Our Dating Story Vol.4 Prolog Bahasa Indonesia

Prolog

 

Seekor burung terbang melintasi kanvas langit biru yang cerah. Pancaran cahaya matahari pada siang hari di bulan November bersinar lembut di Taman Selatan Ikebukuro.

Sembari berbaring langsung di rerumputan hijau yang rimbun, aku tidak keberatan kepala dan tanganku sedikit kesemutan karena berpikir kalau aku berbagi pengalaman dengannya yang ada di sebelahku.

Di atas kepalaku ada Blue Bottle Coffee yang serasi dalam bentuk cangkir dengan simbol biru muda.

Aku sedikit cemas karena karena ada jadwal bimbel di sekolah bimbel K. Hari ini adalah hari Sabtu, dan aku bertemu dengan Luna yang datang ke Ikebukuro untuk menemuiku sebelum kelas dimulai.

“Ahh, bikin iri saja~”

Tiba-tiba, Luna menggumamkan sesuatu di sebelahku.

“Ada apa?”

Saat aku memiringkan wajahku untuk melihatnya, aku melihat Luna sedang menatap lurus ke atas langit biru.

“Burung tuh bisa bebas pergi ke mana saja, iya ‘kan?”

“... Apa Luna tidak begitu?”

Dia tidak menjawab pertanyaanku maupun menoleh ke arahku. Luna mengulurkan tangannya ke arah langit biru seolah-olah mencoba meraih sesuatu.

“Aku selalu berpikir kalau aku ingin bebas.”

Dia bergumam dengan muram.

“Dari apa?”

Pada pertanyaan keduaku, Luna akhirnya berbalik menatapku. Aku merasa sedikit lega ketika melihat wajahnya dihiasi dengan senyuman lembut.

“Entahlah, aku sendiri tidak tahu. Ayahku sendiri bisa dibilang tipe orang yang berjiwa bebas, nenekku juga tipe orang yang sibuk dengan urusannya sendiri, jadi dia tidak terlalu rewel. Aku juga dapat uang jajan yang lumayan bagus, sih?”

Kemudian sambil tersenyum kecil, Luna melihat ke arah langit lagi.

“... Tapi, entah kenapa rasanya kaku dan tidak nyaman.”

Senyumnya mulai memudar dari wajahnya, dan Luna melanjutkan dengan ekspresi serius.

“Aku selalu ingin pulang. Bersama ayah, ibu, Onee-chan dan... Maria, aku selalu ingin pulang ke rumah tempat kami tinggal bersama.”

Suara kesepiannya dilepaskan ke langit biru seolah-olah dia ditinggal sendirian.

 

“Tapi sayangnya, rumah semacam itu sudah tidak ada lagi di dunia ini.”

 

Wajahnya yang mengatakan itu terlihat sangat rapuh seakan bisa hancur kapan saja. Akan tetapi, sosoknya juga terlihat sangat indah.

 

 

Sebelumnya ||   || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama