Otonari no Tenshi-sama Jilid 8.5 SS 2 Bahasa Indonesia

Bab SS 2

 

Kamu lagi membaca apa?”

Mahiru sedang bersantai di sofa seperti biasa sembaru melihat sesuatu. Itu bukanlah buku harian yang dia baca beberapa hari yang lalu, melainkan semacam tumpukan file yang tebal. Amane tidak bisa hanya mengintip ke dalamnya, jadi Ia meliriknya setelah melihat banyak dokumen yang tersimpan di dalamnya.

Menyadari tatapan Amane, Mahiru mendongak dan berkata, “Ah, maksudmu ini?” saat dia menutup file itu. Sampulnya kini terlihat, Amane melihat bahwa sampulnya diberi label ‘Kumpulan Resep’ dengan tulisan tangan yang sistematis, berbeda dari naskah Mahiru biasanya.

Ini diberikan kepadaku oleh Koyuki-san saat dia pensiun. Saat itu, aku sudah menguasai dan menghafal semua resep yang dia ajarkan kepadaku, namun dia masih mengumpulkan semua resep yang kupelajari hingga saat itu sebagai 'bukti keahlianku' dan memberikannya kepadaku sebagai hadiah perpisahan, Mahiru menjelaskan seraya dengan penuh kasih sayang membelai file yang agak pudar tapi disimpan dengan hati-hati itu dengan ujung jarinya. Matanya mencerminkan rasa nostalgia—bukan pada Amane—tapi mungkin pada orang lain.

“Begitu… Itu pasti sangat berharga bagimu.”

Rasanya memang tidak berlebihan jika dikatakan bahwa file ini berisi asal muasal masakanku. Tanpa bimbingan Koyuki-san, aku takkan mahir memasak, dan aku mungkin tidak akan pernah berpikir untuk membuatkan makanan untukmu, Amane-kun.”

“Begitu ya. Jadi itu bukan hanya akar kebahagiaanku, tapi kebahagiaanmu juga. Jika kamu mengatakannya seperti itu, file ini memang sangat berharga dan penting.”

Bagi Amane, masakan Mahiru adalah perwujudan kebahagiaan, dan arsip ini merupakan sumber kegembiraan tersebut, berisi kenangan indah untuk Mahiru.

“Kalau begitu, apa perlu kamu mempunyai waktu sendiri? Jika kamu mengenang kenangan berharga, mungkin lebih baik jika aku pergi.”

“Tidak, aku lebih suka kamu melihatnya… Aku ingin berbagi kenangan indahku ini denganmu, Amane-kun.”

“Baiklah… kalau begitu aku ingin melihatnya juga.”

Mahiru dengan senang hati membuka file tersebut, memperlihatkan resep yang ditulis dengan tulisan tangan yang rapi dan mudah dibaca. Arsip itu diisi dengan catatan yang cermat, tanggal pertama kali dia memasak setiap hidangan, dan kesannya terhadap rasanya. Hanya dengan melihatnya saja sudah menyampaikan rasa cinta yang mendalam. Resep-resepnya berkisar dari masakan sederhana hingga rumit, menjadikannya bukti betapa menyeluruhnya Koyuki telah melatih Mahiru. Belum lagi, hal itu menunjukkan seberapa besar Koyuki sangat menyayangi Mahiru.

“Boleh aku mencoba memasak sesuatu dari ini?” Amane bertanya.

“Aku tidak keberatan, tapi…kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?”

“Yah, semua hidangan favorit dan berhargamu tertulis di sini, kan? Itu sebabnya aku ingin mencoba membuatkannya untukmu. Oh, tapi jika itu akan merusak ingatanmu atau semacamnya, aku takkan melakukannya!”

Sekarang dirinya punya kesempatan, jadi Amane ingin menciptakan kembali rasa kebahagiaan untuk Mahiru. Meskipun hal itu terlihat egois mengingat tingkat keahliannya, Mahiru mengedipkan matanya yang besar dan kemudian tersenyum muda.

“…Boleh aku menantikannya? Kamu tahu sendiri, aku cukup rewel soal rasa.” goda Mahiru.

“Argh, baiklah, jika kamu mau membimbing dan memberi instruksi kepadaku sesuai kebutuhan, aku akan sangat menghargainya.”

Menyadari bahwa membuat ulang resep yang disayangi Mahiru dengan sempurna tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa bantuannya, Amane meminta bantuannya. Mahiru tertawa geli dan berkata, “Serahkan padaku,” suaranya melenting karena kegembiraan.

 

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama