SS 1 — Sensei~ Ketua dan Wakil Ketua, dari pagi mesra-mesraan terus~
Waktu pagi hari di Seirei
Gakuen, dan murid-murid perlahan mulai berdatangan. Di dalam ruang OSIS di mana
sinar mentari pagi mengintip masuk melalui jendela, ada dua orang yang bekerja keras.
“Oke, sekarang kita sudah menyelesaikan
diskusi dengan ikatan alumni, … sisanya tinggal menyerahkan berkas ini ke
kantor staf dan menunggu tanggapan dari pihak sekolah.”
“Kerja bagus. Entah bagaimana,
kamu berhasil melakukannya, ya.”
“Ya ... aku merasa lega karena
bisa menepati janjiku.”
Mereka berdua adalah ketua
OSIS, Kenzaki Touya, dan wakil ketua, Sarashina Chisaki. Mereka berdua mewakili
OSIS di angkatan tahun ini dan juga merupakan pasangan paling terkenal di
sekolah.
Saat ini, mereka berdua tengah
menyusun materi terkait diskusi mereka dengan ikatan alumni selama liburan.
Isinya adalah pengajuan untuk mengganti seragam Seirei Gakuen. Itu adalah salah
satu janji yang dibuat Touya jika Ia terpilih sebagai ketua OSIS.
“Tapi aku terkejut melihat betapa
keras kepalanya orang-orang dari ikatan alumni. ... Bahkan saat aku memberitahu
memberi tahu mereka bahwa ada siswa yang pingsan karena sengatan panas setiap
tahun, mereka tetap tidak menggelengkan kepala.”
“Yah, banyak pepatah yang
mengatakan kalau dimana pun tempatnya, selalu ada orang tua yang keras kepala ...
tapi, aku berhasil mewujudkannya berkatmu, Chisaki.”
“Eh? Aku? ... Memangnya aku
melakukan sesuatu?”
“Yah, itu sih ...”
Ketika pacarnya menatapnya dengan
ekspresi bingung, Touya berpikir dalam hati, “Kamu sudah mengeluarkan aura membunuh di sebelahku untuk waktu yang
lama,” tapi Ia takut untuk mengatakannya dengan jujur tentang itu. Para
anggota ikatan alumni, yang mencakup para eksekutif perusahaan besar dan
politisi papan atas, benar-benar kewalahan oleh aura mematikan Chisaki yang
seakan-akan mangatakan, “Kalian semua
tinggal tutup mulut dan mengangguklah dengan patuh.” tapi tidak ada gunanya
juga jika orangnya sendiri tidak menyadarinya. Touya berpikir sejenak dan
memberikan jawaban yang lebih lembut.
“... Karena kamu selalu berada
di sisiku, aku jadi bisa lancar bernegosiasi dengan mereka, jadi semuanya itu
berkat kamu.”
Sambil duduk di kursi ketua, Touya mengatakan hal itu pada Chisaki yang
berdiri di sampingnya, dan Chisaki balas menatapnya dengan senyum malu-malu.
“Touya... Tidak, itu semua
berkat usaha Touya yang sudah bekerja sangat keras.”
“Chisaki ...”
Mereka berdua saling memandang,
dan suasana manis mulai mengalir di antara mereka. Kemudian, Chisaki tersenyum
nakal dan berputar di sekitar kursi tempat Touya duduk, dan membungkuk ke depan
untuk meraih sandaran siku kursi. Secara alami, Touya merosot ke kursinya
seolah-olah Chisaki ada di atasnya dari depan.
“Chi-Chisaki? Tu-Tunggu
sebentar. Kita ini sedang berada di ruang OSIS, lo?”
“Enggak masalah, ‘kan ... lagian
tidak ada yang datang ke sini.”
“Itu sih, mungkin benar … tapi kita
adalah perwakilan dari siswa, kita tidak boleh melakukan apa pun yang
mengganggu moral publik!?”
Touya merasa panik dan mencoba
menghentikan kekasihnya, tapi Chisaki masih mendekatkan wajahnya dengan senyum
gembira.
“Mengganggu moral pulik tuh ...
contohnya seperti apa ?”
Ah,
aku bakalan dimakan...
Insting semacam itu terlintas
di benak Touya, dan Ia akan mengambil keputusan dengan mata terbuka lebar
——tapi pada saat itu …
“!!!”
Tiba-tiba, Chisaki mengangkat
wajahnya dan menoleh ke arah pintu masuk ruang OSIS. Lalu …
“Cepat sembunyi!!”
“Eh, uwoaahh!?”
Touya,yang telah didorong
hingga batasnya oleh Chisaki saat sedang duduk, meluncur ke bawah di kursi dan
pantatnya mendarat kasar di atas lantai.
“Ke sini!”
“Aduh, apa—”
Bahkan sebelum bisa merasakan
sakitnya, Chisaki mendorong Touya ke bawah meja tanpa alasan yang jelas.
Kemudian, Chisaki memutar tubuhnya ke ruang kosong, dan mereka berdua duduk di
bawah meja dalam posisi seolah-olah Chisaki mendorong Touya. Tak berselang lama
kemudian, Touya mendengar pintu ruang OSIS terbuka dan secara refleks mengintip
untuk melihatnya.
[Lalu,
apa yang terjadi?]
Kemudian, Ia mendengar suara Masachika,
anggota bidang urusan umum OSIS. Setelah itu, Touya juga mendengar suara Alisa,
si bendahara OSIS. Rupanya, mereka berdua sedang mendiskusikan sesuatu yang
rahasia ... tapi Touya tidak punya waktu untuk memedulikan hal itu. Karena jika
dilihat secara objektif, situasinya yang sekarang sedang dalam keadaan tidak
wajar juga.
(Tidak,
aku mengerti alasannya, tapi ... memangnya kita berdua sampai perlu bersembunyi
bersama?)
Sedari awal, mereka seharusnya tidak
perlu bersembunyi segala. Rasa bersalah atas apa yang akan Ia lakukan
mungkin menyebabkan Ia ingin bersembunyi, tetapi Touya bisa saja bertingkah
biasa dan kembali bekerja.
(Sebaliknya,
aku merasa kalau aku tidak bisa membuat alasan jika mereka memergoki kami dalam
situasi ini ...)
Ketika melihat ke depan dengan
rasa cemas dan sedikit rasa bersalah, Touya melihat wajah pacarnya lebih dekat
dari yang Ia duga. Wajah yang bermartabat dan cantik itu perlahan-lahan
memerah, Touya mengerutkan kening pada apa yang sedang terjadi ... dan Ia kemudian menyadari.
Kakinya yang menekuk setengah
dan bagian lututnya menyentuh ... otot perut Chisaki yang kuat. Kekerasan yang
tidak biasa di lututnya bahkan mengejutkan Touya.
(Su-Sungguh
otot yang kuat ...!Kuh, aku juga tidak bisa kalah!)
Touya bereaksi dengan cara yang
aneh untuk ukuran anak SMA yang menyentuh tubuh pacarnya. Di sisi lain, Chisaki
memiliki reaksi (?) yang sangat normal sebagai seorang gadis SMA yang menyentuh
tubuh kekasihnya.
Dia menggeliatkan tubuhnya
dalam kontak dekat dan mendekatkan wajahnya ke arah Touya dengan tatapan mata
basah. Pada jarak di mana ujung hidung mereka hampir bersentuhan, Touya merosot
di bawah meja ... tanpa ada ruang kosong. Tapi jelas berbahaya untuk
menimbulkan suara yang keras, dan jika Ia menggerakkan lengan yang menopang
tubuhnya, Ia akan kehilangan posisinya dan membuat suara gaduh. Akibatnya, Touya
tidak punya pilihan selain membiarkan wajah pacarnya mendekatinya ...
“Jadi, mau sampai kapan kalian bersembunyi
terus? Ketua, Sarashina-senpai.”
Namun tiba-tiba, suara
Masachika memanggil mereka, dan Chisaki mengangkat kepalanya seolah-olah dia
habis dipukul. Segera setelah itu, jedug!
Suara hantaman seperti benda tumpul terdengar.
“~~~~!!”
Chisaki berguling dari bawah
meja, memegang bagian belakang kepalanya saat dia berteriak tanpa suara.
Melihatnya dengan setengah khawatir dan setengah lega, Touya merangkak keluar
dari bawah meja dan perlahan berdiri untuk membuat alasan pada juniornya.
... sambil berpura-pura tidak
melihat bagian di mana kepala Chisaki sedikit benjol.
Sebelumnya ||
Daftar isi || Selanjutnya