Ringkasan
Aku tidak membutuhkan ikatan
yang dalam. Aku tidak punya hasrat untuk memiliki pacar, dan aku hanya
membutuhkan satu teman yang berharga. Tidak boleh ada yang namanya
membuang-buang waktu dalam 'masa muda'-ku,
semua itu demi bisa mendapati puncak dalam kehidupan yang keras — inilah caraku,
Ooboshi Akiteru, menjalani kehidupan sejauh ini, tapi ada seseorang yang terus-menerus menyerbu kamarku.
Kohinata Iroha. Bukan adik
maupun teman masa kecil, apalagi calon pacar, dia hanyalah adik perempuan dari
seorang teman. Kouhai ini terus-menerus menggangguku dengan sikapnya yang usil,
menggunakan setiap kesempatan untuk menggodaku. Karena aku tidak pernah punya
niat untuk memandang dan menyukainya sebagai seorang wanita, ditambah dengan
tidak menunjukkan keimutan apapun, aku bisa berinteraksi dengannya sesuka hati.
Itulah
yang dulu aku pikirkan.
Namun, selama liburan musim
panas, saat kami terlibat dalam Upacara Pernikahan konyol di pegunungan dekat
Desa Kageishi, jarak antara diriku dan Iroha menyusut drastis. Dan jika itu
belum cukup, kami dari [Aliansi Lantai
5] diundang ke pantai pribadi Kiraboshi Kanaria, editor terkenal dari
penulis skenario grup kami Makigai Namako. Dia adalah Senpai-ku yang hebat
dalam hal bekerja sebagai produser, dia mengajariku betapa pentingnya
menghadapi keinginanku sendiri, serta cara menarik dengan tepat potensi paling
baik dari sesama anggota grupku, yang mana hal itu membuatku hadapi perasaanku
sendiri secara lebih langsung.
Berkat saran itu, aku tersadar.
Saat-saat yang aku habiskan bersama Iroha, tanpa sadar, tanpa inisiatifku
sendiri, benar-benar di luar kendaliku, aku mulai merasakan keimutan tertentu di
tengah sikapnya yang menjengkelkan itu.
Tentu saja, perasaan yang
timbul tidak sama dengan perasaan yang romantis. Sedangkan bagiku, yang sama
sekali tidak memiliki pengalaman dalam hubungan romantis apapun, aku bahkan
tidak bisa mengetahui betul perasaan romantis ini. Yang bisa aku katakan ialah,
ditambah sisi nyebelinnya dan sisi dirinya sebagai adik perempuan temanku yang
selalu saja ngebuat jengkel, aku mulai memandangnya sebagai gadis imut. Sampai
pada kesimpulan ini, dalam koeksistensi dengan karmaku, sekarang aku bertanya
pada diriku sendiri.
—Apakah
aku boleh menjadi satu-satunya yang diberi pengetahuan tentang keimutan yang
ada dalam perilaku menyebalkan ini?
Bagiku, yang selalu menghargai
pentingnya bakat dan kejeniusan diterima oleh standar sosial apapun situasinya,
aku memutuskan untuk mencarikan teman bagi Iroha yang memungkinkannya untuk
bertindak normal dan menjengkelkan kapan saja. Iroha yang satu tahun di bawah
kami, begitu aku atau siapapun dari [Aliansi
Lantai 5] lulus dari sekolah, dia akan kehilangan semua orang yang bisa dia
tunjukkan dengan sikap menjengkelkan ini. Namun, aku percaya bahwa kehidupan
yang jujur jauh yang lebih menyenangkan, itulah
mengapa aku akan bertindak sesuai dengan itu.
… Dan juga, Mashiro bertingkah
agak aneh belakangan ini, tapi aku tidak tahu apa yang mengganggunya.
Selingan:
Perasaan suram Mashiro
Apakah
Iroha-chan adalah pengisi suara dari [Aliansi Lantai 5]?
Malam hari. Mashiro menatap
smartphone-nya, jari-jemarinya sudah siap untuk mengetuk tombol 'Kirim' untuk
pesan LIME yang dia ketikkan ini. Beberapa menit telah berlalu. Namun, jarinya
tidak bergerak sedikit pun. Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian di
pantai.
Dalam perjalanan pulang, di
dalam mobil Sumire-sensei, Aki jelas sekali terlalu lelah untuk tetap membuka
matanya, Ia jadi tertidur pulas. Dari genggaman tangannya, smartphone-nya
terjatuh, dan setelah melihat layar, ombak di dalam hati Mashiro tidak pernah
berhenti bergejolak.
Meskipun Aki pernah mengatakan
kalau Ia sibuk bekerja demi tujuan [Aliansi Lantai 5], jadi Ia tidak punya
waktu memikirkan masalah cinta, Mashiro masih cukup berani untuk mengakui
perasaannya, kesalahan fatal, tapi dia masih merasa seperti harus bergerak maju
dengan cara tertentu. Itu juga alasan mengapa dia terus berjalan bersama mereka
dengan berpura-pura menjadi Makigai Namako, karena hal itu membuatnya menjadi
eksistensi yang spesial bagi Aki.
Mashiro terus mengatakan pada
dirinya sendiri bahwa, meski Aki terus-menerus dikelilingi oleh gadis-gadis
rupawan seperti Iroha-chan atau ketua klub Midori, dia memiliki hubungan khusus,
ikatan, dengan Aki. Tapi, ternyata itu salah besar.
Iroha-chan adalah pengisi suara
dari [Aliansi Lantai 5]. Dia adalah seiyuu misterius brigade X yang memberikan
suara mereka untuk game [The Night the
Black Goat Screamed]. Dia adalah satu-satunya variabel yang tak tersentuh
di antara Makigai Namako, Murasaki Shikibu-sensei, dan bahkan OZ, yang semuanya
tidak tahu tentang fakta ini. Dengan kata lain, dia mungkin saja eksistensi
paling istimewa bagi Aki. Jika posisi itu berada di genggaman Iroha-chan selama
ini, maka ikatan yang menghubungkan Aki dan penulis Makigai Namako yang
kebetulan dia sukai… tidak bisa menang melawan itu.
Dan ditambah lagi, Iroha-chan
bukanlah sembarang gadis, tapi sebenarnya adalah teman pertama Mashiro. Dia
marah demi Mashiro, yang tidak pernah bisa melindungi dirinya sendiri, tidak
pernah menaruh kepercayaan pada siapa pun, dan bahkan menawarkan diri untuk
menjadi teman.
… Tapi, apa ini bentuk hukuman
untuknya? Hukuman karena mencoba membuat ikatan ke Aki dengan metode tidak adil
yang coba dilakukan Mashiro? Andai saja dia menunjukkan keberaniannya sejak
awal, menghadapinya dengan suaranya sendiri, wajahnya sendiri. Tetapi, karena
Mashiro takut ditolak setelah mengungkapkan identitasnya, dan takut tidak dapat
bangkit dari keterpurukan itu, dia memilih jalan keluar yang mudah. Itulah
sebabnya Mashiro tidak bisa melihat Iroha-chan sebagai saingan cinta, melainkan
sebagai teman.
Di saat yang sama, jika dia mengungkapkan
semuanya sejak awal, Iroha-chan mungkin takkan pernah mencoba berteman dengan
Mashiro. Bimbang tentang segala hal, dan selalu mengambil jalan keluar yang
mudah. Namun pada akhirnya, Mashiro tidak mendapatkan apa-apa.
“Ini sama dengan sebelumnya.
Mashiro sama sekali tidak pernah berubah… ”
Mashiro melihat ke kalender.
Akhir Agustus sudah dekat. Dengan kata lain, festival musim panas, yang mana merupakan
acara yang cukup besar di daerah ini, sudah dekat. Saat Mashiro masih SD,
setiap tahun dia akan pergi ke festival musim panas, bersama dengan Aki, dan
Onii-chan.
Acara festival ini sudah ada sejak
zaman kuno Zaman Edo, pertunjukkan kembang api adalah puncaknya, selalu menjadi
daya tarik utama untuk mengumpulkan orang. Tapi, ketika Mashiro memberitahu Aki
tentang itu, dia hanya mengeluh tentang itu adalah acara menyebalkan yang
dibuat untuk orang dewasa, karena mereka yang masih anak-anak tidak bisa
melihat melihat karena ada punggung mereka. Lagipula, tidak menyerah pada hal
ini sangat mirip dengan Aki, jadi…
“Jika
kita memanjat pohon ini, kita akan dapat melihatnya dengan baik.”
Aki menunjukkan padaku sebuah
tempat rahasia khusus yang memungkinkan kami, bahkan anak kecil, menikmati
pertunjukkan kembang api sepuasnya. Saat Aki dan Onii-chan berbicara dengan
penuh semangat di atas pohon, hanya Mashiro yang berdiri di akar pohon dengan bingung.
