Otonari no Tenshi-sama Chapter 118 Bahasa Indonesia

Chapter 118

 

“Amane-kun, bagaimana dengan makan siangmu?”

Begitu istirahat makan siang tiba, Mahiru menghampiri kursi Amane sambil membawa dua bento di tasnya.

Amane ingin makan bersama gengnya yang biasa, tapi Ia merasa ragu, khawatir kalau Ia akan menyebabkan banyak masalah bagi mereka.

Sekedar pemberitahu, ketika Amane makan siang bersama Kuju dan Hiiragi, yang Ia ajak bicara baru-baru ini, mereka menolak untuk bergabung dengannya untuk makan siang, karena meski mereka masih jomblo, mereka tidak ingin menjadi obat nyamuk bagi Amane dan Mahiru. Tragisnya, Amane tidak dapat menyangkal ini, karena Ia memang sudah mengacau selama istirahat.

“Hm. Kita akan makan bersama Itsuki dan yang lainnya jika mereka tidak keberatan. ”

“Kau pikir kami takkan bergabung denganmu?”

Itsuki, Chitose dan Kadowaki mendekati Amane dan Mahiru dengan dompet di tangan, memberikan senyum masam.

“Jangan membuat kita terlihat seperti orang asing. Santai saja sepeti biasa. ”

“Itsuki ...”

“Sejujurnya, kupikir lebih baik kalau ada kita di sini. Setidaknya, kalian berdua akan terlalu mematikan tanpa adanya rem. ”

“... Aku merasa sangat bertentangan.”

Amane bisa memahami penjelasan Itsuki, mengingat betapa cerobohnya perbuatannya kepada Mahiru pada hari ini, tetapi pembalikan peran benar-benar membuatnya merasa bertentangan.

Tentu saja, Amane takkan melakukan kecerobohan sama yang Ia lakukan di pagi hari, tapi masih ada kemungkinan bahwa dia atau Mahiru dapat mengacaukannya. Kekhawatiran Itsuki sangatlah wajar. 

“Pokoknya, kita akan sama seperti sebelumnya.” (Itsuki)

“Aku harap Mahirun akan terus menyerang dan meningkatkan segalanya ~” (Chitose)

“Orang-orang yang melihat mereka akan merasa terganggu. Lihat, kalian berdua sangat mesra sekali... pikirkanlah tentang itu. ” (Kadowaki)

“Bahkan kau juga sama, Kadowaki ...?” (Amane)

“Wajahku semakin panas hanya dengan melihat kalian berdua. Yah, yang terpenting kalian berdua bisa senang. ” (Kadowaki)

Amane tidak bisa membantahnya karena senyum Kadowaki benar-benar murah hati. “Yah, pastikan untuk berjaga-jaga, kalau tidak orang lain akan terluka.” Kadowaki menyindir.

Itu sudah jelas, mengingat reaksi Kuju dan Hiiragi, jadi Amane mengangguk dengan serius.

“... Kita makan di kantin, ‘kan? Aku tidak punya bento. Jadi, harus beli dari sana dulu.” (Kadowaki)

“Baiklah.” (Amane)

“Ayo pergi ~ apa paket spesial untuk hari ini?” (Itsuki)

“Kalau tidak salah ayam goreng.” (Kadowaki)

“Oh bagus. Kulit ayam gorengnya ada yang dilapisi tipis. Kedengarannya bakal enak.” (Itsuki)

Itsuki menyeringai ketika melambaikan dompetnya dan pergi. Merasa berterima kasih padanya, Amane lalu mengikutinya.

 

*****

“... Amane-kun, ini bento-mu.”

Mereka menempati meja untuk lima orang di kantin sekolah, dan begitu yang lainnya kembali sembari membawa makanan masing-masing, Mahiru mengeluarkan bento dari tasnya, dan menyerahkannya pada Amane.

Setelah itu, Mahiru mengeluarkan kotak bento-nya sendiri. Bagian Amane sedikit lebih besar daripada miliknya, dan sementara Amane bukan pemakan besar, selera anak cowok akan jauh lebih banyak ketimbang cewek, dan Amane bisa memuaskan nafsu makannya.

“Oh terima kasih.”

“Bento Mahirun memang luar biasa ~”

“Aku takkan memberimu.”

“Dasar pelit ~”

Chitose menggembungkan pipinya dengan imut, “Bagaimana kalau kita saling tukar lauknya?” begitu Mahiru menyarankan itu, pipi yang menggembung itu dengan cepat mereda.

Meski Chitose bertingkah tidak dewasa, dia menunjukkan senyum riang, dan tindakannya sesuai dengan ekspresinya. Itsuki merasa lega melihat itu.

Amane memperhatikan kedua gadis itu berbicara ketika Ia membuka tutup bentonya.

Isinya berasal dari sisa-sisa ayam tomat yang direbus, bayam, jagung rebus denngan kecap, brokoli rebus, tomat mini, sosis yang berbentuk gurita, dan dadar gulung yang disukai Amane.

Ada banyak hidangan utama, mungkin karena selera makan Amane dipertimbangkan.

Amane bisa memakan apa saja, dan meski Ia suka sayuran, kehadiran daging membuat nafsu makannya bertambah. Ditambah dengan dadar gulung yang disukainya, Ia bisa merasakan dirinya mendapatkan kekuatan.

“Apa kamu baik-baik saja dengan lebih banyak dadar gulung di sana, Amane-kun?”

“Kurasa aku bisa bekerja keras sepanjang sore hanya dengan ini saja.”

“Kamu terlalu berlebihan.”

‘Tidak, aku serius.” 

Amane sangat menyukai hidangan telur, dan kreasi dadar gulung ini akan memberinya tenaga. Jumlahnya benar-benar sesuai keinginannya.

Itadakimasu, Ia cepat berdoa, mengucapkan terima kasih atas makanan dan Mahiru, dan segera meraih sumpitnya pada dadar gulung.

Lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Ia mengunyahnya, dan rasa kaldunya keluar, rasanya menyatu dengan sedikit manis yang membuatnya tersenyum.

Dadar gulungnya begitu lezat, Ia merasa sangat menyesal untuk segera menelannya. Ia mengunyahnya perlahan, berusaha untuk menikmatinya.

Amane harus mengunyah perlahan, tapi alasan yang lebih besar adalah dia ingin lebih menikmatinya.

Masih sama seperti biasanya, Amane terus memakan bento, dan menunjukkan dengan jelas kegembiraan di wajahnya. Kadowaki terheran-heran ketika memandang Amane.

“... Kau benar-benar menikmati makanan, Fujimiya.”

“Karena ini sangat enak.”

“Aku tahu itu. Tapi Shiina-san pasti merasa bangga pada dirinya sendiri ketika kau memakannya dengan puas.”  

Kadowaki memanggil Mahiru, yang tersenyum ketika dia menyaksikan Amane. “Ya, aku sangat berterima kasih. Amane-kun selalu mengatakan kalau masakanku enak. ” Dia tersipu dan tersenyum.

“Upaya ini benar-benar membuahkan hasil.” (Mahiru)

“Yah, aku sudah sering makan masakanmu, dan ini sangat lezat.” (Amane)

“Aku sudah memahami apa yang kamu suka, dan akan terus bekerja keras.” (Mahiru)

“Pertahankan saja di level ini.” (Amane)

“Tapi aku masih ingin memastikan bahwa aku memenuhi kesukaanmu sepenuhnya.” (Mahiru)

“Aku baik-baik saja dengan apa yang kau buat, Mahiru. Masakanmu selalu lezat.” (Amane)

Amane tidak menunjukkan niat untuk meninggalkan Mahiru, dan sementara Ia ingin dia mencocokkan pilihannya, Amane ingin tahu lebih banyak tentang Mahiru.

Amane tidak ingin dia menyamai kesukaannya sepenuhnya, tetapi mereka berdua akan mencapai titik temu. Amane telah memikirkan untuk mencocokkan pilihannya.

Amane mengangguk bahagia saat memakan sosis gurita dengan wajah lucu yang terbuat dari biji wijen. Pundak Mahiru layu saat dia menunjukkan senyum mencolok.

Amane hanya bisa melihat sekelilingnya begitu melihat wajah Mahiru memerah dan melihat ekspresi Itsuki yang tercengang.

“... Bro, apa yang bisa kita lakukan saat kita tidak bisa menghentikan kalian berdua saling menggombal satu sama lain.” (Itsuki)

“... Kami tidak saling menggombal.” (Amane)

“Begitulah katanya, Chii.” (Itsuki)

“Eh ~ maksudmu itu bukan main mata, hanya permulaan saja?” (Chitose)

“Katakan, kalian berdua?” (Amane)

“Aku tidak berpikir ini disebut menggombal ketika masih sedikit terkontrol ketimbang kejenakaanmu di kelas, tapi mana mungkin orang lain bisa mengganggu kalian berdua” (Itsuki)

Setelah mendengar itu, Amane memalingkan muka dari meja mereka, dan melihat ke meja-meja yang ada di sekitarnya, dan menemukan teman-teman sebaya mereka sampai para senior memandangi mereka.

Walau ada niat membunuh di dalam tatapan mereka, mereka buru-buru memalingkan muka ketika Mahiru menatap balik mereka. Mereka benar-benar gampang sekali dimengerti.

Amane tidak tahu apakah Ia harus merasa malu karena para siswa di sekitarnya bisa mendengar obrolan mereka, atau merasa senang karena Ia mampu menangkis yang lain.

Ia menunjukkan senyum sinis, dan “Aku pikir kau sengaja melakukannya ...” gumam Kadowaki.

“... Serius, kalian berdua memang sangat dekat, tapi berhati-hatilah untuk tidak terlena dengan dunia kalian sendiri, oke?”

Nah, kali ini berhasil, Ia melanjutkan dengan sedikit kalut, dan Amane mengerutkan bibirnya.




close

21 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Terusin aja udah~ ampe mampus -,-

    BalasHapus
  2. Intinya mereka berdua kampret gk tau waktu dan tempat

    BalasHapus
  3. Buat dunia sendiri aja kalian

    BalasHapus
  4. Pas pacaran mesranya malah ga mandang waktu dan tempat,ga kenal yg namanya menahan diri :v

    BalasHapus
  5. Ibarat kata kalo udah jatuh cinta , tai kucing rasa alpukat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya jangan itu juga perumpamaan nya 😂

      Hapus
  6. Dunia serasa jadi milik berdua 😆

    BalasHapus
  7. Hmmm malah jadi kaya mac bapac nya🗿

    BalasHapus
  8. https://t.co/MX8JRqDE1C?c77T9zB4Bt

    BalasHapus
  9. Apa itu menahan diri gas aelah

    BalasHapus
  10. Karena mereka udah pacara apakah novelnya akan segera berakhir?

    BalasHapus
  11. Blom sih kayanya, blom ada konflik panas juga . Sayang sayang kalo langsung end, paling juga end pas mereka nikah

    BalasHapus
  12. Nah bagus tuh kalo nunggu nikah

    BalasHapus
  13. Kalo udh bucin suka lupa ama waktu dan tempat

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama