Side Story 3 — Sesuatu yang Sangat ingin didengar oleh seorang Gadis
Amane ingat kalau ayah atau
ibunya pernah mengatakan kalau lebih baik untuk memberikan pujian yang
berlebihan jika Ia memperhatikan kalau ada seorang gadis yang berusaha untuk berpakaian
bagus. Kedua belah pihak pasti akan merasa bahagia.
Mengesampingkan soal siapa yang
mengatakannya, Amane sendiri menganggap kalau pernyataan itu tidak salah. Namun,
itu cuma berlaku bagi gadis yang dekat dengannya.
“…Ada masalah apa?”
Amane berpikir dalam hati bahwa
tidak baik menyerahkan segalanya pada Mahiru, dan menawarkan bantuan untuk
membuat makan malam bersama. Oleh karena itu, Mahiru memergoki Amane yang
sedang menatap bagian belakang kepalanya.
“Hm, tidak apa-apa, aku hanya
berpikir kalau rambutmu terlihat berbeda dari biasanya.”
Amane sedikit penasaran dengan
gaya rambut Mahiru. Gaya rambutnya tidaklah tidak aneh, tetapi rambut yang
dikepang itu memberikan nuansa yang menggemaskan.
Pita besar berwarna merah
anggur yang menempel pada pita rambut tampak menonjol.
“......Apa ini kelihatan aneh?”
“Aku tidak bilang kalau itu
aneh. Aku ingat kalau kamu membelinya terakhir kali kita pergi bersama.”
“Kamu mengingatnya dengan baik.
Aku belum pernah menggunakan pony hook ini
sebelumnya, jadi aku ingin coba-coba menggunakannya. Karena aku sedang memasak,
kupikir kalau aku harus berdandan sedikit.”
Mahiru tersenyum malu-malu
setelah mengatakan demikian, “Gadis
sangat suka berdandan dalam kehidupan sehari-hari mereka” dan Amane
berpikir dalam hati sebelum memeriksa penampilannya lagi.
Pita yang agak kebesaran sudah
memberi kesan masa muda, tetapi kain beludru merah anggur yang tenang
menetralkan kemudaan yang berlebihan. Celemek yang dikenakan Mahiru hari ini
memiliki warna yang sama, memberikan suasana elegan dan feminin.
“Gadis benar-benar berusaha keras
untuk berdandan.”
“Fufu, aku cuma mengepang
rambutku dan mengikatnya dengan bando. Ini tidak terlalu membosankan, iya ‘kan?
Ada banyak alat sederhana yang bisa menciptakan tampilan yang modis.”
“Tapi memang benar butuh lebih
banyak waktu dari biasanya untuk mencari tahu apa yang 'sederhana', kan? Aku masih terkesan. Selain itu, jepit rambut ini
cocok dengan warna rambutmu.”
Memang benar kalau gadis-gadis
akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk penampilan mereka ketimbang cowok,
dan Amane mengagumi Mahiru atas upayanya yang tanpa henti di bidang ini.
“……Kamu memperhatikan detail
seperti itu dan memuji orang-orang.”
“Hah? Itu bukan masalah besar.
Aku bisa melihat perubahannya karena aku
melihatmu setiap hari ...... lebih baik bagi kita berdua untuk jujur dan
memberikan pujian karena kita memperhatikan upaya orang lain.”
Amane menyukai Mahiru, dan
memperhatikan detail ini— mana mungkin dirinya bisa mengatakan kata-kata
seperti itu, tapi Ia mengatakannya dengan cara yang agak ambigu dan
bertele-tele. Usai mendengar itu, Mahiru tanpa sadar mengalihkan pandangannya.
“……A-Apa aku kelihatan imut?
Mahiru bertanya ragu-ragu, tatapan
matanya melirik Amane dari waktu ke waktu. Amane tertawa terbahak-bahak ketika
melihat tingkah menggemaskannya.
“Itu cocok untukmu dan
kelihatan sangat lucu. Tapi kurasa aksesoris itu lebih condong sisi cantik
daripada imut. Kupikir ada nuansa yang lebih tenang untuk kelucuan ini dari
biasanya …… ”
Ketika ditanya oleh seorang gadis
tentang bagaimana pendapatnya, Amane harus menurut dan mencurahkan pujian apa
pun di benaknya. Amane dengan patuh menjalankan nasihat orang tuanya, tapi
Mahiru cemberut dan membenturkan kepalanya ke lengan atas Amane karena suatu
alasan.
Dahinya menggeliat ke
lengannya, menyebabkan Amane merasa khawatir karena takut mengacak-acak rambut
yang sudah dia rawat dengan susah payah. Amane kemudian menebak bahwa dia tidak
menggunakan tangannya saat sedang memasak.
Melihat bahwa Mahiru tidak
santai tentang masalah kebersihan bahkan ketika sedang menyembunyikan rasa
malunya, Amane diam-diam menertawakan dirinya sendiri saat Mahiru tidak
mengangkat kepalanya, dan membiarkannya terus melakukannya.