Bagi Mashiro, yang tidak pandai dalam olahraga dan tidak atletis, memanjat
pohon adalah hal yang mustahil. Mana mungkin dia bisa. Itu sebabnya dia tidak
ingin menonton kembang api lagi. Dia mulai merajuk, dan bahkan tidak mencoba
meraih tangan Aki yang telah Ia ulurkan padanya. Yang bisa dia lakukan hanyalah
berjongkok di tempat itu.
Orang yang lemah. Pengecut.
Tidak [unya kemauan sama sekali. Dia bekerja sekeras ini untuk meninggalkan
rumahnya demi bisa bermain lagi dengan Aki, melawan rasa takutnya pada orang
dan kerumunan besar. Karena satu langkah keberanian hilang, dia tidak dapat
menikmati apa yang dia inginkan sepenuhnya. Saat itu, dia menyadari betapa
tidak efisiennya dia hidup, dan membenci dirinya sendiri karena tidak
menyelesaikan semuanya sampai akhir. Tapi, saat itu, Aki — turun dari pohon,
dan duduk di samping Mashiro.
“Kenapa kamu turun? Ini salah Mashiro karena tidak bisa memanjat, jadi
kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.” Mashiro berbicara dengan jelas
seolah-olah mengusir Aki.
Namun, kata-kata yang diucapkan
Aki setelah itu masih melekat di benaknya, hingga hari ini.
“Tidak,
aku memilih lokasi tanpa mempertimbangkan kemampuan atletik Kau, jadi akulah
yang salah. Tentu saja aku akan menonton kembang api dalam kondisi yang sama
seperti Kau.”
Dulu, dan bahkan sampai sekarang,
Aki masih tetap menjadi Aki. Dia akan turun ke level mana pun Mashiro berada,
dan berdiri di sampingnya. Meski Ia bisa meraih tempat yang begitu tinggi jika
Ia meninggalkannya begitu saja. Mashiro selalu mencintai Aki, dan mungkin tidak
akan pernah ada hari dimana perasaan tersebut hanya sekedar menjadi masa lalu.
Tidak peduli perasaan apa yang
dipendam Iroha-chan, meski identitas Iroha-chan
adalah bakat paling penting di dalam [Aliansi Lantai 5], perasaan Mashiro tidak
akan berubah. Dia tidak bisa mengubahnya.
“Bahkan jika Mashiro tahu
sekarang, memangnya itu akan mengubah segalanya? Bodoh sekali. ”
Dia menghapus pesan yang sudah
diketiknya. Tidak perlu lagi melihat ke Iroha-chan. Bukan itu yang penting
sekarang. Bahkan jika ini membuat Mashiro dan Iroha-chan bermusuhan, karena
mereka memperebutkan orang yang sama ... bahkan jika Mashiro kehilangan
laki-laki yang paling dia cintai di seluruh dunia, dan satu-satunya temannya —
Tidak, itu tidak benar.
Bahkan jika dia menjadi saingan
cinta Mashiro, Iroha-chan takkan pernah membuangnya, tidak pernah membencinya
karena ini. Mashiro baru saja mengatakan itu pada dirinya sendiri,
menggunakannya sebagai alasan untuk melarikan diri. Karena dia merasa tidak
percaya diri. Karena dia tidak berpikir kalau dia benar-benar bisa berdiri di
panggung yang sama dengan Iroha-chan, sebagai temannya. Dan hal yang sama
berlaku untuk Aki. Mashiro pikir dia tidak layak bersama dengannya. Itulah
sebabnya dia merasa cemas pada rahasia yang sangat tidak penting itu.
—Mashiro harus menjadi lebih
kuat. Supaya tidak terluka, tidak peduli kenyataan apa yang harus dia hadapi.
Sehingga dia bisa menghadapi Iroha-chan secara langsung.
“Hah…?”
Pada saat itu, seolah-olah
orang lain telah menebak waktu ini dengan tepat, smartphone Mashiro bergetar.
Pengirim pesan tersebut adalah—
“Ayah…?”
Tumben sekali. Karena ayah
Mashiro selalu sibuk karena menjabat sebagai presiden perusahaan dari sebuah
bisnis yang hebat, dia hampir tidak mengirim pesan apa pun ke Mashiro, meski
terkadang dia terlalu terikat padanya. Berpikir kalau ada sesuatu yang ingin
Ayahnya sampaikan, Mashiro membuka pesan itu — dan begitu dia membacanya,
darahnya membeku.
[Ayah]:
Mashiro. Tentang hubungan pacar palsumu dengan Akiteru-kun…sepertinya tidak berjalan dengan lancar, ya?
… Waktunya terlalu kebetulan. Apa yang salah dengannya, Ia sampai membuat takut Mashiro.
<<=Sebelumnya | Selanjutnya=>>