Tomodachi no Imouto Vol.5 Ringkasan Bahasa Indonesia

 

Ringkasan

 

Aku tidak membutuhkan ikatan yang dalam. Aku tidak punya hasrat untuk memiliki pacar, dan aku hanya membutuhkan satu teman yang berharga. Tidak boleh ada yang namanya membuang-buang waktu dalam 'masa muda'-ku, semua itu demi bisa mendapati puncak dalam kehidupan yang keras — inilah caraku, Ooboshi Akiteru, menjalani kehidupan sejauh ini, tapi ada seseorang  yang terus-menerus menyerbu kamarku.

Kohinata Iroha. Bukan adik maupun teman masa kecil, apalagi calon pacar, dia hanyalah adik perempuan dari seorang teman. Kouhai ini terus-menerus menggangguku dengan sikapnya yang usil, menggunakan setiap kesempatan untuk menggodaku. Karena aku tidak pernah punya niat untuk memandang dan menyukainya sebagai seorang wanita, ditambah dengan tidak menunjukkan keimutan apapun, aku bisa berinteraksi dengannya sesuka hati.

Itulah yang dulu aku pikirkan.

Namun, selama liburan musim panas, saat kami terlibat dalam Upacara Pernikahan konyol di pegunungan dekat Desa Kageishi, jarak antara diriku dan Iroha menyusut drastis. Dan jika itu belum cukup, kami dari [Aliansi Lantai 5] diundang ke pantai pribadi Kiraboshi Kanaria, editor terkenal dari penulis skenario grup kami Makigai Namako. Dia adalah Senpai-ku yang hebat dalam hal bekerja sebagai produser, dia mengajariku betapa pentingnya menghadapi keinginanku sendiri, serta cara menarik dengan tepat potensi paling baik dari sesama anggota grupku, yang mana hal itu membuatku hadapi perasaanku sendiri secara lebih langsung.

Berkat saran itu, aku tersadar. Saat-saat yang aku habiskan bersama Iroha, tanpa sadar, tanpa inisiatifku sendiri, benar-benar di luar kendaliku, aku mulai merasakan keimutan tertentu di tengah sikapnya yang menjengkelkan itu.

Tentu saja, perasaan yang timbul tidak sama dengan perasaan yang romantis. Sedangkan bagiku, yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hubungan romantis apapun, aku bahkan tidak bisa mengetahui betul perasaan romantis ini. Yang bisa aku katakan ialah, ditambah sisi nyebelinnya dan sisi dirinya sebagai adik perempuan temanku yang selalu saja ngebuat jengkel, aku mulai memandangnya sebagai gadis imut. Sampai pada kesimpulan ini, dalam koeksistensi dengan karmaku, sekarang aku bertanya pada diriku sendiri.

—Apakah aku boleh menjadi satu-satunya yang diberi pengetahuan tentang keimutan yang ada dalam perilaku menyebalkan ini?

Bagiku, yang selalu menghargai pentingnya bakat dan kejeniusan diterima oleh standar sosial apapun situasinya, aku memutuskan untuk mencarikan teman bagi Iroha yang memungkinkannya untuk bertindak normal dan menjengkelkan kapan saja. Iroha yang satu tahun di bawah kami, begitu aku atau siapapun dari [Aliansi Lantai 5] lulus dari sekolah, dia akan kehilangan semua orang yang bisa dia tunjukkan dengan sikap menjengkelkan ini. Namun, aku percaya bahwa kehidupan yang jujur ​​jauh yang lebih menyenangkan, itulah mengapa aku akan bertindak sesuai dengan itu.

… Dan juga, Mashiro bertingkah agak aneh belakangan ini, tapi aku tidak tahu apa yang mengganggunya.

Selingan: Perasaan suram Mashiro

Apakah Iroha-chan adalah pengisi suara dari [Aliansi Lantai 5]?

Malam hari. Mashiro menatap smartphone-nya, jari-jemarinya sudah siap untuk mengetuk tombol 'Kirim' untuk pesan LIME yang dia ketikkan ini. Beberapa menit telah berlalu. Namun, jarinya tidak bergerak sedikit pun. Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian di pantai.

Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil Sumire-sensei, Aki jelas sekali terlalu lelah untuk tetap membuka matanya, Ia jadi tertidur pulas. Dari genggaman tangannya, smartphone-nya terjatuh, dan setelah melihat layar, ombak di dalam hati Mashiro tidak pernah berhenti bergejolak.

Meskipun Aki pernah mengatakan kalau Ia sibuk bekerja demi tujuan [Aliansi Lantai 5], jadi Ia tidak punya waktu memikirkan masalah cinta, Mashiro masih cukup berani untuk mengakui perasaannya, kesalahan fatal, tapi dia masih merasa seperti harus bergerak maju dengan cara tertentu. Itu juga alasan mengapa dia terus berjalan bersama mereka dengan berpura-pura menjadi Makigai Namako, karena hal itu membuatnya menjadi eksistensi yang spesial bagi Aki.

Mashiro terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa, meski Aki terus-menerus dikelilingi oleh gadis-gadis rupawan seperti Iroha-chan atau ketua klub Midori, dia memiliki hubungan khusus, ikatan, dengan Aki. Tapi, ternyata itu salah besar.

Iroha-chan adalah pengisi suara dari [Aliansi Lantai 5]. Dia adalah seiyuu misterius brigade X yang memberikan suara mereka untuk game [The Night the Black Goat Screamed]. Dia adalah satu-satunya variabel yang tak tersentuh di antara Makigai Namako, Murasaki Shikibu-sensei, dan bahkan OZ, yang semuanya tidak tahu tentang fakta ini. Dengan kata lain, dia mungkin saja eksistensi paling istimewa bagi Aki. Jika posisi itu berada di genggaman Iroha-chan selama ini, maka ikatan yang menghubungkan Aki dan penulis Makigai Namako yang kebetulan dia sukai… tidak bisa menang melawan itu.

Dan ditambah lagi, Iroha-chan bukanlah sembarang gadis, tapi sebenarnya adalah teman pertama Mashiro. Dia marah demi Mashiro, yang tidak pernah bisa melindungi dirinya sendiri, tidak pernah menaruh kepercayaan pada siapa pun, dan bahkan menawarkan diri untuk menjadi teman.

… Tapi, apa ini bentuk hukuman untuknya? Hukuman karena mencoba membuat ikatan ke Aki dengan metode tidak adil yang coba dilakukan Mashiro? Andai saja dia menunjukkan keberaniannya sejak awal, menghadapinya dengan suaranya sendiri, wajahnya sendiri. Tetapi, karena Mashiro takut ditolak setelah mengungkapkan identitasnya, dan takut tidak dapat bangkit dari keterpurukan itu, dia memilih jalan keluar yang mudah. Itulah sebabnya Mashiro tidak bisa melihat Iroha-chan sebagai saingan cinta, melainkan sebagai teman.

Di saat yang sama, jika dia mengungkapkan semuanya sejak awal, Iroha-chan mungkin takkan pernah mencoba berteman dengan Mashiro. Bimbang tentang segala hal, dan selalu mengambil jalan keluar yang mudah. Namun pada akhirnya, Mashiro tidak mendapatkan apa-apa.

“Ini sama dengan sebelumnya. Mashiro sama sekali tidak pernah berubah… ”

Mashiro melihat ke kalender. Akhir Agustus sudah dekat. Dengan kata lain, festival musim panas, yang mana merupakan acara yang cukup besar di daerah ini, sudah dekat. Saat Mashiro masih SD, setiap tahun dia akan pergi ke festival musim panas, bersama dengan Aki, dan Onii-chan.

Acara festival ini sudah ada sejak zaman kuno Zaman Edo, pertunjukkan kembang api adalah puncaknya, selalu menjadi daya tarik utama untuk mengumpulkan orang. Tapi, ketika Mashiro memberitahu Aki tentang itu, dia hanya mengeluh tentang itu adalah acara menyebalkan yang dibuat untuk orang dewasa, karena mereka yang masih anak-anak tidak bisa melihat melihat karena ada punggung mereka. Lagipula, tidak menyerah pada hal ini sangat mirip dengan Aki, jadi…

“Jika kita memanjat pohon ini, kita akan dapat melihatnya dengan baik.”

Aki menunjukkan padaku sebuah tempat rahasia khusus yang memungkinkan kami, bahkan anak kecil, menikmati pertunjukkan kembang api sepuasnya. Saat Aki dan Onii-chan berbicara dengan penuh semangat di atas pohon, hanya Mashiro yang berdiri di akar pohon dengan bingung. Bagi Mashiro, yang tidak pandai dalam olahraga dan tidak atletis, memanjat pohon adalah hal yang mustahil. Mana mungkin dia bisa. Itu sebabnya dia tidak ingin menonton kembang api lagi. Dia mulai merajuk, dan bahkan tidak mencoba meraih tangan Aki yang telah Ia ulurkan padanya. Yang bisa dia lakukan hanyalah berjongkok di tempat itu.

Orang yang lemah. Pengecut. Tidak [unya kemauan sama sekali. Dia bekerja sekeras ini untuk meninggalkan rumahnya demi bisa bermain lagi dengan Aki, melawan rasa takutnya pada orang dan kerumunan besar. Karena satu langkah keberanian hilang, dia tidak dapat menikmati apa yang dia inginkan sepenuhnya. Saat itu, dia menyadari betapa tidak efisiennya dia hidup, dan membenci dirinya sendiri karena tidak menyelesaikan semuanya sampai akhir. Tapi, saat itu, Aki — turun dari pohon, dan duduk di samping Mashiro.

Kenapa kamu turun? Ini salah Mashiro karena tidak bisa memanjat, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.” Mashiro berbicara dengan jelas seolah-olah mengusir Aki.

Namun, kata-kata yang diucapkan Aki setelah itu masih melekat di benaknya, hingga hari ini.

“Tidak, aku memilih lokasi tanpa mempertimbangkan kemampuan atletik Kau, jadi akulah yang salah. Tentu saja aku akan menonton kembang api dalam kondisi yang sama seperti Kau.”

Dulu, dan bahkan sampai sekarang, Aki masih tetap menjadi Aki. Dia akan turun ke level mana pun Mashiro berada, dan berdiri di sampingnya. Meski Ia bisa meraih tempat yang begitu tinggi jika Ia meninggalkannya begitu saja. Mashiro selalu mencintai Aki, dan mungkin tidak akan pernah ada hari dimana perasaan tersebut hanya sekedar menjadi masa lalu.

Tidak peduli perasaan apa yang dipendam ​​Iroha-chan, meski identitas Iroha-chan adalah bakat paling penting di dalam [Aliansi Lantai 5], perasaan Mashiro tidak akan berubah. Dia tidak bisa mengubahnya.

“Bahkan jika Mashiro tahu sekarang, memangnya itu akan mengubah segalanya? Bodoh sekali. ”

Dia menghapus pesan yang sudah diketiknya. Tidak perlu lagi melihat ke Iroha-chan. Bukan itu yang penting sekarang. Bahkan jika ini membuat Mashiro dan Iroha-chan bermusuhan, karena mereka memperebutkan orang yang sama ... bahkan jika Mashiro kehilangan laki-laki yang paling dia cintai di seluruh dunia, dan satu-satunya temannya — Tidak, itu tidak benar.

Bahkan jika dia menjadi saingan cinta Mashiro, Iroha-chan takkan pernah membuangnya, tidak pernah membencinya karena ini. Mashiro baru saja mengatakan itu pada dirinya sendiri, menggunakannya sebagai alasan untuk melarikan diri. Karena dia merasa tidak percaya diri. Karena dia tidak berpikir kalau dia benar-benar bisa berdiri di panggung yang sama dengan Iroha-chan, sebagai temannya. Dan hal yang sama berlaku untuk Aki. Mashiro pikir dia tidak layak bersama dengannya. Itulah sebabnya dia merasa cemas pada rahasia yang sangat tidak penting itu.

—Mashiro harus menjadi lebih kuat. Supaya tidak terluka, tidak peduli kenyataan apa yang harus dia hadapi. Sehingga dia bisa menghadapi Iroha-chan secara langsung.

“Hah…?”

Pada saat itu, seolah-olah orang lain telah menebak waktu ini dengan tepat, smartphone Mashiro bergetar. Pengirim pesan tersebut adalah—

“Ayah…?”

Tumben sekali. Karena ayah Mashiro selalu sibuk karena menjabat sebagai presiden perusahaan dari sebuah bisnis yang hebat, dia hampir tidak mengirim pesan apa pun ke Mashiro, meski terkadang dia terlalu terikat padanya. Berpikir kalau ada sesuatu yang ingin Ayahnya sampaikan, Mashiro membuka pesan itu — dan begitu dia membacanya, darahnya membeku.

[Ayah]: Mashiro. Tentang hubungan pacar palsumu dengan Akiteru-kun…sepertinya tidak berjalan dengan lancar, ya?

… Waktunya terlalu kebetulan. Apa yang salah dengannya, Ia sampai membuat takut Mashiro.


<<=Sebelumnya   |   Selanjutnya=>>

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama