reina-san berbicara dengan nada
biasanya, mengenakan kaos longgar.
Masalahnya, orang tuanya
menjadi lebih tertarik padaku.
Pertama-tama, tujuan dari hidup
bersama ini adalah entah bagaimana menunda pernikahan dan, jika mungkin,
menemukan seseorang yang baik untuk Reina-san.
Jadi aku mencoba untuk dikenali
hanya sebagai “Hmm, pria yang putus dengan Reina”
Tapi tanpa aku sadari, mereka
sudah memperlakukanku seperti menantu dan mengharapkan cucu dari kami, sehingga
aku merasa sudah menjadi anggota keluarga mereka.
Terus terang saja, ini tidak
bagus.
Semakin orangtuanya
menyukainya, semakin tinggi harapannya dalam pernikahan dan semakin sering
mereka menemuiku.
Itu bukan perkembangan yang
sangat baik untuk seseorang yang cuma berpura-pura.
Oleh karena itu, satu-satunya
cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah Reina-san menemukan orang yang baik
sesegera mungkin, tapi itu tidak mudah ...
Yah, dia memang cantik dan
mudah baginya untuk menemukan seseorang, tapi pacar dan calon suami adalah dua
hal yang berbeda, dan dia ragu orang itu bisa meyakinkan orang tuanya sejak
awal ...
Haah
...
Aku menghela nafas kecil, tapi tidak ada gunanya terus memikirkan hal-hal
seperti itu.
Kami harus mencari cara untuk
menyelesaikan situasi dengan cara yang positif.
“Ngomong-ngomong, orang seperti
apa yang kau suka, Reina-san?”
“Oh, kenapa kamu tiba-tiba
bertanya begitu? Pelecehan seksual?”
“Tidak, tidak. Sebaliknya,
berhentilah menuduhku melakukan pelecehan seksual dalam hal sepele. Aku hanya
penasaran pria seperti apa yang kau inginkan di masa depan. ”
Menanggapi pertanyaanku,
Reina-san berhenti memakan semangka dan mulai berpikir.
“Hmmm ... Seseorang yang
mengerti apa yang ingin aku lakukan dan mendukungku?”
“Begitu ya. Itu impianmu untuk
menjadi guru, bukan?”
“Ya, benar. Jadi aku ingin orang
tersebut mendukungku sebagai guru.”
“Hmhm.”
“Dan aku ingin orang tersebut
berbagi tugas pekerjaan rumah tangga sebanyak mungkin. Sulit untuk menyeimbangkan
pekerjaan dengan semua itu.”
“Begitu ya. Yah, wajar saja
untuk saling memikul tanggung jawab.”
“Ya, aku akan senang jika ada seseorang
yang berpikiran seperti itu. Juga ... ya. Mungkin seseorang yang akrab dengan
orang tuaku? ”
“Ya kamu benar. Misalnya, jika
memiliki anak, akan sangat menyedihkan jika mereka tidak bergaul dengan kakek
nenek mereka. ”
“Ya, aku juga berpikir begitu.
Bagaimanapun, mereka adalah keluarga dan aku ingin mereka membangun hubungan
yang baik. Kamu tidak ingin orang tuamu membenci orang yang kamu cintai, bukan?
”
Ya, aku tidak akan suka itu ...
“Ya, itu benar ... Lalu
bagaimana dengan kepribadiannya?”
“Tentu saja, aku ingin orang
yang lembut. Seseorang yang mencintai anak-anak. Orang yang kasar sama sekali
tidak boleh. Tetapi punya sifat baik saja kurang cukup. Terkadang Ia harus
cukup jantan untuk mengekspresikan pendapatnya. ”
“Be-Begitu rupanya.”
Aku tahu kalau yang bertanya, tapi
jawabannya jauh di luar dugaanku ...
“Apa ada sesuatu yang lain?
Seperti yang tampan?”
“Pria yang tampan cenderung
gampang selingkuh dan menipu, jadi aku tak masalah dengan seseorang yang
terlihat normal.”
“Aku merasa seperti baru saja
mendengar sesuatu yang hebat ...”
“Apa kamu mengatakan sesuatu?”
“Ti-Tidak ...”
Setelah melototiku dengan galak,
dia terus mengatakan lebih banyak kondisi.
“Dan jika mungkin, aku ingin
sesorang yang lebih muda. Karena aku lebih seperti kakak perempuan. ”
“Tentu saja, Sensei sangat pandai
merawat orang lain. ”
“Oh, bahkan jika kamu memujiku,
aku takkan memberimu apa-apa selain acar sayuran, tahu?”
“Ahaha, itu saja sudah cukup. Aku
suka acar sayar buatanmu.”
Ketika aku tertawa, Reina-san merasa
sedikit malu dan berkata, “Begitu ya.”
“Ngomong-ngomong, yang tersisa
hanyalah pemasukan. Tentu saja, yang terbaik adalah seseorang yang bekerja
sebgai karyawan tetap. Dan juga berjuang untuk berbagai bonus.”
“Begitu ya.”
Semua kondisi sudah ada, tapi
memangnya ada seorang pria yang dapat memenuhi semua kondisi Reina-san?
Untuk saat ini, mari kita
simpulkan.
“Jadi, untuk meringkas semua
syarat yang Reina-san tetapkan, harus seorang pria yang mendukung pekerjaanmu
sebagai guru dan berbagi tugas rumah tangga, pria yang lebih muda dan menyukai
anak-anak, harus rukun dengan orang tuamu, bersifat jantan, terlihat normal dan
memiliki pekerjaan tetap.”
“Ya, persis seperti itu.”
Reina-san mengangguk, tapi aku
ragu ada seseorang yang memenuhi semua kondisi itu...
“Kamu barusan berpikir bahwa
aku terlalu menuntut, ‘kan?”
“Eh?!”
Ternyata itu tercermin jelas di
wajahku.
Sial
...
Tapi karena Reina-san adalah orang yang harus mengkhawatirkannya nanti, aku
menyatakan pendapat jujurku.
“Ak-aku minta maaf. Tapi dengan
begitu banyak kondisi, sulit untuk menemukan seseorang yang cocok dengan
Reina-san.”
“Yah, mungkin memang begitu.”
“Ya, bahkan jika kau beruntung,
aku pikir paling tidak tiga atau empat syarat akan terpenuhi. Misalnya saja,
jika aku melamar, tentu saja aku akan mendukungmu dalam hal pekerjaan dan
berbagi tugas rumah tangga. Tak perlu dikatakan, aku lebih muda, aku suka
anak-anak dan aku tampaknya disukai orang tuamu karena alasan tertentu, jadi aku
merasa aku bisa melakukannya dengan baik jika aku mencoba ... ya?”
Bukannya aku terlalu cocok
dengan kriteria yang sudah disebutkan?
Apa itu cuma imajinasiku saja?
“Tapi kalau harus jantan, aku
tidak …”
“Oh, apa menurutmu begitu?”
“Eh?”
Sial, kurasa
aku mengatakannya keras-keras.
Namun, Reina-san sepertinya
tidak keberatan dan tersenyum.
“Ini hanya pendapatku, tapi aku
pikir kamu setidaknya jauh lebih jantan daripada biasanya ketika kamu berbicara
dengan orang tuaku saat siang tadi.”
“Be-Benarkah?”
“Ya Jika tidak, bagaimana kamu
bisa mengatakan sesuatu yang sangat memalukan dengan wajah serius seperti itu?”
“Ugh ...”
Aku sangat malu saat mengingatnya
sehingga tanpa sadar aku menundukkan kepalaku.
Kurasa ini adalah bagaimana
masa lalu yang kelam dibangun ...
“Ya-Yah, aku senang kau
berpikir begitu ... Hal lainnya lagi apa?”
“Punya penampilan normal dan
Karyawan tetap.”
“Oh, benar. Ini, aku ... aku
terlihat normal, ‘kan?”
“Ya, sangat normal.”
Rasanya agak menyedihkan
dibilang punya wajah normal ...
“Karyawan tetap ... kurasa itu
tidak mungkin. Karena aku masih pelajar.”
“Kurasa begitu. Tetapi jika kamu
memikirkannya dengan cara ini, karena kamu saja sudah memenuhi 90% kriteria, aku
pikir itu sangat mungkin. ”
“Ya, memang. Aku berharap ada
seseorang seperti itu di sekitar sini.”
Sebenarnya , aku
melanjutkan.
“Mungkin jika aku bekerja,
semuanya akan beres ...”
“Oh, apa kamu benar-benar ingin
menjadikanku istrimu?”
Setelah aku keceplosan bilang
begitu, aku mengalihkan pandanganku kembali ke Reina-san, yang menatapku
seolah-olah mencoba untuk menguji aku.
“Tidak, tolong jangan
mengejekku ... Pertama-tama, aku tahu kalau aku sudah beda derajat denganmu,
Reina-san …”
Haah
...
aku menghela nafas, tapi ...
“—Oh, aku tidak ingat pernah
mengatakan hal seperti itu.”
“Eh…?”
Ketika dia tiba-tiba mengatakan
itu, aku merasa bingung.
“Apa, Apa maksudnya itu ...?”
“Yah, yang lebih penting, kita
mengadakan ulasan kembali, kan? Hari ini kita berhasil selamat berkat
serangkaian keajaiban, tapi aku tidak berpikir itu akan terjadi lagi. ”
“I-Itu benar.”
Nah,
saat ini, alangkah baiknya jika kau berhenti mengenakan seragam anak SMA.
Berkat itu, Aoi percaya bahwa kau
adalah “Reinald Sakurako”.
Lagian juga, siapa itu Reinald
Sakurako?
Pegulat profesional?
“Ya, aku ingin melanjutkan
hidup ini setenang mungkin. Jadi ayo kita pastikan untuk menggunakan kejadian
hari ini untuk antisipasi waktu berikutnya.”
“Ya Aku akan berusaha untuk
berbuat lebih baik.”
Aku mengangguk dan Reina-san
berkata seolah-olah sebuah ide baru saja terlintas di benaknya.
“Kalau begitu ayo kita
berjanji.”
“Janji?”
“Ya, benar. Kamu pernah bilang
sebelumnya, ingat? Rasanya menyenangkan menikmati kehidupan yang seperti ini.”
“Y-Ya, memang.”
“Jadi, ayo berjanji untuk
bersenang-senang. Misalnya, saat ini kita sedang menikmati semangka, tapi
ketika musim gugur tiba, kita selalu dapat menggunakan anglo untuk memanggang
ikan di halaman. Jadi kita berjanji untuk bersenang-senang bersama dan bekerja
keras untuk mencapainya. Bagaimana menurutmu?”
“Ahaha, kedengarannya bagus.
Jadi kenapa kita tidak pergi ke pantai bersama? ”
“Ya, aku tidak masalah dengan
itu. Kita bisa lebih termotivasi jika kita mengharapkan sesuatu yang
menyenangkan, bukan? ”
“Tentu saja! Aku jadi tidak
sabar ingin melihatmu memakai baju renang!”
Aku mengepalkan tanganku dengan
wajah yang sangat gagah dan Reina-san berbicara dengan memerah di wajahnya.
“La-Lagi-lagi kamu mengatakan
sesuatu seperti itu ...?! Mungkin aku harus menarik kembali apa yang aku
katakan.”
Reina-san, yang membuang
mukanya sambil merajuk, tampak terlalu manis bagiku, tapi aku membalas dengan
senyum pahit.
“Ahaha, maaf. Tapi memang benar
aku menantikannya. Aku harap kita bisa melakukan banyak hal bersama di masa
depan.”
“Ya. Aku juga tidak membenci
kehidupan yang begini. Aku tidak tahu sampai berapa lama kita bisa terus
menjalani hidup bersama seperti ini, tapi aku akan senang jika kita bisa terus
melanjutkannya dengan damai.”
“Itu benar.”
“Ya Jadi kita sudah berjanji. Aku
tahu akan ada banyak kesulitan yang menghadang, tapi ayo bersenang-senang dan
mengatasinya bersama-sama.”
Sambil mengatakan itu,
Reina-san mengulurkan jari kelingkingnya ke arahku.
Sepertinya dia ingin membuat
janji jari kelingking.
Jadi aku menjalin jari kecilku
dengannya dan mengangguk.
“Baiklah. Jadi, ayo pergi ke
pantai sebagai janji pertama kita. Dan tentu saja, tolong pakai bikini.”
“Kamu ini ...”
Astaga
,
Reina-san menghela nafas dan kemudian berbicara dengan ekspresi seperti
biasanya.
“Baiklah. Jika kamu serius
tentang itu, aku punya ide. Aku akan memakai baju renang yang disetujui sekolah.
”
“Ehh?!”
Aku merasa sepertinya kau belum
kapok dengan insiden seragam tadi!
Tapi itu adalah paradoks yang
menarik minatku!
“Tapi, jika kamu mendapatkan
nilai tertinggi di kelasmu pada ujian akhir bahasa Inggris, aku akan mengenakan
bikini yang kamu inginkan.”
“Eh, benarkah ?! Tunggu, nilai
tertinggi di kelasku ?!”
Itu tidak mungkin!
Nilaiku ‘kan di bawah rata-rata!
“It-Itu masuk akal, bukan?
Lagipula, aku juga merasa malu ... Jadi, voila, itu janji. Ayo lakukan yang
terbaik untuk pergi ke pantai bersama. ”
“Ya ...”
Benarkah
...?
Aku kaget, tapi ...
“—Fufu.”
“……!”
Pada saat itu, aku tiba-tiba
mendengar suara tawa bahagia Reina-san dan memutuskan untuk diam, senang bisa
meliha dia tampak bersenang-senang.
Tapi mengincar nilai tertinggi di
kelasku sedikit ...
Vol 2 Udah Rilis Kah Min?
BalasHapusBtW Kok Sepi Amat Komennya
Belum rilis dari jepangnya, masih volume 1.
BalasHapusYah begitulah, pada males kasih komen.
Mending dibuat tanggapan berbentuk emote habis baca min soalnya kalo komen bingung mau komen apa
Hapusare you the person I might know.?
HapusSetelah gue tersiksa oleh Kimi no hanashi dan Three days off happiness, akhirnya bisa senyam-senyum ga jelas lagi hehehe.
BalasHapusBtw makasih min untuk update nya🙏
Gw penasaran dah sama mukanya aoi
BalasHapuswaduh bikin senyum senyum sendiri wkwk
BalasHapusMantap dah!!
BalasHapusLanjutkan min
BalasHapusSemangat min
BalasHapusAh mantap lah btw makasih mimin translete nya
BalasHapusIni masih belum ada kah volume 2 nya?
BalasHapusBelum ada, RAW-nya aja masih belum keluar
Hapuskalo bisa tambahin fitur komen disqus sih , kalo mo komen loginnya jd gampang min
BalasHapusSankyuu buat sarannya. Dan sekarang udah mimin tambahin
BalasHapusRada kasian sama Aoi
BalasHapusMin apa ada lanjutannya capther boku no sensei wa
BalasHapusNice novel.. 😋😋
BalasHapusAhh sial
BalasHapusBoleh boleh nih Novel
BalasHapusOne shot nih ye?
BalasHapus