Gimai Seikatsu Volume 12 Chapter SS Bahasa Indonesia

 

Chapter SS — Kenangan adalah Monokrom (Coklat!)

 

“Yukka jadi sangat ceria, ya.”

Ketua kelas berkata kepada Makihara Yuka yang duduk di kursi dengan senyum lebar. Apa-apaan itu? 

“Karena kali ini merupakan makan bersama teman-temanku setelah sekian lama, jadi aku senang.”

“Yoshida sedang menangis, loh.”

“Tidak apa-apa. Dia pasti sedang makan bersama teman-temannya juga.”

Setelah berkata begitu, entah kenapa Makihara-san menatapku dan berkata, “Maaf ya karena sudah meminjam Asamura-san.”

“Sebenarnya tidak perlu menolak, sih. Lagipula, sepertinya ia tidak ada rencana khusus.”

Menurutku tidak masalah jika Asamura-kun menghabiskan waktu makan siangnya dengan siapa pun. 

“Begitu, ya?”

“Saki memang kurang pandai bersikap manja.”

“Begitu, ya?”

Maya yang memberikan penjelasan yang tidak perlu bertanya pada Satou Ryoko, atau biasa dikenal sebagau Ryo-chin. Kenapa cuma aku yang diserang dengan pertanyaan? 

“Mari kita membahas masalah itu nanti. Untuk sekarang, ayo kita makan dulu.”

Ketua kelas berkata sambil meletakkan kotak makan siang yang besar di atas meja. Kami menyatukan lima meja dan mulai makan siang di kelas. 

“Jadi, Saki, kotak makan siangmu hari ini dari siapa? Asamura-kun? Saki?”

Maya bertanya. 

Teman-teman di sini tahu situasi antara Asamura-kun dan aku, jadi Maaya tidak ragu untuk bertanya. Sayangnya, salah besar. 

“Dari ayah tiriku.”

Sambil mengeluarkan kotak makan siang. Karena tahun ketiga adalah tahun ujian, sejak musim panas lalu waktuku untuk memasak berkurang dan jadwal memasak bergantian. Hari ini adalah debut kotak makan siang dari Taichi-san, ayah tiriku. 

"Wah, jadi ini buatan ayahmuu, ya? Ayo tunjukkan, tunjukkan pada kami. Wah, terlihat bagus.”

“Kurasa ibuku juga membantu.”

Lagipula, hidangan utamanya adalah nasi campur kastanye. Nasi campur bisa berdiri sendiri tanpa lauk, dan bisa dipersiapkan sehari sebelumnya. Mungkin, itu sudah disiapkan di dalam rice cooker semalam, dan yang dimasak pagi ini hanya telur dadar ini. Sedikit lauk pun disertakan. 

Dengan isyarat dari ketua kelas, kami semua mengucapkan selamat makan. Hari ini kami semua membawa kotak makan siang masing-masing, yang jarang terjadi. Ketua biasanya membeli roti, dan Makihara-san juga sering terlihat di kantin. 

Setelah mengambil sedikit nasi kastanye, aku meraih telur dadar. Oh, enak. Sudah kuduga, ini adalah bumbu masak khas ibu. Pasti resepnya diajarkan oleh ibuku.

“Tas kotak makan siang Yukacchi kelihatan sangat sederhana, ya.”

Aku mengalihkan pandangan ke suara ketua kelas. 

Benar juga. Tas berwarna biru tuanya nampak sederhana. Dari sana, kotak makan siang yang besar dan datar keluar. Sepertinya seperti yang biasa digunakan oleh anak laki-laki. 

“Oh, ini miliknya.”

“Miliknya, maksudnya milik Yoshida?”

“Ya. Kami bertukar. Kotak makan siangku dibuat olehnya.”

Suara “oh~” terdengar. Eh, memangnya itu hal yang mengejutkan? 

“Yoshida yang itu!? Sepertinya mana mungkin ia sendiri yang membuatnya.”

Ketua kelas mengatakan sesuatu yang tidak sopan. Mengatakan hal seperti itu... yah, mungkin itu kesan yang didapat. 

Seolah-olah membuka kotak hadiah ulang tahun, Makihara-san mengangkat tutup kotak makan siangnya. 

Ah──. 

Ini... benar-benar terdesak ke satu sisi, ya.

Seperti yang dikatakan Ketua kelas, nasi dengan serpihan bonito dan nori terdesak ke sudut kotak, sehingga setengahnya kosong. Ada sekitar tiga potong ayam goreng, dan keseluruhan kotak makan siangnya berwarna coklat. … Apa dia salah memperkirakan jumlah nasi? 

Ini benar-benar terasa seperti kotak makan siang anak laki-laki.

Sambil mengangguk pada kata-kata ketua kelas, Ryo-chin... Satou-san berkata, Jadi, itu berarti Yoshida-san selalu makan kotak makan siang seperti itu, ya? Jika dipikir-pikir, kita bisa tahu bagaimana perasaan dia saat makan kotak makan siang itu, mungkin itu cukup menarik.

Itu adalah komentar lucu dari Satou-san. Kepalanya dielus-elus oleh ketua kelas

Yup. Yoshida-kun benar-benar memperhatikan Yuka-chan dengan baik, ya.

Tiba-tiba Maaya berkata demikian

Eh? Makihara-san menengok kebingungan. 

Yuka-chan kan pemakan yang sedikit, ujar Maaya, dan Makihara-san mengangguk, Ya, benar.

Jadi, kupikir ia mengingat jumlah nasi yang dimakan Yuka-chan dan menyesuaikannya. Jika itu anak laki-laki, ia pasti akan mengisi penuh tanpa berpikir, sehingga tidak akan terdesak seperti ini. 

Karena pernyataan Maaya yang tidak terduga, kami semua tanpa sadar mengangguk──oh, begitu! 

“Ia mungkin juga tidak memiliki kotak makan siang khusus untuk anak perempuan. Mungkin itu kotak yang ada di rumahnya. Jadi, aku rasa lebih baik jika ia berkata, 'Gunakan yang ini lain kali,' dan memberikannya kotak makan siang khusus untuk Yuka-chan. Ya, ini adalah kotak makan siang yang penuh kasih sayang!

Makihara-san tersenyum dengan senyum paling bahagia hari ini setelah mendengar pujian Maaya.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama