[LN] Saijou no Osewa Jilid 4 Bab SS Bahasa Indonesia

Bab SS — Hinako dan Pemandian Karuizawa

 

 

Hari kelima pada kursus musim panas.

Ketika aku mulai bisa berjalan-jalan di sekitar hotel yang luas tanpa bergantung pada papan informasi.

“Ngomong-ngomong, Itsuki-san, bagaimana dengan kamar mandimu?”

“Kamar mandi?”

Shizune-san bertanya padaku ketika aku diundang ke kamar Hinako.

Aku menjawab sambil melihat ke arah Hinako yang sedang bersantai di atas tempat tidur.

“Aku hanya menggunakan pemandian air panas seperti biasa.”

Memangnya kenapa? Ketika aku memiringkan kepalaku, Shizune-san menundukkan kepalanya sedikit.

“Aku minta maaf karena kita harus bertindak secara terpisah.”

“Tidak, mau bagaimana lagi. Cuma aku satu-satunya anak cowok di sini.”

Meski kami bertindak sendiri-sendiri, kami tetap bisa mengobrol bersama seperti ini. Jadi aku sama sekali tidak kesepian.

Pada awalnya, rencana berpergian kali ni bukan untuk liburan, tapi untuk mengikuti kursus musim panas. Meskipun begitu, aku sudah cukup bersenang-senang dan menikmati hotel ini dengan jalan-jalan atau pesta piyama.

“Ah, tapi aku berencana untuk mandi di bak mandi kamarku hari ini. Mumpung aku menginap di kamar yang bagus, jadi aku ingin mencobanya setidaknya sekali.”

“Kurasa itu ide bagus. Aku dan Ojou-sama juga hanya menggunakan bak mandi yang ada di kamar ini.”

“Benarkah?”

“Seperti yang kamu tau, Ojou-sama tidak nyaman jika dilihat orang lain.”

Sekarang aku jadi teringat, memang begitu masalahnya.

Para siswa Akademi Kekaisaran juga menginap di hotel ini. Jika dia bertemu mereka di pemandian air panas, dia harus berpura-pura seperti biasanya.

“Apa kalian sedang membicarakan tentang bak mandi?”

Hinako bangkit dari tempat tidurnya dan melihat kami.

Setelah aku membalasnya dengan mengangguk, Hinako membuka bibir kecilnya,

“Itsuki, mau mandi bersamaku?”

“Tidak... tidak, tidak, tidak...”

Sudah kuduga, dia akan bertanya begitu.

(Mengesampingkan ajakan mandi bersama... tapi aku memang sedikit tertarik dengan bak mandi di kamar ini)

Lagipula, ini adalah kamar anggota eksklusif untuk orang kaya. Bohong rasanya jika aku bilang aku tidak penasaran dengan bak mandinya.

Jiwa miskin rakyat jelata di dalam dadaku berkobar-kobar.

“... Rasanya akan gawat jika kita mandi bersama, tapi bolehkah aku melihat sedikit?”

“Boleh saja asalkan kamu mau mandi bersamaku.”

“Tidak, karena aku tidak membawa baju renang...”

“Muuu...”

Dibanding saat pertama kali aku bertemu dengannya, Hinako yang sekarang sudah lebih merasa malu. Jadi mana mungkin aku bisa mandi bersamanya tanpa memakai baju renang.

Di bawah tatapan pengawasan Shizune-san, aku tidak bisa hanya menganggukkan kepalaku saja di sini.

Aku memang penasaran dengan bak mandi di kamar ini, tapi mungkin lebih baik untuk mundur......

 

◆◆◆◆

 

Beberapa hari kemudian.

Saat aku kembali dari pantai, aku sekali lagi diajak ke dalam kamar Hinako.

“Kamu membeli baju renang, ya?”

“...iya”

Aku tidak bisa kabur dari situasi ini.

(Yah, enggak apa-apa lah. Toh, aku sendiri juga lumayan tertarik)

Meskipun perabotannya hampir sama dengan di kediaman keluarga Konohana atau bahkan kurang, pemandangan di hotel ini memang indah. Aku tidak yakin apakah aku bisa kembali ke sini lagi nanti di masa depan, jadi aku sangat ingin mencoba pengalaman ini.

“Shizune-san, bolehkah?”

“...ya, boleh saja”

Aku berterima kasih pada Shizune yang dengan diam-diam mengizinkan hal ini.

Setelah keluar sebentar dari kamar, kami masing-masing berganti baju renang.

Baju renang yang baru saja kami gunakan di pantai sudah dicuci bersih dan benar-benar kering. Ketika kami memutuskan untuk pergi ke pantai, sepertinya beberapa pelayan keluarga Konohana datang untuk mengawasi penjagaan Hinako di pantai, dan mereka juga membersihkan baju renang kami.

Sambil berterima kasih pada mereka, aku memasuki kamar mandi bersama Hinako.

“Wah... ini bak mandi pemandangan, ya”

Sepertinya bukan tipe pemandian air panas, tapi bak mandinya memiliki jendela besar dengan pemandangan yang bagus. Ukurannya juga cukup besar dan luas, jadi pastinya tidak akan sempit jika aku dan Hinako masuk bersama.

Meskipun sebelumnya aku sudah mandi di pantai beberapa jam yang lalu, tapi setelah menerima angin laut saat melakukan pesta barbekyu, kulitku sedikit lengket. Aku mandi lagi dan membersihkan seluruh tubuh sebelum masuk ke dalam bak mandi.

“Fyuh...”

“Fiuhh.”

Kami berdua menghela nafas pada saat yang bersamaan.

“Pemandangannya cukup bagus, ya?”

“….Ya.”

Sambil menikmati pemandangan hotel yang menyatu dengan alam, kami berdua menikmati waktu di bak mandi dengan santai.

“Apa kulitmu terbakar matahari?”

“Mungkin sedikit.”

Hinako melihat tubuhnya sendiri.

Aku jadi ikutan melihat badan Hinako, tapi aku tidak ingin terlalu menatapnya, jadi aku segera memalingkan pandanganku dengan hati-hati.

“Fuaa...”

Hinako mulai menguap.

“Seperti yang diharapkan, hari ini cukup melelahkan, ya.”

“Hmm. Tapi, rasanya juga menyenangkan.”

Aku mengangguk setuju.

Kelelahan yang menumpuk di seluruh tubuh mulai hilang di dalam air panas. Satu-satunya yang tersisa hanyalah perasaan puas.

Ini adalah bukti dari hari yang menyenangkan. Aku yakin kalau aku akan tidur nyenyak malam ini.

“Bermain di pantai sepuasnya memang menyenangkan, tapi bersantai seperti ini juga rasanya tidak buruk.”

“Hmm... menenangkan.”

Ketika kami mandi bersama di rumah keluarga Konohana, kadang-kadang aku merasakan perasaan bersalah, tapi kali ini aku bisa merasa tenang dan merasakan suasana liburan.

Bermain di pantai, menikmati barbekyu, dan terakhir menikmati waktu santai di bak mandi.

Sungguh hari yang begitu mewah.

Tugas mengurusnya juga tidak terlalu buruk. ...Aku melihat pemandangan malam yang damai sambil diam-diam berterima kasih kepada Hinako karena telah memberiku hari-hari yang seperti ini.

 

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama